JUDUL :PRACTICAL INTUITION
PENGARANG :LAURA DAY
PENERJEMAH :RATIS RAMELAN
PENERBIT :PT.SERAMBI ILMU SEMESTA
TEBAL :333 HALAMAN
CERAKAN I : APRIL 2006
Intuisi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil seperti kemampuan berbahasa dan berpikir. Intuisi bukan kekuatan yang diperoleh seseorang, melainkan bagian integral dari setiap proses mental, emosional dan fisik manusia.
Intuitif secara sederhana berarti insting, dimana seseorang secara sadar menggunakan intuisinya dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia kerjanya. Intuisi dapat digunakan dengan cara-cara yang sangat praktis, untuk menyatakan informasi yang tepat, dapat diraba dan dipercaya.
Fungsi intuisi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bisa mengungkapkan kebenaran sesuai dengan pertanyaan yang telah dirumuskan oleh jiwa dan hati. Sesungguhnya hanya diri sendirilah yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dalam kehidupan.
Setiap orang sudah bersifat intuitif, bahkan sudah mengakses indra keenam secara tidak sadar sepanjang waktu. Hanya saja tidak disadarinya atau tidak mengenalinya. Setiap orang menerima informasi secara intuitif, kemudian menggunakan intuisi dalam setiap keputusan-keputusan praktis kehidupannya. Kiat menggunakan intuisi dengan lebih efektif adalah “ membawa” data-data dari alam bawah sadar untuk ditafsirkan oleh alam sadar. Intuisi berbicara dalam bahasa symbol dan potongan-potongan gambar. Jarang sekali intuisi berbicara dengan kalimat lengkap. Terkadang intuisi tertutupi oleh pengetahuan dan logika.
Untuk dapat menggunakannnya, intuisi harus dilatih dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, namun kita harus berhati-hati dengan pertanyaan yang hendak diajukan pada intuisi, karena intuisi akan menjawabnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dengan benar merupakan pertanyaan yang sudah terjawab separuhnya.
Tiga syarat pertanyaan yang bagus untuk diajukan pada intuisi:
1. pertanyaan harus spesifik dan tidak ambigu sehingga memunculkan jawaban yang tepat. Misalnya : apakah saya akan menikah pada tanggal 10 Oktober 2010 ?
2. pertanyaan harus sederhana, tidak majemuk. Misalnya : apakah saya sudah mengenal pria impian saya?
3. pertanyaan harus relevan secara langsung pada isu yang ingin diketahui. Misalnya : kapan saya akan bertemu dengan pria impian saya?
Senin, 07 Juni 2010
Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah? Cara Praktis Membina Hubungan Yang Lebih Harmonis
Judul : Siapa Bilang Membina Hubugan Baik itu Susah? Cara Praktis Membina Hubungan Yang Lebih Harmonis.
Penulis : Walneg S.Jas
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
Cetakan : satu tahun 2009
Tebal : X + 188 halaman
Pola hubungan baik di kalangan manusia adalah interaksi individual antara satu orang dengan orang lain. Oleh karena itu diperlukan wawasan dan keterampilan dalam membina hubungan dalam upaya menciptakan hubungan yang harmonis. Buku Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah?Cara Praktis Membina Hubungan Baik yang Lebih Harmonis ini disusun sebagai salah satu bahan rujukan dalam menjalani hubungan antar individu serta memperluas wawasan pembaca dalam pergaulan.
Buku yang ditulis oleh Walneg S.Jas ini menyajikan realita kehidupan dan romantika hubungan antar individu yang semakin sarat dengan kefrustasian. Hal ini sesuai, jika dikaitkan dengan latar belakang Walneg S.Jos yang memiliki minat besar dalam hal menulis, memberi motivasi dan training. Meski Walneg S.Jos seorang sarjana dari jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Walneg S.Jos yang merupakan salah seorang pekerja di PT Bank Internasional Indonesia (BII) sebagai Vice President, National Card Sales Head pada Group Unsecured Lending Busines, ini juga pernah mengalami 14 tahun mengabdi secara professional di dunia penjualan dan pemasaran yang dimulai sebagai Management Trainer sampai menjadi Regional Manager di PT Frisian Flag Indonesia (divisi Distribusi PT Tesori Mulia, kemudian berkarier di PT Nutricia Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai National Sales Operasional Operational Manager, dan sebagai Sales Manager di PT Wigo Distribusi Farmasi Zuellig Pharma Group ( saat ini PT Anugrah Pharmindo Lestari).
