Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
Bahasa dan Sastra
Indonesia
Untuk SMA/MA Kelas X
Penulis : Sri Utami
Sugiarti
Suroto
Alexander Sosa
Ilustrasi, Tata Letak : Herman Sriwijaya, Pito Wardoyo
Perancang Kulit : Oric Nugroho Jati
Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm
410
BAH Bahasa dan sastra Indonesia 1: untuk SMA/MA Kelas XI/ oleh Sri Utami...[et.al]:
editor Marina, Ari Benawa, -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008
X, 174 hlm.: 30 cm
Bibliografi : hlm. 171-172
Indeks
ISBN 979-7462-874-3
1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran I. Utami
II. Marina III. Benawa, Ari
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
Diperbanyak oleh ...
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari
Penerbit PT. Galaxy Puspa Mega
iii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional,
pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari
penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs
internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan
bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa
dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di
luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini
sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan
mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Juli 2008
Kepala Pusat Perbukuan
iv
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
“Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi.
Buku Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas X SMA/MA ini dibuat berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Buku ini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Seluruh strandar kompetensi dalam kurikulum tertuang dalam buku ini. Standar
kompetensi tersebut akan menjadi kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus
budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
Buku Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas X SMA/MA dapat menjadi sarana untuk
memenuhi tujuan-tujuan tersebut.
Materi-materi dalam buku ini terbagi dalam 12 tema. Kedua belas tema tersebut
dibagi ke dalam dua semester. Pembagian 12 bab ke dalam dua semester ini dimaksudkan
sebagai acuan bagi peserta didik. Lebih dari itu, kreativitas guru maupun peserta didik
justru lebih menentukan isi dan jalannya proses belajar. Materi yang tersaji lebih bersifat
sebagai pemandu, dan maka tetap diperlukan seorang fasilitator maupun motivator. Oleh
karena itu, sangatlah diharapkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Proses
pembelajaran tetap berada pada aktivitas peserta didik sebagai subjek.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu penyusunan buku ini dari awal hingga akhir. Khususnya terima kasih kepada
PT Galaxy Puspa Mega yang telah berkenan menerbitkan buku ini. Terima kasih!
Jakarta, Mei 2008
v
Daftar Isi
SEMESTER 1
Kata Sambutan ...................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ...................................................................................................................... iv
Daftar Isi .............................................................................................................................. v
Petunjuk Penggunaan Buku ..................................................................................................... ix
BAB 1 PERISTIWA
Pendahuluan .................................................................................................................. 1
1.1 Teks Nonberita .............................................................................................................. 1
1.2 Teks Berita ................................................................................................................... 3
1.3 Unsur-unsur Sastra dalam Teks....................................................................................... 4
1.4 Paragraf ....................................................................................................................... 8
1.5 Menulis Deskripsi ........................................................................................................... 9
1.6 Unsur Serapan Asing ..................................................................................................... 10
1.7 Mendengarkan Puisi ....................................................................................................... 11
1.7.1 Lapis Struktur Puisi ........................................................................................... 11
1.7.2 Lapis Makna Puisi ............................................................................................. 13
Rangkuman .................................................................................................................... 14
Evaluasi .......................................................................................................................... 14
BAB 2 LINGKUNGAN
Pendahuluan .................................................................................................................. 17
2.1 Membaca Puisi .............................................................................................................. 17
2.2 Macam-macam Majas .................................................................................................... 19
2.3 Diskusi ......................................................................................................................... 22
2.3.1 Memperkenalkan Diri dalam Diskusi .................................................................... 22
2.3.2 Memberi Tanggapan ......................................................................................... 22
2.3.3 Bahan Diskusi ................................................................................................... 24
2.4 Kalimat Tunggal ............................................................................................................ 25
Rangkuman .................................................................................................................... 26
Evaluasi .......................................................................................................................... 27
BAB 3 KESENIAN
Pendahuluan .................................................................................................................. 29
vi
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
3.1 Menulis Kreatif .............................................................................................................. 29
3.1.1 Rekaan ........................................................................................................... 29
3.1.2 Kejadian yang Sesungguhnya ............................................................................. 31
3.2 Jenis dan Pola Pengembangan Paragraf .......................................................................... 32
3.2.1 Jenis Paragraf .................................................................................................. 32
3.2.2 Pola Pengembangan ......................................................................................... 34
3.3 Perluasan Kalimat Tunggal .............................................................................................. 35
3.4 Pengalaman Lucu .......................................................................................................... 36
3.5 Menulis Puisi Lama ........................................................................................................ 37
3.6 Membaca Cepat ............................................................................................................ 38
Rangkuman .................................................................................................................... 41
Evaluasi .......................................................................................................................... 42
BAB 4 PENDIDIKAAN
Pendahuluan .................................................................................................................. 45
4.1 Membaca Ekstensif ........................................................................................................ 45
4.2 Mencatat Sumber Tertulis .............................................................................................. 47
4.1.1 Kutipan ........................................................................................................... 47
4.1.2 Membuat Daftar Pustaka (Bibliografi) .................................................................. 48
4.3 Imbuhan Asing .............................................................................................................. 50
4.4 Hal yang Menarik dalam Cerpen ...................................................................................... 51
4.5 Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi ............................................................................ 56
Rangkuman .................................................................................................................... 58
Evaluasi .......................................................................................................................... 59
BAB 5 TEKNOLOGI
Pendahuluan .................................................................................................................. 61
5.1 Membaca Ekstensif ........................................................................................................ 61
5.1.1 Sumber Tertulis 1 ............................................................................................. 62
5.1.2 Sumber Tertulis 2 ............................................................................................. 62
5.1.3 Sumber Tertulis 3 ............................................................................................. 63
5.2 Catatan Kaki ................................................................................................................. 65
5.3 Eksposisi ...................................................................................................................... 67
5.3.1 Wacana Eksposisi ............................................................................................. 67
5.3.2 Pola Pengembangan Proses ............................................................................... 68
5.4 Membaca Cerpen .......................................................................................................... 70
5.5 Imbuhan meng- ............................................................................................................ 73
5.5.1 Bentuk dan Fungsi Imbuhan meng- ..................................................................... 73
5.5.2 Makna Imbuhan meng- ..................................................................................... 73
Rangkuman .................................................................................................................... 75
Evaluasi .......................................................................................................................... 76
vii
Daftar Isi
SEMESTER 2
BAB 6 KETENAGAKERJAAN
Pendahuluan .................................................................................................................. 79
6.1 Membaca Cepat ............................................................................................................ 79
6.2 Imbuhan meng-kan dan meng-i ....................................................................................... 82
6.2.1 Bentuk dan Fungsi Imbuhan meng-kan dan meng-i ............................................... 82
6.2.2 Makna Imbuhan meng-kan ................................................................................ 82
6.2.3 Makna Imbuhan meng-i ..................................................................................... 83
6.3 Membaca Puisi .............................................................................................................. 85
6.4 Menulis Puisi ................................................................................................................. 89
Rangkuman .................................................................................................................... 91
Evaluasi .......................................................................................................................... 91
BAB 7 PERTANIAN
Pendahuluan .................................................................................................................. 93
7.1 Indeks .......................................................................................................................... 93
7.2 Membaca Sastra ........................................................................................................... 95
7.3 Wawancara .................................................................................................................. 98
7.3.1 Membaca Hasil Laporan Wawancara ................................................................... 98
7.3.2 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Wawancara ............................................. 100
7.3.3 Membuat Laporan Wawancara ........................................................................... 101
7.4 Imbuhan memper-kan dan memper-i ............................................................................... 102
7.4.1 Imbuhan memper-kan ....................................................................................... 102
7.4.2 Imbuhan memper-i ........................................................................................... 103
Rangkuman .................................................................................................................... 104
Evaluasi .......................................................................................................................... 104
BAB 8 KEPENDUDUKAN
Pendahuluan .................................................................................................................. 107
8.1 Fakta dan Opini ............................................................................................................. 107
8.2 Mencari Sumber Kutipan ................................................................................................ 110
8.3 Memberikan Kritik .......................................................................................................... 112
8.4 Puisi ............................................................................................................................ 116
Rangkuman ........................................................................................................................... 118
Evaluasi ............................................................................................................................... 118
BAB 9 SUMBER DAYA MANUSIA
Pendahuluan .................................................................................................................. 121
9.1 Mendengarkan Informasi ................................................................................................ 121
9.2 Paragraf Persuasif ......................................................................................................... 123
viii
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
9.3 Menulis Resensi Nonsastra ............................................................................................. 125
Rangkuman ........................................................................................................................... 128
Evaluasi ............................................................................................................................... 129
BAB 10 KESEHATAN
Pendahuluan .................................................................................................................. 131
10.1 Menyampaikan Informasi dari Berbagai Sumber ................................................................ 131
10.2 Membaca Sastra ........................................................................................................... 133
10.3 Paragraf Argumentatif .................................................................................................... 136
10.4 Sufiks -an dan -kan, Konfiks ke-an ................................................................................... 138
10.4.1 Sufiks -kan ...................................................................................................... 138
10.4.2 Sufiks -an ........................................................................................................ 139
10.4.3 Konfiks ke-an ................................................................................................... 140
Rangkuman ........................................................................................................................... 141
Evaluasi ............................................................................................................................... 142
BAB 11 KESENJANGAN SOSIAL
Pendahuluan .................................................................................................................. 145
11.1 Cerpen ......................................................................................................................... 145
11.1.1 Membaca Cerpen ............................................................................................. 146
11.1.2 Menulis Cerpen ................................................................................................ 151
11.1.2 Resensi Fiksi .................................................................................................... 151
11.2 Membaca Sastra ........................................................................................................... 153
Rangkuman ........................................................................................................................... 155
Evaluasi ............................................................................................................................... 155
BAB 12 KEREMAJAAN
Pendahuluan .................................................................................................................. 157
12.1 Membaca Tabel dan Grafik ............................................................................................. 157
12.2 Pidato .......................................................................................................................... 160
12.2.1 Teks Pidato ...................................................................................................... 160
12.2.2 Peranan Pidato ................................................................................................. 161
12.2.3 Langkah-langkah Pidato..................................................................................... 161
12.2.4 Metode Pidato .................................................................................................. 162
12.2.5 Tujuan Pidato................................................................................................... 162
12.3 Kalimat Efektif ............................................................................................................... 163
Rangkuman ........................................................................................................................... 164
Evaluasi ............................................................................................................................... 166
Glosarium ............................................................................................................................. 167
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 171
Indeks ................................................................................................................................. 173
ix
Petunjuk Penggunaan Buku
Buku ini disajikan dalam bentuk dua kolom. Kolom pertama berisi pembahasan
materi. Kolom kedua kedua berisi tujuan pembelajaran, tugas individu, tugas kelompok,
sekilas info, gambar pendukung, dan tabel/bagan. Supaya dapat memahami buku ini
dengan lebih mudah, cermatilah urutan penjelasan berikut ini!
3 Peserta didik mulai
mempelajari materi sesuai
tujuan pembelajaran.
Pendahuluan yang
mengantar peserta didik
untuk masuk dalam materi
pembelajaran
1
Setiap bab dalam buku ini
memiliki tema yang
berbeda.
2
x
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Setelah menyelesaikan
seluruh materi pada bab, Anda
harus menyelesaikan evaluasi
akhir yang menguji seluruh
materi bab.
Sekilas Info adalah
tambahan informasi tentang
materi yang dipelajari.
Tugas Kelompok adalah
tugas yang dikerjakan secara
kelompok. Tugas ini dikerjakan
setelah materi pada subbab
selesai dipelajari.
Tugas Individu adalah
tugas yang dikerjakan secara
individu/ perorangan
Pada tugas individu atau
kelompok, kadang-kadang ada
yang merujuk pada TABEL A
atau WACANA B. Jika Anda
menemukan perintah seperti
ini, Anda dapat langsung
mencari rujukan tersebut.
Seperti contoh di samping ini.
4
5
6
7
9
Rangkuman berfungsi untuk 8
merangkum bagian penting isi
bab agar peserta didik mudah
mememahami.
1
Bab 1 Peristiwa
Jetlag dapat dengan mudah diatasi.
GPM doc. www.google.com
Berteman dengan Gorila-gorila
Pegunungan.
Dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar diharapkan putra-putri Indonesia sanggup
menjalin persatuan di antara anak bangsa Indonesia serta
dapat berperan serta dalam memajukan kecerdasan
bangsa Indonesia. Kalian sebagai siswa pun tidak luput
dari harapan itu. Di awal pertemuan, kita akan
mengangkat topik “Peristiwa”. Melalui topik ini,diharapkan:
Pertama, kalian mampu menanggapi siaran atau
informasi dari media elektronik dengan mencatat pokok
berita, mengungkapkannya kembali, mengajukan
pertanyaan, dan menjawab pertanyaannya.
Kedua, kalian akan disuguhkan cerita, baik fiksi
maupun nonfoksi sehingga kalian bisa mengidentifikasi
unsur intrinsik dan ekstrinsiknya
Ketiga, kalian bisa memahami kohesi dan koherensi
dalam paragraf dan membuat paragrafnya dengan benar.
Keempat, kalian bisa menunjukkan karakteristik
paragraf deskripsi, menyusun paragrafnya, serta
menyuntingnya.
Kelima, kalian bisa mengidentifikasi kata serapan asing
dengan baik dan benar, serta membuat kalimat dengan
menggunakan unsur serapan asing.
Kenam, kalian bisa menentukan tema puisi,
mengungkapkan makna yang terkandung dalam pusi, dan
mengungkapkan pesan dalam puisi.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
1.1 Teks Nonberita
Simaklah pembacaan teks nonberita
berikut ini!
Langkah Mudah Atasi “Jetlag”
Mual, sulit tidur, tidak enak badan,
emosi yang tidak stabil merupakan tandatanda
seorang mengalami jetlag. Tak jarang,
hal ini menjadi masalah yang cukup
mengganggu aktivitas. Meski dianggap normal,
adakah cara untuk mengatasinya?
Jetlag terjadi karena adanya perbedaan
waktu dari tempat keberangkatan ke daerah
tujuan, sehingga tubuh kita dipaksa untuk
menyesuaikan diri, yang disebut juga dengan
circadian rhythms. Para ahli mengatakan,
risiko jetlag lebih kecil pada perjalanan dari
timur ke barat dibandingkan dari barat ke
timur.
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
2
Berikut ini cara untuk mengatasi jetlag:
1. Sesampainya di tempat tujuan, sebaiknya segera sesuaikan
jam biologis Anda, seperti jam makan dan tidur dengan waktu
setempat. Hal ini akan membantu tubuh untuk beradaptasi
dengan perubahan waktu.
2. Biarkan tubuh diterpa sinar matahari setelah sampai di tempat
tujuan atau membiarkan sinar matahari masuk ke dalam kamar.
Sinar matahari tersebut akan memberi rangsangan pada selsel
tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan
demikian tubuh akan lebih cepat beradaptasi dengan waktu
setempat.
3. Bila kedatangan Anda di tempat tujuan sudah dipenuhi dengan
berbagai jadwal, sebaiknya pilihlah jadwal keberangkatan yang
jam kedatangannya cukup jauh dengan jadwal yang pertama.
Jeda waktu ini merupakan salah satu cara untuk membuat tubuh
beradaptasi dengan lingkungan dan waktu setempat.
4. Usahakan untuk menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga
untuk memberi sistem kekebalan yang lebih pada tubuh. Dengan
begitu, Anda pun tidak terlalu mudah terserang rasa pusing,
dan sebagainya.
5. Pastikan bahwa Anda sudah tidur yang cukup pada malam
sebelum keberangkatan.
6. Perjalanan yang kadang memakan waktu lebih dari sehari, bisa
dimanfaatkan dengan melatih jam biologis untuk menyesuaikan
diri di tempat tujuan. Misalnya, tidur di jam yang sesuai dengan
waktu tujuan.
7. Cobalah untuk menggerakkan tubuh dengan berjalan-jalan di
sekitar kabin pesawat. Cara ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya kaki bengkak karena kurang lancarnya peredaran
1. Tulislah hal-hal penting dari
pembacaan teks yang sudah
Anda dengarkan, kemudian
berikan komentar atau tanggapan
Anda dengan mengisi
Tabel A! Jika kurang jelas
Anda dapat melihat di teks!
2. Ungkapkan tanggapan secara
lisan mengenai hal-hal penting
pada teks tersebut di
depan kelas!
3. Berikan pertanyaan kepada
teman Anda yang telah mengungkapkan
tanggapannya di
depan kelas! Lakukan secara
bergantian!
Berita. Berita menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berita berarti
cerita atau keterangan mengenai
kejadian atau peristiwa yang hangat.
Berita juga berarti laporan. Ada juga
yang mengatakan berita adalah
informasi baru yang disajikan dalam
pembacaan dan penulisan yang jelas,
aktual, dan menarik. Bila pembacaan
dan penulisan, serta redaksi berfungsi
baik, pembaca dan pendengar akan
memperoleh informasi yang aktual
dan baru.
Salah satu cara mengatasi jetlag adalah
membiarkan tubuh terkena sinar matahari.
3
Bab 1 Peristiwa
darah ke kaki akibat duduk yang terlalu lama.
8. Pastikan bahwa Anda meminum air mineral yang cukup banyak
untuk menghindari terjadinya dehidrasi.
Sumber: Kompas, 1 April 2006
1.
2.
3.
4.
5.
dsb
Jetlag mudah diatasi. Apa yang dimaksud dengan jetlag?
Betulkah hal itu mudah diatasi?
................................................
................................................
Terpaan sinar matahari membuat
tubuh merasa hangat.
................................................
................................................
TABEL A
No Hal-hal Penting Komentar atau Tanggapan
Unsur-unsur berita adalah jawaban
dari 5W+H
5W adalah what, who, why, when,
dan where. H adalah how.
What : Apa yang terjadi?
Who : Siapa yang terlibat dalam
peristiwa itu?
Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?
When : Bilamana atau kapan peristiwa
itu terjadi?
Where : Di mana peristiwa itu
terjadi?
How : Bagaimana peristiwa itu
bisa terjadi?
1.2 Teks Berita
Bacalah teks berita di bawah ini!
Tangerang Impor Jagung
Sejumlah pengusaha di Tangerang terpaksa mengimpor
jagung dari Amerika Serikat dan Cina untuk pakan ternak, ratarata
2 ton/hari atau 730 ton/tahun. Kepala Dinas Pertanian dan
Peternakan (Deptan) Kabupaten Tangerang; Dr. Didi Aswadi, Selasa
(29/3) mengungkapkan, impor jagung terpaksa dilakukan karena
jagung lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan hewan ternak unggas
di wilayah ini. Jagung lokal itu biasanya berasal dari Lampung.
Saat ini, kata Didi, pihaknya berupaya meminimalisasi impor jagung
dengan mencoba menanam jagung di sejumlah daerah, terutama
di wilayah utara (pantura) Kabupaten Tangerang.
Jagung akan ditanam di lahan milik warga setelah panen padi.
Tiga macam sawah dipilih, yakni sawah tadah hujan, sawah irigasi
teknis, dan tanah kering. “Kami masih menyusun program kerja
sama dengan Deptan untuk mengembangkan usaha ini,” tambah
Didi.
Tahap percobaan, penanaman dilakukan pada musim kemarau
tahun ini di lahan seluas 4 hektar di Kecamatan Mauk dan
Kresek. “Selain untuk memenuhi kebutuhan jagung lokal, tanpa
harus impor, juga akan menguntungkan masyarakat petani yang
dapat menanam jagung setelah panen padi,” ungkapnya.
Sumber: Suara Pembaharuan, Kamis, 31 Maret 2005
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
4
1. Temukan unsur-unsur berita
dari teks, kemudian isikan pada
TABEL B!
2. Ungkapkan kembali isi teks
berita itu dalam beberapa kalimat
secara runtut dan jelas!
3. Lakukanlah tanya jawab tentang
isi teks berita dengan teman
sebangku Anda!
TABEL B
Sesuatu yang layak dijadikan berita adalah hal-hal yang
menarik, unik, dan istimewa. Peristiwa-peristiwa, namanama
(tokoh), apa yang orang lakukan, atau apa yang
terjadi pada mereka kemudian ditulis wartawan.
Wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari
dan menyusun berita untuk dimuat di surat kabar, majalah,
radio, dan televisi.
No Unsur Berita Kalimat Berita
1. ........ Sejumlah pengusaha di Tangerang
terpaksa mengimpor jagung dari
Amerika Serikat dan Cina.
...............................................
...............................................
...............................................
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan
(Deptan) Kabupaten
Tangerang.
..............................................
...............................................
...............................................
...............................................
...............................................
...............................................
...............................................
...............................................
...............................................
Who
.......
When
.......
How
2.
3.
4.
5.
6.
1.3 Unsur-unsur Sastra dalam Teks
Ketika Anda di sekolah menengah pertama, Anda telah mempelajari
unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada dalam sebuah karya
sastra, baik cerpen maupun novel. Sekarang, Anda akan mengidentifikasi
unsur sastra (intrinsik dan ekstrinsik) yang ada dalam cerita
(nonsastra).
Perhatikan kutipan teks berikut ini!
... .
Di Yogyakarta, komunitas Etnoreflika juga cukup menjadi
perbincangan. Garapan filmnya agak lain, berupa video partisipatory
sehingga mirip film dokumenter. Mereka mengangkat
tema semisal kehidupan anak-anak jalanan atau kelompok sosial
Bentuklah kelompok tiap-tiap
kelompok terdiri 3 orang!
1. Dengarkan siaran radio di
televisi atau radio.
2. Tuliskan pokok-pokok berita
yang Anda dengar.
3. Berikan tanggapan Anda
terhadap dua berita yang
Anda anggap penting
5
Bab 1 Peristiwa
Jeda : perhentian sementara
dalam pembacaan teks
Lafal : ketepatan pengucapan
Intonasi : naik turunnya nada
Jeda yang tepat, lafal yang benar,
dan intonasi yang baik akan berpengaruh
terhadap maksud yang hendak
disampaikan, demikian juga
sebaliknya. Contoh:
Jeda
Bandingkan makna yang muncul dengan
penanda jeda di bawah ini!
a. Diperkirakan/ ratusan ribu
pengojek/ beroperasi setiap
harinya /di lima wilayah
Jakarta. //
b. Diperkirakan ratusan/ ribu
pengojek/ beroperasi/ setiap
harinya di lima /wilayah
Jakarta.//
c. Diperkirakan/ ratusan ribu/
pengojek beroperasi/ setiap harinya
di lima wilayah Jakarta. //
Uraian di atas adalah salah satu contoh hasil analisis unsur intrinsik
dan ekstrinsik terhadap sebuah teks. Anda akan mencoba
menganalisis unsur tersebut dalam mengerjakan tugas.
Bacalah teks berikut dengan baik dan benar! Gunakan jeda, lafal,
dan intonasi yang benar! Setiap Anda harus mendapat giliran
membaca dan mendapat tugas menilai pembacaan teman-temannya.
Gunakan format penilaian seperti pada TABEL C!
Berteman dengan Gorila-gorila Pegunungan
Oleh: Dian Fossey
Selama tiga tahun terakhir ini, aku menghabiskan sebagian
besar hari-hariku bersama gorila-gorila liar pegunungan. Rumah
mereka dan rumahku berada di lembah-lembah hutan berkabut di
barisan Virunga, delapan gunung berapi yang tinggi, yang tertinggi
adalah 14.787 kaki yang dimiliki oleh tiga bangsa Afrika: Rwanda,
Uganda, dan Republik Demokrasi Kongo.
Selama ini, aku berteman akrab dengan banyak gorila begitu
Unsur intrinsik teks di atas adalah sebagai berikut:
Tokoh : komunitas Etnoreflika, komunitas film inside
Latar : Yogyakarta, Malang
Alur : Alur maju
Amanat : Kegiatan dalam komunitas film inside
merupakan kegiatan yang positif buat anak
muda dan patut untuk dicontoh.
Unsur ekstrinsik teks di atas adalah sebagai berikut:
Penulis teks di atas adalah Susi Ivvaty dan Agung
Setyahadi. Sosiologi dan psikologi penulis sangat berpengaruh
pada teks di atas. Secara psikologis, kedua penulis merasa
tertarik untuk menuangkan ide cerita tentang gairah berfilm
dalam komunitas indie.
tertentu. Sejak terbentuk tahun 2000, sekelompok mahasiswa
Jurusan Antropologi UGM ini sudah memproduksi 22 film pendek.
Komunitas film inside biasanya terbentuk dari keseragaman
minat dan keinginan, bisa oleh sekumpulan anak nongkrong, teman
sekolah, teman kuliah, atau teman diskusi. Di Malang, Jawa Timur,
komunitas Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang yang
terbentuk tahun 1999 sampai sekarang bahkan masih “ndompleng”
universitas, menjadi sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
... . (Kompas, Minggu, 20 Agustus 2006)
Setelah Anda memperhatikan teks di atas, coba Anda identifikasi
unsur intrinsik dan ekstrinsik yang ada dalam teks tersebut!
Unsur intrinsik meliputi tokoh, latar, alur, dan amanat. Unsur
ekstrinsik meliputi sosiologi pengarang, psikologi pengarang, budaya,
dan lain-lain.
Bacalah teks berikut dengan baik
dan benar! Gunakan jeda, lafal, dan
intonasi yang benar. Anda akan
mendapat giliran membaca dan
menilai pembacaan teman-teman
Anda.
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
6
juga sebaliknya. Mereka menyusuri lembah-lembah pegunungan,
bermain secara berkelompok, dan beberapa kelompok kini
menerima kehadiranku sebagai salah satu anggota. Seekor gorila
bahkan berani bermain-main dengan tali sepatu botku.
Aku mengenal gorila-gorila itu sebagai pribadi-pribadi, dengan
sifat dan kepribadiannya. Aku telah memberi nama untuk mereka:
Rafiki, Paman Bert, Icarus, dan sebagainya.
Keakraban ini tidak mudah diperoleh. Petunjuk yang ada dalam
diktat untuk studi-studi semacam itu adalah duduk dan mengamati
saja. Aku tak puas dengan pendekatan ini. Aku merasa bahwa
gorila-gorila itu akan curiga terhadap objek-objek asing yang hanya
duduk dan memandang. Oleh karena itu, aku berupaya untuk
mendapatkan perasaan percaya dan rasa ingin tahu mereka
dengan cara beraksi seperti seekor gorila.
Gorila-gorila itu menanggapinya dengan senang hati, walaupun
kuakui, metode ini tidak selalu menyenangkan. Orang akan merasa
tolol dengan memukul-mukul dada secara ritmis, atau duduk sambil
berpura-pura mengunyah batang daun seledri.
Gorila adalah jenis monyet terbesar. Gorila jantan dewasa
memiliki tinggi enam kaki dan berat 200 kilogram atau lebih.
Lengannya yang besar dapat direntangkan hingga dua setengah
meter. Barisan pegunungan tempat tinggal gorila terbatas pada
daerah rimbun hutan basah di Afrika Tengah. Di sana hanya tersisa
sekitar ribuan gorila dengan kelestarian yang mengkhawatirkan.
Sebagian wilayah yang mereka diami telah disisihkan
sebagai taman, dan secara teoritis, gorila sangat dilindungi.
Namun sesungguhnya, mereka terus didesak ke wilayah yang
semakin sempit, terutama oleh tuan-tuan tanah dan peternak
Batutsi. Kalau tidak ada upaya yang lebih terencana dan terkondisi
untuk menyelamatkan gorila pegunungan, maka eksistensinya
akan hancur dalam dua atau tiga dekade mendatang.
Salah satu langkah dasar untuk menyelamatkan spesies yang
terancam adalah dengan mengetahui lebih banyak spesies tersebut,
makanannya, pasangannya dan proses reproduksinya, pola
tempat tinggalnya, dan perilaku sosialnya. Aku telah membaca
penelitian Jane Goodal tentang simpanse, dan aku mengunjungi
kemahnya di Gombe National Park Tanzania. Tahun 1967, dengan
bantuan Dr. Louis Leakey dan dana dari National Geographic Society
dan Yayasan Wilkie Brothers, aku memulai penelitian tentang
gorila.
Penelitian ini bukannya tanpa gangguan. Salah satunya cukup
serius. Aku memulai pekerjaanku di Kongo, di lembah Gunung
Mikeno. Baru enam bulan mengamati, aku dipaksa pergi meninggalkan
negara itu karena kerusuhan politik di Provinsi Kivo. Ini
merupakan kemunduran yang substansial karena gorila-gorila di
sana bergerak dalam sistem taman yang sangat terlindung tanpa
ancaman terus-menerus dari ulah manusia. Dengan demi-kian,
mereka tidak merasa terganggu dengan kehadiranku, dan
pengamatan itu sangat bermanfaat. Setelah meninggalkan Kongo,
aku memulainya lagi, kali ini di Rwanda. Kemah baruku terletak
Lafal
Bandingkan makna yang muncul dengan
pelafalan dua kata di bawah
ini!
syarat dan sarat
izin dan ijin
beruang kutub, tidak beruan g
dan beruang cukup besar
sah dan syah
Intonasi
Bandingkan makna yang muncul dengan
penekanan ucapan dan turun
naiknya nada pengucapan pada kalimat
di bawah ini!
Intonasi kalimat tanya
Polisi telah menangkap pelaku
kejahatan.
Polisi telah menangkap pelaku
kejahatan?
Intonasi kalimat berita
Polisi telah menangkap pelaku
kejahatan.
Polisi telah menangkap pelaku
kejahatan.
Intonasi kalimat perintah
Polisi telah menangkap pelaku
kejahatan.
Polisi telah menangkap pelaku
kejahatan!
7
Bab 1 Peristiwa
dekat padang rumput yang luas yang membentuk daerah pelana
yang menghubungkan Gunung Karisimba, Mikeno, dan Visoke.
Walaupun kemah lamaku hanya berjarak lima mil, aku mendapatkan
bahwa gorila-gorila Rwanda telah merasa sangat
terganggu oleh tuan-tuan tanah dan penggembala ternak sehingga
mereka menolak segala upaya pertamaku untuk mendekat.
Di Rwandalah gangguan kedua datang setelah sembilan belas
bulan aku bekerja di sana. Namun, tak seperti yang pertama,
hal ini terbukti sangat berarti bagi penelitianku.
Awalnya, masih segar dalam ingatanku pada suatu pagi yang
berkabut di bulan Februari, aku berjalan menelusuri tanah berlumpur
yang sangat licin yang merupakan jalan utama antara
desa Rwanda yang terdekat dan kemah penelitian gorilaku, di
ketinggian 3.000 meter di Gunung Visoke. Di belakangku, pengangkut
barang-barang membawa sebuah kotak bayi, bagian atasnya
tertutup. Dari kotak tersebut terdengar tangis yang semakin
lama semakin keras dan memilukan pada setiap langkah kami.
Suaranya sangat memilukan seperti tangis bayi manusia.
Kabut yang dingin bersemilir keluar masuk pohon-pohon besar;
namun wajah-wajah para pengangkut barang dibasahi keringat
setelah empat jam melakukan pendakian berat sejak
meninggalkan Land Rover di dasar gunung. Kemah benar-benar
pemandangan yang menggembirakan, dan tiga orang Afrika
yang merupakan stafku segera berlari keluar untuk menyambut
kami.