Selain buku yang berjudul Siapa Bilang Menjalin Hubunga Baik itu Susah?Cara Praktis Menuju Hubungayang lebih harmonis ini, Walneg S. Jos pun pernah meluncurkan buku Salesmanship yang berjudul Petualangan Sukses Seorang Salesman, Merencanakan Sukses, Merentas Bahagia yang diterbitkan oleh PT Raja Grafindo Persada.
Buku yang ber-genre nonfiksi motivasi ini terdiri dari 5 bagian. Pada bagian 1 buku ini yang merupakan pendahuluan, membahas tentang Kenapa Banyak Orang Gagal dalam Berhubungan Baik . Pada bagian ini, Walneg S.Jos membahas tentang sekelompok orang yang tidak pernah berpikir (CUEK: menurut istilah Walneg) pola berhubungannnya memberikan dampak negative atau tidak disenangi oleh orang lain, karena dia (orang tersebut) tidak pernah mengafresiasi orang lain yang selalu mencoba untuk berinteraksi positif denganya. Sehingga orang tersebut mengalami strees berat karena tidak menemukan cara yang paling tepat untuk menjaga hubungan dan bersikap terhadap orang lain yang diharapkannya bias membina hubungan baik dengannnya. Tak hanya sekedar uraian teori cara membangun hubungan social antar individu, pada bagian ini juga Walneg S.Jos memberikan sekelumit ilustrasi dan contoh kejadian yang menggambarkan betapa hubungan baik itu faktanya adalah sebagai barang langka bagi sebagian orang, dan praktik berhubungan yang harmonis, baik, dan bersinergi semakin tereduksi oleh pola hubungan yang tidak sehat bahkan destruktif..
Memasuki bagian 2, buku yang ber-ISBN 978-979-18190-5-3 ini membahas tentang alternativ Lima Prinsip sederhana yang harus dianut dalam membangun hubungan baik, disajikan dalam bahasa yang gambling, cenderung menggunakan bahasa keseharian, sehingga mudah dimengerti, lebih mudah dipahami karena disertai dengan contoh-contoh praktis yang disajikan pria kelahiran Koto Gadang, Maninjau, Sumatra Barat ini berdasarkan dari pengalaman dan pengamatan historisnya. Lima Prinsip Membina Hubungan Baik itu adalah : Asumsi dasar bahwa semua orang adalah baik, perbedaan adalah niscaya, memberikan respek sebelum menerima respek, hubungan ayng berorientasi saling membutuhkan, kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Pada bagian ke3, buku yang memilik cover kuning ini, membahas tentang pemahaman dan penguasaan prinsip berhubungan baik, dalam wujud tindakan nyata pada praktik sehari-hari, sebagai tindak lanjut dari pemahaman dan penguasaan Lima Prinsip yang telah dibahas pada bagian ke2, yang diimplementasikan melalui Delapan Mantra Kiat Sukses dalam menjalani hubungan baik yang efektif. Pada bagian ke3 suami dari Nunti ini menuntun pembaca secara sistematis dalam memulai sebuah hubungan, menjalani hubungan tersebut, sampai kepada evaluasi efektivitas hubungan yang sudah dilalui.
Di bagian 4 buku yang diterbitkan PT Raja Grafindo Persada ini, ayah dari Rani, Amira, dan Hakim ini menyajikan tips sederhana kiat-kiat mempraktikan hubungan baik. Tips sederhana ini merupakan lanjutan dari setiap “mantra” yang terkandung pada bagian ke3 sebelumnya, sehingga layak disimak dan dijadikan bahan renungan dan perbandingan yang sangat bermanfaat.
Memasuki bagian ke5, yang merupakan bagian akhir dari buku setebal 187 halaman ini. Walneg S.Jos menghadirkan sebuah kuis sederhana yang dapat dijadikan indicator dalam mengukur kadar hubungan baik. Kuis sederhana ini dapat menjadi titik awal dalam mengevaluasi dan merencanakan perbaikan untuk sebuah hubungan.
Buku yang edisi pertamanya terbit pada tahun 2009 ini, membahas tentang seni bergaul dengan sangat teoritis namun apik. Dalam menjelaskan materi Walneg S.Jos tidak terkesan menggurui melainkan membuka wawasan pembaca. Hal itu terlihat dari gaya bahasa yang digunakan serta penulisan yang santai dan tidak terlalu berat, serta menggunakan kata-kata yang sederhana bahkan cenderung menggunakan bahasa sehari-hari.
Buku Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah? Cara Praktik Membina Hubungan yang lebih Harmonis ini memiliki keunggulan yaitu tidak hanya ditujukan pada satu generasi atau satu kalangan saja, tetapi dapat digunakan oleh remaja, orangtua,akademisi, professional, dan khalayak umum yang ingin menambah wawasan dalam hal mebina hubungan baik yang lebih harmonis.
Kekurangan yang perlu diperhatikan pada buku ini adalah pemilihan judul yang terlampau panjang berupa kalimat tanya ( Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah?) dan kalimat pernyataan ( Cara Praktis Membina Hubungan yang Labih Harmonis), sehingga terkesan berat. Selain itu terdapat beberapa kalimat ambigu yang memerlukan ketelitian tambahan pada saat memaknai kalimat ambigu tersebut. Misalnya kalimat yang menjadi judul pada bagian ke1 : Kenapa Banyak Orang Gagal dalam Berhubungan Baik?. Pemilihan diksi yang terdapat dalam kalimat ini menimbulkan makna ambigu , terutama pada frase orang gagal. Ambiguitas terjadi pada pemahaman, apakah orang tersebut “gagal” dalam kahidupannya misalnya karier, studi, sehigga dia tidak bias menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain, atau memang dia(orang tersebut), hanya gagal dalam membina hubungan baik. Kasus serupa terlihat pada kalimat yang yang terdapat pada halaman 27 :”Kenapa banyak orang sulit dalam berhubungan baik”
Penjelasan di atas menyimpulkan buku Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah? Cara Praktis Membina Hubungan yang Lebih Harmonis. Ini sebenarnya sudah layak untuk dikonsumsi pembaca , hanya saja masih terdapat kekurangan yang perlu diperhatikan agat dapat diterbitkan buku yang lebih sempurna pada edisi revisi mantinya.
Dengan adanya buku Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah? Cara Praktis Membina Hubungan yang Lebih Harmonis. Pembaca dapat mneningkatkan dan mengembangkan seni bergaul, sehingga mampu membina hubungan yang harmonis dengan setiap orang dari berbagai kalangan dan dalam berbagai kesempatan.
"Buku ini menyatakan logika sederhana dari kebahagiaan. Berusahalah meraih bahagia, bukan merebutnya atau mengangankannya saja. Caranya adalah dengan memperlakukan orang lain seperti Anda berharap ingin diperlakukan, melalui implementasi 5 Prinsip Utama & 8 Mantra membina hubungan baik.
Penulis : Walneg S.Jas
Penerbit : PT Raja Grafindo Persada
Cetakan : satu tahun 2009
Tebal : X + 188 halaman
Pola hubungan baik di kalangan manusia adalah interaksi individual antara satu orang dengan orang lain. Oleh karena itu diperlukan wawasan dan keterampilan dalam membina hubungan dalam upaya menciptakan hubungan yang harmonis. Buku Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah?Cara Praktis Membina Hubungan Baik yang Lebih Harmonis ini disusun sebagai salah satu bahan rujukan dalam menjalani hubungan antar individu serta memperluas wawasan pembaca dalam pergaulan.