Hari sebelumnya, aku telah mengirim sandi SOS menyuruh
mereka mengubah salah satu dari dua pondokku menjadi sebuah
hutan. Menghancurkan sebuah kamar dan mendatangkan
pohon-pohon, tanaman perdu, dan dedaunan lainnya, bagi mereka
tampak tak masuk akal, tetapi mereka sudah terbiasa dengan
permintaanku yang aneh. ”Chumba Tayari” mereka memanggil,
memberitahukanku bahwa ruangan itu telah siap. Kemudian, dengan
berbagai teriakan dan perintah dalam bahasa Kinyarwanda,
bahasa nasional Rwanda, mereka memasukkan kotak bayi itu
melalui pintu pondok dan meletakkannya di tengah pepohonan
yang muncul di antara lantai-lantai papan.
Kini aku membuka bagian atas kotak itu dan kemudian berdiri
mundur. Dua tangan mungil muncul dari dalam kotak meraih
tepi-tepi kotak, dan perlahan sang bayi pun mendorong tubuhnya
keluar.
Gbr. 1.2
Aku merasa bahwa gorila-gorila itu
akan merasa curiga terhadap objekobjek
asing yang hanya duduk dan
memandang.
www.google.com
Gbr. 1.1
Gorila-gorila itu menanggapinya
dengan senang hati, walaupun
kuakui, metode ini tidak selalu
menyenangkan.
www.google.com
Setelah Anda membaca cerita
“Berteman dengan Gorila-gorila
Pegunungan”, analisislah unsur
intrinsik dan ekstrinsik yang ada
dalam cerita!
a. tokoh
b. alur
c. latar
d. amanat/pesan
e. kepribadian penulis
f. pandangan hidup penulis
g. latar sosial budaya penulis
Petunjuk:
Perhatikan temanmu yang sedang membaca. Nilailah sesuai
TABEL C pada halaman 8. Rentang nilai dari 60-100
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
8
TABEL C
No Nama Siswa Jeda
(60-100)
Lafal
(60-100)
Intonasi
(60-100)
1.
2.
dst.
1.4 Paragraf
Seperti halnya kalimat, sebuah paragraf harus memenuhi syaratsyarat
tertentu. Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi syarat
kohesi (hubungan bentuk) dan koherensi (hubungan makna). Kohesi
berkenaan dengan hubungan bentuk antara bagian-bagian dalam
suatu paragraf. Koherensi adalah keterkaitan makna antara bagianbagian
paragraf. Karena itu, suatu paragraf dikatakan memenuhi
syarat kohesi dan koherensi bila kalimat-kalimat yang membina paragraf
itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu.
Selain itu kalimat-kalimat itu juga harus mempunyai hubungan
yang logis atau tidak rancu.
Cermatilah dua paragraf di bawah ini!
Paragraf 1
Indonesia merupakan gudang kayu jati. Di antara kayu jati
yang dihasilkan oleh negara-negara lain, misalnya: Birma,
Muangthai, dan Taiwan, kualitas jati Jawa adalah terbaik. Kayu
jati memang baik untuk perabotan rumah tangga, terutama untuk
mebel. Sementara itu, rumah-rumah banyak yang dibiarkan berdiri
di kota-kota.
Paragraf 2
Belakangan ini sering kita lihat di televisi adanya perlombaan
layangan, dari yang mungil hingga yang ukuran raksasa. Hal ini
pernah diperlombakan di Jepang dan juga di Pulau Bali. Layangan
bukan hanya digandrungi anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa.
Anak-anak kecil suka main apa saja. Anak perempuan suka
bermain boneka. Orang dewasa suka bermain catur. Oleh karena
itu, layangan juga dapat dikatakan sebagai sumber ilham
pembuatan kapal terbang pada kemudian hari.
1. Paragraf 1 dan 2 di samping
tidak memiliki keterpaduan
kohesi dan koherensi.
Perbaikilah kedua paragraf di
samping sehingga menjadi
paragraf yang padu
2. Buatlah paragraf yang memenuhi
syarat kohesi dan
koherensi menggunakan penyambung
antarkalimat (masing-
masing 1 paragraf):
a. sementara itu
b. oleh karena itu
3. Tukarkan hasil pekerjaan Anda
dengan teman sebangku
supaya dikoreksi keterpaduan
paragrafnya!
Definisi:
Paragraf adalah gabungan kalimat yang
mengandung satu gagasan pokok dan didukung
oleh gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan pokok dan gagasan penjelas ini tentunya
harus memiliki keterpaduan antara bentuk
dan maknanya.
9
Bab 1 Peristiwa
1.5 Menulis Deskripsi
Hal pertama yang harus dilakukan ketika hendak menulis adalah
menentukan topik. Topik sangat banyak dan bertebaran di mana-mana.
Topik dapat dicari dari masalah-masalah seperti politik, ekonomi, kesenian,
olahraga, kesehatan, pendidikan, teknologi, dan hiburan.
Setelah Anda dapat menentukan topik, topik tersebut perlu
dibatasi supaya masalah dan ruang lingkup yang dibahas tidak terlalu
luas dan lebih jelas. Topik dapat dibatasi berdasarkan tempat, waktu,
sebab-akibat, rincian, dan sebagainya.
Perhatikan contoh pembatasan topik berikut ini!
Topik:
Bencana alam
Pembatasan topik:
Selanjutnya, Anda akan menulis karangan berjenis deskripsi,
tetapi buatlah dulu kerangka karangan. Perhatikan kerangka karangan
berkut ini!
Topik:
Kota Megapolitan Jakarta
Rumusan:
Problematika Jakarta sebagai Megapolitan
Judul:
Kota Megapolitan Jakarta
I. Jakarta sebagai ibu kota
1.1 Pusat pemerintahan
1.2 Pusat bisnis dan ketenagakerjaan
II. Tujuan utama kaum urban
2.1 Kota yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik
2.2 Banyak sektor pekerjaan yang menjanjikan
III Masyarakat dengan tingkat kebutuhan tinggi
IV. Memunculkan berbagai problem
4.1 Ekonomi 4.3 Sosial
4.2 Budaya 4.4 Politik
Tulisan deskripsi adalah tulisan
yang bertujuan memberi gambaran
suatu objek kepada pembaca secara
rinci dan jelas tanpa disertai pendapat
penulis terhadap objek tersebut.
Kerangka karangan adalah garis
besar dari hal-hal yang hendak ditulis.
Dengan kerangka, penulis dimudahkan
untuk menuangkan ide secara
sistematis, terarah, dan kemungkinan
mendapatkan kelengkapan
materi.
- sebab-sebabnya
- sejarahnya
- perkembangannya
- keadaannya
- untung ruginya
- tipe-tipe
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
10
Topik:
Kriminalitas
Pembatasan topik:
(i) ...........,
(ii) ...........,
(iii) waktu,
(iv) sebab-akibat,
(v) .......... .
Contoh rumusan:
(i) Terminal dan stasiun di Jakarta banyak tindak kriminal.
(ii) .............. .
(iii) .............. .
(iv) .............. .
(v) Pemberantasan kriminal kerah putih, langkah paling
penting dan mendesak.
(vi) .............. .
1. Lanjutkan pembatasan topik
kriminalitas di samping!
2. Batasi topik di bawah ini dalam
bentuk rumusan kalimat!
a. objek wisata
b. ciri masyarakat perkotaan
c. suasana terminal
d. mudik lebaran
3. Susun kerangka karangan dari
topik di atas atau munculkan topik
yang baru!
4. Susunlah tulisan deskripsi sebanyak
2 paragraf! (Anda boleh
melengkapi sumber dari koran,
buku, atau internet)
Pembatasan Topik
1.6 Unsur Serapan Asing
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur
dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah (lokal) maupun
dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, dan Belanda.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi atas 3 golongan besar, yaitu:
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Unsur pinjaman ini dapat dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
Contoh: reshuffle, shuttle cock, real estate, dan sebagainya.
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Diusahakan agar ejaannya
hanya diubah seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.
3. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak
perlu lagi diubah ejaannya.
Contoh: otonomi, dongkrak, paham, aki, dan sebagainya
Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa
asing ke dalam bahasa Indonesia.
1. -al, eel, -aal (Belanda) menjadi -al, contoh:
• national menjadi nasional
• rationeel, rational menjadi rasional
• normaal, normal menjadi normal
11
Bab 1 Peristiwa
1. Carilah contoh kata serapan
asing lain dan kaidah penyesuaian
ejaanya selain yang disebutkan
di buku! Gunakan
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan
jika Anda mengalami
kesulitan!
2. Jelaskan proses pembentukan
katanya dan asal bahasanya!
3. Kelompokkan kata yang sudah
Anda temukan tersebut berdasarkan
kaidahnya!
4. Buatlah kalimat berdasarkan kata-
kata serapan tersebut!
5. Kumpulkan hasil pekerjaan Anda
tersebut dalam bentuk paper
kelompok!
2. (Sansekerta) menjadi s- contoh:
• çabda menjadi sabda
• çastra menjadi sastra
3. oe- (Yunani) menjadi e- contoh:
• oestrogen menjadi estrogen
• oenology menjadi enologi
4. kh- (Arab) tetap kh- contoh:
• khusus tetap menjadi khusus
• akhir tetap menjadi akhir
5. oo (Inggris) menjadi u contoh:
• cartoon menjadi kartun
• proof menjadi pruf
1
2
Puisi. Puisi, menurut KBBI, adalah
1 ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusun-an larik dan bait; 2
gubahan dalam bahasa yang
bentuknya dipilh dan ditata secara
cermat sehingga mem-pertajam
kesadaran orang akan pe-ngalaman
dan membangkitkan tang-gapan
khusus lewat penataan bunyi; 3
sajak.
ç-
1.7 Mendengarkan Puisi
Sebelum Anda mendengarkan pembacaan puisi, terlebih dahulu
akan dibahas unsur-unsur pembangun puisi. Unsur-unsur pembangun
puisi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu lapis
struktur/bentuk puisi dan lapis makna puisi.
1.7.1 Lapis Struktur Puisi
Simak dan perhatikanlah penggalan puisi berikut ini!
Pulau Pandan jauh di tengah
Di balik pulau Angsa Dua
Hancur badan di kandung tanah
Budi baik terkenang jua
DOA
Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
...................................................
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
12
HAMPA
Chairil Anwar
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut.
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi
……………………………………
Jika Anda amati ketiga kutipan puisi di atas, terlihat adanya
perulangan bunyi-bunyi yang sama yang mengarah pada suatu irama
tertentu. Persamaan bunyi pada puisi pertama yang dominan terletak
di akhir baris. Perhatikan kata-kata: tengah, dua, tanah, jua. Persamaan
bunyi tersebut mengarah pada bentuk rima berpeluk/berpaut.
Pada puisi kedua terdapat persamaan bunyi pada kata-kata:
Tuhanku, termangu, namaMu serta pada kata-kata: sungguh, seluruh.
Persamaan bunyi tersebut menciptakan efek ritme yang dinamis,
berbeda dengan puisi pertama yang menciptakan efek ritme yang
statis. Puisi kedua menuansakan suasana ketertekanan batin, berat,
sunyi, dan kesedihan. Demikian juga dengan puisi yang ketiga.
LAGU GADIS ITALI
Buat Silvana Maccari
Sitor Situmorang
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemput abang di teluk Napoli.
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja di bukit Itali
Sehari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari.
...........................................
Pada puisi di atas Anda temukan perulangan bunyi yang cerah
seperti bunyi vokal i, e, a yang dominan dan adanya suasana
kegembiraan serta kesenangan. Perulangan bunyi yang bernuansa
cerah disebut euphony. Perulangan bunyi vokal o, u, atau diftong
ou akan menimbulkan nuansa berat, ketertekanan batin, mengerikan,
kebekuan, kesunyian, atau kesedihan yang disebut cacophony.
Pengaruh bunyi/rima dalam puisi sangat besar, karena:
a. menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas dan kemerduan.
b. menuansakan suatu makna tertentu sebagai wujud rasa dan
sikap penyairnya.
c. menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin
dan sikap penyairnya.
3
4
Diksi
Pilihan kata yang tepat, padat dan
kaya akan nuansa makna. Oleh karenanya
perlu dipahami adanya simbol
dan lambang yang dipilih penyairnya.
Kata dapat menciptakan kesan imajinasi
tertentu. Dalam hal ini penyair
sering menggunakan majas.
Baris
Baris dalam puisi berguna sebagai
pencipta efek artistik dan pembangkit
makna.
Enjabemen
Pemenggalan yang cermat dan
hubungan antarbaris. Ingat bahwa
penyair memiliki hak licentia poetica.
Bait
Bait dalam puisi (dalam satu bait yang
terpenting adanya kesatuan makna).
Tipografi
Lukisan bentuk dalam puisi, termasuk
pemakaian huruf besar dan tanda
baca sebagai upaya untuk mengintensifkan
makna, rasa, dan
suasana.
13
Bab 1 Peristiwa
Disamping penggunaan rima dan irama, dalam memahami puisi
kita perlu memperhatikan lapis bentuk/struktur yang lain dari puisi,
seperti: diksi, baris, enjabemen, bait, dan tipografi.
1.7.2 Lapis Makna Puisi
Untuk memahami secara utuh sebuah puisi, di samping harus
memahami lapis bentuk/struktur, kita perlu pahami lapis makna puisi
serta unsur ekstrinsik yang turut mendukung; seperti biografi pengarang,
latar sosial, budaya, politik saat puisi dibuat, dan sebagainya.
Yang termasuk lapis makna dalam puisi adalah:
a. tema/sense adalah gagasan pokok yang diciptakan/dilukiskan
oleh penyair melalui puisinya.
b. perasaan/feeling adalah sikap penyair terhadap tema yang
dikemukakan dalam puisinya.
c. nada dan suasana/tone adalah sikap penyair terhadap pembaca/
penikmat puisi.
d. amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh penyair.
Amanat seringkali tersirat di balik kata-kata yang disusun dan
juga berada di balik tema yang diungkapkan. Seringkali amanat
ini tidak disadari penyair.
Cermatilah puisi berikut ini!
Perasaan Seni
Bagaikan banjir gulung-gemulung,
Bagaikan topan seruh-menderuh,
Demikian rasa,
datang semasa,
Mengalir, menimbun, mendesak, mengepung,
Memenuhi sukma, menawan tubuh.
Serasa manis sejuknya embun,
Selagu merdu dersiknya angin,
Demikian rasa,
datang semasa,
Membisik, mengajak, aku berpantun,
Mendayung jiwa ke tempat diingin.
Jika kau datang sekuat raksasa,
Atau kau menjelma secantik juita,
Kusedia hati,
Akan berbakti,
Dalam tubuh Kau berkuasa,
Dalam dada Kau bertakhta!
J.E. Tatengkeng
Salah seorang teman Anda akan
membacakan puisi “Perasaan
Seni”. Dengarkanlah dengan
saksama pembacaan puisi yang
dilakukan teman Anda itu!
Kemudian diskusikan dalam
kelompok soal-soal berikut:
1. Apakah tema dan amanat puisi
itu?
2. Jelaskan rima yang terdapat
dalam puisi tersebut!
3. Adakah Licensia Poetica dalam
puisi tersebut? Jelaskan!
4. Nilai apa yang terdapat dalam
puisi tersebut? Jelaskan!
5. Bagaimana pendapat Anda
mengenai puisi tersebut?
6. Tuliskan hasil diskusi anda, kemudian
bacakan di depan kelas
supaya ditanggapi teman-teman
Anda!
Gbr. 1.3
Chairil Anwar, pelopor
Angkatan’45 dalam sastra
Indonesia.
Indonesian Heritage Seri Bahasa dan Sastra
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
14
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
Bacalah teks berita berikut ini untuk menjawab
soal 1—4!
Mewaspadai Kekerasan Verbal dalam
Keluarga
Kekerasan pada anak tidak hanya terbatas
pada tindakan fisik, tetapi juga kekerasan verbal.
Bedanya, bila tanda-tanda kekerasan fisik bisa
dilihat dengan mudah, kekerasan verbal ini
menyentuh bagian dari diri manusia yang tidak
berbentuk namun bisa dirasakan.
Tindak kekerasan ini pun tergolong berada
di urutan atas dalam rumah tangga, setelah
kekerasan fisik. Seperti sebuah ungkapan yang
mengatakan lidah bagaikan pisau bermata dua,
kalimat yang meluncur dari mulut seseorang bisa
memberi energi positif maupun negatif.
Contoh yang paling gampang, panggilan
seperti “si hitam”, “si ndut”, atau “anak malas”,
disadari atau tidak, dapat menimbulkan efek negatif
pada anak. Proses labelling tersebut bisa
berdasarkan karakter fisik, pribadi, maupun
kebiasaannya. Padahal, maksud orang tua
memberi sebutan tersebut kadang hanya sebagai
“panggilan sayang” atau memicu anak menjadi
lebih rajin.
Mengapa bisa demikian? Pasalnya, tidak
semua anak dapat menerimanya dengan baik,
terutama bila sensitivitasnya tinggi. Apabila hal
ini berlangsung terus menerus, tidak jarang
membuat anak stres, depresi, dan minder, yang
berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. Hal
1. Berita adalah cerita atau keterangan mengenai
kejadian atau peristiwa yang hangat atau laporan
atau informasi baru yang disajikan dalam pembacaan
dan penulisan yang jelas, aktual, dan
menarik.
2. Unsur berita meliputi 5 W (Who–siapa yang
terlibat dalam peristiwa itu , What–apa yang
terjadi, When–kapan peristiwa itu terjadi,
Where–di mana peristiwa itu terjadi, dan Why–
mengapa hal itu terjadi), dan 1 H (How–
bagaimana peristiwa itu terjadi).
3. Unsur intrinsik sastra meliputi tokoh, latar, alur,
dan amanat, sedangkan unsur ekstrinsik meliputi
sosiologi, psikologi, ataupun budaya pengarang,
dan lain-lain.
4. Jeda adalah perhentian sementara dalam pembacaan
teks. Lafal adalah ketepatan pengucapan.
Intonasi adalah naik turunnya nada entah
dalam kalimat tanya, kalimat berita, ataupun
kalimat perintah.
5. Paragraf adalah gabungan kalimat yang mengandung
satu gagasan pokok dan didukung
oleh gagasan-gagasan penjelas. Paragraf yang
baik dan efektif harus memenuhi syarat kohesi
dan koherensi.
6. Tulisan deskripsi adalah tulisan yang bertujuan
memberi gambaran suatu objek kepada pembaca
secara rinci dan jelas tanpa disertai pendapat
penulis terhadap objek tersebut.
7. Ada tiga unsur serapan dalam bahasa Indonesia,
yaitu (a) unsur pinjaman yang belum sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indoensia,
(b) unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia,
dan (c) unsur yang sudah lama terserap
dalam bahasa Indonesia tidak perlu lagi
diubah ejaannya.
8. Kerangka karangan adalah garis besar dari halhal
yang hendak ditulis sehingga mudah untuk
menuangkan ide secara sistematis, terarah, dan
kemungkinan mendapatkan kelengkapan materi.
15
Bab 1 Peristiwa
ini pun bisa terus membekas pada benak anak
hingga beranjak dewasa. Dan ibarat sebuah lingkaran,
mereka akan meneruskan “kebiasaan” tersebut
ke lingkungan sekitar dan keturunan
berikutnya.
Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?
Kesadaran dan sikap empati orang tua terhadap
perasaan dan perkembangan jiwa anak merupakan
kunci utama menghindari hal tersebut. Mencoba
memahami dunia anak dapat membantunya
mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Tak bisa dipungkiri, sebutan dan panggilan
tersebut kadang sulit untuk dikendalikan dan tidak
menutup kemungkinan pula ada anak yang tidak
terpengaruh. Untuk mengetahuinya, bisa dilihat dari
perubahan mimik anak saat mendengar nama
sebutannya dipanggil. Apabila raut wajahnya menunjukkan
kekesalan, hal ini merupakan alarm bagi
Anda dan orang dewasa lain di rumah yang juga
sering melakukannya, untuk segera menghentikan
kebiasaan tersebut.
Bisa juga dengan melihat ada tidaknya perubahan
sikap pada anak. Misalnya, meski dipanggil
anak malas, tidak ada perubahan pada sikapnya
alias tetap malas. Bukan berarti Anda bisa terus
memanggil sebutan-sebutan lain untuknya. Hal ini
menandakan bahwa tidak ada gunanya menggunakan
kata sebutan yang bersifat negatif, karena
toh tidak ada hasilnya. Penyebutan tersebut hanya
memberi satu dampak, yaitu perasaan tidak aman.
Sumber: Kompas, Minggu, 14 Mei 2006
1. Paragraf yang menyatakan perbedaan kekerasan
fisik dan kekerasan verbal adalah ... .
a. paragraf pertama
b. paragraf kedua
c. paragraf ketiga
d. paragraf keempat
e. paragraf kelima
2. Gagasan pokok paragraf kelima adalah ... .
a. perbedaan kekerasan fisik dan kekerasan
verbal
b. panggilan atau sebutan disadari atau tidak
dapat menimbulkan efek negatif
c. tindakan kekerasan verbal tergolong urutan
teratas dalam rumah tangga, setelah kekerasan
fisik
d. cara mengatasi kekerasan verbal
e. cara untuk mengetahui apakan anak terpengaruh
oleh sebutan atau panggilannya
3. Pertanyaan yang jawabannya tidak terdapat
pada teks adalah ...
a. Apakah ungkapan yang cocok untuk mengibaratkan
kekerasan verbal?
b. Apakah panggilan seperti “si hitam”, “si ndut”,
atau “anak malas” dapat menimbulkan efek
negatif?
c. Bagaimana cara mengatasi kekerasan verbal
pada anak?
d. Mengapa anak tidak suka dengan panggilan
“si hitam”, “si ndut”, atau “anak malas”?
e. Bagaimana cara mengetahui anak terpengaruh
oleh panggilan tertentu atau tidak?
4. Pernyataan yang tidak terdapat dalam teks
adalah ...
a. Akibat kekerasan fisik dapat dengan mudah
dilihat dari pada kekerasan verbal.
b. Maksud orang tua memberikan sebutan tertentu
kepada anak supaya memicu anak
menjadi lebih rajin.
c. Kesadaran dan sikap empati orang tua
terhadap perasaan dan perkembangan jiwa
anak merupakan kunci utama menghindari
kekerasan verbal dalam rumah tangga.
d. Untuk mengetahuinya, bisa dilihat dari perubahan
mimik anak saat mendengar nama
sebutannya dipanggil.
e. Jika tidak ada perubahan raut muka pada
anak ketika mendengar sebutan tertentu
padanya, Anda bisa menggunakan sebutan
tersebut terus-menerus.
5. Suasana haru mewarnai acara pemakaman
Sersan Satu (sertu) Anumerta Agung Prihadi
Wijaya, 24, anggota TNI AU yang menjadi korban
bentrokan di Abepura, Kamis.
Unsur berita yang terdapat dalam kutipan berita
di atas adalah ... .
a. apa dan siapa
b. di mana dan mengapa
c. kapan dan bagaimana
d. apa
e. siapa
6. Pernyataan fakta yang dapat dimasukkan dalam
kalimat laporan adalah ...
a. semoga peserta seminar dapat memahami
uraian saya.
b. saya memperkirakan masalah itu tidak akan
berkepanjangan.
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
16
c. genangan air yang cukup tinggi di antaranya
terlihat di sekitar Grogol akibat meluapnya
Kali Grogol.
d. siapakah yang membakar hutan kita?
e. kita akan membahas lagi soal ini secara
terperinci pada rapat berikutnya bila tidak
ada halangan.
7. Akhir-akhir ini media sering memuat foto seksi
artis, tetapi para artis tersebut membantah bahwa
hal itu hanya teknik yang dikuasai fotografer.
Kalimat opini yang sesuai ilustrasi di atas adalah
... .
a. saya membaca berita serupa kemarin di
surat kabar Republika
b. sudah lebih sepuluh orang artis berfoto seksi
dimuat di surat kabar Republika
c. artis-artis yang berfoto seksi itu tidak semua
mengaku bahwa itu tubuh mereka
d. berani sekali para artis itu berfoto seperti
itu, padahal foto tersebut membuat nama
mereka tercemar
e. salah satu artis yang berfoto seksi itu telah
dipanggil ke kepolisian karena dianggap
melanggar kesusilaan
8. Kata serapan berikut ini yang tidak mengikuti
kaidah -ism, -isme (Belanda) menjadi -isme,
adalah ... .
a. terorisme
b. kapitalisme
c. patriotisme
d. optimisme
e. modernisme
9. Kata-kata berikut ini yang bukan merupakan
kata serapan adalah ... .
a. disiplin
b. sekolah
c. amatir
d. populer
e. aksi
10. Cermatilah kutipan puisi berikut!
Anakku
J.E. Tatengkeng
Engkau datang menghintai hidup
Engkau datang menunjukkan muka
Tapi sekejap matamu kaututup
Melihat terang anaknda tak suka
Mulutku kecil tiada kaubuka
Tangis teriakmu takkan diperdengarkan
Alamat hidup wartakan suka
Kau diam, anakku, kami kautinggalkan
....
Rima dalam kutipan puisi di atas adalah ... .
a. a a a a
b. a a b b
c. a b a b
d. a b c d
e. a a a b
II. Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1. Carilah sebuah teks nonberita di surat kabar atau
majalah, kemudian tulislah hal-hal penting dari
teks nonberita tersebut dalam bentuk tabel!
2. Carilah sebuah teks berita di surat kabar atau
majalah, kemudian tulislah unsur-unsur (5W +
1H) berita tersebut dalam bentuk tabel!
3. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata
serapan asing berikut ini dan tentukan kaidah
penyesuaiannya!
a. oktaf
b. komunisme
c. logis
d. statistik
e. analogi
f. repertoar
g. inspektur
4. Jelaskan tema dan amanat kutipan puisi Anakku
di atas!
5. Tulislah sebuah paragraf yang berisi deskripsi
suatu peristiwa yang pernah Anda alami!
17
Bab 2 Lingkungan
Lingkungan menjadi rusak karena ulah manusia
yang tidak bertanggung jawab.
GPM doc.
Hutan Gorat Ni Padang di Kecamatan Merek,
Kabupaten Karo, terus digunduli.
Kompas, 27 Feb 05
2.1 Membaca Puisi
Bacalah dua puisi berikut ini!
Burung-burung
nggan Bern an i Lagi
Bising gergaji mengoyak sepi
dan hutan
Pohon-pohon tumbang
Mobil-mobil besar menggendongnya
tergesa-gesa
Gunung dan lembah luka parah
Kulitnya terkelupas
Erang sakitnya merambah ke manamana
Burung-burung kehilangan dahan dan
ranting
1
Di bab dua, “ ingkungan”, kalian diajak untuk
meningkatkan lagi kemampuan bahasa kalian.
aranya Pertama, kalian diajak untuk membacakan
puisi yang bertema lingkungan. Ingat, perhatikan
lafal, tekanan, dan intonasi yang sesuai dengan isi
puisi tersebut.
Kedua, kalian diajak untuk bisa memahami
macam-macam majas dan mengidentifikasi majas
yang digunakan dalam puisi. Ketiga, kalian diajak
untuk mendiskusikan tentang lingkungan yang rusak
akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab
dengan menyampaikan ringkasan berita, artikel,
atau buku dalam forum diskusi, menanggapi ringkasan
isi berita, artikel, dan buku, mengajukan saran
dan pemecahan masalahnya terhadap ringkasan,
menyelaraskan perbedaan pendapat yang
muncul dalam diskusi, mendaftar kata-kata sulit
dalam teks bacaan dan membahas maknanya, mengucapkan
kalimat perkenalan dengan lancar,
menempatkan jeda yang tepat dalam mengungkapkan
kalimat, mencatat kekurangan yang terdapat
pada pengucapan kalimat perkenalan, dan
memperbaiki pengucapan kalimat yang tidak tepat.
Keempat, kalian bisa memahami kalimat tunggal
sederhana dan membuat kalimatnya.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
18
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Enggan bernyanyi lagi
Bila pun ada tegur sapa di antara mereka
Tentulah pertanyaan yang menyesakkan:
Ke mana kita harus mengungsi?
Pohon-pohon merdu dan melata itu
Bukanlah tempat tinggal yang ideal
kita perlu gunung yang teduh
lembah yang indah
Bukan yang luka parah begini
Mh. Sanusi Suryapermana
Menanam Pohon-pohon Akasia
Aku tanam pohon-pohon akasia
Ketika mentari itu jatuh di menara-menara
Semburat wajahnya hingga ke sebelah kota
Hingga terasa di sudut-sudut kumuh
Aku tanam pohon-pohon akasia
Di tengah kecamuknya abad televisi dan media cetak
Mencari berita di kebun-kebun. Tak kutemukan kau
Tak kutemukan burung-burung perkutut
Aku tanam pohon-pohon akasia
Jika langit pun berubah warna hitam
Dibalut tebal asap-asap pabrik. Bagai terlukis di udara
Dan kuhirup bagai tuba
Aku tanam pohon-pohon akasia
Di depan rumah di pinggiran kota
Merujuk kembali burung-burung suaranya
Bernyanyi hingga suaranya itu menjadi seperti rayuan
nusantara
Yaman
2
1. Suasana dan nada apa yang
Anda tangkap dari puisi 1 (sedih,
sepi, damai, marah, cinta,
dsb)?
2. Suasana dan nada apa yang
Anda tangkap dari puisi 2 (sedih,
sepi, damai, marah, cinta,
dsb)?
3. Kenyataan apa yang ditemui
penyair sehingga menulis puisi
tersebut?
4. Menurut pendapat Anda, mengapa
kedua penyair memilih
burung untuk menggambarkan
alam?
5. Visualkan beberapa benda yang
ada dalam puisi tersebut dengan
TABEL A !
TABEL A
No Benda/lambang Visual
1 burung
2 pohon yang tumbang
3
dsb ..................................
gunung dan lembah luka,
1. Teknik frase harus benar
2. Pengucapan bunyi
3. Intonasi disesuaikan isi
4. Penghayatan sesuai isi puisi
Perhatian:
Rentang nilai dalam penyekoran mulai dari 50—100
19
Bab 2 Lingkungan
2.2 Macam-macam Ma as
Dalam penggunaan bahasa, untuk berbagai keperluan, baik lisan
maupun tulisan, baik resmi maupun tidak resmi, kita sering menggunakan
atau menemukan penggunaan majas. Penggunaan majas
tersebut salah satunya untuk mengungkapkan suatu maksud.
Untuk mempermudah pemahaman Anda, di bawah ini akan
diuraikan macam-macam majas, sebagai berikut.
1. Litotes
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan
merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya
atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan
katanya. Contoh:
a. Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali.
b. Apa yang kami hadiahkan ini sebenarnya tidak ada artinya
sama sekali bagimu.
2. Paradoks
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta
yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian
karena kebenarannya. Contoh:
a. Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang
berlimpah-limpah.
b. Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota.
3. Pleonasme
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang
diperlukan. Contoh:
a. Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.
b. Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya
sendiri.
4. Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang
dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau
pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi
pola yang berlaku. Contoh:
Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau
tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... .
5. Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu
hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contoh:
Pena lebih berbahaya dari pedang.
6. Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia
memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan
itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan
Majas adalah cara melukiskan
sesuatu dengan jalan
menyamakan dengan sesuatu
yang lain.
KBBI, 2001
Definisi:
Kalimat-kalimat di bawah ini tergolong
majas apa?
a. Kulihat ada bulan baru saja
kembali ke peraduannya, ketika
kami tiba di sana.
b. Darah yang merah itu melumuri
seluruh tubuhnya.
c. Ia telah memeras keringat habis-
habisan.
d. Kulihat ada bulan di kotamu lalu
turun di bawah pohon belimbing
depan rumahmu barangkali ia
menyeka mimpimu.
e. Bibirnya seperti delima merekah.
f. Mobilnya terbatuk-batuk sejak
pagi tadi.
g. Matahari baru saja kembali ke
peraduannya, ketika kami tiba
di sana.
h Pemuda-pemuda adalah bunga
bangsa.
i. Matanya seperti bintang timur.
j. Kelakuanmu memuakkan saya!
20
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
sebagainya. Contoh:
a. Kikirnya seperti kepiting batu.
b. Mukanya merah laksana kepiting rebus.
7. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya
darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah
metafora dibatasi oleh sebuah konteks. Contoh:
Perahu itu menggergaji ombak.
8. Personifikasi
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolaholah
memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan)
merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan
benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh:
a. Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu
menambah lagi ketakutan kami.
b. Kata-katanya tajam seperti mata pisau.
9. Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud
berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh:
a. Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik
di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!
b. Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan
kita melintas.
10. Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh:
Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga
semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya!
11. Sarkasme
Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme
mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Contoh:
a. Mulut harimau kau!
b. Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)
12. Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari
sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem
pro parte). Contoh:
a. Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00
(pars pro toto).
b. Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia
berakhir dengan kemenangan Indonesia (totem
pro parte).
1. Tulislah 5 pargaraf yang mengandung
majas! Masing-masing
paragraf mengandung 1 majas.
2. Jelaskan majas yang terdapat
dalam paragraf yang ditulis!
3. Bacakan di depan kelas agar ditanggapi
oleh kelompok lain!
4. Perbaiki paragraf, jika ada masukan
dari kelompok lain!
Dalam satu kalimat ada
kemungkinan mengandung
lebih dari satu majas.
21
Bab 2 Lingkungan
13. Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan,
dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Contoh:
a. Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir
meledak kepalaku.
b. Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya.
14. Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih
halus. Contoh:
a. Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan
kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan
harga).
b. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu
merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK).
15. Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan
sebenarnya. Contoh:
Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbangkan
bagi generasi bangsaku.
16. Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan
budaya, mengapa hendak diseragamkan?
TABEL C
No Kalimat Majas
1. Bising gergaji mengoyak sepi.
2. ............................................
............................................
3. ............................................
............................................
4. Kemana kita harus mengungsi?
5. Jika langit pun berubah warna hitam
Dibalut tebal asap-asap pabrik.
Bagai terlukis di udara.
6. ............................................
............................................
personifikasi
hiperbola
........................
........................
........................
........................
1. Lihat kembali puisi Burungburung
Enggan Bernyanyi Lagi
dan Menanam Pohon-pohon
Akasia, kemudian salinlah dan
isilah TABEL C dalam bukumu!
2. Buatlah kalimat menggunakan
majas berikut ini! (masing-masing
majas satu kalimat)
a. metonimia
b. elipsis
c. hiperbol
d. eufimisme
e. sarkasme
f. metafora
g. simile
h. pleonasme
i. litotes
j. sinisme
22
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
2.3 Diskusi
Melalui diskusi, kita dilatih untuk berpikir kritis dan kreatif, berpikir
secara logis dan sistematis serta menyampaikan gagasan kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar secara
lisan. Dengan berdiskusi kita dapat berlatih menggunakan pengetahuan
dan gagasan-gagasan kita untuk menyampaikan pendapat,
mempertahankan pandangan-pandangan, mengatakan setuju atau
menolak pandangan orang lain dengan cara-cara yang baik. Melalui
diskusi pula kita dilatih untuk menghargai orang lain walaupun kita
berbeda pendapat atau pandangan. Selain itu, dalam diskusi Anda
juga bisa berlatih memperkenalkan diri dan orang ini.
2.3.1 Memperkenalkan Diri dalam Diskusi
Dalam sebuah diskusi atau seminar, pasti terdapat sesi perkenalan
yang biasanya dimulai tepat sebelum seorang pembicara
mulai mempresentasikan tulisannya. Berikut ini sebuah contoh bagaimana
memperkenalkan seorang pembicara pada saat seminar atau
diskusi yang dilakukan oleh pembawa acara seminar.
Berikut ini adalah Bapak Sutardji Calzoum Bachri, beliau lahir
di Rengat (Riau) pada tanggal 24 Juni 1941. Pendidikan terakhirnya
Jurusan Administrasi Negara Fakultas Sosial dan Politik Universitas
Padjadjaran (sampai tingkat doktoral). Beliau pernah mengikuti
International Writing Program di Universitas Iowa, di Iowa City,
AS pada tahun 1974-1975 dan Festival Penyair International di
Rotterdam Belanda pada tahun 1975. Sejak 1979, beliau menjabat
sebagai redaktur di majalah budaya Horison. Pada kesempatan
seminar kali ini beliau akan mencoba membawa kita semua untuk
berpikir tentang masa depan para pelaku komunikasi sehubungan
dengan munculnya RUU tentang penyiaran yang konon kabarnya
sedikit kontroversial.
Untuk memperkenalkan diri, Anda juga harus memperhatikan
kedudukan Anda, atau sebagai apa Anda di dalam seminar tersebut.
Jika Anda berperan sebagai peserta, akan sangat berbeda dengan
seorang yang berperan sebagai moderator saat memperkenalkan
diri dalam sebuah seminar. Berikut ini adalah contoh perkenalan dari
seorang moderator yang akan memimpin jalannya diskusi.
... Selamat pagi Bapak Ibu sekalian. Perkenalkan nama saya
Candra, dan pada kesempatan kali ini saya akan memimpin seminar
ini dari awal, pertengahan, hingga akhir. Tidak banyak yang
dapat saya ceritakan tentang diri saya kecuali seperti yang telah
diutarakan oleh pembawa acara di muka ... .
2.3.2 Memberi Tanggapan
Dalam sebuah diskusi panel, seorang peserta mempunyai hak
untuk bertanya, menyetujui, atau menyanggah pendapat pembicara/
panelis. Hendaknya pertanyaan atau sanggahan dilakukan dengan
menggunakan kalimat yang jelas, logis, dan tidak menyimpang dari
Diskusi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, adalah pertemuan
ilmiah untuk bertukar pikiran
mengenai suatu masalah.
Diskusi panel adalah diskusi yang
di-lakukan oleh sekelompok orang
(yang disebut panel) yang membahas
suatu topik yang menjadi perhatian
umum di depan khayalak,
pendengar (siaran radio), atau penonton
(siaran televisi), khayalak diberi
kesempatan untuk bertanya
dan memberikan tanggapan.
Tanggapan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), berita pertunjukan
(tontonan) yang (biasa)
ditanggap.
Tanggap, menurut KBBI, adalah, 1
bertanya untuk meminta penjelasan
(keterangan); 2 memanggil ke suatu
tempat dan menyuruhnya untuk
menggelar suatu pertunjukan (tontonan)
serta membayar semua biaya
yang diperlukan.
23
Bab 2 Lingkungan
pokok persoalan. Kemukakan pola dasar alasan/argumen Anda dengan
jelas supaya mudah dimengerti. Jangan terlalu banyak mengemukakan
pertanyaan/sanggahan, hargailah pendapat orang lain. Agar
gagasan atau pendapat dapat disampaikan dengan baik, seorang
peserta harus memperhatikan hal-hal berikut.
a. Peserta harus menguasai masalah yang dibahas.
b. Dalam menyampaikan pendapat, peserta harus menggunakan
bahasa yang baku serta kalimat yang santun.
c. Peserta harus menyampaikan pendapat yang masuk akal dan
sistematis. Jika tanggapan berupa sangkalan atau kalimat yang
berisi penolakan, kalimat tersebut harus disertai alasan yang
rasional.
Perhatikan contoh di bawah ini!
Pen alahgunaan Narkoba di Lingkungan
ema a
Moderator : Demikianlah pokok pikiran yang disampaikan
pembicara melalui makalah yang berjudul “Penyalahgunaan
Narkoba di Lingkungan Remaja”.
Saudara-saudara, pada kesempatan ini saya membuka
termin I untuk tiga orang penanya atau
penanggap. Perkenalkanlah diri terlebih dahulu sebelum
mengungkapkan pendapat, silakan!
Peserta : Nama saya Teguh Candra. Saya sangat tertarik
dengan uraian saudara pembicara. Namun, saya
kurang sependapat dengan pernyataan Pembicara
bahwa penyebab penyalahgunaan narkoba adalah
faktor lingkungan pergaulan remaja saja. Menurut
saya penyebab penyalahgunaan narkoba meliputi
faktor keluarga dan lingkungan, karena keluarga
merupakan faktor pembentukan kepribadian anak.
Moderator : Terima kasih, penanggap kedua kami persilakan.
Peserta : Nama saya Tuti. Terima kasih atas kesempatan
yang diberikan kepada saya. Saya sependapat
dengan saudara Teguh. Kita tidak boleh memposisikan
faktor lingkungan pergaulan remaja
sebagai faktor tunggal penyebab penyalahgunaan
narkoba dalam diri remaja. Meskipun faktor itu
memang sangat berpengaruh. Namun apabila
remaja ditanamkan nilai-nilai keutamaan, moral,
etika, dan agama yang kuat terutama dalam lingkungan
keluarga saja dan terus-menerus diberi
teladan tingkah laku orang tuanya yang baik, maka
ia akan menolak pengaruh lingkungan pergaulan
yang negatif termasuk penyalahgunaan narkoba.
Moderator : Ya, terima kasih saudara Tuti. Selanjutnya, penanya
ketiga kami persilakan.
Peserta : Nama saya Topik. Saya hanya akan melengkapi
pendapat saudara-saudara tadi. Menurut saya,
yang terpenting bagaimana mengatasi masalah
Definisi:
Diskusi adalah sebuah
pertemuan yang bertujuan
membahas suatu masalah
secara bersama-sama guna
menemukan kesepakatan
jalan keluarnya.
Moderator. Moderator, menurut
KBBI, berarti 1 orang yang bertindak
sebagai penengah (hakim,
wasit); 2 pemimpin sidang (rapat,
diskusi) yang menjadi pengarah pada
acara pembicaraan atau pendiskusian
masalah; 3 alat pada mesin yang
mengatur atau mengontrol aliran
bahan bakar atau sumber tenaga.
24
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
tersebut sehingga remaja tidak terjerumus dalam
tindakan tersebut. Menurut saya, pertama-tama,
keluarga harus memberikan teladan dan menanamkan
nilai moral dan agama yang kuat, masyarakat
ikut mengawasi dan bekerja sama dengan
aparat kepolisian memberantas penyalahgunaan
narkoba, dan pemerintah menerapkan hukuman
yang berat kepada pengedar dan pengguna
narkoba.
Moderator : Demikianlah saudara-saudara, termin I telah
selesai. Selanjutnya, saya persilakan para panelis
untuk menanggapi pernyataan atau pertanyaan
dari para peserta tersebut. Silakan!
................
2.3.3 Bahan Diskusi
Kehancuran Hutan Gorat Kekalahan
Mas arakat Danau Toba
Dari atas bukit Gorat Ni Padang, biru air Danau Toba terlihat
sangat menawan. Jajaran perbukitan di seberang danau yang
diselimuti kabut tipis menjadi pemandangan menakjubkan. Namun,
pesona itu pula yang menghancurkan Gorat Ni Padang dan
masyarakat yang hidup di sekitarnya.
Kehancuran itu bermula ketika kalangan pengusaha yang
melihat strategisnya lokasi bukit seluas sekitar 80 hektar tersebut
berebut menguasai kawasan itu. Pada bulan Mei 2000, kawasan
Gorat Ni Padang yang merupakan tanah ulayat masyarakat Kodonkodon,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo telah diambil alih PT
Merek Indah Lestari (PT MIL), pengembang swasta yang bermimpi
untuk membangun lapangan golf, hotel, dan berbagai sarana
wisata lainnya di sana.
Sejak itu, kawasan hutan Gorat Ni Padang yang semula ditumbuhi
hutan pinus hasil reboisasi masyarakat mulai diratakan. Alat-alat berat
terus menggerus daerah tangkapan air Danau Toba tersebut.
Namun, perataan hutan di Gorat Ni Padang tersebut telah
memicu berbagai masalah lingkungan dan sosial. Bukan halnya
status tanah yang masih menjadi sengketa, pekerjaan proyek di
perbukitan Gorat Ni Padang oleh PT MIL telah mengakibatkan
longsor dan menimbun lahan pertanian penduduk. Mata air yang
menjadi sumber air bersih dan irigasi Desa Kodon-kodon kian
mengecil dan keruh.
Puncaknya, pada bulan November 2004, sekitar 20 hektar
sawah di Desa Kodon-kodon tertimbun longsor. Longsoran juga
terlihat menutup sebagian ruas jalan menuju Kodon-kodon yang
berada persis di tepi Danau Toba. Saat hujan turun, tanah longsoran
hanyut ke Danau Toba menyebabkan air di sekitar danau
berwarna kecoklatan.
“Kami ini ibaratnya sudah jatuh dilindas pula. Bukit Gorat Ni
Jawablah pertanyaan berikut
berdasarkan teks Kehancuran
Hutan Gorat, Kekalahan Masyarakat
Danau Toba!
a. Bagaimanakah awal mula terjadinya
kasus Gorat Ni Padang?
b. Apa hubungan Gorat Ni Padang
dengan PT Merek Indah
Lestari?
c. Sejauh mana efek yang
ditimbulkan dengan adanya
kasus Gorat Ni Padang?
d. Bagaimanakah sikap Pemerintah
Kabupaten Karo terhadap kasus
Gorat Ni Padang?
e. Berikan tanggapan terhadap
kasus Gorat Ni Padang!
Gbr. 2.1
Dua gambar di atas adalah contoh
diskusi.
Matabaca, Jan 06
25
Bab 2 Lingkungan
1. Bentuklah kelompok diskusi,
tiap kelompok terdiri atas 4-8
siswa, kemudian ikuti dan kerjakan
langkah-langkah berikut!
a. Tulislah masalah-masalah
yang terdapat dalam teks
Kehancuran Hutan Gorat,
Kekalahan Masyarakat Danau
Toba!
b. Buatlah rangkuman berdasarkan
masalah-masalah
yang Anda temukan itu!
c. Diskusikan masalah-masalah
itu dan tuliskan tanggapannya!
d. Pilihlah salah seorang dalam
kelompok Anda untuk memimpin
diskusi!
2. Setelah kelompok selesai
mengerjakan soal 1, setiap kelompok
mendapat kesem-patan
untuk mengemukakan hasil
diskusinya di muka kelas. Kelompok
yang lain memberikan
tanggapan. Praktikkan cara
memperkenalkan diri dan memberikan
tanggapan yang baik
dalam diskusi!
3. Sebagai tambahan latihan,
carilah materi diskusi lain yang
faktual sebagai bahan diskusi!
Kompas, 27 Februari 05
Gbr. 2.2
Hutan Gorat Ni Padang di
Kecamatan Merek, Kabupaten
Karo, terus digunduli.
Padang milik kami telah direbut dan diratakan karena akan dibangun
lapangan golf. Kini, bukit yang telah digunduli itu telah menyebabkan
longsor dan menimbun lahan pertanian kami,” kata Lusius Monte,
warga Kodon-kodon yang sawahnya tertimbun longsor.
Menurut Lusius, longsoran itu telah menyebabkan tanaman
padi, bawang, cokelat, advokad, vanili, dan mangga di lahan milik
warga terkubur tanah. “Kini, sumber penghidupan kami telah
hancur akibat ulah mereka,” katanya.
Bencana jelas menghancurkan sumber hidup Lusius dan
belasan warga desa yang lain. Namun, Lusius mengaku tidak mendapat
ganti rugi sedikit pun, “Kami sudah mengajukan ganti rugi
yang ditandatangani Kepala Desa Kodon-kodon kepada PT MIL,
tetapi sampai sekarang belum mendapat sedikit pun. Padahal,
kerugian yang kami alami sangat besar karena sampai sekarang
lahan pertanian kami tidak bisa ditanami lagi,” urai Lusius.
Perwakilan PT MIL, Singhoat Maras Silalahi, mengatakan,
pihaknya sebenarnya telah memberikan ganti rugi kepada sebagian
petani yang lahannya tertimbun longsor mulai dari Rp 600.000
hingga Rp 30 juta. Namun, ia mengakui sebagian warga yang lain
belum mendapat ganti rugi. “Keputusan pemberian ganti rugi itu
ada di tangan pimpinan,” katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo sendiri
terkesan tutup mata terhadap status tanah Gorat Ni Padang.
Bencana yang dihadapi warga akibat dampak pembangunan di
Gorat Ni Padang juga tak dipedulikan. “Setahu kami, tanah tersebut
memang sudah dimiliki PT MIL. Di kawasan tersebut
rencananya akan dibangun lapangan golf, perkebunan, penginapan,
dan berbagai fasilitas wisata yang lain,” kata Kepala Bagian
Tata Pemerintahan Kabupaten Karo, Sadarta Bukit.
Saat ditanya soal perizinan, Sadarta mengatakan sampai saat
ini Pemkab Karo belum mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB)
kepada PT MIL di kawasan hutan Gorat Ni Padang tersebut. “Kami
masih memproses izin yang diajukan PT MIL. Mereka baru
mengajukan izin sekitar satu bulan lalu,” katanya. Berarti, selama ini
proyek yang telah berlangsung sejak tahun 2000 tersebut masih liar.
Sadarta juga mengatakan, pihak developer belum membuat
analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) untuk mengantisipasi
dampak yang mungkin ditimbulkan oleh pembangunan
di kawasan resapan air Danau Toba tersebut. “Memang dokumendokumen
amdalnya belum ada. Jadi, kami juga tak tahu dengan
proses ganti rugi terhadap warga yang tanahnya telah kena
longsor,” ujarnya.
Sumber: Kompas, Minggu, 27 Februari 2005.
2.4 Kalimat Tunggal
Ada dua macam kalimat tunggal, yaitu kalimat tunggal sederhana
dan kalimat tunggal luas. Kalimat tunggal sederhana adalah kalimat
26
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
tunggal yang hanya terdiri dari kata yang menduduki jabatan subjekpredikat
dan secara fakultatif objek.
Kalimat tunggal luas adalah kalimat tunggal yang di samping
terdiri atas kata yang menduduki fungsi sebagai subjek, predikat,
dan objek, juga terdapat unsur perluasan.
Unsur perluasan itu dapat meliputi keterangan subjek, keterangan
predikat, keterangan objek, dan keterangan lain yang tidak sampai
membentuk klausa.
Berikut ini contoh kalimat tunggal sederhana dan kalimat tunggal
luas.
Contoh:
1. Kalimat tunggal sederhana
a. Uangnya hilang.
S P
b. Mobilnya menabrak pohon.
S P O
c. Ibu membeli buah.
S P O
2. Kalimat tunggal luas
- Kemarin ibu membeli bernacam-macam buah di
K S P O
pasar.
K
Definisi:
Kalimat tunggal adalah
kalimat yang terdiri atas
satu pola dasar kalimat.
1. Buatlah sepuluh contoh kalimat
tunggal sederhana!
2. Perluaslah kalimat tunggal yang
Anda buat menjadi kalimat
tunggal luas!
1. Majas adalah cara melukiskan sesuatu maksud
dengan jalan menyamakan dengan sesuatu
yang lain.
2. Ada 16 macam majas, yaitu litotes, paradoks,
pleonasme, elipsis, metonimia, persamaan
atau simile, metafora, personifikasi, ironi,
sinisme, sarkasme, sinekdoke, hiperbol,
eufemisme, litotes, dan retoris.
3. Diskusi adalah sebuah pertemuan yang bertujuan
membahas suatu masalah secara bersama-
sama guna menemukan kesepakatan
jalan keluarnya.
4. Manfaat diskusi adalah dapat berpikir kritis dan
kreatif, berpikir logis dan sistematis, serta dapat
menyampaikan gagasan kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar secara lisan. Selain itu, dapat menggunakan
pengetahuan dan gagasan untuk mendukung
kesetujuan ataupun penolakan atas
pendapat orang lain dengan cara yang baik;
serta dapat menghargai orang lain yang berbeda
pendapat, dan dapat memperkenalkan diri
dan orang lain.
27
Bab 2 Lingkungan
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Produksi dari Kalimantan Barat diperkirakan
dalam tahun-tahun mendatang tidak akan banyak
mengalami peningkatan. Ini terjadi akibat
perkebunan karet yang masih produktif tinggal
275.081 hektar dari 463.940 hektar perkebunan
karet yang ada. Sementara itu, yang mengalami
kerusakan atau sudah tua mencapai 83.892 hektar.
Adapun 105.300 hektar masih merupakan
tanaman muda.
Inti kutipan paragraf di atas adalah ... .
a. Produksi karet nasional tak akan mengalami
peningkatan
b. Produksi karet Kalimantan Barat akan
mengalami peningkatan
c. Produksi karet Kalimantan Barat cenderung
statis
d. Kebun karet Kalimantan Barat mengalami
kerusakan
e. Perkebunan karet Kalimantan Barat yang
produktif lebih sedikit daripada tak produktif
2. Di bawah ini adalah tata cara menyampaikan
tanggapan dalam diskusi, kecuali ... .
a. sampaikan secara sistematis
b. bicaralah dengan sopan
c. sampaikan secara singkat dan jelas
d. gunakan bahasa yang baik dan benar
e. utarakan sanggahan secara subjektif
3. Kalimat yang baik untuk menyanggah pendapat
orang lain yaitu ...
a. Maaf saudara moderator, saya tidak setuju
dengan pendapat penyaji tentang perlunya
program KB ...
b. Maaf saudara moderator, saya setuju dengan
pendapat penyaji tentang perlunya program
KB. Namun, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan lebih lanjut ...
c. Maaf saudara moderator, saya kurang setuju
tentang perlunya program KB ...
d. Maaf saudara moderator, menurut saya saudara
penyaji sangat gegabah dalam berpendapat
tentang program KB ...
e. Maaf saudara moderator, saya sangat tidak
setuju dengan pendapat penyaji tentang program
KB ...
4. Hal-hal yang bukan tugas pemimpin diskusi dalam
sebuah seminar adalah ... .
a. membuka diskusi dengan mengemukakan
pokok masalah yang akan dibicarakan
b. memimpin acara tanya jawab
c. menyampaikan kesimpulan dalam makalah
d. membacakan rangkuman hasil diskusi
e. menutup diskusi
5. Syarat menjadi peserta diskusi adalah harus
menguasai masalah yang sedang dibahas,
menyampaikan pendapat dengan bahasa yang
baku dan kalimat yang santun, menyampaikan
pendapat yang masuk akal dan sistematis. Bila
menolak atau menyangkal pendapat seseorang
harus menyertakan alasan yang rasional.
6. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas
satu pola dasar kalimat.
7. Kalimat tunggal sederhana, yaitu kalimat
tunggal yang hanya terdiri atas kata yang
menduduki jabatan subjek, predikat, dan objek
(fakultatif).
8. Kalimat tunggal luas, yaitu kalimat tunggal yang
di samping terdiri atas kata yang menduduki
fungsi sebagai subjek, predikat, dan objek, juga
terdapat unsur perluasan, entah berupa
keterangan subjek, keterangan predikat,
keterangan objek, ataupun keterangan lain yang
tidak sampai membentuk klausa.
28
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
5. Salah satu tugas pembicara dalam sebuah seminar
adalah ... .
a. memperkenalkan pembicara kepada peserta
b. menyajikan pengantar diskusi
c. menjawab pertanyaan peserta diskusi
mengenai hal yang dibahas
d. membacakan rangkuman hasil diskusi pada
akhir seminar
e. membuka seminar dengan mengemukakan
pokok masalah yang akan didiskusikan
6. Kalimat di bawah ini yang dapat dijadikan kalimat
tema adalah ... .
a. Usaha pemerintah yang sangat maksimal
b. Pemeliharaan lingkungan hidup yang sangat
kondusif
c. Lingkungan hidup yang terjaga akan membantu
peningkatan kesejahteraan masyarakat
d. Pendidikan nasional yang diperlukan oleh
rakyat
e. Peranan para pengusaha dalam meningkatkan
pendapatan nasional
7. Baca dan simaklah puisi berikut!
N an ian Sen a
pernah tertulis - lagu
ini, dulu sekali
tentang aquarel
tentang api dan
harapan
tidak setapak pun - jalan
surut, bunda
dengan tulus
dengan cinta
kuterima:
kehitaman karma
Puisi di atas bertemakan ... .
a. karma
b. dendam
c. putus asa
d. penyesalan
e. kepasrahan
8. Yang tidak perlu diperhatikan dalam pembacaan
puisi dengan tujuan keindahan adalah ... .
a. penjiwaan dan penyampaian pesan
b. keutuhan makna puisi
c. puisi harus dihafalkan
d. lafal harus benar
e. mimik/perubahan raut muka sesuai
9. Kalimat di bawah ini yang terdiri atas satu pola
dasar kalimat adalah ...
a. Tiba-tiba saja jembatan itu ambrol.
b. Saat kami melewatinya, hujan memang sudah
reda.
c. Kami tidak menduga sebelumnya bahwa air
kali itu deras sekali.
d. Kami mencoba lari tetapi cuaca memang sangat
buruk.
e. Jembatan itu sarana penghubung yang sangat
penting bagi kami.
10. Kalimat-kalimat di bawah ini yang termasuk
kalimat tunggal adalah ...
a. Ketika hujan mulai turun, aku segera lari
secepat kilat.
b. Supaya aku tak kehujanan lagi, aku berteduh
di bawah pohon beringin tua itu.
c. Hari itu juga kami berlima sedang berjalan
menuju ke rumah teman sekelas.
d. Tak ada lagi barang bawaan karena jaraknya
terlalu jauh.
e. Setelah kami sampai di rumahnya, kami segera
menemuinya.
II. Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1. Buatlah kalimat yang mengandung majas berikut
ini!
a. elipsis
b. litotes
c. persamaan
d. personifikasi
e. sarkasme
2. Tulislah sebuah paragraf yang berisi uraian Anda
sebagai moderator ketika akan membuka sebuah
diskusi kelas!
29
Bab 3 Kesenian
Matabaca, Jan 06
Seni peran dalam teater dan seni
dalam menulis cerpen dapat
menghasilkan kesenian yang indah.
Matabaca, Jan 06 GPM doc.
Di bab tiga, yang mengangkat topik “Kesenian”,
pertama, kalian diajak untuk bisa menulis kreatif sebuah
cerita dengan memerhatikan urutan waktu dan tempat
dalam bentuk narasi. leh karena itu, kalian harus memahami
cerita rekaan dalam bentuk naratif sehingga
kalian bisa mengembangkannya, menulis paragraf
naratif sesuai kerangka, dan kalian bisa menyunting
paragraf naratif yang ditulis teman kalian.
Kedua, kalian diajak untuk bisa menulis gagasan
dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat
dalam bentuk paragraf naratif dan mampu memahami
jenis-jenis paragraf, pola pengembangannya, dan menyusun
paragraf yang efektif.
Ketiga, kalian bisa memahami kalimat tunggal luas
dan membuat kalimatnya. Keempat, kalian bisa menceritakan
berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan
ekspresi yang tepat dan bisa menceritrakan kembali isi
cerita secara runtut. Kelima, kalian bisa menulis puisi
lama dengan memperhatikan baik, irama, dan rima
dengan memahami ciri-ciri puisi lama.
Keenam, kalian bisa menemukan ide pokok berbagai
teks nonsastra dengan teknik membaca cepat.
rtinya, kalian harus bisa membaca teks dengan kecepatan
kata menit, menemukan ide pokok paragraf
dalam teks, menjawab pertanyaan tentang isi teks
dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami, dan
membuat ringkasan isi teks dalam beberapa kalimat
yang runtut.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
3.1 Menulis Kreatif
Ide menulis kreatif dapat diperoleh berdasarkan
rekaan/imajinasi/fiktif dan berdasarkan
kejadian sesungguhnya.
3.1.1 ekaan
Rekaan merupakan cerita fiktif berupa hal/
peristiwa yang tidak terjadi sesungguhnya. Tema
cerita, tokoh, dan tempat terjadinya peristiwa
hanya ada dalam angan-angan pengarang.
Bacalah contoh cerita fiktif yang terkemas dalam
bentuk cerpen berikut ini!
30
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
An ing Tersa ang
Karya ndra Tranggono
Kamu tak akan takut melihatku, hingga kamu tak perlu
menghardikku atau memukulku. Aku sama sekali tidak layak
mengancam siapa pun. Termasuk kamu. Bukan hanya karena
wajahku yang sama sekali tidak menyeramkan, tapi juga potongan
tubuhku yang lebih pantas dianggap sebagai segumpal daging
bernyawa. Kalau toh aku sesekali menyalak, itu hanya karena aku
ingin tetap dianggap anjing.
Aku tak pernah mengutuk ibuku dan ayahku, sepasang
pejantan yang memberiku jalan hidup di dunia, hanya karena aku
tidak lahir sebagai bulldog, herder, atau dauberman yang makanan
dan obatnya jauh lebih mahal dari biaya hidup kalian bangsa
manusia. Mereka pun punya dokter sendiri, dokter spesialis, yang
ongkosnya tinggi, lebih tinggi dari dokter untuk manusia jelata.
Mereka juga punya salon sendiri, punya bedak sendiri, punya sampo
sendiri, punya sabun mandi sendiri, punya sisir sendiri. Tapi, demi
Tuhan, aku tak pernah iri. Itulah keberuntungan mereka karena
bisa menjadi kelangenan atau penjaga keselamatan manusia.
Sedangkan aku, tak pernah diperhitungkan. Bahkan oleh para
pemburu anjing kampung yang rutin menyetor daging kepada
penjual ‘tongseng jamu’ (mereka tak berani terang-terangan
menjual tongseng daging anjing, namun berlindung dibalik tongseng
jamu).
Dibanding hidup manusia yang susah, nasibku jauh lebih baik.
Bukankah menjadi binatang piaraan Tuan Konglo yang kaya raya
merupakan keberuntungan tak ternilai? Aku tak tahu persis alasan
Tuan Konglo memeliharaku. Bukankah dia bisa membeli anjing
yang lebih bermartabat dibanding aku? Rupanya ada kisah khusus
tentang diriku. Menurut obrolan Bibi Tintin, pembantu Tuan Konglo,
dulu aku terserempet mobil Tuan Konglo. Untuk menebus rasa
bersalahnya, Tuanku memelihara aku.
“Gembong! Jaga rumah ya. Kalau ada orang mencurigakan,
langsung serang. Gigimu masih tajam, kan?” Tuan Konglo menyodorkan
daging sapi. Kujawab dengan gonggongan kecil. Tanda
aku sangat setuju. Tuanku senang. Ia mengelus-elus buluku. Aku
pun merasa tersanjung.
Aku sering berpikir. Tidak enak jadi orang kaya. Selalu panik.
Selalu merasa terancam. Contohnya ya Tuanku ini. Ke mana-mana
bawa pistol. Mendengar suara angin menggesek dedaunan saja,
ia sudah tergeragap karena merasa ada orang yang akan merampok.