Buku yang ditulis oleh Walneg S.Jas ini menyajikan realita kehidupan dan romantika hubungan antar individu yang semakin sarat dengan kefrustasian. Hal ini sesuai, jika dikaitkan dengan latar belakang Walneg S.Jos yang memiliki minat besar dalam hal menulis, memberi motivasi dan training. Meski Walneg S.Jos seorang sarjana dari jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Walneg S.Jos yang merupakan salah seorang pekerja di PT Bank Internasional Indonesia (BII) sebagai Vice President, National Card Sales Head pada Group Unsecured Lending Busines, ini juga pernah mengalami 14 tahun mengabdi secara professional di dunia penjualan dan pemasaran yang dimulai sebagai Management Trainer sampai menjadi Regional Manager di PT Frisian Flag Indonesia (divisi Distribusi PT Tesori Mulia, kemudian berkarier di PT Nutricia Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai National Sales Operasional Operational Manager, dan sebagai Sales Manager di PT Wigo Distribusi Farmasi Zuellig Pharma Group ( saat ini PT Anugrah Pharmindo Lestari).
Selain buku yang berjudul Siapa Bilang Menjalin Hubunga Baik itu Susah?Cara Praktis Menuju Hubungayang lebih harmonis ini, Walneg S. Jos pun pernah meluncurkan buku Salesmanship yang berjudul Petualangan Sukses Seorang Salesman, Merencanakan Sukses, Merentas Bahagia yang diterbitkan oleh PT Raja Grafindo Persada.
Buku yang ber-genre nonfiksi motivasi ini terdiri dari 5 bagian. Pada bagian 1 buku ini yang merupakan pendahuluan, membahas tentang Kenapa Banyak Orang Gagal dalam Berhubungan Baik . Pada bagian ini, Walneg S.Jos membahas tentang sekelompok orang yang tidak pernah berpikir (CUEK: menurut istilah Walneg) pola berhubungannnya memberikan dampak negative atau tidak disenangi oleh orang lain, karena dia (orang tersebut) tidak pernah mengafresiasi orang lain yang selalu mencoba untuk berinteraksi positif denganya. Sehingga orang tersebut mengalami strees berat karena tidak menemukan cara yang paling tepat untuk menjaga hubungan dan bersikap terhadap orang lain yang diharapkannya bias membina hubungan baik dengannnya. Tak hanya sekedar uraian teori cara membangun hubungan social antar individu, pada bagian ini juga Walneg S.Jos memberikan sekelumit ilustrasi dan contoh kejadian yang menggambarkan betapa hubungan baik itu faktanya adalah sebagai barang langka bagi sebagian orang, dan praktik berhubungan yang harmonis, baik, dan bersinergi semakin tereduksi oleh pola hubungan yang tidak sehat bahkan destruktif..
Memasuki bagian 2, buku yang ber-ISBN 978-979-18190-5-3 ini membahas tentang alternativ Lima Prinsip sederhana yang harus dianut dalam membangun hubungan baik, disajikan dalam bahasa yang gambling, cenderung menggunakan bahasa keseharian, sehingga mudah dimengerti, lebih mudah dipahami karena disertai dengan contoh-contoh praktis yang disajikan pria kelahiran Koto Gadang, Maninjau, Sumatra Barat ini berdasarkan dari pengalaman dan pengamatan historisnya. Lima Prinsip Membina Hubungan Baik itu adalah : Asumsi dasar bahwa semua orang adalah baik, perbedaan adalah niscaya, memberikan respek sebelum menerima respek, hubungan ayng berorientasi saling membutuhkan, kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Pada bagian ke3, buku yang memilik cover kuning ini, membahas tentang pemahaman dan penguasaan prinsip berhubungan baik, dalam wujud tindakan nyata pada praktik sehari-hari, sebagai tindak lanjut dari pemahaman dan penguasaan Lima Prinsip yang telah dibahas pada bagian ke2, yang diimplementasikan melalui Delapan Mantra Kiat Sukses dalam menjalani hubungan baik yang efektif. Pada bagian ke3 suami dari Nunti ini menuntun pembaca secara sistematis dalam memulai sebuah hubungan, menjalani hubungan tersebut, sampai kepada evaluasi efektivitas hubungan yang sudah dilalui.