Sepuluh satuan pengaman disiapkan. Termasuk, aku, anjing
kesayangannya.
Tugasku gampang. Hanya mencurigai siapa saja. Tapi membedakan
orang baik dan orang jahat, ternyata susah. Aku sering
pusing. Celakanya aku tak bisa dengan gampang mendapatkan pil
pengusir pusing bagi anjing.
Siapa tuanku, aku sesungguhnya tak perlu mempersoalkan.
Ia mengelus-elus buluku. Aku
pun merasa tersanjung.
Narasi adalah 1)pengisahan suatu
cerita atau kejadian; 2)cerita atau
deskripsi suatu kejadian atau peristiwa;
kisahan.
Naratif adalah bersifat narasi;
bersifat menguraikan (menjelaskan).
(KBBI, 2001)
Tulisan naratif bertujuan menjelaskan
sesuatu dalam bentuk kisahan.
Hal yang dijelaskan dapat
berupa kejadian fiktif (rekaan) maupun
kejadian yang sesungguhnya.
Karena berbentuk kisahan, dalam
tulisan naratif terdapat pelaku
(tokoh) serta urutan waktu (kronologis)
kejadian.
31
Bab 3 Kesenian
Dia orang baik, setidaknya bagiku. Tapi aku sering mendengar
gunjingan tetangga. Kata mereka tuanku itu kaya karena korupsi,
mencuri duit Negara. Berulang kali, kata mereka, tuanku berhasil
membobol bank. Anehnya, bisik mereka, Pak Konglo itu tidak pernah
tertangkap. Katanya punya ajian ‘belut putih’, hingga selalu bisa
lolos dari sergapan penegak hukum. Benarkah tuanku itu sakti?
Aku tak peduli. Aku hanya sering melihat, di rumahnya sering
datang orang-orang berbaju seragam. Mereka bicara ramah sambil
menyebut kalau aku tidak salah dengan pasal-pasal hukum. Aku
tidak paham. Dan aku tidak pernah peduli. Aku hanya sering melihat
tuanku memberi segepok uang kepada tamu-tamunya. Untuk apa
uang itu? Jangan tanya padaku. Kewajibanku hanya curiga dan
menggonggong. Lalu segumpal daging lezat tersedia di depanku.
Sederhana bukan?
Berpikir sederhana ternyata tidak gampang. Acuh tak acuh
bukan pekerjaan mudah. Suatu hari, aku iseng-iseng melihat
televisi. Mataku disergap peristiwa yang sulit kupercaya: Tuanku
digelandang polisi. Mbak penyiar yang cantik itu mengatakan bahwa
Tuan Konglo terlibat dalam skandal korupsi pembangunan kompleks
perumahan rakyat. Katanya, tuanku menggelapkan duit hampir
Rp 1 triliun. Aku tidak percaya. Namun, dialog malam itu, bagai
aliran listrik berkekuatan sangat besar menyambar kepalaku.
“Tolong Papa jujur saja. Papa terlibat dalam penggelapan
uang sebanyak itu?” ujar Nyonya Konglo sambil menangis.
“Maafkan aku Ma ..” Tuan Konglo mengisap rokoknya dalamdalam.
“Papa korupsi tidak?” desak Nyonya Konglo.
“Semua kulakukan demi kamu, demi anak-anak…”
Nyonya Konglo pingsan. Tuan Konglo pontang-panting memberi
bantuan. Beberapa saat kemudian dokter datang.
Sebagai anjing aku tidak pernah dididik tentang sopan santun,
agama, etika, dan hukum, aku terus terang sangat kecewa. Aku
sendiri sebagai binatang yang lebih berhak mencuri tak pernah
sekali pun nyolong, atau merampas hak anjing lain. Sedang tuanku?
Malam itu, aku lunglai. Tulang-tulangku terasa dilolosi. Ketika
ada orang yang mencurigakan menjebol jendela rumah tuanku.
Kubiarkan dia menyikat televisi, handphone, uang, perhiasan emas,
berlian… “Bukankah pencuri itu mengambil haknya yang juga dirampas
majikanku?” pikirku sambil memejamkan mata.
(Yogyakarta, Februari 2006)
Sumber: SINDO, 19 Maret 2006
3.1.2 Ke adian ang Sesungguhn a
Berikut ini contoh uraian kejadian sesungguhnya yang dikemas
dalam bentuk tabel, seperti TABEL A.
Suatu hari, Gembong isengiseng
melihat televisi.
Bentuklah kelompok yang tiap-tiap
kelompok terdiri atas tiga orang!
1. Tentukan unsur intrinsik cerpen
Anjing Tersayang!
2. Diskusikan tema dan pesan
moral yang terdapat dalam
cerpen tersebut!
3. Berikan tanggapan terhadap
cerpen tersebut!
4. Berdasarkan cerpen Anjing
Tersayang, salinlah TABEL B,
kemudian lengkapilah!
5. Susunlah tulisan naratif singkat
(kejadian sesungguhnya) seperti
TABEL A?
6. Tukarkan hasil karangan Anda
dengan teman Anda! Suntinglah
karangan milik teman Anda
itu!!
32
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Tokoh Urutan Peristiwa Hubungan Kausatif (sebab-akibat)
Kami
(penulis)
Kami menuju Bromo, dengan menyewa sebuah
angkutan umum. Udara masih sangat dingin,
apalagi pada musim kemarau seperti saat ini.
Tampak para pemilik kuda sewaan berjajar
menunggu penumpang sambil berdiang di
perapian. Mereka bersarung dan memakai
penutup kepala. Mereka orang-orang dari
komunitas Suku Tengger.
Kami berjalan melewati jalan agak menurun
untuk sampai di lautan pasir Bromo.
Berjalan di hamparan pasir dalam suasana
remang pagi sangat mengasyikkan.
Sambil berjalan tidak henti-hentinya kami
mengagumi kebesaran Tuhan
Kekaguman kami bertambah bahwa ketika
keadaan mulai terang, tampak di sisi kanan
menjulang Gunung Batok, dan di tenggara
tampak Gunung Semeru yang gagah.
Matahari belum muncul ketika kami sampai di
pinggiran kawah setelah menaiki tangga yang
cukup tinggi.
Kami menunggu sunrise di pinggiran kawah
sebagai menu wisata Bromo yang syahdu.
TABEL A
TABEL B
Tokoh Urutan Peristiwa
1. Aku (Anjing)
2. Tuan Konglo
3. Ny. Konglo
4. Bibi Tinti.
1. Aku berbicara dengan dirinya sendiri.
2. .........................
.........................
3. .........................
.........................
4. .........................
.........................
Aku tidak mengutuk ibunya atau bapaknya,
tetapi dia merasa beruntung telah menjadi
piaraan Tuan Konglo.
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
..............................
Hubungan Kausatif (sebab-akibat)
3.2 Jenis dan Pola Pengembangan
Paragraf
3.2.1 Jenis Paragraf
Ada empat jenis paragraf yang dibahas, yaitu paragraf deduktif,
induktif, campuran, dan naratif. Perhatikan contoh berikut ini!
A. Deduktif
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama,
jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan.
Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga,
banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya
pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak
33
Bab 3 Kesenian
Analogi
Akibat-sebab
Sebab-akibat
Rincian
Perbandingan
Generalisasi
Pola
pengembangan
paragraf
Jenis paragraf
Campuran
Deduktif
Induktif
Naratif
1. Kalimat utama berada di awal paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang
khusus.
difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya
petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak
para pelanggar lalu lintas.
1. Kalimat utama berada di akhir paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang khusus ke hal yang umum
(luas).
B. Induktif
Guru menguasai materi dengan baik. Siswa terkelola dalam
suasana pembelajaran yang kondusif. Proses pembelajaran aktif
dan partisipatif. Evaluasi dilaksanakan sebagai pengukuran tingkat
penyerapan siswa. Hal-hal di atas merupakan indikasi menuju
keberhasilan pembelajaran di kelas.
1. Kalimat utama berada di awal dan ditegaskan kembali
pada akhir paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang khusus
dan ditegaskan kembali pada hal yang umum (luas).
C. Campuran
Bahasa sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk berkomunikasi
kita menggunakan bahasa. Untuk bekerja sama kita
menggunakan bahasa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan,
kita memerlukan bahasa. Sekali lagi, betapa pentingnya
bahasa bagi kehidupan kita.
1. Semua kalimat dalam paragraf itu terintegrasi secara baik;
menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf
itu.
2. Semua kalimat merupakan satu kesatuan isi. Satu kalimat
pun tidak boleh sumbang.
D. Naratif
Seseorang sedang menyapu sambil menembang. Pak Mo
mengumpulkan daun-daun kering di sudut halaman. Esok hari
pekerjaan yang sama menghadang di tempat yang sama. Daundaun
jatuh dan Pak Mo menyapunya lagi. Begitulah rupanya hakikat
dari hidup, selalu menuntut dibersih-bersihkan karena sampah
dapat datang setiap saat, setiap desah nafas.
34
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
3.2.2 Pola Pengembangan Paragraf
Yang dimaksud dengan pola pengembangan adalah bentuk
pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat penjelas.
Salinlah kalimat rumpang berikut dan lengkapilah bagian yang
rumpang!
A. Rincian
Ada beberapa cara untuk mengatasi banjir di Jakarta. Pertama,
........................................................................................
Kedua, ...........................................................................
Ketiga, .........................................................................
Keempat, .................................................................... .
B. Sebab-akibat
Gelombang tsunami dahsyat melanda Aceh dan Sumatera
Utara. Bangunan dan fasilitas kota sebagian besar hancur
.........................................................................
........................................................................................
Ratusan ribu orang meninggal dan hilang ........................
.............................................................................. .
C. Akibat-sebab
Kedisplinan dan sopan santun para pengendara di jalan raya
rendah. Jumlah dan aneka jenis kendaraan yang sangat banyak
..................................................................................
...........................................................................
.................................. Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan
kemacetan di Jakarta terus terjadi dan sulit diatasi.
D. Analogi
Kemajuan di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia
tidak berbeda dengan kereta api bermesin uap yang menarik
puluhan gerbong dengan muat ...........................................
........................................................................................
......................................................................... .
E. Perbandingan
Ada perbedaan yang mencolok antara murid yang rajin dan
murid yang malas. Murid yang rajin ...........................................
................................................................ Murid yang malas
.................................................................................................
....................................................................... .
F. Generalisasi
Remaja zaman sekarang lebih mendambakan dan menghargai
kebebasan. Remaja Indonesia pun tidak terlepas dari pola
dan gaya hidup seperti itu. ....................................................
....................................................................................
..................................................................... .
1. Salinlah dalam buku tugas
Anda paragraf rumpang
berikut, kemudian lengkapilah
sehingga menjadi paragraf
yang sempurna!
a. Semua makhluk hidup memerlukan
air. Manusia..................
Tumbuhan memerlukan air
........................................
Hewan .................................
........................................ .
b. .........................................
Tayangan kekerasan yang vulgar
........................ Demikian
juga dengan tayangan ...........
..................................................
Singkatnya, besar pengaruh tayangan
televisi terhadap perkembangan
jiwa anak.
c. Banyaknya bencana yang terjadi,
tidak terlepas dari kecerobohan
manusia menjaga dan
memelihara alam dan lingkungan.
Hutan ......................
Bukit ....................................
Bantaran kali ..........................
........................................ .
d. Malam ini begitu sunyi. Bulan
...................................
Bintang ...............................
.......................................
Semilir angin menusuk hati
dengan ................................
......................................... .
2. Tulislah paragraf menggunakan
pola pengembangan
berikut:
a. rincian
b. sebab-akibat
c. analogi
d. perbandingan
e. generalisasi
35
Bab 3 Kesenian
Definisi:
Kalimat tunggal luas
adalah kalimat yang terdiri
dari satu klausa dan masing-
masing fungsi (Subjek,
Predikat, Objek,
Pelengkap, dan Keterangan)
sudah mengalami
perluasan.
Kakak yang kuliah di Bandung akan datang besok pagi.
S P K
Perhatikan contoh berikut ini!
(1) Kakak akan datang besok pagi.
S P K
perluasan subjek
3.3 Perluasan Kalimat Tunggal
Bentuk-bentuk perluasan kalimat tunggal meliputi:
1. perluasan subjek;
2. perluasan predikat;
3. perluasan objek;
4. perluasan keterangan.
perluasan objek dan keterangan
Kami mendatangi rumah yang roboh ditimpa pohon itu
S P K
sore hari.
O
Kami mendatangi rumah itu
S P K
ketika matahari terbenam.
O
perluasan predikat dan objek
Sang Juara sedang menangis.
S P
perluasan predikat
Kalimat tunggal yang fungsifungsinya
diperluas dengan klausa
baru menjadi kalimat majemuk
(contoh 1,2,3). Kalimat tunggal
yang fungsinya diperluas dari kata
menjadi frasa tetap berkategori
kalimat tunggal (contoh 4) yang
juga disebut kalimat tunggal luas.
Perluaskan kalimat-kalimat
tunggal di bawah ini!
1. Hari ini sekolah libur.
2. Indonesia memiliki banyak
ilmuwan dan top model.
3. Pendidikan penting.
4. Penyanyi Indonesia bagus.
5. Kami berlatih menari.
6. Indonesia kaya dongeng.
7. Sendratari Ramayana pentas
malam hari.
8. Pelukis Najib pameran.
9. Ia bekerja di majalah remaja.
10. Suaranya merdu.
(3) Presiden membuka Kongres Bahasa Indonesia.
S P O
(4) Sang Juara menangis.
S P
(2) Kami mendatangi rumah itu sore hari.
S P O K
Presiden akan membuka Kongres Bahasa Indonesia.
S P O
Presiden Kongres Bahasa Indonesia yang
berlangsung di Jakarta.
S P O
akan membuka
36
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Waduh, tercecer di mana bos
yang jarang ngomong itu?
3.4 Pengalaman Lucu
Hidup ini memang beraneka ragam. Sifat dan perilaku tiap individu
ikut mewarnai dan memperkaya kehidupan manusia. Dari yang
banyak dan bermacam-macam itu ada yang disebut lucu.
Berikut ini kisah berjudul, Khilaf Sopir Angkutan Angin. Guru atau
salah seorang temanmu akan membacakan cerita lucu tersebut,
dengarkanlah dengan saksama!
Khilaf Sopir Angkutan Angin
Seperti biasa, hari Sabtu menjelang bulan puasa itu, mulai
pukul 06.00, Bad (50), sudah siap dengan mobilnya di halaman
rumah di Jalan Welirang, Malang, Jawa Timur. Rumah itu milik J.K
(51), bos yang sejak sepuluh tahun belakangan ini menugasi Bad
sebagai sopir pribadi.
Pagi itu mobil terparkir dengan pintu belakang terbuka. Bad
sudah duduk di belakang kemudi. Sambil menunggu si Bos masuk,
ia menyibukkan diri dengan mengutak-atik TTS. Pekerjaan ini
memang lebih mengasyikkan ketimbang duduk di dalam mobil
bersama si Bos yang jarang mengajaknya ngobrol.
Tiba-tiba terdengar pintu dibanting. Artinya Bos sudah masuk
ke dalam mobil. Bad langsung putar kunci, injak kopling, masuk
persneling, tancap gas ke kantor Bos, sebuah pabrik rokok milik
Belgia yang cukup top di kota Malang. Seperti pagi-pagi sebelumnya,
perjalanan kali ini pun tanpa dialog. Biasa.
Begitu sampai di pabrik, mobil langsung di parkir di depan
pintu masuk. Bad turun, lalu membukakan pintu belakang untuk
J.K sang Bos. Tetapi, betapa terkejutnya ia ketika melihat tak seorang
pun penumpang ada di dalam mobil itu! Waduh, tercecer di mana
bos yang jarang ngomong itu?
Untunglah tepat pada saat itu muncul Was (40), Kepala Bagian
Kendaraan. Sembari menepuk pundak Bad ia menegur, ”Kamu ini
bagaimana, sih? Muat apa kamu tadi? Mengangkut angin ya? Sudah
sana, cepat jemput pak J.K. Dia tadi menelepon sambil marahmarah.”
Kata lucu berarti menggelikan hati,
menimbulkan tawa; contoh:
a. Cerita itu lucu sekali
b. Ia pandai melucu
c. Tukang lawak itu tidak lucu
Kata lucu bersinonim dengan kata
jenaka yang berarti membangkitkan
tawa, kocak, menggelikan, contoh:
a. Dengan gayanya yang jenaka ia
mampu memikat penonton.
Kata humor juga memiliki makna
yang sama, yaitu sesuatu yang lucu,
keadaan dalam cerita yang menggelikan
hati. Orang yang mempunyai
rasa humor disebut humoris.
Buatlah kelompok yang masing
masing kelompok terdiri dari tiga
orang!
1. Catatlah hal-hal lucu yang terdapat
dalam cerita yang sudah
Anda dengarkan!
2. Anda tentu pernah mendengarkan
cerita lucu/sedih/
mengharukan dari keluarga,
teman, televisi, atau radio, coba
Anda tuliskan cerita tersebut
dalam beberapa paragraf!
3. Tukarkan cerita Anda dengan
teman-teman yang ada dalam
kelompok untuk memperbaiki
bahasanya.
4. Bacakan cerita yang Anda tulis
secara bergantian di depan
kelas! Bawakan dengan tepat
agar cerita lucu/ sedih/
menyenangkan yang Anda
bawakan menyentuh hati
teman Anda.
37
Bab 3 Kesenian
Bad buru-buru balik ke rumah Bosnya. Benar saja ia kena
marah bos bertubuh kurang tinggi itu. “Saya pikir Bos sudah naik
ke mobil tadi, habis pintunya sudah tertutup sih.” Rupanya hentakan
di bagian belakang mobil dirasakan tadi hanya karena tas dinas
dan termos air J.K yang diletakkan di tempat duduk. Mungkin karena
masih ada yang tertinggal, J.K masuk ke dalam rumah lagi. Namun,
tangannya sempat menutup pintu mobil.
Akhirnya Bos tertawa terbahak-bahak; sedangkan Bad sopir
dengan jam terbang dua puluh tahun tersenyum dengan wajah
merah. Bambang Suman
Sumber: majalah Humor, No.61,14-27 April 1993
Kutipan 1
Kutipan 2
Kutipan 3
Kutipan 4
1. Analisislah amanat yang terdapat
dalam lima kutipan puisi lama
tersebut!
2. Tulislah dua bait pantun perkenalan!
3. Tulislah dua bait pantun tekateki!
4. Carilah sebuah syair, kemudian
analisislah ciri-cirinya!
5. Carilah lanjutan dari Gurindam
Dua Belas karya Raja Ali Haji,
kemudian analisislah amanat
yang terdapat dalam gurindam
tersebut!
3.5 Menulis Puisi Lama
Perhatikan kutipan puisi lama berikut ini!
Laki laki:
Burung merpati burung kesayangan,
melayang terbang atas angkasa.
Bunga melati atas angkasa,
bolehkah kumbang hinggap di sana.
Perempuan:
Burung merpati laju terbangnya,
terbang bergagap di atas padi.
Bunga melati layu daunya,
kumbang hinggap masakan sudi.
Anak rusa dirumpun salak,
patah taruknya ditimpa genta.
Riuh kerbau tergelak-gelak,
melihat beruk berkaca mata.
Kalau puan puan cerana,
ambil gelas di dalam peti.
Kalau tuan bijak laksana,
binatang apa tanduk di kaki.
S air Burung Pungguk
Pertama mula pungguk merindu,
Berbunyilah mendayu-dayu,
Hatinya rawan bercampur pilu,
Seperti diiris dengan sembilu.
Pungguk bermadah seraya merawan,
Wahai bulan terbitlah tuan,
Gundahku tidak berketahuan,
Keluarlah bulan tercelah awan.
Sebuah tilam kita beradu,
Mendengarkan bunyi pungguk berindu,
Suaranya halus tersendu sendu,
Laksana orang berahikan jodo.
38
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Kelima kutipan tersebut merupakan puisi lama. Kutipan 1, 2,
dan 3 merupakan pantun (pantun perkenalan, pantun jenaka, dan
pantun teka-teki). Kutipan 4 merupakan syair. Kutipan 5 merupakan
Gurindam Dua Belas pasal pertama.
Selain pantun, syair, dan gurindam, masih ada lagi jenis puisi
lama yang lain, yaitu peribahasa, mantra, dan seloka.
Berdasarkan kutipan-kutipan puisi lama tersebut, Anda dapat
mengetahui ciri-ciri pantun, syair, dan gurindam. Lengkapi TABEL C
berikut ini!
Keterangan Pantun Syair Gurindam
1. Bait tiap bait 4 baris
2. Sajak/rima
3. Baris
4. Kata
5. Bentuk
sajak abab, aabb, abba
tiap baris 4 kata
tiap kata 2 atau 3 suku
kata
baris 1 dan 2 adalah
sampiran, baris 3 dan 4
adalah isi
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
TABEL C
Kutipan 5
3.6 Membaca epat
Banyak orang beranggapan bahwa membaca adalah pekerjaan
yang sangat berat. Bila kita hitung-hitung, berapa banyak informasi
(ilmu) yang bermanfaat terlewatkan begitu saja setiap hari. Padahal,
saat ini kita begitu mudah mendapatkan bahan bacaan.
Tampubolon dalam bukunya Kemampuan Membaca, menyebutkan
bahwa kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan
pemahaman isi secara keseluruhan. Dengan meng-gunakan kedua
aspek itu, Anda dapat mengukur kemampuan membaca Anda.
Pada umumnya, kecepatan membaca diukur dengan jumlah kata
yang dibaca per menit, dan pemahaman diukur dengan persentase
Pantun adalah salah satu bentuk
puisi lama Indonesia (Melayu).
Pantun juga sering disebut sebagai
peribahasa sindiran.
Barang siapa tidak memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilang sama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka itulah orang yang makrifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegaknya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.
39
Bab 3 Kesenian
dari jawaban yang benar tentang isi bacaan. Tetapi hasil pengukuran
kedua aspek ini harus diintegrasikan agar dapat menunjukkan
kemampuan membaca secara keseluruhan (integral). Oleh karena
itu, rumus yang bisa dipergunakan ialah:
Angka 60 yang ada pada rumus tersebut dipergunakan sebagai
indeks untuk mengubah waktu baca dalam sekon menjadi menit,
karena kemampuan membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah
kata per menit.
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat dipergunakan
cara berikut:
1. Hitunglah jumlah kata yang terdapat dalam satu garis penuh.
2. Hitunglah jumlah baris pada tiap kolom/halaman yang bersangkutan.
3. Hasil perkalian antara jumlah kata dan jumlah baris adalah jumlah
kata yang terdapat dalam kolom atau halaman yang bersangkutan.
Jika bacaan itu terdiri dari beberapa halaman, jumlah
kata ialah hasil kali dari jumlah kata tiap baris, jumlah baris,
dan jumlah halaman.
Persentase jawaban adalah persentase jawaban yang benar
atas pertanyaan-pertanyaan yang disediakan. Misalkan, jika ada 5
pertanyaan dan jawaban yang benar adalah 3, persentase jawaban
adalah:
Sebagai latihan menghitung kemampuan membaca, bacalah teks
berikut ini dengan saksama, kemudian hitunglah kecepatan membacanya
dengan menggunakan rumus!
Komunitas Utan Ka u
“Seni Itu Keren ”
Seperti namanya, Komunitas Utan Kayu (KUK) berada di
kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur. Terdiri atas Teater Utan Kayu
(TUK), sebuah galeri seni bernama Galeri Lontar, Toko Buku Kalam,
Kantor Berita 68-H, Jaringan Islam Liberal, dan Jurnal Kebudayaan
Kalam. Selain Hasif Amnini, Sitok Srengenge, ada nama Eko Endarmoko
yang menjadi tim redaksi. Kalam sendiri adalah jurnal yang
menyajikan artikel kajian yang panjang dan mendalam, beredar
pertama kali pada Februari 1997. Kantong budaya ini sendiri mulai
bergeliat sejak pembrendelan sejumlah media, termasuk majalah
Tempo di tahun 1994, yang kemudian muncul inisiatif membentuk
Institut Studi Arus Informasi (ISAI) di tahun 1995.
TUK yang terbentuk pada 9 Agustus 1997 itu seperti magnet
bagi banyak orang. Lantai parkuit dengan ukuran ruang 10 x 12
Jumlah kata-kata yang dibaca
Jumlah waktu : 60
x Persentase jawaban
Membaca cepat atau skimming
adalah membaca di dalam hati dengan
tujuan memperolah informasi
sebanyak-banyaknya dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya.
(KBBI, 2001)
Contoh penghitungan membaca
menggunakan rumus:
Seorang siswa membaca selama 1
menit, 200 kata. Dari bacaan (200
kata) tersebut dibuat 10 pertanyaan.
Siswa menjawab 6 soal dengan
benar. Kecepatan membaca siswa
tersebut:
Persentase jawaban
Kecepatan membaca siswa:
Jadi, kecepatan membaca siswa
tersebut adalah 120 kpm.
Keterangan:
kpm = kata per menit
3
5
x 100 % = 60 %
6
10
x 100 % = 60 %
200
60 : 60
= x 60 %
200
1
= x
60
100
= 120 kpm
40
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
meter, akan segera menyerap suasana akrab dan nyaman untuk
sekedar melihat film bulanan, atau diskusi. Tidak ada urusan bayar
membayar di sini. Ada kalanya datang sebuah tampah untuk urunan
sukarela sebagai tanda atensi, itu tak ada bandingnya dengan
suguhan yang bisa dinikmati. Setiap bulannya, secara rutin digelar
pekan film dengan berbagai tema. Diskusi budaya, peluncuran
buku, kupas tuntas, pembacaan cerpen, tari, pertunjukan teater,
bahkan sampai gelar musik eksperimental.
Penggemar seni pertunjukan akan merasakan “surga” di sini.
Tanpa harus membayar, kita sering disuguhkan mata acara dari
pemain yang sudah tidak bisa diragukan lagi hasil karyanya. Selain
itu, penonton bisa berinteraksi langsung saat seni pertunjukan
digelar di sini.
Awalnya, memang seni pertunjukan yang dipentaskan di sini
adalah untuk menampilkan karya-karya eksperimental. Bagi pemain
baru, atau yang sudah diakui keberadaannya mendapatkan porsi
masing-masing. Tak jarang, seniman dari mancanegara ikut ambil
bagian, sehingga penonton bisa memperoleh perbandingan secara
langsung. Seniman besar Tony Prabowo adalah kurator yang dipercayai
membina musik dan tari di Teater Utan Kayu.
Sebagai sebuah wadah, KUK punya andil untuk menyatukan
sejumlah kegiatan bersama, sekaligus menjadi ajang bagi komunitas-
komunitas tertentu. Pernah pula ada berbagai komunitas film
di Jakarta berkumpul di KUK. Bisa dipahami, jadwal pemutaran
film bulanan dengan berbagai tema telah menciptakan kondisi
antar-komunitas bertemu dalam satu dalam satu event. Pemutaran
film di teater ini tentu saja bertujuan sebagai wadah untuk pembelajaran,
dan pengkajian sinema dunia. Setiap bulannya, pemutaran
film dikelompokkan dalam satu tema tertentu.
Belum lagi pemutaran film pendek yang diadakan setiap awal
bulan itu sudah menjadi pembicaraan di sekolah-sekolah. Tak sulit
jika melihat kegiatan ini sebagai ajang sebar “virus” di kalangan
remaja pencinta film pendek. Ini adalah kesempatan terbuka bagi
pembuat film usia muda untuk mempertunjukkan sekaligus mendiskusikan
filmnya. Jika dibandingkan dengan kegiatan lain, pemutaran
film adalah yang paling mencorong bagi remaja. Meski ada
beberapa event sastra, tari, rupa, dan diskusi budaya juga menjadi
mengalami hal serupa. Paul Fauzan Agusta adalah kurator film
dari Teater Utan Kayu.
Yang tak patut dilupakan adalah Galeri Lontar. Salah satu yang
sering jadi gunjingan anak muda. Sejak berdiri pada Mei 1996,
galeri yang kerap menampilkan karya perupa dari beragam jenis.
Mulai dari seni lukis, patung, keramik, instalasi, seni rupa konsep,
seni rupa interaktif, seni rupa pertunjukan, dan yang paling sering
jadi sasaran anak muda adalah kartun, fotografi, poster, video,
dan ilustrasi. Mulai dari penampilan karya seni konvensional, hingga
yang terbuka dengan perkembangan baru bisa disaksikan di sini.
Yang baru saja terjadi, Pameran dan Diskusi Poster Rusia adalah
salah satu bukti betapa remaja kita juga begitu haus dengan pekan
budaya seperti ini. Dua hal yang jadi alasan adalah poster sebagai
Gbr. 3.1
Dua contoh kegiatan di
Teater Utan Kayu.
Matabaca, Jan 06
A. Untuk menghitung kecepatan
membaca, kerjakan
soal berikut ini tanpa melihat
wacana!
1. Apa saja kegiatan yang ada di
Komunitas Utan Kayu?
2. Siapa sajakah tim redaksi Jurnal
kebudayaan Kalam?
3. Kapankah Teater Utan Kayu
berdiri dan kegiatan apa saja
yang ada dalam teater itu?
4. Apa saya yang sering ditampilkan
di Galeri Lontar?
41
Bab 3 Kesenian
5. Sebutkan dua alasan Pameran
dan Diskusi Poster Rusia menjadi
satu bukti betapa remaja kita
begitu haus dengan pekan
budaya!
6. Sebutkan kurator-kurator yang
ada di Komunitas Utan Kayu!
B. Setelah Anda menjawab
pertanyaan di atas, hitunglah
kecepatan membaca
Anda!
C. Tuliskan ide pokok dari setiap
paragraf wacana di
atas!
D. Berdasarkan ide pokok yang
sudah Anda tulis, tuliskan
kembali isi wacana di atas
secara ringkas dalam satu
paragraf!
1. Ide menulis kreatif dapat diperoleh
berdasarkan rekaan, imajinasi, ataupun
kejadian yang sebenarnya.
2. Rekaan merupakan cerita fiktif berupa hal atau
peristiwa yang tidak terjadi sesungguhnya.
Tema, tokoh, dan tempat terjadinya peristiwa
hanya ada dalam angan-angan penulis.
3. Tulisan naratif bertujuan menjelaskan sesuatu
dalam bentuk kisahan. Hal yang dijelaskan
dapat berupa kejadian fiktif maupun kejadian
yang sesungguhnya. Karena berbentuk
kisahan, dalam tulisan naratif terdapat pelaku
serta urutan waktu kejadian.
4. Ada empat jenis paragraf, yaitu:
- paragraf deduktif: kalimat utama berada di
awal paragraf dan menjelaskan dari hal yang
umum/luas ke hal yang khusus,
- paragraf induktif: kalimat utama berada di
akhir paragraf dan menyatakan dari hal yang
khusus ke hal yang umum/luas,
- campuran: kalimat utama berada di awal dan
ditegaskan kembali pada akhir paragraf dan
menyatakan dari hal yang umum ke hal yang
khusus dan ditegaskan kembali pada hal yang
umum, dan
- naratif: semua kalimat dalam paragraf terintegrasi
secara baik, menggambarkan pikiran
yang terdapat dalam paragraf itu, semua
kalimat merupakan satu kesatuan isi, dan
tidak boleh sumbang).
5. Pola pengembangan adalah bentuk pengembangan
kalimat utama ke dalam kalimatkalimat
penjelas dengan model rincian, sebabakibat,
akibat-sebab, analogi, perbandingan,
ataupun generalisasi.
6. Kalimat tunggal luas adalah kalimat yang terdiri
atas satu klausa dan masing-masing fungsinya
(entah itu subjek, predikat, objek, pelengkap,
ataupun keterangannya) sudah mengalami
perluasan). Tetapi, bila kalimat tunggal yang
fungsi-fungsinya diperluas dengan klausa baru
menjadi kalimat majemuk.
seni pop yang dekat dengan anak muda. Satu hal lagi adalah nama
negara merah “Rusia” yang begitu menyengat bagi kaum muda.
Asikin Hasan yang sampai saat ini menjadi kurator dari Galeri Lontar
ini.
Mengamati komunitas perbukuan, tema sastra dan budaya
punya peran yang sangat menonjol dalam Komunitas Utan Kayu.
Seperti juga kantong budaya lain, tempat ini menjadi salah satu
pilihan untuk menggelar acara peluncuran buku. Mulai dari sejumlah
buku budaya, filsafat, kajian dan telaah, agama, dan sastra.
Variasi kegiatan bukunya adalah diskusi buku, hingga pembacaan
cerita pendek (cerpen) dan puisi. Para pencinta buku dengan mudah
mencari buku-buku di sebuah toko buku bernama Kalam.
Seringnya buku yang didiskusikan ada di toko buku ini.
Komunitas Utan Kayu tampaknya telah menjelma sebagai
wadah yang menjadikan seni itu sebagai bagian dari wacana dan
kegiatannya anak muda. Alhasil, anak muda banyak berseliweran,
seperti ingin menikmati sebuah kebebasan berkarya dan berpikir.
Mereka yang berkali-kali mengucapkan “Seni itu keren!”
Sumber: Matabaca, Januari 2006, ditulis oleh SM Lebang
42
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
d. meskipun semua orang bisa menjadi penyair,
puisi dengan puitika tinggi tidak mungkin
ditulis sembarang orang
e. remaja bisa menjadi penyair
2. Cermati kembali kutipan paragraf pada soal 1.
Kutipan paragraf tersebut termasuk jenis pola
pengembangan paragraf ... .
a. rincian
b. sebab-akibat
c. analogi
d. perbandingan
e. generalisasi
3. Harapan Rendra “hadir” di koran dalam
rubrik budaya bagi pembaca muda itu seperti
membuktikan dua hal besar. Yang pertama, kerinduan
akan karya-karya terbaru Rendra. Yang
kedua, ampuhnya ruang budaya di sejumlah
media massa. Sejumlah media umum seperti
harian umum Kompas, Media Indonesia, Sinar
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Kendati semua orang pada dasarnya dapat
menjadi penyair, khususnya remaja, puisi dengan
puitika tinggi tidak mungkin ditulis oleh
sembarang orang. Ada penyair yang sekadar
implusif, ada juga penyair yang penuh wawasan,
penghayatan, dan keterampilan. Penyair implusif
lebih banyak bermain dengan kata-kata sebagai
kata-kata, sedangkan penyair tidak implusif
sanggup memberi makna pada setiap kata atau
serangkaian kata. (sumber: Matabaca, Januari
2006)
Gagasan pokok kutipan paragraf di atas adalah
... .
a. penyair dibedakan menjadi dua
b. penyair implusif lebih banyak bermain
dengan kata-kata
c. penyair tidak implusif sanggup memberi
makna pada setiap kata
7. Jenis-jenis puisi lama antara lain pantun, syair,
dan gurindam, peribahasa, mantra, dan seloka.
Ada macam-macam, antara lain pantun
perkenalan, pantun jenaka, pantun teka-teki.
8. Ciri pantun:
- tiap bait ada 4 baris,
- bersajak abab, aabb, abba,
- tiap baris ada 4 kata,
- tiap kata ada 2 atau 3 suku kata,
- baris pertama dan kedua adalah sampiran,
dan
- baris ketiga dan keempat merupakan isi.
9. Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca
dan pemahaman isi secara keseluruhan.
Kecepatan membaca dapat diukur dengan
jumlah kata yang dibaca per menit, sedangkan
pemahaman membaca diukur dengan
persentase dari jawaban yang benar tentang
isi bacaan.
10. Rumusnya membaca cepat :
Jumlah kata-kata yang dibaca
Jumlah waktu : 60
x Persentase jawaban
11. Membaca cepat atau skimming adalah
membaca di dalam hati dengan tujuan
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
43
Bab 3 Kesenian
Harapan, Republika, dan Koran Tempo, maupun
media dengan pembaca khusus seperti majalah
sastra Horison, majalah Islami Anida, sampai
majalah gaya hidup remaja Spice! menyediakan
ruang bagi puisi atau sajak. (sumber: Matabaca,
Januari 2006)
Kutipan paragraf di atas termasuk jenis pola
pengembangan paragraf ... .
a. rincian
b. sebab-akibat
c. analogi
d. perbandingan
e. generalisasi
4. Pada umumnya, buku-buku kumpulan puisi
mengalami kesulitan di pasaran. Masyarakat
belum melihat buku puisi menjadi sebuah kebutuhan
untuk dinikmati. Banyak orang lebih suka
membeli buku resep ataupun arsitek praktis
karena dapat langsung dipetik manfaatnya.
Kumpulan puisi masih dipandang sebagai buku
yang tak terlalu bermanfaat. Paling-paling yang
mencarinya adalah anak sekolah. Itu pun karena
mendapat tugas dari guru. (sumber: Matabaca,
Januari 2006)
Kutipan paragraf di atas termasuk jenis pola
pengembangan paragraf ... .
a. rincian
b. sebab-akibat
c. analogi
d. perbandingan
e. generalisasi
5. Rumah berwarna biru yang ada di ujung jalan
itu terbakar tadi malam.
Kalimat tunggal di atas mengalami perluasan
... .
a. subjek
b. predikat
c. objek
d. keterangan
e. subjek dan keterangan
6. Tadi pagi adik memanggil Amin, anak tetangga
sebelah dengan suara keras.
Kalimat di atas merupakan perluasan dari
kalimat ... .
a. Adik memanggil
b. Adik memanggil anak sebelah
c. Adik memanggil dengan suara keras
d. Adik memanggil Amin
e. Anak tetangga
7. Kalimat di bawah ini yang hanya terdiri dari satu
klausa adalah ... .
a. Cinta mengakui bahwa dia jatuh cinta kepada
Rangga
b. Rumah itu bagus, akan tetapi pekarangannya
tidak terpelihara
c. Mulanya ia hanya menghindari kesalahan
anaknya
d. Kawannya datang ketika Linda sedang pergi
ke pasar
e. Ia mengunci sepedanya lalu masuk ke
sebuah toko
8. Peryataan berikut ini yang menggambarkan
suasana mengharukan adalah ...
a. Semua penonton tercengang melihat
pertunjukan teater yang dimainkan oleh artisartis
terkenal.
b. Mata kedua orang tua itu berkaca-kaca melihat
anak sulung mereka di wisuda sarjana.
c. Gadis itu masih berkabung atas kematian
kedua orang tuanya.
d. Cerita temanku itu sungguh menggelikan.
e. Keindahan pantai itu menarik banyak
wisatawan mancanegara.
9. Baca dan simaklah puisi berikut!
Kali solo yang coklat
merambat-rambat
Oi! Dibawanya bau tanah liat
Tujuh ratus tangan nakal
Merabai sekujur tubuhku.
Menggembung kain basahan
sepenuh mimpi pagi hari.
Dalam puisi di atas terdapat majas ... .
a. metafora
b. asosiasi
c. sinekdoke
d. hiperbola
e. litotes
10. Cermatilah kutipan salah satu puisi Rendra
berikut ini!
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah
wahai, Dik Narti,
aku cinta kepadamu!
Kutipan puisi tersebut bertema ... .
44
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
a. kasih sayang anak dan ibunya
b. cinta kasih kakak dan adiknya
c. kasih sayang antara pria dan wanita
d. cinta tanah air
e. cinta tanah kelahiran
II. Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat!
1. Cermatilah kutipan berikut ini!
Dalam sebuah dongeng, diceritakan bahwa
raja suatu negeri tidak dapat memutuskan kepada
siapa pun dia akan menyerahkan takhtanya. Dia
mempunyai empat anak, putra dan putri. Masingmasing
berpenampilan cakap, dan sepintas lalu
kelihatan berperilaku baik. Namun, sang raja tidak
yakin bahwa putra sulungnya yang suka berpesta
akan memerintah secara adil sehingga rakyat akan
bahagia. Begitu pula dengan putra keduanya.
Walaupun pandai berulah senjata, namun
kebiasannya mabuk-mabukan dan berjudi merupakan
ancaman besar bagi kelangsungan pemerintahan
yang harus didasari kejernihan pikiran
dan hati tenang. Anak yang ketiga dan keempat
adalah perempuan. Paras cantik, kelakuan lembut,
mumpuni dalam mengatur urusan rumah tangga
ataupun penerimaan tamu. Keduanya juga sudah
diajari dasar-dasar menggunakan senjata seperlunya.
Jika bahaya datang, mereka tahu mempertahankan
diri atau keraton bahkan kerajaan.
Kutipan tersebut termasuk karangan naratif
rekaan atau naratif kejadian sesungguhnya?
Mengapa? Jelaskan!
2. Cermatilah kutipan berikut ini!
Selama tiga tahun terakhir ini, aku telah
menghabiskan sebagian besar hari-hariku bersama
gorila-gorila liar pegunungan. Rumah mereka
dan rumahku berada di lembah-lembah hutan
berkabut di barisan Virunga, delapan gunung
berapi yang tinggi, yang tertinggi adalah 14.787
kaki yang dimiliki oleh tiga bangsa Afrika: Rwanda,
Uganda, dan Republik Demokrasi Kongo.
Selama ini, aku telah berteman akrab dengan
banyak gorila begitu juga sebaliknya. Mereka
menyusuri lembah-lembah pegunungan, bermain
secara berkelompok, dan beberapa kelompok kini
menerima kahadiranku hampir sebagai salah satu
anggota. Aku dapat mendekati mereka hingga beberapa
meter dan beberapa di antara mereka,
terutama yang masih kecil dan remaja bahkan
mendatangiku lebih dekat lagi, mengambil kameraku,
dan memeriksa tas ranselku. Seekor gorila
bahkan berani bermain-main dengan tali sepatu
botku, walaupun aku merasa bahwa ia tidak
mengetahui bahwa sepatu bot itu berhubungan
denganku.
Kutipan tersebut termasuk karangan naratif
rekaan atau naratif kejadian sesungguhnya?
Mengapa? Jelaskan!
3. Tulislah dua buah paragraf yang menggunakan
pola pengembangan analogi!
4. Tulislah sebuah pengalaman lucu yang pernah
Anda alami dalam kehidupan sehari-hari!
5. Tulislah sebuah puisi tentang keindahan alam
di sekitar lingkungan sekolah Anda!
45
Bab 4 Pendidikan
Kelas akselerasi mulai diminati siswasiswi
berprestasi. Banyak kemudahan
yang didapat siswa yang memilih
kelas akselerasi.
Tempo
Di bab empat, dengan topik “Pendidikan”, kalian
akan diajak untuk lebih meningkatkan lagi kemampuan
bahasa kalian. aranya Pertama, kalian diajak untuk bisa
mengidentifikasi ide teks nonsastra dari berbagai sumber
melalui teknik membaca ekstensif. leh karena itu, kalian
harus bisa mencatat nama sumber, tahun, dan nomor
halaman dari sumber tertulis.
Kedua, kalian diharapkan bisa menentukan satu topik
berdasarkan diskusi, mengumpulkan sumber tentang topik
tertentu yang disepakati, mencatat nama sumber, tahun,
dan nomor halaman dari sumber tertulis, menulis pokokpokok
pikiran dari tiap sumber, mengidentifikasi fakta dan
pendapat, serta menyimpulkan isi pokok dari tiap sumber.
Ketiga, kalian bisa memahami penggunaan imbuhan
asing, baik yang diletakkan di awal maupun di akhir kata
dasar. Keempat, kalian diajak untuk bisa mengemukakan
hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerita
pendek melalui kegiatan diskusi. Itu berarti kalian harus
bisa menceritakan kembali isi cerpen yang kalian baca,
mengungkapkan hal menarik yang terdapat dalam cerpen,
serta mengaitkan isi cerpen dengan kehidupan seharihari.
Kelima, kalian diajak untuk dapat menulis hasil
obser asi dalam bentuk paragraf deskriptif. Itu berarti
kalian harus memahami pola pengembangan paragraf
deskriptif dan penyuntingan.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
4.1 Membaca kstensif
Membaca ekstensif adalah membaca yang
bersifat menjangkau secara luas. Dengan
membaca ekstensif, Anda tidak semata-mata
mengetahui isi teks saja, tetapi Anda juga akan
menyerap pengetahuan yang lebih umum atau
luas.
Anda pernah mendengar kelas akselerasi?
Kelas akselerasi adalah sekolah yang mengikuti
proses percepatan dan diperuntukkan bagi
siswa-siswa berprestasi, artinya siswa
mengikuti sekolah lebih cepat dari waktu yang
ditentukan.
Bacalah wacana berikut ini!
Kelas Akselerasi Siapa Takut
Masa muda adalah masa yang paling
indah Namun, hanya sedikit remaja yang
menyadari hal itu. Salah satu di antaranya
ialah Mutiara Indriani. Remaja belia ini kini
46
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Gbr. 4.1
Banyak kemudahan yang didapat siswa dalam kelas akselerasi.
Tempo
duduk di kelas 2 SMAN 8 Jakarta. Remaja yang lahir pada 23
Februari 1989 ini sangat menikmati kemudahan yang disediakan
pemerintah. Bagaimana tidak? Masa SMP-nya diselesaikan dalam
dua tahun di SMP Al-Azhar Jakarta.
Bagaimana pengalaman Anda selama belajar di kelas
akselerasi?
“Ketika SMP, pergaulan saya sangat sempit. Semua waktu
digunakan hanya untuk belajar. Hasilnya, saya selalu berada di
peringkat pertama. Ketika lulus SMP, saya bertekad tidak masuk
aksel lagi. Namun, ketika masuk SMAN 8, ada program aksel dan
banyak kemudahan yang ditawarkan. Saya jadi tertarik. Saya pikir
kalau saya punya potensi, mengapa tidak saya gunakan?”
Mana yang lebih berat, ketika SMP atau SMA?
Semasa SMP dulu saya belajar terus. Sekarang tidak sefokus
dulu, bebannya lebih berat. Saya banyak teman, pergaulan lebih
luas, kegiatan banyak, les ini itu, sehingga untuk mendapat nilai
bagus harus belajar ekstra keras. Menurut saya, pelajarannya
sama saja, bebannya tidak berbeda jauh, namun waktunya yang
kurang. Oleh karena itu, kita harus pintar bagi waktu.
Apa saja kegiatan yang kamu ikuti dan bagaimana
kamu membagi waktunya?
Saya mengikuti berbagai kegiatan yang ada di sekolah dan
di luar kegiatan sekolah seperti les biola. Oleh karena itu, saya
terbiasa dengan jadwal yang padat. Semua kegiatan saya on
schedule, termasuk bermain bersama teman-teman. Ada target
yang harus tercapai setiap harinya, dari hari Minggu sampai Sabtu.
Bagaimana kamu mengimbangi teman sekelas yang
usianya lebih dari kamu? Adakah kesulitan dalam pergaulan?
Walaupun saya lebih muda, namun karena perbedaannya tidak
jauh, semuanya biasa-biasa saja. Kita semua mempunyai tekad
yang sama, beban yang sama. Lagi pula, sekolah menyediakan
psikolog bagi anak-anak aksel. Kami bisa konsultasi setiap saat.
Pokoknya saya senang di aksel. Buat teman-teman di mana saja,
kalau ada kesempatan, gunakan kesempatan itu dengan baik
karena kesempatan baik belum tentu datang dua kali. Gunakan
masa muda dengan baik karena masa itu tidak akan kembali lagi.
Sumber: Kompas Muda
Setelah Anda membaca wacana,
jawab dan kerjakan tugas
berikut!
1. Bagaimana perasaan Anda selama
membaca wacana di atas?
Adakah perasaan kagum atau
sebaliknya? Jelaskan!
2. Adakah keinginan untuk menjadi
seperti Mutiara Indriana?
Jelaskan!
3. Apakah yang Anda pahami dari
maksud pembicaraan wacana di
atas? Jelaskan!
4. Catatlah pokok-pokok isi dari
wacana Kelas Akselerasi? Siapa
Takut!!!
5. Carilah 4 buah permasalahan
yang dapat ditemukan dari program
akselerasi tersebut.
Contoh:
- Apakah pelaksanaan program
akselerasi dapat mengakibatkan
kesenjangan sosial di
antara para siswa program
akselerasi dan reguler?
- ...............
- ...............
1. Bentuklah kelompok, setiap
kelompok 4-6 siswa!
2. Carilah beberapa teks dari sumber
lain (buku, majalah, surat
kabar, internet, dan lain-lain)!
3. Tulislah isi dari teks yang Anda
ambil itu ke dalam paragraf dengan
menyertakan kutipan! Tuliskan
juga daftar pustakanya!
4. Kembangkan isi teks itu menjadi
sebuah karangan singkat!
47
Bab 4 Pendidikan
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut!
Contoh kutipan langsung:
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain,
agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara
(Keraf, 1983: 3).
Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan
Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika
yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara.
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain,
agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara 1)
1
2
3
1
2
Contoh kutipan tidak langsung
Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa
argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan
pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang
dikatakan penulis.
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat
penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan
penulis (Keraf, 1983:3).
4.2 Mencatat Sumber Tertulis
4.1.1 Kutipan
Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard,
ada pula yang menggunakan pola konvensional atau catatan kaki
(footnote). Sekarang Anda akan mempelajari pencantuman kutipan
dengan pola Harvard.
Pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan
menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman
buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber
yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka.
Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung.
Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya,
artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak
langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber
aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber
tersebut.
Kutipan adalah gagasan, ide,
pendapat yang diambil dari berbagai
sumber. Proses pengambilan gagasan
itu disebut mengutip. Gagasan
itu bisa diambil dari kamus,
ensiklopedi, artikel, laporan, buku,
majalah, internet, dan lain sebagainya.
Catatan kaki/Foot note adalah
keterangan yang dicantumkan pada
margin bawah pada halaman buku.
Catatan kaki termasuk pola
konvensional.
Catatan kaki biasanya dicetak
dengan huruf lebih kecil daripada
huruf di dalam teks guna menambahkan
rujukan uraian di dalam
naskah pokok.
1. Buatkan kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung, masingmasing
dua!
2. Buatlah paragraf menggunakan
kutipan langsung dan kutipan
tidak langsung yang telah Anda
buat! Masing-masing paragraf
satu kutipan, jadi jumlah paragraf
yang Anda buat adalah empat
paragraf.
48
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat
penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan
penulis1).
3
Seperti halnya penulisan data, penulisan kutipan (referensi) ini
juga harus menyebutkan sumber kutipan tersebut. Seperti contoh di
atas menyebutkan bahwa sumber diambil dari buku karangan Gorys
Keraf, yang terbit pada tahun 1983, dan sumber tersebut terdapat di
halaman 3. Informasi mengenai penerbit dan judul buku dapat dilihat
di Daftar Pustaka atau Bibliografi. Pada contoh terakhir hanya ditulis
angka 1, menyatakan bahwa keterangan sumber dicantumkan di
bawah halaman yang disebut dengan catatan kaki.
4.1.2 Membuat Daftar Pustaka Bibliografi
Berdasarkan sumber acuan yang digunakan, ada beberapa model
bibliografi.
A. Buku sebagai Sumber Acuan
Jika buku menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
1. Nama pengarang dibalik (berdasarkan nama keluarga, nama
belakang) kecuali nama Tionghoa. Nama ditulis lengkap tanpa
menyebutkan gelar. Contoh:
Masri Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri
Y.B. Mangunwijaya menjadi Mangunwijaya, Y.B.
Cio Sin Kim tetap Cio Sin Kim
2. Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor,
penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
Mahaso, Ode (Ed.). 1997.
3. Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama orang pertama dibalik
sedangkan nama orang kedua tetap. Di antara kedua nama
pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”. Jika lebih dari
tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu
ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan). Contoh:
Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.
4. Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama
pengarang cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama.
Selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri
dengan tanda titik. Setelah nama penga-rang, cantumkan tahun
terbit dengan dibubuhkan tanda titik. Jika tahunnya berbeda,
penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan
yang paling lama ke yang paling baru. Contoh:
Keraf, Gorys. 1979.
_________ . 1982.
_________ . 1984.
Bibliografi adalah daftar buku atau
karangan yang merupakan sumber
rujukan dari sebuah tulisan atau
karangan atau daftar tertentu suatu
subjek ilmu; daftar pustaka.
Unsur-unsur
bibliografi
Data publikasi
meliputi penerbit,
tempat terbit, tahun
terbit, cetakan keberapa,
nomor jilid
Judul buku
Nama pengarang
Khusus artikel
diperlukan judul
artikel, nama
majalah, jilid,
nomor, dan tahun.
49
Bab 4 Pendidikan
Jika diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutannya
berdasarkan pola abjad judul buku. Kriteria pembedaannya
adalah setelah tahun terbit dibubuhkan huruf, misalnya a, b, c
tanpa jarak. Contoh:
Bakri, Oemar. 1987a.
__________ . 1987b.
5. Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan
tahun terbitnya, dalam penyusunan daftar pustaka disebutkan
“Tanpa Tahun”. Kedua kata itu diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
Johan, Untung. Tanpa Tahun.
6. Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dengan dicetak
miring atau diberi garis bawah. Judul ditulis dengan huruf kapital
pada awal kata yang bukan kata tugas. Contoh:
Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word
97 atau
Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word
97
7. Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang
belum diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dalam tanda
petik. Contoh:
Noprisal, Hendra. 1984. “Pembangunan Ekonomi
Nasional”.
8. Unsur-unsur keterangan seperti jilid, edisi, ditempatkan sesudah
judul. Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata
dan diakhiri dengan tanda titik. Jika sumber acuan itu berbahasa
asing, unsur-unsur keterangan diindonesiakan, seperti “edition”
menjadi edisi, “volume” menjadi jilid. Contoh:
Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.
Rowe, D. dan I. Alexander. 1967. Selling Industrial Product.
Edisi Kedua.
9. Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya
ditempatkan setelah judul atau keterangan judul (misalnya jilid,
edisi, nomor majalah). Sesudah tempat terbit dituliskan nama
penerbit dengan dipisahkan tanda titik dua, kemudian diikuti
dengan tanda titik.
Jika lembaga penerbit dijadikan nama pengarang (ditempatkan
pada lajur pertama), maka tidak perlu disebutkan nama penerbit
lagi.
Daftar Pustaka tidak diberi penomoran. Pengurutannya berdasarkan
alfabetis nama pengarang. Contoh:
Ananta Toer, Pramoedya. 2001. Perawan Remaja dalam
Cengkeraman Militer. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia.
Jakarta.
Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode-metode Penelitian
Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Bentuklah kelompok, tiap kelompok
maksimal 3 orang. cermati datadata
buku dan artikel berikut ini
dan diskusikan dengan teman
kelompok Anda!
1. Buku Pendidikan Seks dan Cinta
Remaja, ditulis oleh La Rose, dan
diterbitkan oleh Midas Surya
Grafindo di Jakarta pada 1987.
2. Penulis Wedhawati, mengarang
buku berjudul Yang Buat Anda
dan Para Pejabat, Eksekutif,
Wartawan, dan Dosen. Buku ini
diterbitkan Dutawacana Universitas
Press di Yogyakarta tahun
1995.
3. M. Jainuri menulis artikel berjudul
Pendidikan di Daerah
dalam Kerangka Otonomi
Daerah di majalah Gerbang Edisi
7 th.II, Januari 2003. Majalah
ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian
dan Pengembangan
Pendidikan (LP3) UMY di
Yogyakarta.
4. Idris Shah menulis buku berjudul
Kisah Kearifan Para Idiot yang
diterbitkan Syafaat di Surabaya,
pada tahun 2004.
5. Mengenal Mutu Pendidikan
adalah judul artikel yang ditulis
oleh Sumarna Supranata. Artikel
ini diterbitkan oleh Depdiknas
50
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
B. Majalah sebagai Acuan
Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan
unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar
pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit,
3. judul artikel,
4. judul majalah,
5. bulan terbit (kalau ada),
6. tahun terbitan yang keberapa
(kalau ada),
7. tempat terbit.
Contoh:
Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”.
Dalam Prisma, Desember, IV. Jakarta.
C. Surat Kabar sebagai Acuan
Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan
unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam
daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit,
3. judul artikel,
Contoh:
Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam
Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September
1984. Jakarta.
4. judul surat kabar,
5. tanggal terbit, dan
6. tempat terbit.
D. Antologi sebagai Sumber Acuan
Jika antologi menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan
unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar
pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit karangan,
3. judul karangan,
4. nama penghimpun (Ed.),
Contoh:
Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Dokumen”.
Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-metode
Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
4.3 Imbuhan Asing
Imbuhan yang bersumber dari bahasa asing dapat dipertimbangkan
pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah
disesuaikan ejaannya. Pemakaian imbuhan asing bisa diletakkan di
awal kata atau di akhir kata.
Sebagai gambaran, awalan a-, anti- menyatakan arti tidak.
Awalan pra-, semi- menyatakan sebelum. Awalan poli- menyatakan
banyak.
5. tahun terbit antologi,
6. judul antologi,
7. tempat terbit, dan
8. nama penerbit.
Jakarta dalam Buletin Pusat
Perbukuan Volume 10 tahun
2004.
6. Yuli Supriyanto menulis artikel
berjudul Membangkitkan Kreatifitas
Anak di Sekolah. Artikel
ini diterbitkan Depdiknas Jakarta
dalam Buletin Pusat Perbukuan
Volume 10 tahun 2004.
7. Buku berjudul Sastra dan Ilmu
Sastra: Pengantar Teori Sastra
ditulis oleh A. Teeuw pada tahun
1994. Buku ini diterbitkan
oleh Pustaka Jaya di Jakarta.
8. Herman Waluyo menulis sebuah
buku tentang puisi yang berjudul
Apresiasi Puisi Untuk
Pelajar dan Mahasiswa. Buku ini
diterbitkan oleh Gramedia
Pustaka Utama pada tahun
2005 di Jakarta.
Setelah Anda mencermati datadata
di atas,buatlah bibliografi
berdasar data-data tersebut!
51
Bab 4 Pendidikan
1. Pemakaian imbuhan asing di awal kata2.
Imbuhan
- is
- isme
- logi
- log
- al
- nasionalis, moralis
- terorisme, patriotisme
- analogi, teknologi
- katalog, dialog
- minimal, nasional
Contoh
1. Carilah lima kata yang menggunakan
imbuhan asing di awal
kata selain contoh yang sudah
disebutkan! Tuliskan beserta
kalimatnya!
2. Carilah lima kata yang menggunakan
imbuhan asing di akhir
kata selain contoh yang sudah
disebutkan! Tuliskan beserta
kalimatnya!
3. Buatlah kalimat lain menggunakan
kata berimbuhan asing
tersebut!
2. Pemakaian imbuhan asing di akhir kata
4.4 Hal ang Menarik dalam erpen
Anda tentu sudah sering membaca cerpen. Cerpen banyak Anda
jumpai di majalah, tabloid, dan surat kabar. Ketika Anda usai membaca
cerpen, biasanya ada hal menarik yang membuat Anda terkesan pada
cerpen tersebut. Hal yang menarik itu dapat berupa nilai yang dapat
Anda gunakan sebagai pengalaman hidup Anda.
Berikut ini ada sebuah cerpen yang ditulis oleh sastrawan wanita
Indonesia. Nh. Dini, sastrawan wanita Indonesia yang tak diragukan
lagi kiprahnya di dunia sastra Indonesia. Dia telah banyak menghasilkan
karya sebagai wujud eksistensinya dalam sastra.
Cerpen yang akan dibahas berikut ini adalah cerpen berjudul
Ajaran Kehidupan Seorang Nenek.
Bacalah cerpen berikut secara cermat!
A aran Kehidupan Seorang Nenek
Oleh h. Dini
Imbuhan
- a
- anti
- pra
- poli
- semi
- amoral, asusila
- antiklimaks, antikomunis
- praduga, prasangka
- poligami, poliandri
- semifinal, semiotomatis
Contoh
Jauh-jauh aku datang, dimulai hari pertama
aku sudah mendapat kekecewaan.
“Ibu tidur di kamar Puspa tapi tidak boleh
menggendong dia,” kata anak sulungku.
“Kalau dia terbangun dan menangis?”
“Biarkan saja! Anakku tidak kubiasakan
digendong”.
Seolah-olah tidak yakin bahwa aku mengerti
kata-katanya, anakku mengulang lagi nada suaranya
terkesan mengancam.
“Betul loh, Bu! Jangan sampai begitu Ibu pulang
aku direpoti anak manja dan terlalu minta diperhatikan!”
Barangkali karena kaget, aku terdiam.
Bayangkan! Hanya ibuku yang seharusnya berhak
berbicara dalam nada seperti itu kepadaku. Aku
tersinggung. Semakin umur bertambah, sakit hati
semakin sering kualami.
*****
Aku direktris suatu rantai usaha swadaya yang
boleh dikatakan sukses. Semua karyawan di tempatku
52
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
hormat kepadaku. Berbicara nyaris kuanggap
berlebihan. Terlalu sopan bagiku. Di saat
mengunjungi perusahaan atau kantor lain, orangorang
menerimaku dengan sikap dan pandang
ering1) yang acap kali membuat aku merasa risih
sendiri. Meskipun aku tahu pasti bahwa perlakuan
mereka itu didasari pengakuan terhadap kenyataan
yang tidak bisa dibantah. Karena selain disebabkan
oleh kedudukanku, upaya pengembangan usaha
kami ke lain daerah yang berhasil, lebih-lebih
sebagai perempuan aku mampu mengendalikan
serta mempertahankan kesuksesan wiraswasta
yang ditinggalkan ayahku. Walaupun benar itu
“hanya” berupa warisan. Tapi, itu jatuh ke
tanganku tidak secara otomatis, dengan cumacuma.
Aku harus melewati tes di antara keempat
saudara kandungku.
Dalam sebuah dongeng, diceritakan bahwa
raja suatu negeri tidak dapat memutuskan kepada
siapa pun dia akan menyerahkan takhtanya. Dia
mempunyai empat anak, putra dan putri. Masingmasing
berpenampilan cakap, dan sepintas lalu
kelihatan berperilaku baik. Namun, sang raja tidak
yakin bahwa putra sulungnya yang suka berpesta
akan memerintah secara adil sehingga rakyat akan
bahagia. Begitu pula dengan putra keduanya.
Walaupun pandai berulah senjata, namun kebiasaannya
mabuk-mabukan dan berjudi merupakan
ancaman besar bagi kelangsungan pemerintahan
yang harus didasari kejernihan pikiran dan hati
tenang. Anak yang ketiga dan keempat adalah
perempuan. Paras cantik, kelakuan lembut, mumpuni
dalam mengatur urusan rumah tangga ataupun
penerimaan tamu. Keduanya juga sudah
diajari dasar-dasar menggunakan senjata seperlunya
jika bahaya datang, mereka tahu mempertahankan
diri atau keraton bahkan kerajaan.