Di bagian 4 buku yang diterbitkan PT Raja Grafindo Persada ini, ayah dari Rani, Amira, dan Hakim ini menyajikan tips sederhana kiat-kiat mempraktikan hubungan baik. Tips sederhana ini merupakan lanjutan dari setiap “mantra” yang terkandung pada bagian ke3 sebelumnya, sehingga layak disimak dan dijadikan bahan renungan dan perbandingan yang sangat bermanfaat.
Memasuki bagian ke5, yang merupakan bagian akhir dari buku setebal 187 halaman ini. Walneg S.Jos menghadirkan sebuah kuis sederhana yang dapat dijadikan indicator dalam mengukur kadar hubungan baik. Kuis sederhana ini dapat menjadi titik awal dalam mengevaluasi dan merencanakan perbaikan untuk sebuah hubungan.
Buku yang edisi pertamanya terbit pada tahun 2009 ini, membahas tentang seni bergaul dengan sangat teoritis namun apik. Dalam menjelaskan materi Walneg S.Jos tidak terkesan menggurui melainkan membuka wawasan pembaca. Hal itu terlihat dari gaya bahasa yang digunakan serta penulisan yang santai dan tidak terlalu berat, serta menggunakan kata-kata yang sederhana bahkan cenderung menggunakan bahasa sehari-hari.
Buku Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah? Cara Praktik Membina Hubungan yang lebih Harmonis ini memiliki keunggulan yaitu tidak hanya ditujukan pada satu generasi atau satu kalangan saja, tetapi dapat digunakan oleh remaja, orangtua,akademisi, professional, dan khalayak umum yang ingin menambah wawasan dalam hal mebina hubungan baik yang lebih harmonis.
Kekurangan yang perlu diperhatikan pada buku ini adalah pemilihan judul yang terlampau panjang berupa kalimat tanya ( Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah?) dan kalimat pernyataan ( Cara Praktis Membina Hubungan yang Labih Harmonis), sehingga terkesan berat. Selain itu terdapat beberapa kalimat ambigu yang memerlukan ketelitian tambahan pada saat memaknai kalimat ambigu tersebut. Misalnya kalimat yang menjadi judul pada bagian ke1 : Kenapa Banyak Orang Gagal dalam Berhubungan Baik?. Pemilihan diksi yang terdapat dalam kalimat ini menimbulkan makna ambigu , terutama pada frase orang gagal. Ambiguitas terjadi pada pemahaman, apakah orang tersebut “gagal” dalam kahidupannya misalnya karier, studi, sehigga dia tidak bias menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain, atau memang dia(orang tersebut), hanya gagal dalam membina hubungan baik. Kasus serupa terlihat pada kalimat yang yang terdapat pada halaman 27 :”Kenapa banyak orang sulit dalam berhubungan baik”
Penjelasan di atas menyimpulkan buku Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah? Cara Praktis Membina Hubungan yang Lebih Harmonis. Ini sebenarnya sudah layak untuk dikonsumsi pembaca , hanya saja masih terdapat kekurangan yang perlu diperhatikan agat dapat diterbitkan buku yang lebih sempurna pada edisi revisi mantinya.
Dengan adanya buku Siapa Bilang Membina Hubungan Baik itu Susah? Cara Praktis Membina Hubungan yang Lebih Harmonis. Pembaca dapat mneningkatkan dan mengembangkan seni bergaul, sehingga mampu membina hubungan yang harmonis dengan setiap orang dari berbagai kalangan dan dalam berbagai kesempatan.
"Buku ini menyatakan logika sederhana dari kebahagiaan. Berusahalah meraih bahagia, bukan merebutnya atau mengangankannya saja. Caranya adalah dengan memperlakukan orang lain seperti Anda berharap ingin diperlakukan, melalui implementasi 5 Prinsip Utama & 8 Mantra membina hubungan baik.
Langganan:
Postingan (Atom)