Pendek kata, sang raja kebingungan memilih
di antara empat anak tersebut. Maka agar tidak
menimbulkan kecemburuan, ayah itu menyuruh
anak-anaknya mengembara selama kurun waktu
tertentu. Selain mereka harus mendapatkan pasangan
masing-masing juga harus pulang membawa
tambahan pengetahuan yang bisa digunakan
untuk masyarakatnya.
Ayah kami bukan seorang raja, ibuku bukan
keturunan bangsawan. Tapi mereka telah membangun
satu usaha kecil dari cucuran keringatnya.
Sebagai modal, ayahku tidak berutang atau
meminjam, melainkan menjual sepedanya. Dari
memotong, menjahit dan menjual sendiri sandalsandal
buatannya dari pintu ke pintu calon pembeli,
sampai kemudian mempunyai toko. Lalu
ibuku menambahkan membikin tas-tas bagor dan
aneka anyaman dari bahan alami yang dikeringkan.
Selang beberapa waktu, kombinasi dibuat untuk
memanfaatkan limbah kulit asli atau sintetis.
Ketika akan menambah karyawan, aku baru
lulus SMA. Kukatakan mengapa tidak mempekerjakan
orang-orang sekampung saja di rumah
mereka masing-masing. Mereka diberi bahan
sebagai pinjaman. Jika hasilnya bagus, kami beli.
Setelah diperbaiki atau disempurnakan guna
menjaga mutu dan nama baik, kami jual di toko.
Itulah asal mula mengapa di kawasan tempat kami
tinggal, sekarang terdapat begitu banyak perajin
sandal, sepatu, tas yang terbuat dari berbagai
bahan. Beberapa tetangga bahkan mencoba pula
mendirikan toko. Tapi hingga sekarang hanya produk
kami yang berhasil memiliki tingkat penjualan
yang memadai, bahkan melayani pesanan dari
luar negeri.
Kakakku sulung sudah berkeluarga sejak aku
duduk di SD. Dia bekerja sebagai sopir. Kuliahnya
berhenti sebelum tahun pertama selesai. Kakak
kedua lebih berhasil menjadi penjual makanan
matangan. Suaminya adalah tukang becak. Setelah
selesai salat asar, setiap sore dia mendorong
gerobak ke pinggir jalan, ditinggal di sana. Lalu
iparku balik lagi mengusung dagangan bersama
istrinya. Dengan cara demikian, sekarang dua anak
mereka bersekolah di akademi akuntansi dan informatika,
yang seorang di kelas tertinggi SMA.
Saudara kandung yang tepat di atasku tidak lulus
SMP bekerja di bengkel. Bisa dikatakan hidupnya
berhasil karena mampu membeli tiga kendaraan
yang disewakan sebagai angkutan. Kadang terdengar
berita dia ditipu sopir yang dipekerjakannya.
Tapi di depan keluarga, dia tampak tenang
saja, selalu mampu mengatasi semua kesulitannya.
Aku sendiri, mungkin karena aku anak perempuan
bungsu, maka aku lebih senang bermain
dengan limbah apa pun yang terdapat di lantai di
ruangan menjahit dan menggunting aneka bahan.
Ketika duduk di TK, aku memberikan sebuah
bantalan. Tempat mencocok jarum berbentuk ikan
kepada ibuku. Itu adalah hadiah ulang tahunnya.
Sampai sekarang benda tersebut masih digunakan,
mendapat tempat di kotak jahitan ibu kami.
53
Bab 4 Pendidikan
Untuk seterusnya, sekolahku aman-aman saja
hingga aku mampu menyelesaikan kuliah dan
menggondol gelar sarjana ekonomi. Aku sadar
bahwa keluargaku sangat bangga dengan pencapaian
gelar tersebut. Apalagi di masa itu belum
marak didesuskan orang tentang pembelian ijazah
ataupun gelar.
Setelah berunding sekeluarga, kami empat
bersaudara dikirim ke seluruh penjuru tanah air
untuk mencari kemungkinan pengembangan, baik
kemitraan maupun kerja sama di bidang niaga
kerajinan. Masing-masing diberi sejumlah uang,
dan kami disuruh memilih sendiri ke mana tujuan
kami. Setiap hari kami harus mencatat semua
pengeluaran secara teliti. Seorang dari antara kami
yang dianggap paling berhasil akan menerima
tanggung jawab tiga toko bersama atelir perajinnya
sekalian.
Ternyata kakak-kakakku tidak menggerutu
menerima tugas itu. Mereka mempunyai hubungan
atau teman bekas sekolah yang tersebar di
berbagai kota di pulau Jawa, Kalimantan, dan
Sumatra. Bahkan kakakku perempuan, yang
kelihatannya tidak keluar dari lingkungannya,
langsung berkata, akan ke Bandar Lampung,
mencari kemungkinan kerja sama dengan sebuah
toko di sana. Rupanya hanya diriku yang bingung
ke mana harus pergi. Aku tidak begitu pandai bergaul.
Bekas teman-teman sekolah atau kuliah tidak
ada yang bisa kuandalkan. Selain yang tinggal sekota,
tidak kuketahui di mana mereka lainnya
menetap.
Setelah berpuasa dan berdoa menurut ajaran
orang tua, aku menetapkan tujuan: Bali. Orang
tuaku hanya diam mendengar itu. Kakak-kakakku
tertawa atau tersenyum tanpa kuketahui apa
maknanya. Di waktu itu, pariwisata sayup-sayup
menunjukkan pengembangannya. Walaupun di
Bali dibikin aneka kerajinan sebagai benda kenangkenangan,
apa salahnya bila kita kirim pula hasil
dari Bantul. Siapa tahu dengan keberuntungan dan
nasib baik, aku akan menemukan mitra sejajar
yang biasa diajak bekerja sama dalam pemasaran
produk kami.
Wahyu Ilahi ternyata tidak dapat diabaikan.
Aku kembali dari perjalananku dua pekan kemudian
bersama seorang pemuda. Juga kemungkinan dapat
mengirim ratusan, mungkin ribuan benda dagangan
ke berbagai kios dan toko di pantai Kuta
serta sebuah toko eksklusif di Ubud. Setelah masa
Tempat mencocok jarum
berbentuk ikan untuk ibuku.
tunangan beberapa bulan, aku dinikahi seorang
anak sebuah restoran di Sanur. Menurut adat, lebih
dulu aku diangkat menjadi anak seorang pegawai
rumah makan itu yang berkasta sudra supaya
dapat kawin dengan upacara Hindu Bali.
Kulewati berbagai cobaan yang menggoyahkan
keteguhan batinku. Terus terang, gelombang
dan alun yang melanda bahtera kehidupanku
nyaris meluluhlantahkan ketegaranku. Aku
mensyukuri “kebebasan” ibuku sebagai perempuan
Jawa dalam mengatur rutinitas keseharian,
namun tidak membosankan. Yang dinamakan
aturan ini-itu sehubungan dengan tradisi Jawa
tidak terlalu mengekang atau menyita waktu.
Terjun bebas tanpa paksaan ke lingkungan
tradisi dan rutinitas sehari-hari di Bali, aku hampir
kehabisan napas karena kekurangan waktu atau
ruang gerak. Semua serba upacara. Semua serba
penyiapan sesaji. Memang benar aku belajar
banyak. Aku menyukai serbaneka ajaran menganyam
dan mendekor sesaji. Tapi aku tidak kuasa
hadir di dunia ini hanya untuk melakukan hal-hal
tersebut. Tekanan lebih-lebih datang dari mertuaku
perempuan. Dia menginginkan aku menggantikan
kedudukannya kelak sebagai tetua wanita
dalam keluarga. Padahal ada dua menantu perempuan
lain. Semua impitan keharusan untuk
melaksanakan upacara itu membenihkan kerikilkerikil
di dada, hingga pada akhirnya membentuk
satu bongkahan yang mengimpit pernapasanku.
Untunglah aku masih sadar bahwa aku sedang
melayang-layang di ambang stres. Lalu kuputuskan
untuk bertindak demi kesehatan rohani dan
54
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
2
keutuhan kepribadianku sendiri.
Aku purik2). Satu anak perempuan yang sudah
sekolah kutinggal, seorang balita dan bayi kubawa.
Satu bulan penuh aku berkeras-kepala tidak pulang
ke rumah tanggaku.
Akhirnya, suamiku menjemput dan berkata
bahwa ibunya menyetujui semua keinginanku
untuk kurang berperan sebagai penyelenggara
aneka keperluan tradisi dan upacara. Kukatakan
bahwa tidak ada gunanya sekolahku bertahuntahun
jika akhirnya hanya mengurusi upacara-upacara
yang sebenarnya dapat diserahkan kepada
orang lain. Bukannya aku merendahkan ritual tersebut!
Waktuku memang untuk keluarga, namun
aku juga mempunyai tanggung jawab perusahaan
yang di masa itu sudah diserahkan secara total
kepadaku oleh orang tua dan kakak-kakakku. Setiap
akhir tahun, mereka tinggal menerima
bagiannya saja.
Pengalaman itu bisa dikatakan ringan jika
didengar. Tapi bagi yang menjalani merupakan
tahun-tahun penuh tekanan. Sebab, yang disebut
upacara di Bali nyaris terjadi setiap hari setiap
saat. Sedangkan perempuan adalah tiang utama
bagi pelaksanaan tradisi sebab merekalah yang
menyiapkan serba uborampe3)-nya.
Kini di usia yang mendekati 60 tahun, aku
mendapat ajaran lain, yakni bagaimana mengendalikan
perasaan sebagai seorang nenek. Aku
tidak dihadapkan pada cucuku, melainkan kepada
ibu si cucu itu. Aku terkejut. Mentalku tidak siap
untuk itu. Di sekolah dan perguruan tinggi aku tidak
pernah mendapat pelajaran bagaimana menjadi
seorang nenek.
Anak sulungku yang biasanya tidak membantah
atau mengguruiku di waktu-waktu sebelumnya,
kini setelah tinggal di rumahnya sendiri, dapat
dikatakan dia menggelincir lepas dari sela-sela jari
tanganku. Sewaktu dia melahirkan, aku diminta
datang untuk menemani di klinik, lalu mendampingi
sebagai ibu baru di rumahnya. Karena suaminya
orang Jawa, selamatan yang kujalankan adalah
brokohan. Secara sederhana kami mengirim
nasi serta sayuran bumbu urap dengan krupuk
dan gereh4) layur ke lingkungan dan tetangga maupun
teman dekat.
Selama selapan5) bisa dikatakan beberapa kali
aku mondar-mandir memantau keadaan anakku
dan bayinya. Tak tersirat gejala kepemilikannya
yang ekstrim mengenai anaknya. Tiga bulan kemudian
mereka berangkat ke Australia di mana si
suami akan meneruskan belajar. Di waktu itu pun,
belum terlihat tanda-tanda “kebengisan” anak
sulungku terhadapku.
***
Aku percaya bahwa mempunyai cucu adalah
impian semua nenek sedunia. Setelah begitu lama
tidak menggendong atau menimang bahkan
memandikan bayi, tentu saja aku ingin sekali melakukannya.
Apalagi cucu sendiri, manusia mungil
yang keluar dari rongga perut anakku perempuan
yang dulu pada waktunya juga keluar dari badanku.
Keesokan hari dari kedatanganku, setelah
mendapat berbagai indoktrinnasi mengenai aturan
dalam rumahnya, aku mendapat teguran lagi.
“Kalau mengeringkan badan Puspa tidak begitu,
Bu. Mana, biar aku saja! Ibu kan sudah
memandikan! Biar sekarang kutangani…” dengan
gerakan setengah merebut, anakku mendesakku
ke samping.
Aku diam, mencari kesibukan dengan membenahi
barang-barang ke kamar mandi akan membuang
air dari wadah.
“Sudah biarkan, Bu! Biar kukerjakan nanti! Ibu
tidak tahu tempat benda-benda …!” dari jauh anakku
berseru menggangguku dengan “perintahnya”.
Sewaktu tiba saat menyuapi si bayi, aku tidak
mau mengalah. Sebagaimana tadi dia merebut
kain handuk dari tanganku, aku setengah memaksa
mengambil mangkuk makanan cucuku. Bayi
usia delapan bulan sudah diberi makanan agak
ketat. Tidak seperti ibunya dulu diberi makan
pisang dicampur nasi lembek, cucuku diberi makanan
spesial untuk bayi yang dijual di toko-toko
tertentu.
“Didudukkan yang tegak lho, Bu. Jangan
sembarangan menyuapkannya! Nanti dia
tersedak!”
Nyaris kujawab: aku sudah berpengalaman
menyuap bayi-bayi lain termasuk kamu. Tapi aku
berhasil mendinginkan kuping berusaha mengabaikan
si ibu sekaligus anak yang maunya sok paling
tahu itu. Selesai memberi makan, ketika ibunya
mandi, kumanfaatkan waktu bersama cucuku sebaik
mungkin untuk mengeluarkan udara dari
perutnya, dia kudekap ke arah bahu dalam posisi
tegak. Aku berjalan ke sana kemari, singgah ke
depan jendela besar yang memantulkan bayangan
55
Bab 4 Pendidikan
kami berdua di kacanya. Walaupun yang tampak
hanya bayangan punggung si bayi dan wajahku,
aku puas melihat diriku memeluk cucu. Kuajak dia
berbicara, kuayun-ayunkan tubuhku. Dan sewaktu
sendawa sudah keluar, kugendong dia dengan
cara semestinya, melekat ke dada menghadap ke
depan sambil kami berpandangan. Aku terus
mengucapkan kata-kata apa saja agar dia mendengar
suaraku, agar menerka nadaku bahwa aku
ingin bersahabat dengan dia.
Karena menerima sambutan anakku yang
tidak menyenangkan itu, aku ingin mempersingkat
kunjunganku. Di saat aku sedang menimbang-nimbang
keputusanku, kakakku menelepon memberi
tahu bahwa ibu kami masuk rumah sakit. Ini adalah
kedua kalinya selama sebulan ibu harus diopname.
Jadi akan segera pulang.
Barangkali memang harus demikian. Setiap
orang tua menganggap dirinya paling tahu, yang
paling “kuasa” menentukan segalanya, padahal
nyatanya masih ada yang lebih kuasa lagi, yaitu
Tuhan. Jika sekarang anakku mengira dia berhak
melarangku berbuat sesuatu terhadap anaknya,
cucuku, mungkin dia benar. Lingkungannya telah
menempanya bersikap begitu. Aku hanya seorang
nenek, sedangkan dia adalah ibu bagi anaknya.
Pengalaman ini harus kucermati sebagai satu
pelajaran guna menyambut kelahiran cucu-cucuku
lainnya. Untuk kesekian kalinya, kunyatakan bahwa
belajar tidak ada batasan waktu atau usia.
1) segan
2) istri pulang ke rumah orang tua tidak mau kembali sebelum suami
datang dan berunding hingga mencapai suatu kesepakatan
3) pernik-pernik keperluan
4) ikan asin
5) 35 hari
Sumber: Kompas, 6 Maret 2005
Kuajak dia berbicara, kuayunayunkan
tubuhku.
Setelah Anda membaca cerpen karya Nh. Dini tersebut, hal
menarik apa yang terdapat dalam cerpen tersebut! Gunakan TABEL
A berikut ini untuk menuliskan hal menarik yang Anda temukan!
No Menarik dari segi Hal yang menarik
1
2
3
4
5
tokoh
tema
alur
amanat
latar
TABEL A Diskusikan pertanyaan berikut
ini!
a. Sebutkan tokoh-tokoh yang
ada pada cerpen tersebut!
b. Bagaimana karakter tokoh aku
dalam cerpen di atas?
c. Bagaimana pendapat Anda
dengan watak tokoh tersebut?
d. Apakah ada hubungan judul tersebut
dengan isinya? Jelaskan
jawaban Anda!
e. Apa tema cerpen tersebut?
56
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
4.5 Pola Pengembangan Paragraf
Deskripsi
Ada dua pola pengembangan deskripsi, yaitu pola bergerak dan
tidak bergerak.
A. Pola tidak bergerak/statis
Dari suatu tempat tertentu, pengarang atau pengamat dalam
keadaan diam (tak bergerak/statis) dapat melayangkan pandangannya
kepada tempat yang akan dideskripsikan, dengan mengikuti
urutan-urutan yang teratur dimulai dari titik tertentu.
Pengarang dapat mulai dari timur ke barat atau dari utara ke
selatan, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang, atau dari kanan
ke kiri. Ia juga dapat bertolak dari satu titik yang dianggap penting
kemudian berangsur-angsur ke bagian yang makin rendah kepentingannya
dari titik sentral tadi. Atau, ia dapat mulai dari titik yang
paling jauh berangsur-angsur ke titik atau tempat yang terdekat.
B. Pola bergerak
Pola yang kedua adalah memandang suatu tempat dari segi
yang bergerak. Seringkali terjadi bahwa deskripsi terhadap sebuah
tempat dilakukan dengan bertolak dari suatu segi pandangan yang
lain, yaitu pengamat sendiri berada dalam keadaan bergerak. Seorang
yang berada dalam pesawat terbang akan melihat dari jauh sebuah
tempat secara samar-samar. Dari kejauhan ini, ia hanya melihat
bagian-bagian yang paling besar, tanpa ada perincian detail-detailnya:
namun semakin dekat, bagian-bagian yang lebih kecil akan mulai
tampak satu persatu, dan pada titik yang terdekat ia akan melihat
bagian yang tadinya sama sekali tidak dilihatnya. Sesudah melampaui
tempat tadi, penglihatannya akan mulai berlawanan dengan apa yang
baru dialaminya tadi. Makin lama objek-objek bertambah kecil: objekobjek
atau bagian-bagian yang kecil menghilang lebih dahulu,
kemudian disusul bagian yang lebih besar, akhirnya seluruh bagian
lenyap sama sekali.
Kedua pola di atas menunjukkan perbedaan yang amat besar,
karena dalam titik pandangan pola pertama (statis) semua benda
dalam sebuah tempat berada dalam keadaan diam, tidak mengalami
perubahan. Tetapi, pola pandangan kedua menunjukkan perbedaan
dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan jarak yang terjadi.
Dalam pola yang kedua ini dapat dimasukkan pula variasi berupa
deskripsi atas dua tempat atau bagian yang diperbandingkan satu
sama lain.
Perhatikan dua kutipan berikut ini!
Setelah Anda membuat dan mengisi tabel di atas, kaitkan hal
menarik yang Anda temukan dengan kehidupan sehari-hari! Apakah
terdapat nilai-nilai yang dapat Anda gunakan dalam kehidupan Anda!
f. Apakah tema cerpen tersebut
masih sesuai dengan kehidupan
nyata? Jelaskan jawaban Anda!
g. Unsur ekstrinsik apa saja yang
Anda temukan dalam cerpen
tersebut! Jelaskan!
h. Ceritakan kembali isi cerpen
tersebut dengan bahasa sendiri!
i. Jelaskan latar sosial dan latar material
dengan menuliskan kutipan
cerpen yang mendukung!
Bagilah kelas menjadi dua
kelompok!
Kelompok I mendiskusikan pertanyaan
berikut ini!
1. Jelaskan yang dimaksud pengembangan
paragraf deskripsi
dengan pola tidak bergerak/
statis!
2. Jelaskan ciri-ciri pengembangan
paragraf deskripsi dengan pola
tidak bergerak/statis!
3. Coba tulislah satu contoh paragraf
dengan pengembangan
paragraf deskripsi dengan pola
tidak bergerak/statis!
Kelompok II mendiskusikan pertanyaan
berikut ini!
1. Jelaskan yang dimaksud pengembangan
paragraf deskripsi
dengan pola bergerak!
2. Jelaskan ciri-ciri pengembangan
paragraf deskripsi dengan bergerak!
3. Coba tulislah satu contoh paragraf
dengan pengembangan
paragraf deskripsi dengan pola
bergerak!
57
Bab 4 Pendidikan
Kutipan 1
Kutipan 2
Di ujung selatan rumah sakit ini ada dua gedung panjang
membujur beratapkan seng. Sebelum orang masuk ke dalamnya,
tampak tergantung papan tulis yang minta perhatian kita: “Anak
umur 16 tahun ke bawah tidak boleh masuk!” Jadi tempat ini amat
berbahaya, sebab di halaman berhamburan terbang kuman-kuman
tbc yang dinamakan basil Koch itu. Dan basil itu bisa masuk ke
tubuh orang. Oleh karena itu, akan selalu kita lihat orang yang sedikit
mengerti, menutup hidungnya dengan saputangan dan juru
rawatnya memakai topeng masker dan kain putih yang sudah steril.
Di depan kedua gedung ini tampak ada sebuah gedung pula.
Bila saudara harus melaluinya, karena harus menjenguk wanita
atau para juru rawat di asrama wanita, saudara mesti juga menutup
hidung sebab bau tai yang sudah kering.
Ini jalan ke asrama putri, jadi dengan kata lain, asrama itu
letaknya sejajar dengan kedua ruang itu. Akh, supaya jangan mengerikan
kita sebut saja kedua ruang tbc itu X dan ruang XI menurut
urut-urutannya, jadi letaknya di daerah berbahaya.
Kemungkinan terjangkit menurut pikiran yang logis sangat
besar, tapi rupanya para perawat sudah kebal – immun – lagi
(sih!) mereka telah di atas 16 tahun.
Dan Ave Maria atau Santa Lucia, nyanyi-nyanyi gereja kudus
itu selalu dapat didengar di kamar mandi bersama-sama lagulagu
cinta asrama: bagus, di mana-mana mereka selalu ingat.
Asrama putri itu di sebelah selatan – sedang di sebelah utara
R - X saudara lihat sebuah los besar beratapkan genteng, tem-pat
orang-orang tbc beristirahat dari pukul 8 sampai pukul 10.30 tiap
pagi, 2 1/
2 jam berbaring telentang, bernafas dengan perut, tidak
boleh pikir apa-apa, dan yang lebih celaka lagi, bila orang ingin
lekas sembuh, selama 2 1/
2 jam tidak boleh tidur! Ringan tapi
berat.....”
Sumber: “Bayi Mati”, A. Radjab, dalam GTA, Jilid
2 hal. 227
“Mulai keluar dari Selat Madura, perahu berlayar dengan
tenang. Jika kita memandang ke sebelah kiri, pemandangan kita
lepas ke daratan Pulau Jawa, dan ke sebelah kanan, pandangan
kita tertumbuk ke pantai Pulau Madura. Di sana-sini kelihatan kaki
bukit yang keputih-putihan, tanah kapur yang tidak ditumbuhi
tanam-tanaman. Kami berlayar antara dua pantai yang agak berlainan
keadaannya. Gunung-gunung di pantai Pulau Jawa yang
hijau dan lebih subur itu berdiri dengan tenang seakan-akan
memandang dengan sayu ke laut.
Sehari semalam lepas dari Gresik barulah kami masuk ke
laut Jawa. Belum jauh dari selat Madura, ombak sudah mulai besar.
Beberapa lamanya kami mendapat angin barat, perahu kami
seakan-akan didorong dari belakang. Sepanjang jalan kami banyak
berjumpa dengan sampan-sampan penangkap ikan atau perahu-
Setelah dua kelompok mendiskusikan
pertanyaan-pertanyaan
tersebut, setiap kelompok
membacakan hasil diskusi di
depan kelasi! Setiap kelompok
dapat mengajukan pertanyaan
jika ada yang belum dipahami.
1. Berdasarkan uraian tersebut
jawablah pertanyaan berikut
ini!
a. Tentukan dari kedua kutipan
di atas mana yang menggunakan
pola bergerak dan
yang tidak bergerak? Jelaskan
perbedaan antara keduanya
berdasarkan hasil
analisis Anda!
b. Objek apa yang dilukiskan
dalam kedua kutipan di
atas? Dapatkah pola tersebut
diterapkan pada objek
lain? Cobalah Anda cari
contoh lain dari surat kabar/
majalah?
c. Buatlah kesimpulan tentang
deskripsi secara jelas dan
singkat menggunakan bahasa
yang baik dan benar!
58
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
2. Susunlah 2 buah paragraf
deskripsi dengan menggunakan
pola pengembangan
bergerak dan tidak bergerak
tentang sekolahmu dengan
melukiskan keadaan dan
perasaan yang Anda lihat
dan rasakan secara ekspositoris
dan sugestif!
1. Dalam Penulisan sumber kutipan bisa menggunakan
pola Harvard, dan pola konvensional
atau catatan kaki (footnote). Catatan kaki
adalah keterangan yang dicantumkan pada
margin bawah pada halaman buku dan dicetak
dengan huruf lebih kecil.
2. Pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai
dengan menuliskan nama belakang pengarang,
tahun terbit, dan halaman buku yang
dikutip di awal atau akhir kutipan. Data lengkap
sumber yang dikutip dicantumkan pada daftar
pustaka.
3. Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung
(mengutip sesuai dengan sumber aslinya, kalimatnya
persis, tidak ada perubahan) dan tidak
langsung (mengutip dengan cara meringkas
kalimat dari sumber aslinya tanpa menghilangkan
gagasan asli dari sumbernya).
4. Bibliografi atau daftar pustaka adalah daftar
buku atau karangan yang merupakan sumber
rujukan dari sebuah tulisan atau karangan atau
daftar tertentu suatu subjek ilmu.
5. Unsur-unsur bibliografi adalah nama
pengarang, judul buku, data publikasi yang
meliputi penerbit, tempat terbit, tahun terbit,
cetakan ke berapa, nomor jilid, khusus artikel
diperlukan judul artikel, nama majalah, jilid,
nomor, dan tahun.
7. Imbuhan asing adalah imbuhan yang bersumber
dari bahasa asing. Pemakaiannya bisa
diletakkan di awal ataupun di akhir kata.
8. Untuk menilai hal menarik dari cerpen bisa dilihat
dari tokoh, tema, alur, amanat, dan latarnya.
Bisa juga digali nilai-nilai yang dapat dipetik
untuk kehidupan sehari-hari dari cerpen
tersebut.
9. Ada dua pola pengembangan paragraf
deskriptif, yaitu:
- pola bergerak , adalah memandang suatu
tempat dari segi yang bergerak, atau
pengamat sendiri berada dalam keadaan
bergerak, entah dari jauh mendekat, atau
dari dekat menjauh, dan
- tidak bergerak, pengamat dalam keadaan
diam tak bergerak atau statis melayangkan
pandangannya kepada tempat yang akan
dideskripsikan dengan mengikuti urutan yang
teratur dari titik tertentu, entah dari timur ke
barat, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri,
atau dari depan ke belakang.
perahu Madura yang berlayar dari tempat-tempat yang dekat.
Saya berangkat dalam musim pancaroba atau musim pergantian
angin barat dan angin timur. Dalam musim yang semacam itu
datang angin tidak tetap, antara sebentar berkisar. Maka,
kedengaranlah suara nakhoda memberi perintah kepada anak
buahnya untuk menukar letak layar, karena arah angin berubahubah.
Saya merasakan perahu amat oleng, selain ombak besar
jalan perahu sudah mulai mengambil haluan ke kanan kemudian
ke kiri. Tak ubahnya seperti jalan seekor ular yang berbelit-belit,
berputar-putar di air. Jalan perahu semacam itu menggergaji
namanya.
Sumber: “Tamasya dengan Perahu Bugis,” Zuber Usman,
dalam GTA, Jilid I, hal. 120
59
Bab 4 Pendidikan
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Sajian paragraf deskripsi dengan objek orang
terdapat pada ...
a. Sebentar lagi, di pojok belokan itu, akan
kulihat lagi rumah yang cantik itu. Sebuah
rumah lama yang mampu menyedot perhatianku,
terletak di dalam halaman yang luas,
sedangkan rumahnya sendiri tidak terlalu
besar. Itulah yang menarik. Rumah dengan
daun-daun pintu dan jendela yang juga berwarna
putih bersih, sungguh serasi dengan
alam sekitarnya.
b. Ada seorang yang membawa pedang samurai
panjang. Itu yang berambut panjang agak
berewok. Tampangnya seperti Arab. Ia yang
paling gagah dan tampan. Ternyata namanya
Samsu. Sementara yang lainnya hanya
membawa ransel atau tas model tentara
biasa, tetapi di mukanya di atas meja pendopo
kelurahan. Seperti tidak percaya janganjangan
diserobot anak itu.
c. Gadis itu memasuki halaman sebuah rumah.
Dia berhenti sejenak di depan pagar bambu
itu. Bahan pagar itu sama persis dengan
dinding rumahnya. Dia memandang halaman
depan rumah itu, tetapi yang tampak hanya
beberapa tanaman yang tidak tertata rapi,
bahkan ada beberapa tanaman yang batang
dan daunnya sudah merah kering karena panas
matahari. Dia kemudian melangkah mendekati
pintu. Diketuknya pintu itu, pintu yang
menempel pada dinding bambu. Akan tetapi
tak satu pun suara yang menyambutnya.
d. Tubuhnya kekar dan tinggi tubuhnya lebih
dari 180 cm. Kumisnya yang tebal dan bajunya
yang hitam serta kerut keningnya
menambah seram penampilannya. Apalagi
kalau suaranya sudah keluar bergelegarlah
suara itu sehingga menakutkan orang yang
mendengarnya. Sedikit saja orang lain berbuat
salah sudah kena pukul.
e. Sepeda tua itu umurnya hampir sama dengan
pemiliknya. Apabila dia sendiri sekarang
sudah berumur 50 tahun, sepeda itu berumur
hanya berselisih 5 tahun sebab sepeda itu
dibeli ayahnya saat ia berumur 5 tahun. Akan
tetapi, sampai sekarang sepeda itu masih
dapat dinaiki walaupun kadang-kadang ada
beberapa alatnya yang harus diganti.
2. Usianya memang sudah cukup tinggi untuk
ukuran kita, 73 tahun. Namun dalam penampilannya
yang setiap kali kita saksikan lewat pers
maupun siaran langsung televisi, Ibu Tien tampak
sehat dan penuh perhatian. Almarhumah
senantiasa masih tanggap secara aktif dalam
pembicaraan dan kegiatan.
Penggalan paragraf di atas mendeskripsikan
tentang ... .
a. Usia yang sudah tua
b. Kesehatan Ibu Tien Soeharto
c. Kehadiran Ibu Tien Soeharto
d. Kepribadian Ibu Tien Soeharto
e. Aktivitas Ibu Tien Soeharto
3. (1) Musim kemarau yang panjang tahun lalu
merupakan bencana bagi daerah kami. (2) Sungai
di tengah desa kering kerontang. (3)
Bahkan sumur pun banyak yang sudah tak berair
lagi. (4) Tampak berdesak orang menunggu giliran
menimba air di sumur masjid tengah desa
satu-satunya yang tidak kering. (5) Rumput dan
padi terhampar hijau di pinggiran desa yang
gersang. (6) Sudah sebulan yang lalu binatang
ternak diungsikan ke daerah yang masih ada
air.
Kalimat yang menyimpang dalam paragraf di
atas adalah nomor... .
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
4. Penulisan daftar pustaka yang tidak tepat adalah
...
a. Rendra. Empat Kumpulan Sajak. 1978.
Jakarta: Pustaka Jaya.
b. Rendra. 1978. Empat Kumpulan Sajak.
Jakarta: Pustaka Jaya.
c. Rendra. 1978. Empat Kumpulan Sajak.
Jakarta: Pustaka Jaya.
60
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
d. Rendra. 1980. Blues Untuk Bonnie. Jakarta:
Pustaka Jaya.
e. Rendra. 1980. Blues Untuk Bonnie. Jakarta:
Pustaka Jaya.
5. Penulisan daftar pustaka yang tidak tepat adalah
...
a. Piero, M. Ata. 2006. “Antara Perburuan,
Intitute, dan Dengkur Pram”. Dalam
Matabaca, Februari. Jakarta.
b. Aleida, Martin. 2006. Dia yang Tak Gepeng.
Dalam “Matabaca”, Februari. Jakarta.
c. Nador, Donatus. 2006. “Satu Rasa Puisi-
Biola”. Dalam SINDO, 26 Maret 2006. Jakarta.
d. Handoyo, Kesit B. 2006. “Meyelamatkan
Pertandingan atau Pemain?”. Dalam TopSkor,
25-26 Februari 2006. Jakarta.
e. Rulianto, Agung. 2005. “Ketika Penyair
Berhenti Tiba-tiba”. Dalam Tempo, Januari.
Jakarta.
6. Kutipan tidak dapat diambil dari sumber berupa
... .
a. kamus d. artikel
b. laporan e. buku
c. gambar
7. Penggunaan imbuhan asing semi- yang tepat
terdapat pada kata ... .
a. seminar d. semikonduktor
b. seminari e. semiologi
c. semiotik
8. Penggunaan imbuhan asing pra- yang tidak tepat
terdapat pada kata ... .
a. pramodern d. pranatal
b. prakonsepsi e. prasangka
c. pramugari
9. Kulewati berbagai cobaan yang menggoyahkan
keteguhan batinku. Terus terang, gelombang
dan alun yang melanda bahtera kehidupanku
nyaris meluluhlantahkan ketegaranku. Aku
mensyukuri “kebebasan” ibuku sebagai perempuan
Jawa dalam mengatur rutinitas keseharian,
namun tidak membosankan. Yang
dinamakan aturan ini-itu sehubungan dengan
tradisi Jawa tidak terlalu mengekang atau
menyita waktu. (sumber: cerpen Ajaran
Kehidupan Seorang Nenek, karya Nh. Dini)
Berdasarkan kutipan cerpen di atas, watak tokoh
Aku adalah ... .
a. mudah menyerah
b. mudah putus asa
c. menyerah pada keadaan
d. tidak mudah putus asa
e. sabar
10. Wahyu Ilahi ternyata tidak dapat diabaikan. Aku
kembali dari perjalananku dua pekan kemudian
bersama seorang pemuda. Juga kemungkinan
dapat mengirim ratusan, mungkin ribuan benda
dagangan ke berbagai kios dan toko di pantai
Kuta serta sebuah toko eksklusif di Ubud. Setelah
masa tunangan beberapa bulan, aku dinikahi
seorang anak sebuah restoran di Sanur. Menurut
adat, lebih dulu aku diangkat menjadi anak seorang
pegawai rumah makan itu yang berkasta
sudra supaya dapat kawin dengan upacara
Hindu Bali. (sumber: cerpen Ajaran Kehidupan
Seorang Nenek, karya Nh. Dini)
Unsur yang paling menonjol pada kutipan
cerpen di atas adalah ... .
a. tema dan amanat
b. tokoh dan penokohan
c. budaya dan agama
d. biografi pengarang dan politik
e. alur dan sudut pandang
II. Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat!
1. Tulislah dua kutipan langsung dan tidak langsung!
2. Tuliskan 5 daftar pustaka novel yang pernah
Anda baca!
3. Buatlah kalimat menggunakan kata:
a. nasionalisme
b. analogi
c. pranikah
d. semifinal
e. antipecah
f. poliandri
4. Sebut dan jelaskan satu judul cerpen yang
sangat menarik menurut Anda! Jelaskan mengapa
Anda tertarik pada cerpen tersebut! Tuliskan
pula data-data cerpennya!
5. Tulislah satu paragraf deskripsi dengan pola
pengembangan tidak bergerak/statis!
6. Tulislah satu paragraf deskripsi dengan pola
pengembangan bergerak!
61
Bab 5 Teknologi
Teknologi yang
terus berkembang
membawa
perubahan besar
pada bentuk
sepeda yang
semakin canggih.
www.google.com
5.1 Membaca kstensif
Cara efektif untuk memahami dan
mengingat lebih lama apa yang Anda baca,
dapat dilakukan dengan dua cara.
1. Mengorganisasikan bahan yang dibaca
dalam kaitan yang mudah dipahami.
2. Mengaitkan fakta yang satu dengan yang
lain, atau menghubungkan dengan pengalaman
yang dihadapi.
Salah satu teknik membaca yang efisien
adalah sistem SQ3R (Survey-Question-Read-
Recite [Recall]-Review). Sistem ini biasa digunakan
banyak orang. Bila kelima tahap dalam
sistem tersebut kita terapkan akan membantu
daya ingat dan memperjelas pemahaman.
Pada pelajaran ini akan disajikan wacana
dari tiga sumber tertulis. Terapkan langkahlangkah
di samping untuk membaca wacanawacana
tersebut.
Di bab ini, kalian akan kembali mempelajari cara
mencatat sumber tertulis lainnya, yaitu catatan kaki oot
note dan menulis parafgraf eksposisi. Pertama, kalian
diharapkan bisa menentukan satu topik untuk diskusi,
mengumpulkan sumber tentang topik tertentu yang
disepakati, menulis pokok-pokok pikiran dari tiap sumber,
mengidentifikasi fakta dan pendapat, serta menyarikan
isi pokok dari tiap sumber.
Kedua, kalian diajak untuk bisa mencatat nama
sumber, tahun, dan nomor halaman dari sumber tertulis
dalam bentuk catatan kaki . Ketiga, kalian diajak untuk
bisa menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam
bentuk ragam paragraf ekspositif dengan menunjukkan
ciri-ciri paragraf eksposisi.
Keempat, kalian diajak untuk bisa mengemukakan
hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerita
pendek melalui kegiatan diskusi. adi, kalian harus bisa
menceritakan kembali isi cerpen yang kalian baca,
mengungkapkan hal menarik yang terdapat dalam
cerpen, serta mengaitkan isi cerpen dengan kehidupan
sehari-hari.
Kelima, kalian diajak untuk dapat menemukan nilainilai
cerita pendek melalui kegiatan diskusi. Keenam,
kalian diajak untuk bisa memahami penggunaan imbuhan
meng . Itu berarti kalian juga harus dapat memahami
bentuk dan fungsi imbuhan meng .
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
62
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
5.1.1 Sumber Tertulis 1
Bacalah teks berikut dengan saksama!
Apakah Teknologi Itu?
Teknologi adalah ilmu dan seni membuat dan menggunakan
sesuatu. Manusia, anehnya dapat mengubah bahan dari dunia
alami menjadi piranti, mesin, dan sistem yang dapat mempermudah
kehidupan mereka. Walaupun makhluk lain dapat pula
membuat sesuatu dan menggunakan piranti, cara mereka melakukannya
nyaris tidak berubah dari waktu ke waktu.
Teknologi manusia berbeda. Orang dapat melihat kebutuhan
baru, menemukan cara baru untuk memenuhinya, dan menentukan
nilai temuan-temuan tak disengaja. Misalnya, temuan api
serta kemampuannya mengubah lempung menjadi keramik atau
batuan menjadi logam memungkinkan terciptanya dunia modern.
Selama beberapa abad terakhir, para ilmuwan telah menemukan
jawaban mengapa bahan mentah dan alat berperilaku menurut
kodratnya masing-masing. Dengan pengetahuan ini, bahan lama
telah ditingkatkan, bahan baru diciptakan. Ilmu dan matematika
mampu menghasilkan barang-barang mulai dari pakaian renang
sampai pesawat terbang. Sesuatu dibuat berdasarkan rancangan
dengan menentukan apa yang diperlukan dan bagaimana menyediakannya.
Kini para perancang mempunyai amat banyak jenis
bahan, metode, dan unsur yang dapat digunakan untuk mewujudkan
gagasan mereka. Mereka menghasilkan sesuatu yang bekerja
baik, berharga murah, dan memuaskan pemakainya, tetap benarbenar
merupakan seni tersendiri.
Kemauan untuk menciptakan sesuatu yang baru sangatlah
kuat. Roda baca buatan abad ke-19 merupakan upaya untuk memberikan
semacam kemudahan bagi para sarjana zaman praelektronika
sebagaimana kemudahan yang kita peroleh dari komputer
pribadi. Dengan memutar roda tersebut dapat dijangkau banyak
bahan kepustakaan. Namun, seperti kebanyakan penemu lainnya,
pencipta roda baca yang tidak ada namanya ini tidak berhasil menentukan
biaya dan kenyamanannya.
Orang juga tidak dapat bertahan hidup tanpa persediaan air
yang memadai untuk kebutuhan hidup mereka sendiri, tanaman,
dan ternak mereka. Cara-cara cerdik untuk mengucurkan dan membagi-
bagi air memungkinkan orang bisa hidup di tempat-tempat
yang terlalu kering sekali pun. Alat sederhana menyerupai derek
yang dinamakan timba telah digunakan di seluruh Asia selama beriburibu
tahun. Dengan memberikan beban pada ujung balok-lintang,
perancang alat ini dengan pintar dan praktis memudahkan
pengangkatan ember berisi air kali dan menumpahkannya ke dalam
saluran irigasi yang mengalirkan air ke lahan pertanian yang kekeringan.
Sumber: Jendela Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
5.1.2 Sumber Tertulis 2
Bacalah teks berikut dengan saksama!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
membaca adalah memahami
isi dari apa yang tertulis. Ekstensif
berarti bersifat menjangkau secara
luas. Membaca ekstensif dapat
diartikan kegiatan membaca untuk
memahami informasi sebanyakbanyaknya.
Hendaknya membaca dengan
mendesak, dengan tujuan
mendapat ide pokok secara
cepat.
Hendaknya membaca dengan
cepat dan cepat memahami ide
pokoknya, kemudian teruskan
membaca ke bagian lain.
Berusahalah cepat mencari arti
sentral dan bereaksi terhadap
pokok suatu karangan dengan
cermat.
Jangan terlalu cepat membaca di
luar hal yang normal, sehingga
kehilangan pemahaman.
Jangan terlalu cepat
menghiraukan detail kecil,
selesaikan bacaan Anda tanpa
membuang waktu.
Menemukan ide pokok
secara cepat
63
Bab 5 Teknologi
Sepeda: Mantan Penguasa Dunia
Boleh-boleh saja mobil mengklaim sebagai alat transportasi
paling bergengsi. Tetapi, jangan lupa, sebelum ada mesin yang
kecepatannya menyaingi petir, sepedalah penguasa dunia. Sepeda
pula yang memutuskan kejayaan kereta kuda dan hewan-hewan
sejenisnya sebagai alat transportasi. Hebatnya, meskipun umur si
roda dua ini sudah sangat tua, konsep melaju lewat genjotan kaki
ternyata tetap disukai kalangan tua dan muda.
Seperti ditulis Ensiklopedi Columbia, nenek moyang sepeda
diperkirakan berasal dari Prancis. Negeri ini sudah sejak awal abad
ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede.
Bertahun-tahun velocipede menjadi satu-satunya istilah yang
merujuk hasil rancang bangun kendaraan roda dua. Tetapi, jangan
membayangkan kemiripannya dengan bentuk sepeda zaman
sekarang, masih sangat jauh berbeda. Yang pasti konstruksinya
belum mengenal besi, semuanya masih menggunakan kayu.
Baron Karls Drais von Saurbron adalah orang berkebangsaan
Jerman yang berperan menyempurnakan velocipede pada tahun 1818.
Tahun 1839, Kirkpatrick MacMillian menambahkan engkol dan setang.
Tahun 1865, Piere Lallement menambahkan pelek dan memulai
penggunaan roda depan lebih besar dibanding roda belakang. Hasil
para bidan karet sebagai ban ditemukan. Tahun 1885, James Starley
mendirikan pabrik sepeda di Coventry, Inggris. Jadilah sepeda
diproduksi secara massal. Tingkat kenyamanannya pun makin
meningkat setelah Dunlop menemukan teknologi ban angin.
Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. Ada
sepeda roda tiga untuk balita, sepeda mini, sepeda kumbang,
hingga sepeda tandem yang dapat digenjot bareng. Bahkan, di
dunia balap sepeda, setidaknya dikenal tiga jenis sepeda lomba,
yaitu sepeda jalan untuk jalanan mulus dengan 16 kombinasi gir
yang berbeda, sepeda track dengan hanya satu gigi, dan sepeda
gunung yang memiliki 24 gigi.
Sekarang, meskipun telah ada sepeda motor berbagai jenis
yang dibuat orang, sepeda tetap mempunyai peminat sendiri.
Bahkan, penggemarnya dikenal sangat fanatik.
Sumber: Intisari, November 2001 Hal. 64-65
5.1.3 Sumber Tertulis Ketiga
Bacalah teks berikut dengan saksama!
Solusi Pertanian Lahan Kering
Pertanian lahan kering selalu dihadapkan pada kesulitan untuk
memanfaatkan air sehemat mungkin. Beberapa cara pemberian
air dengan tujuan mempertinggi keefektifan irigasi telah banyak
dilakukan, di antaranya adalah sistem irigasi tetes (SIT) dan sistem
irigasi curah (SIC). Kedua sistem itu terbukti cukup efektif, namun
harus dibarengi dengan biaya investasi, biaya operasi, pemeliharaan
yang cukup tinggi, dan kualitas air yang cukup baik. Kendala
itu sangat merepotkan bagi para petani karena sebagian besar
Cepat dapatkan buah pikiran
pengarang.
Kita perlu konsentrasi dengan
cepat dan tepat.
Gbr. 5.1
Teknologi yang semakin canggih
membawa perubahan pada
bentuk sepeda.
64
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
komponennya masih harus didatangkan dari luar negeri. Oleh
karena itu, Budi Indra Setiawan, mahasiswa Jurusan Teknik
Pertanian, Fakultas Teknik Pertanian IPB, dalam penelitiannya yang
berjudul “Sistem Irigasi Kendi” mencoba memecahkannya.
Budi memaparkan bahwa sistem irigasi kendi (SIK) dirancang
dengan berbagai pertimbangan yang utama adalah bagaimana
mengusahakan agar air yang diberikan benar sesuai dengan yang
dibutuhkan tanaman serta kehilangan air melalui evaporasi dapat
dihindari. Pertimbangan berikutnya ialah mengupayakan agar
teknologi ini 100% menggunakan komponen dalam negeri, mudah
diproduksi, mudah dipasang, dan dioperasikan serta biaya pemeliharaan
yang relatif rendah.
Dalam penelitiannya dikatakan bahwa SIK ini bertujuan untuk
memberikan air langsung ke daerah perakaran tanaman. Caranya
dengan membenamkan kendi sampai mencapai daerah perakaran.
Kendi ini jika diisi air akan merembeskan air ke tanah di sekeliling
perakaran melalui dindingnya yang dibuat permeabel.
Kemampuan dinding meluluskan air (permeabilitas kendi)
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi kebutuhan
evapotranspirasi tanaman setiap waktu dengan memperhatikan
sifat hidrolika tanahnya pula. Berdasarkan simulasi pergerakan
air tanah diketahui bahwa untuk berbagai jenis tanah
pertanian permeabilitas dinding kendi yang tepat berkisar antara
10,6 sampai 10,8 cm/detik. Oleh karena itu, untuk memenuhi angka
permeabilitas ini, tanah liat yang biasa dipakai sebagai bahan baku
pembuatan gerabah dapat ditambah pasir dan serbuk gergaji
dengan komposisi tertentu, sampai tertinggi mencapai 25% basis
bobot untuk masing-masing bahan campuran tersebut. Pembuatan
kendi selanjutnya sama dengan proses pembuatan gerabah
lainnya. Dimensinya ialah berdiameter badan 15 cm, tinggi badan
20 cm, diameter leher 5 cm, dan tebal dinding sekitar 1 cm.
Bidang Terapan
Budi menjelaskan, jika kendi ini ditanam ke dalam tanah dan
dibiarkan sampai 24 jam, airnya mampu membasahi tanah sampai
radius 20 cm dan ke arah bawah mencapai 10 cm jika dinding
kendi bagian bawahnya dibuat kedap air. Di sekeliling kendi dapat
ditanam berbagai jenis tanaman seperti cabai, tomat, mentimun,
dan buncis.
Untuk menguji keandalan sistem irigasi kendi ini, Budi
mengujicobakan di berbagai lokasi, jenis tanah, dan jenis tanaman
sejak tahun 1996. Di Lombok Timur pernah dicoba untuk cabai,
tomat, mangga, dan sarikaya. Adapun di daerah lain, seperti
Cilegon, Bekasi, Subang, Sukabumi, dan Lampung diuji coba untuk
tanaman sayuran dan buah-buahan pada saat berumur muda.
Semua uji coba yang telah dilakukan itu memberikan hasil yang
cukup istimewa.
Keunggulan Teknologi
Untuk mempermudah pemberian air ke dalam setiap kendi
dapat dilakukan secara manual dan otomatis. Cara manual, yaitu
Bentuklah kelompok diskusi, setiap
kelompok 4-6 orang, kemudian
ikuti tahapan berikut ini:
1. Telah disajikan 3 sumber tertulis
yang membahas tentang teknologi,
carilah 1 sumber lain dengan
tema yang sama!
Anda juga dapat menggunakan
sumber tertulis lainnya dengan
tema yang berbeda!
2. Setelah semua sumber tertulis
didapatkan, tuliskan pokok pikiran
tiap paragraf dari semua
sumber tertulis itu dan jangan
lupa tulis sumbernya!
3. Tuliskan fakta dan opini yang
terdapat dalam sumber-sumber
tertulis yang Anda pakai!
4. Sarikan menjadi sebuah paragraf
isi pokok tiap sumbernya!
5. Buatlah tabel seperti TABEL B
dan TABEL C, untuk menuliskan
hasil diskusi!
65
Bab 5 Teknologi
dengan langsung mengisinya jika sudah kosong. Cara otomatis,
yaitu dengan menggunakan tabung Mariotte dan selang-selang
air yang menghubungkannya dengan setiap kendi. Tabung Mariotte
dapat dibuat dari drum, dan secara otomatis akan mengisi air ke
setiap kendi jika terjadi perbedaan tinggi air di dalam drum dan
kendi.
Sumber: Pakuan, Januari 2004
Sumber I
..............
Sumber II
..............
Sumber III
..............
Sumber IV
..............
Sumber Opini Fakta
TABEL A
TABEL B
Ide Pokok
Paragraf
I
II
III
dst
Sumber I
..............
Sumber I
..............
Sumber I
..............
Sumber I
..............
5.2 atatan Kaki
Sekarang kita akan mempelajari pencantuman sumber kutipan
pola konvensional. Cara pencantuman sumber kutipan dengan menggunakan
pola konvensional, yaitu menggunakan catatan kaki atau
foot note.
Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada
buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja
berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya
pada catatan kaki.
66
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Catatan kaki adalah keterangan
yang dicantumkan pada margin
bawah pada halaman buku. Catatan
kaki biasanya dicetak dengan huruf
lebih kecil daripada huruf di dalam
teks guna menambahkan rujukan
uraian di dalam naskah pokok.
Catatan kaki untuk artikel yang
diambil dari internet, cantumkan
nama pengarang, judul artikel,
tuliskan online (dalam kurung) diikuti
alamat situsnya, seperti http:/
www.ed.gov./... yang memudahkan
pembaca untuk mengakses
sumber tersebut.
1. Carilah dua buku atau majalah
ilmiah yang menggunakan sistem
pencantuman sumber dengan
catatan kaki!
2. Kemudian, cermati dan catatlah
tata cara pencantuman sumbernya!
Ilmu dan Moral
Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan
ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang
dan serakah ... .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh
menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin
pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik
pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran
tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis
yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin
pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya
kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam
pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas
Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi
yang tidak mengajarkan keserakahan?2)
...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan
dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur
ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan
tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui
sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian
akhir buku.
Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang
diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak
tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau
ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma),
dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama
pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada,
tanggal penerbitan, dan nomor halaman.
Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis
ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya
dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda.
Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op.
cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan
koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit.
(singkatan dari loco citato).
Perhatikan contoh berikut!
.........................................................
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama
dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.
Diskusikan hal-hal berikut!
a. Adakah perbedaan cara pencantuman
catatan kaki pada buku-
buku atau majalah yang
telah Anda telaah?
b. Jika ada perbedaan, mengapa
perbedaan itu dapat terjadi?
c. Bagi Anda, manakah yang lebih
muda, cara pencantuman pola
Harvard atau pola konvensional?
Jelaskan!
67
Bab 5 Teknologi
Wacana 1
5.3 ksposisi
Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan
tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan
pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan
ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau
pengalaman.
Di sinilah perbedaannya dengan karangan deskripsi. Karangan
deskripsi bertujuan menggambarkan/melukiskan sesuatu sehingga
seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri. Karangan deskripsi
dapat bersifat ilmiah atau nonilmiah. Sumber karangan diperoleh
dari hasil pengamatan, penelitian, dan imajinasi.
Eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut
pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat tergantung
dari sifat karangan dan tujuan yang hendak dicapai.
5.3.1 acana ksposisi
Untuk memahami karangan eksposisi, perhatikan wacana berikut!
Yang Kedua bagi American Airlines
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-
600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa
detik lepas landas dari bandar udara internasional O’Hare Chicago,
tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa
mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak
berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat
mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik
kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika.
Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat
kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor
empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas
akibat dua fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. Disusul kemudian
oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot
tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung
bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47
penghuni flat yang ditabrak.
Sumber: Kompas, 15 November 2001
Wacana 2
Sejarah Kloning
Berkembangnya ilmu rekayasa genetika, bisa dikatakan
berawal dari temuan bersejarah, James Watson dan Francis Crick
berupa informasi genetik DNA yang struktur molekulnya berbentuk
helix ganda, 1953.
Oktober 1990, National Institute of Health mengumumkan
pekerjaan ambisius, memetakan struktur genetik manusia dalam
Beberapa urutan analisis
eksposisi
1. urutan kronologis/proses,
biasanya memaparkan proses,
yaitu memberi penjelasan
tentang bekerjanya sesuatu
atau terjadinya suatu peristiwa,
2. urutan fungsional,
3. urutan atau analisis sebab
akibat, dan
4. analisis perbandingan.
Topik-topik dalam karangan
eksposisi
1. data faktual, yaitu suatu kondisi
yang benar-benar terjadi, ada,
dan dapat bersifat historis
tentang bagaimana suatu alat
bekerja, bagaimana suatu peristiwa
terjadi, dan sebagainya;
2. suatu analisis atau penafsiran
objektif terhadap seperangkat
fakta; dan
3. fakta tentang seseorang yang
berpegang teguh pada suatu
pendirian.
Langkah-langkah menulis
eksposisi
1. menentukan tema,
2. menentukan tujuan karangan,
3. memilih data yang sesuai
dengan tema, dan
4. membuat kerangka karangan,
mengembangkan kerangka
menjadi karangan.
68
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
.............................................................................................
.......................................................................................
.............................................................
Februari 1997, ilmuwan Skotlandia berhasil mengembangkan
Dolly, anak domba yang dikloning dari sel kambing dewasa. Ini
diikuti domba kloning Poly yang dihasilkan dari sel kulit yang
dimodifikasi dengan tambahan gen manusia, Juli 1997.
Juli 1998, para peneliti di Universitas Hawaii mengkloning 50
ekor tikus dalam tiga generasi yang sel-selnya dikembangkan dari
satu ekor tikus.
Tahun 2000, peneliti di Oregon memproduksi rhesus monyet
yang dinamai Tetra dengan cara memisahkan embrio fase dini
dan kemudian mencangkokkan kembali potongan-potongan itu ke
rahim induknya.
Terakhir, November 2001, pengumuman keberhasilan kloning
manusia untuk tujuan terapi. (AP/MSNBC/Reuters/nes)
Sumber: Kompas, 27 November 2001
Kedua wacana tersebut adalah contoh dari karangan eksposisi
proses. Wacana pertama menjelaskan bagaimana proses terjadinya
dua buah kecelakaan pesawat terbang. Wacana kedua menjelaskan
perkembangan ilmu rekayasa genetika.
5.3.2 Pola Pengembangan Proses
Pola pengembangan karangan eksposisi bisa bermacam-macam,
di antaranya pola pengembangan proses.
Paragraf proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan
bagaimana bekerjanya, bagaimana mengerjakan hal itu (membuat
hal ini), bagaimana barang itu disusun, bagaimana hal itu terjadi.
Bacalah wacana berikut ini, kemudian kerjakan pelatihan!
Pembibitan Jenis Unggul
Sejak dahulu para petani meningkatkan panennya dengan
pembibitan yang saksama, memilih tumbuhan induk yang kuat
dan sehat, serta mengombinasikan sifat-sifat terbaik dari berbagai
varietas tumbuhan.
Penelitian pertama tentang bagaimana sifat-sifat diturunkan
dari induk kepada keturunannya dilakukan oleh Gregor Mendel,
seorang rahib Austria yang hidup pada pertengahan abad XIX.
Definisi:
Gorys Keraf dalam Komposisi (Ende Flores: Nusa Indah,
1994: 92) menjelaskan bahwa proses merupakan
urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu
atau urutan dari suatu kejadian.
Langkah-langkah menyusun
paragraf proses
1. Penulis harus mengetahui perincian
secara menyeluruh.
2. Membagi perincian atas tahaptahap
kejadiannya. Bila tahaptahap
kejadian ini berlangsung
dalam waktu yang berlainan,
penulis harus memisahkan dan
mengurutkannya secara kronologis.
69
Bab 5 Teknologi
Kromosom
Gregor Mendel
Untuk penelitiannya, dia memilih ercis yang tumbuh di kebunnya,
dengan dua alasan. Pertama, di antara tumbuhan ercis terdapat
perbedaan yang besar. Sebagian tinggi, sebagian pendek, sebagian
berwarna kuning, sebagian hijau, dan sebagainya. Kedua, ercis
penyerbukannya sendiri. Jadi tidak ada bahaya penyerbukan silang
karena serangga atau angin yang dapat membingungkan percobaan.
Pertama-tama Mendel mengambil tumbuhan yang tinggi dan
pendek, dan membiarkan terjadinya penyerbukan sendiri.
Tumbuhan yang tinggi selalu menghasilkan anak-anak yang tinggi,
dan tumbuhan yang pendek menghasilkan anak-anak yang pendek.
Selanjutnya, dia menyilangkan tumbuhan yang tinggi dengan yang
pendek, dan sebaliknya. Apakah anaknya akan tinggi, pendek, atau
sedang? Mendel tercengang karena semuanya tinggi. Dia memutuskan
bahwa setiap tumbuhan harus membawa zat khusus atau
faktor, untuk mengontrol ketinggian. Dia menyebut faktor tinggi
itu dominan, karena hasil kawin silang semuanya tinggi, faktor
pendek disebut resesif karena tidak muncul.
Mendel kemudian membiarkan tumbuhan hasil persilangan
itu melakukan penyerbukan sendiri. Ia lebih tercengang lagi ketika
anak tumbuhan itu muncul. Kebanyakan pohonnya tinggi, tetapi
beberapa pohon ada yang pendek. Di samping tiga tumbuhan yang
tinggi, ada satu yang pendek. Tidak ada yang pertengahan. Hasil
persilangan itu walaupun tinggi, tentu membawa faktor pendek;
diturunkan dari induknya yang pendek. Dia mengambil kesimpulan,
bahwa setiap tumbuhan pasti membawa dua faktor, satu dari telur
dan satu dari pollen. Bila kita menamakan faktor yang menghasilkan
tinggi T, dan yang menghasilkan tumbuhan pendek t, tumbuhan
asli tinggi TT dan tumbuhan asli pendek tt, keturunan asli tinggi
dan asli pendek adalah Tt atau tT. Tetapi apabila membiak,
turunannya mungkin TT atau tt atau tT atau Tt. Karena T dominan
terhadap t, maka TT, tT, dan Tt semuanya tinggi. Hanya tt yang
pendek, karena tidak mengandung T. Itulah sebabnya mengapa
ada tiga yang tinggi untuk tiap yang pendek. Gregor Mendel adalah
peletak dasar ilmu genetika modern. “Faktor-faktor” Mendel itu
sekarang disebut gen.
Perkawinan Silang
Para ahli mencoba untuk menghasilkan tumbuhan yang lebih
baik dan berguna secara perkawinan silang tumbuhan yang bersifat
baik dan berguna. Mereka menggunakan hukum genetika yang
ditemukan Mendel untuk meramalkan hasil setiap persilangan. Para
ahli juga mengubah gen dengan berbagai macam radiasi. Tidak
ada cara untuk mengontrol perubahan. Kebanyakan merugikan,
tetapi perubahan yang baik cukup banyak untuk menghasilkan jenis
unggul.
Gen dan Kromosom
Cara makhluk hidup berkembang dan tumbuh dikontrol oleh
kode perintah yang dibawa oleh kromosom, yang berbentuk
1. Tuliskan pokok-pokok pikiran tiap
paragraf wacana di atas!
2. Berdasarkan pokok-pokok pikiran
yang sudah Anda tulis,
buatlah rangkuman bagaimana
Gregor Mendel melakukan proses
penelitiannya!
3. a. Buatlah satu paragraf eksposisi
proses yang dikembangkan
dengan contoh!
b. Pilihlah salah satu topik yang
bertema “Teknologi”!
70
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
2
benang-benang kecil dalam nukleus sel. Masing-masing adalah
rantai gen dan setiap gen membawa perintah untuk satu sifat. Sel
yang normal mempunyai beberapa pasang kromosom. Setiap
pasang membawa kode untuk sifat yang sama.Tetapi sel
pembiakan (telur, sperma, atau pollen) hanya menerima satu
kromosom dari setiap pasang. Pada pembuahan, telur memberikan
satu kromosom dan satu dari sel jantan. Maka, makhluk yang
baru akan mempunyai pasangan kromosom yang lengkap.
5.4 Membaca erpen
Bacalah cerpen berikut ini dengan saksama!
1. a. Buatlah diskusi kelompok
untuk saling menukarkan
dan menganalisis pekerjaan
masing-masing anggota
kelompok!
b. Perhatikan segi kebakuan
bahasa, isi karangan, dan
koherensi antarkalimatnya!
2. Berikan saran kepada teman
Anda bagian-bagian yang kurang
tepat dan perlu diperbaiki! Kereta Raksasa
Karya Dasmo Rahardiyanto
Malam dingin menggigil. Udara terasa membekukan sendisendiku.
Angin yang berhembus disertai derasnya hujan, membuat
malam semakin terasa keparat. Gemercik air hujan
terdengar berjatuhan membentuk simfoni alam yang menggelisahkan.
Kecuali suara kodok yang menjengkelkan, tak terdengar
binatang malam yang berbunyi. Aku duduk termangu terjebak
hujan di sebuah stasiun. Hujan seperti tumpah. Malas rasanya
aku pulang berhujan-hujan.
Kunyalakan sebatang rokok. Kuhisap dalam-dalam sambil
kusandarkan badanku pada salah satu kursi fiber yang berjejer
di halaman stasiun itu. Hah, lelah betul aku hari ini, gerutuku.
Sebagai karyawan kecil di sebuah perusahaan swasta, seharian
bekerja selalu membawa dan menyisakan kele-lahan luar biasa.
Tidak jarang pula membawa pulang sakit hati dan menjemukan,
dan ke-sengsaraan yang seperti mengolok-olok nasib wong cilik.
Apakah kesalahanku sama dengan stasiun ini? Stasiun yang sudah
tua, kelihatan pucat ditelan masa. Renta, jorok, tidak terawat.
Sosoknya yang dulu barangkali gagah, kini lemas kedinginan,
berantakan.
Hujan semakin deras. Suara kereta terdengar menderu dari
kejauhan. Tak lama kemudian kulihat kereta yang padat siap
memuntahkan penumpangnya yang berjejalan, lalu serabutan
menyerbu dan memasuki stasiun. Pengeras suara mewartakan
jalur yang akan dilintasi kereta itu. Belum juga kereta itu berhenti
benar, para penum-pang berhamburan dari dalamnya. Muntahan
kereta itu, tumpah-ruah memenuhi peron. Suara derap sepatu
dari para penumpang segera memecah kesunyian. Wajah-wajah
lelah, bau busuk keringat, dan pakaian yang lusuh, seperti
berseliweran mengganggu mataku.
Di antara temaram lampu-lampu yang menyinari stasiun,
kudengar deru mobil sekali-sekali melintas di bawah air hujan.
Sementara itu, beberapa meter dari tempatku duduk, sekelompok
orang sedang asyik ngobrol di loket penjualan karcis.
71
Bab 5 Teknologi
Tepat di atas kepalaku tergantung sebuah
tulisan yang tidak jelas hurufnya terbuat dari seng,
dengan ukuran kira-kira 20 x 30 sentimeter.
Bergoyang-goyang terkena hembusan angin.
Kadang-kadang berbunyi lesu jika angin besar
menghempasnya.
Tempat duduk berderet di sepanjang stasiun.
Di atas deretan tempat duduk itu, kokoh
terbentang atap seng sebagai pelindungnya.
Semua penyangga dan tiangnya terbuat dari besi.
Tetapi, kurasakan stasiun ini agak berbeda. Tidak
seperti waktu pertama kali aku menginjakkan kaki
di stasiun ini tiga tahun lalu. Cat temboknya tampak
sudah muram. Lantainya menggambarkan
kejorokan, dan jalanan di sepanjang stasiun becek
tergenang air dan lumpur. Sampah yang berserak
seperti telah menjadi bagian penting dari kejorokan.
Sejurus pandanganku tertanam pada rel
kereta api. Serta merta kereta kembali terdengar.
Tampak, lampunya berkedip-kedip dari kejauhan.
Selang beberapa menit kelihatanlah kepala kereta
dengan gerbong panjangnya. Astaga ada apa ini!
Aku terkejut dan bermaksud hendak lari menjauh.
Kulihat si ular besi ini wujudnya menjadi lebih
besar dan semakin besar. Ukurannya kira-kira
sepuluh kali lipat dari kereta biasa.
Derunya yang bergemuruh dan wujudnya
yang besar lagi mengerikan, seakan hendak
memakan segala yang ada di depannya. Tanpa
bisa ditahan lagi, entah bagaimana tiba-tiba
stasiun ditabraknya. Suara dahsyat yang luar biasa
kerasnya, memecahkan telingaku. Kereta tergelincir
dan ambruk menyeruduk stasiun. Suara berderak-
derak dan kacau terdengar ditimpali
beberapa kali ledakan. Stasiun hancur seketika,
sementara kereta terus menggerus semua benda
yang menghalanginya. Api menyala di sepanjang
stasiun. Jeritan dan teriakan memekik menjadi
sungguh-sungguh menciptakan kengerian yang
tak terperikan.
Dalam situasi seperti itu, aku terpana di antara
bengong, ketidakpercayaan, dan ketakutan pada
penglihatanku sendiri. Tangan dan kakiku gemetar.
Nafas seakan terputus seketika itu. Kulihat di
sekelilingku, orang berlarian lintang pukang. Apakah
ini kiamat?
“Tolong! Tolong!” Suara orang menjerit-jerit
terdengar jelas di tengah hiruk-pikuk dan teriakan
histeris. Masih ada orang hidup, pikirku cepat.
Dengan jantung yang berdegup kencang, aku
nekat mendekati suara itu.
Tampak di depanku seorang wanita tua
terjepit di antara reruntuhan. Besi-besi yang menghimpitnya
membuat dia tak berdaya. Wajahnya
kacau, sementara matanya tampak sedang
meradang maut.
Aku segera menghampirinya. Entah dapat
kekuatan dari mana tiba-tiba saja badanku yang
tadi lemas, kini segar kembali. Dan luar biasa!
Tenaganya seperti datang berlipat-lipat ganda.
Dengan enteng kubengkokkan besi yang menghimpit
wanita itu. Aku tak menyangka mempunyai
kekuatan seperti ini. Di luar dugaan aku berhasil
menarik keluar wanita tua itu dari reruntuhan.
Setelah berhasil kuselamatkan, tampak
tubuhnya bergetar. Mulutnya menganga. Nafasnya
berat terengah-engah. Sedang sekaratkah, pikirku.
Dan tak lama kemudian dia diam. Kugoyang-goyangkan
kepalanya. Tetapi ia tetap diam. Badannya
terasa makin dingin. Inilah kematian yang mengenaskan!
Tak seberapa jauh dari situ kulihat kepala
yang lepas dari badannya. Darahnya mengalir. Rasanya
aku ingin berlari seketika itu juga. Mengerikan
sekali! Aku terus mencari korban yang mungkin
masih hidup.
Di antara langkahku yang tergesa-gesa, ku-
Kunyalakan sebatang rokok. Kuhisap
dalam-dalam sambil kusandarkan
badanku pada salah satu kursi fiber yang
berjejer di halaman stasiun itu.
72
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
lihat korban-korban bergelimpangan di manamana.
Tiba-tiba saja ada yang menabrakku dari
belakang. Aku jatuh dan tersungkur. Aku kaget.
Kemudian, aku bangun. Kulihat sesosok tubuh
terkapar. Sembari menangis perempuan tua itu
mencoba bangkit. Kuangkat tubuhnya. Terlihat
olehku mata orang ini berlumuran darah.
Suasana stasiun kini menjadi lebih kacau.
Orang-orang berdatangan. Seperti halnya aku,
mereka juga mencari korban yang ada di antara
reruntuhan stasiun dan besi-besi kereta. Tak
jarang terdengar suara jeritan dan ketakutan. Di
antara mereka ada yang mengais-ngais potonganpotongan
tubuh korban atau menyeret korban
yang tewas.
Hujan masih saja turun. Suasana duka terasa
menyelimuti stasiun ini. Dari kejauhan kudengar
suara raungan mobil ambulans dan pemadam
kebakaran. Para korban dilempar begitu saja ke
dalam mobil ambulans. Mereka yang masih hidup
dilarikan segera. Sementara yang meninggal
dijejerkan di tempat yang agak terbuka. Suara
tangis, rintihan dan hiruk-pikuk yang tak jelas,
terdengar di sana-sini dan terus memekakkan
telinga.
Sekali-kali kulihat kaki, tangan, dan bahkan
kepala bergelimpangan. Darahnya tampak masih
segar. Tak terbayangkan betapa shocknya aku pada
saat itu. Mengapa hal seperti ini harus kusaksikan?
Rasanya aku tak mempercayainya segala yang kulihat
saat ini.
Hujan sudah mulai reda. Di beberapa bagian
peron stasiun tampak orang masih berkerumun,
ada juga yang terus mencari korban. Setelah
berapa lama, terdengar lagi suara kereta dari kejauhan.
Kami pun tersentak kaget. Tidak menyangka,
dalam situasi yang porak poranda seperti
ini, masih juga ada kereta yang akan melintas
stasiun ini. Seharusnya jalur kereta ditutup untuk
sementara, pikirku. Kami berlari tak tentu arah.
Suasana menjadi semakin kacau. Aku tidak lagi
mempedulikan para korban. Orang-orang yang
tadi ikut membantu para korban, segera berlari
menyelamatkan diri.
Dari kejauhan kulihat kereta melaju dengan
kencang dari arah berlawanan dengan kereta
yang tadi menabrak. Anehnya kereta ini berjalan
tidak melewati stasiun, melainkan melintas menuju
ke arah reruntuhan kereta yang tadi. Secara
refleks, aku melompat dan berlari tidak tentu arah.
Suara teriakan dan jeritan tak terelakkan lagi.
Kutengok ke belakang. Kulihat kereta sudah
semakin dekat. Aku tersungkur, tak kuasa lagi
berlari. Tetapi, masih sempat aku menjerit
sekencangnya sebelum sesuatu terjadi atas diriku.
“Bang! Ada apa?” Sekonyong-konyong
seseorang menegurku. Aku tersadar dan
gelagapan.
“Oh, tidak ... ! Tidak apa-apa!” jawabku
sekenanya.
Orang itu pergi sambil menggeleng-gelengkan
kepala. Aku masih bingung. Kulihat stasiun yang
tadi hancur ternyata masih utuh. Kuperiksa anggota
badanku, tidak apa-apa, juga tidak mengalami luka
apa pun. Lalu, bagaimana dengan peristiwa tadi?
Setengah sadar, aku beranjak bangun.
Setengah berlari kutinggalkan stasiun tanpa kuasa
lagi menepis sisa mimpi yang masih terasa
mengejarku.
Dikutip dengan pengubahan seperlunya
untuk keperluan pembelajaran
Setelah berhasil kuselamatkan,
tampak tubuhnya bergetar. Mulutnya
menganga. Nafasnya berat
terengah-engah.
Cerpen ini ditulis oleh Dasmo Kahadiyanto ketika
yang bersangkutan masih tercatat sebagai siswa
kelas IC Sekolah Menengah Umum Yayasan Remaja
Masa Depan (SMU YRMD) Kebon baru, Tebet,
Jakarta Selatan. Cerpen ini dimuat di Majalah
Horison 2002 - dirubrik Kaki langit.
73
Bab 5 Teknologi
Bentuklah kelompok, masingmasing
4—5 siswa, kemudian
diskusikan soal-soal berikut ini!
1. Tuliskan tokoh-tokoh yang ada
dalam cerpen!
2. Tuliskan latar yang ada dalam
cerpen!
3. Ungkapkan hal-hal yang menarik
atau mengesankan dilihat
dari tokoh dan latar cerpen!
Jelaskan!
4. Nilai-nilai apa saja yang terdapat
dalam cerpen tersebut!
5. Nilai-nilai apa yang dapat Anda
terapkan dalam kehidupan sehari-
hari!
6. Ceritakan kembali isi cerpen
tersebut dalam beberapa kalimat!
Tulis hasil diskusi dalam buku
kelompok, kemudian bacakan di
depan kelas, supaya ditanggapi
oleh kelompok lain!
5.5 Imbuhan meng-
Pada pelajaran ini Anda akan memperlajari bentuk, fungsi, dan
makna imbuhan meng-.
5.5.1 Bentuk dan ungsi Imbuhan meng-
Dalam jajaran imbuhan, imbuhan meng- merupakan imbuhan
yang produktif. Artinya, kemampuan imbuhan meng- ketika bergabung
dengan kata, jumlah yang kita dapatkan sangat banyak.
Dalam proses morfologisnya, imbuhan meng- mengalami proses
morfofonemik, yaitu penambahan fonem m, n, ng, ... yang timbul
akibat penggabungan dua morfem pada waktu pembentukan kata
berimbuhan. Imbuhan ini mengalami perubahan sesuai dengan lingkungan
yang dimasukinya sehingga bisa menjadi me-, men-,
mem-, meny-, dan menge-.
meng- tetap mengmeng
+ ambil mengambil
meng + harap mengharap
meng- menjadi memeng
+ latih melatih
meng + makan memakan
meng- menjadi menmeng
+ duga menduga
meng + tuduh menuduh
meng- menjadi memmeng
+ buat membuat
meng + pakai memakai
meng- menjadi menymeng
+ satu menyatu
meng + sapu menyapu
meng- menjadi mengemeng
+ tik mengetik
meng + bom mengebom
Selain itu, imbuhan meng- juga mengalami proses nasalisasi,
yaitu perubahan fonem pada awal kata dasar akibat adanya pembubuhan
awalan meng-.
Fungsi imbuhan ini adalah pembentuk kata kerja baik transitif
maupun taktransitif.
5.5.2 Makna Imbuhan meng-
Makna imbuhan meng- meliputi:
1. Salinlah dan lengkapilah TABEL
C!
2. Buatlah sebuah paragraf yang
di dalamnya mengandung
imbuhan meng-! Tukarkan dengan
teman di sebelah Anda,
lalu suntinglah!
74
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
TABEL C
Morfofonemik
imbuhan
mengmeng-
memenmemmenymenge-
Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, morfofonemik adalah
proses berubahnya suatu fonem
menjadi fonem lain sesuai dengan
fonem awal atau fonem yang mendahuluinya.
a. mengerjakan/melakukan pekerjaan
Contoh:
menulis, membaca, menata
b. menjadi
Contoh:
mengembun, membatu, meluas
c. menuju ke-
Contoh:
menepi, mendarat, mengangkasa
d. mencari
Contoh:
merumput, mendamar, merotan
e. membuat
Contoh:
menyambal, menggulai
f. berlaku seperti
Contoh:
membisu, membabi buta, mematung, menggila
g. membuang
Contoh:
menguliti, membulut
No
Proses
morfofonemis
meng-
Kalimat
1.
2.
3.
menepi
mencungkil
mengecat
men-
.....................
.....................
Kata Makna
menuju ke tepi
...........................
...........................
Perahu nelayan itu segera menepi
di pantai timur.
.........................................
.........................................
75
Bab 5 Teknologi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
mengolah
merangkum
mencatat
memfitnah
menyokong
mencoba
menyusup
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
.....................
...........................
...........................
...........................
...........................
...........................
...........................
...........................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
1. Membaca adalah memahami isi dari apa yang
tertulis. Ekstensif berarti bersifat menjangkau
secara luas. Jadi, membaca ekstensif berarti
kegiatan membaca untuk memahami informasi
sebanyak-banyaknya.
2. Dua cara yang efektif untuk memahami dan mengingat
lebih lama atas apa yang kita baca, (1)
mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam
kaitannya dengan yang mudah dipahami, (2)
mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain,
atau menghubungkannya dengan pengalaman
yang dihadapi.
3. Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan
pada margin bawah pada halaman buku
dan biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil
daripada huruf di dalam teks guna menambahkan
rujukan uraian di dalam naskah pokok.
4. Eksposisi adalah karangan yang bertujuan untuk
menginformasikan tentang sesuatu sehingga
memperluas pengetahuan pembaca. Karangan
eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber
karangan dapat diperoleh dari hasil pengamatan,
penelitian, ataupun pengalaman, sedangkan
karangan deskripsi dapat bersifat ilmiah ataupun
nonilmiah dan diperoleh dari hasil pengamatan,
penelitian, ataupun imajinasi.
5. Langkah-langkah menulis eksposisi, yaitu (a)
menentukan tema, (b) menentukan tujuan
karangan, (c) memilih data yang sesuai dengan
tema, dan (d) membuat kerangka karangan,
mengembangkan kerangka menjadi karangan.
6. Imbuhan meng- merupakan imbuhan yang
produktif. Artinya, kemampuan imbuhn mengketika
bergabung dengan kata, jumlah yang kita
dapatkan sangat banyak.
7. Dalam proses morfologisnya, imbuhan mengmengalami
proses morfofonemik, yaitu penambahan
fonem m, n, ng, ... yang timbul akibat
penggabungan dua morfem pada waktu pembentukan
kata berimbuhan. Imbuhan ini mengalami
perubahan sesuai dengan lingkungan yang
dimasukinya sehingga bisa menjadi me-, men-
, mem-, meny, dan menge-. Imbuhan mengjuga
mengalami proses nasalisasi, yaitu
perubahan fonem pada awal kata dasar akibat
adanya pembubuhan awalan meng-.
8. Fungsi imbuhan meng- adalah pembentuk kata
kerja baik transitif maupun taktransitif.
9. Arti imbuhan meng- adalah (a) mengerjakan/
melakukan pekerjaan, (b) menjadi, (c) menuju
ke, (d) mencari, (e) membuat, (f) berlaku
seperti, dan (g) membuang.
76
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. (1) Kini sepeda mempunyai beragam nama dan
model. (2) Ada sepeda roda tiga untuk balita,
sepeda mini, sepeda kumbang, hingga sepeda
tandem yang dapat digenjot bareng. (3) Bahkan,
di dunia balap sepeda, setidaknya dikenal tiga
jenis sepeda lomba, yaitu sepeda jalan untuk
jalanan mulus dengan 16 kombinasi gir yang
berbeda, sepeda track dengan hanya satu gigi,
dan sepeda gunung yang memiliki 24 gigi.
Gagasan pokok kutipan paragraf di atas terletak
pada kalimat ke- ... .
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (1) dan (2)
e. (1) dan (3)
2. Pertanyaan yang jawabanya tidak terdapat
dalam wacana Sepeda: Mantan Penguasa Dunia,
adalah ...
a. Siapa yang menemukan sepeda?
b. Sejak kapan teknologi sepeda ditemukan?
c. Bagaimanakah terjadinya pertentangan
kemunculan sepeda?
d. Apakah nama pertama sepeda?
e. Dari negara manakah asal sepeda itu?
3. Media komunikasi yang berupa buku populer,
majalah, surat kabar, film di gedung bioskop,
kaset video, televisi, radio, dan CB, termasuk
dalam lingkungan sosial masyarakat sekitarnya
yang berupa teknologi komunikasi yang ikut
membentuk perilaku remaja. Pesan yang serupa
isi dan cara penyampaian pesan dapat mempengaruhi
perilaku remaja. Biasanya, isi dan cara
yang negatif lebih cepat diserap dan diadopsi
oleh remaja. Sebaliknya, isi dan cara yang
positif lebih sulit diserap, memang sesuatu yang
bersifat “penyakit” lebih mudah menular,
sedangkan sesuatu yang bersifat “pengobatan”
lebih sulit didifusikan.
Gagasan inti dalam paragraf tersebut adalah
... .
a. media komunikasi sangat berpengaruh
terhadap perilaku remaja
b. penyakit menular lebih mudah menyebar
c. segala yang bersifat pengobatan sulit
didifusikan
d. pengaruh negatif media komunikasi lebih
mudah diserap oleh para remaja dibandingkan
dengan pengaruh positifnya
e. perilaku remaja banyak yang menyimpang
4. Setiap makhluk hidup memerlukan energi
untuk bernapas, mencari makan, dan melakukan
kegiatan lain. Kita mengenal bermacam-macam
energi, seperti energi cahaya, energi listrik,
energi matahari, dan energi gerak. Semua
energi yang ada sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Untuk itu manusia harus
menyadari bahwa sumber energi yang digunakan
secara terus-menerus akan terancam habis.
Sehubungan dengan kenyataan tersebut
kita hendaknya melakukan penghematan energi.
Opini yang terdapat dalam paragraf di atas
adalah ... .
a. setiap makhluk yang hidup memerlukan
energi
b. energi sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia
c. di lingkungan kita ini terdapat bermacammacam
energi
d. energi yang digunakan secara terusmenerus
akan terancam habis
e. hendaknya dilakukan penghematan energi
5. Keluarga bahagia biasanya sibuk dan ramai.
Bukan ramai bertengkar, melainkan ramai karena
setiap anggota dapat melaksanakan keinginannya,
dapat bekerja sama dengan
harmonis, berdiskusi, dan sebagainya. Tiap-tiap
orang dalam keluarga itu merasa dirinya menjadi
anggota penuh dan merdeka, yang diperhatikan,
dan memainkan peran dalam
77
Bab 5 Teknologi
menciptakan keserasian keluarga. Uang
memang penting, tetapi kebahagiaan tidak
semata-mata bergantung kepada uang, pastilah
yang berbahagia hanya orang-orang kaya
belaka. Kenyataannya tidak demikian. Orang
kaya yang banyak uangnya pun sering merasa
tidak berbahagia. Sebaliknya, di rumah orang
miskin ada juga kebahagiaan. Hubungan yang
mesra antara anggota keluarga, sikap hidup
yang dianut, pengertian yang selalu diusahakan,
merasakan apa yang dirasakan anggota lain,
rasa tanggung jawab terhadap seisi rumah, dan
sebagainya amat penting untuk menciptakan
keluarga bahagia.
Di bawah ini adalah pikiran-pikiran penjelas dari
paragraf di atas, kecuali ... .
a. tiap orang dalam keluarga harus dapat
memainkan peran dalam menciptakan
keserasian keluarga
b. tiap keluarga harus dapat memainkan peran
dalam menciptakan keserasian keluarga
c. uang memang penting, tetapi kebahagiaan
tidak semata-mata bergantung padanya
d. orang kaya yang banyak uang pun sering
merasa tidak mengalami kebahagiaan
e. beberapa faktor yang mempengaruhi
kebahagiaan suatu keluarga
6. Pertanian lahan kering selalu dihadapkan
pada kesulitan untuk memanfaatkan air sehemat
mungkin. Beberapa cara pemberian air dengan
tujuan mempertinggi keefektifan irigasi telah
banyak dilakukan, di antaranya adalah sistem
irigasi tetes (SIT) dan sistem irigasi curah (SIC).
Kedua sistem itu terbukti cukup efektif, namun
harus dibarengi dengan biaya investasi, biaya
operasi, pemeliharaan yang cukup tinggi, dan
kualitas air yang cukup baik. Kendala itu sangat
merepotkan bagi para petani karena sebagian
besar komponennya masih harus didatangkan
dari luar negeri. Oleh karena itu, Budi Indra Setiawan,
mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian,
Fakultas Teknik Pertanian IPB dalam penelitiannya
yang berjudul “Sistem Irigasi Kendi”
mencoba memecahkannya.
Kutipan paragraf tersebut berjenis ... .
a. eksposisi
b. deskripsi
c. argumentasi
d. narasi
e. persuasi
7. Tabung Mariotte dapat dibuat dari drum, dan
secara otomatis akan mengisi air ke setiap kendi
jika terjadi perbedaan tinggi air di dalam drum
dan kendi.
Makna imbuhan meng- pada kata mengisi
adalah ... .
a. melakukan pekerjaan
b. menjadi
c. menuju ke ...
d. mencari
e. membuat
8. Bertahun-tahun velocipede menjadi satu-satunya
istilah yang merujuk hasil rancang bangun
kendaraan roda dua.
Makna imbuhan meng- pada kata merujuk
adalah ... .
a. melakukan pekerjaan
b. menjadi
c. menuju ke ...
d. mencari
e. membuat
9. Orang tua gadis itu telah sebulan tidak melaut.
Makna imbuhan meng- pada kata melaut sejalan
dengan makna imbuhan pada kata ... .
a. mengangkasa
b. membatu
c. merumput
d. meluas
e. mencuri
10. Berikut ini yang bukan hasil dari proses
morfofonemik imbuhan meng- adalah ... .
a. menyb.
mengec.
meyd.
mene.
me-
II. Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat!
1. Carilah 2 buah artikel bertema “Teknologi”,
kemudian buatlah ringkasan dari kedua artikel
tersebut!
2. Tulislah sebuah karangan dengan menyertakan
catatan kaki dalam karangan tersebut!
78
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
3. Susunlah karangan eksposisi berdasarkan
kerangka paragraf berikut ini!
Pikiran utama : Perkembangan teknologi
komunikasi
Pikiran penjelas :
- Pengertian komunikasi
- Kegunaan komunikasi
- Pentingnya handphone sebagai alat komunikasi
masa kini
Susunlah kerangka paragraf di atas menjadi tiga
macam pola paragraf:
a. deduktif
b. induktif
c. campuran
Jangan lupa garis bawahi kalimat utamanya!
4. Daftarlah kata-kata yang menggunakan imbuhan
meng- dalam 5 artikel surat kabar atau majalah!
Tuliskan sumber artikelnya! Setelah Anda mendapatkan
daftar kata-kata berimbuhan meng-,
identifikasi kaidah morfofonemik dalam katakata
tersebut. Tuliskan kesimpulannya!
5. Carilah sebuah cerpen di surat kabar atau
majalah, kemudian tuliskan hal-hal menarik
yang Anda temukan dalam cerpen!
79
Bab 6 Ketenagakerjaan
Empat ratus TKI tiba di Pelabuhan Tanon
Taka Nunukan Kalimantan Timur.
Tempo, 16 Sept 02 Nasib TKI yang tidak menentu, tidak
menyurutkan niat warga Indonesia untuk
berbondong-bondong bekerja di luar negeri.
Tempo, 9 Sept 02
Di bab enam kalian akan diajak untuk lebih
meningkatkan kemampuan bahasa kalian melalui
topik “Ketenagakerjaan”. Di topik ini, kalian akan
kembali melatih kemampuan dalam membaca
cepat dengan menggunakan rumus dan menemukan
ide pokoknya. adi, kalian akan diajak
untuk dapat menemukan ide pokok berbagai teks
nonsastra dengan teknik membaca cepat.
ntuk itu, pertama kalian diharapkan bisa
membaca cepat sebuah teks, menemukan ide
pokok paragraf dalam teks, menjawab pertanyaan
dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami,
serta membuat ringkasan isi teks dalam beberapa
kalimat yang runtut.
Kedua, kalian akan diajak untuk bisa
memahami penggunaan imbuhan meng kan dan
meng i, serta bentuk dan fungsinya. Ketiga, kalian
bisa membacakan puisi dengan lafal, teknan, dan
intonasi yang tepat. Ingat, perhatikan lafal,
tekanan, dan intonasi yang sesuai dengan isi puisi.
Keempat, kalian juga diajak untuk bisa
menulis puisi baru dengan memperhatikan bait,
irama, dan rima. Itu berarti kalian dalam menulis
puisi harus memperhatikan pemilihan irama dan
rima yang menarik.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
. Membaca epat
Pada bab tiga, Anda sudah melatih kecepatan
membaca Anda. Berapa kpm ( kata per menit) Anda
saat itu? Membaca cepat dapat diukur dengan
menggunakan rumus. Selain itu, membaca cepat dapat
juga digunakan untuk menemukan ide pokok.
Coba Anda buka kembali pelajaran 3, lalu cermati
rumus yang digunakan untuk membaca cepat. Untuk
mengingat kembali, berikut ini rumus untuk
menghitung kecepatan membaca adalah:
Jumlah kata-kata yang dibaca
Jumlah waktu : 60
x Persentase jawaban
80
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Angka 60 yang ada pada rumus dipergunakan sebagai indeks
untuk mengubah waktu-baca dalam sekon menjadi menit, karena
kemampuan membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah kata
per menit.
Pada bab 6 ini akan lebih ditekankan pada membaca cepat untuk
menemukan ide pokok.
Bacalah dengan cermat teks di bawah ini untuk menemukan ide
pokok!
Anatomi Ketidakberda aan TKI
Oleh: Eny aryati
“Tak berdaya”. Itulah kata kunci yang dapat menggambarkan
kondisi nyata ratusan ribu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal
yang berada di Malaysia.
Menurut pemerintah Malaysia, sedikitnya 800.000 tenaga kerja
ilegal masih tinggal di sana. Dari jumlah itu, sekitar 450.000 orang
diperkirakan dari Indonesia. Jumlah itu setelah dikurangi TKI ilegal
yang pulang pada masa amnesti dan Operasi Nasihat 1-28 Februari
2005.
Pascaamnesti dan Operasi Nasihat, pekerja ilegal harus
menghadapi Operasi Tegas yang diberlakukan mulai 1 Maret 2005.
Untuk itu, Malaysia menyiagakan 500.000 petugas yang siap
memburu tenaga kerja ilegal.
Drama perjalanan TKI ilegal yang mengadu nasib ke Malaysia
layak dipahami sebagai “Balada Penyandang Derita”. Mereka
adalah pahlawan devisa yang sengsara oleh kejamnya dunia. Itu
dapat dikaji setidaknya melalui sejumlah fenomena berikut.
Keberangkatan TKI
Kepergian mereka ke luar negeri sebenarnya didorong oleh
keinginan untuk mengubah hidup dan kehidupan karena di negeri
sendiri tidak tersedia lapangan pekerjaan. Mereka tak tahan
dengan kemiskinan panjang yang mencekam. Mereka lelah hidup
dalam kecingkrangan dan serba kekurangan. Mereka ingin “melukis”
masa depan baru untuk diri sendiri dan keturunannya. Mereka
pun memutuskan untuk pergi, bermodal tekad dan nyali tanpa
berpikir panjang akan aturan hukum dan regulasi, lantaran mereka
tidak mengerti.
Tekad mereka untuk meninggalkan kampung halaman menuju
negeri orang ditangkap sebagai peluang strategis oleh orangorang
oportunis. Para calo, pialang tenaga kerja, dan mereka yang
mengaku sebagai mediator amat cerdas dalam mengambil kesempatan.
Dengan memerankan diri sebagai “dewa penolong”, sang
calo membuka praktik “penyembelihan” calon TKI. Tak pelak lagi
mafia calon TKI akhirnya tampil sebagai unit bisnis “jalur basah”
di negeri ini.
Dari sini kita bisa memahami betapa saat calon TKI
memutuskan untuk berangkat ke luar negeri, mereka tak berdaya
(karena serba tidak mengerti apa-apa) harus berhadapan dengan
ulah calo. Pada tahap ini, mereka benar-benar menjadi “sapi pe-
Gbr. 6.1
Empat ratus TKI tiba di
Pelabuhan Tanon Taka
Nunukan Kalimantan Timur
Tempo, 16 Sept 02
Gbr. 6.2
Nasib TKI yang tidak menentu,
tidak menyurutkan niat warga
Indonesia untuk berbondongbondong
bekerja di luar negeri.
Tempo, 9 Sept 02
81
Bab 6 Ketenagakerjaan
rah” bagi calo TKI. Untuk keperluan itu tidak jarang mereka harus
menjual atau menggadaikan aset yang mereka miliki. Astuti, misalnya,
TKI asal Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, keluarganya harus
menjual sepetak sawah (satu-satunya aset produktif yang mereka
miliki) untuk menutupi biaya keberangkatannya ke mancanegara.
Hasil penelitian Centre for Policy and Development Studies di
Kabupaten Pacitan, Ponorogo, dan Trenggalek, Propinsi Jawa Timur,
menunjukkan dana keberangkatan TKI bersumber dari menjual
aset (21%), menggadaikan aset produktif sawah/tanah (37%),
mencari pinjaman dari sanak keluarga (17%), sisanya dari sumber
lain terutama dipinjami calo TKI.
Jadi saat niat keberangkatan ke luar negeri, calon TKI sudah
harus berhadapan dengan ketidakberdayaan melawan maraknya
praktik calo TKI di tengah lilitan kehidupan yang serba papa.
Melawan majikan
Kendati keberangkatan TKI ilegal di Malaysia disebut
“pendatang haram”, tidak sedikit orang yang mendapat keuntungan
atas keberadaan mereka. Sejumlah besar majikan menggunakan
jasa mereka sebab mereka yang beretos kerja tinggi, mau bekerja
dalam jam kerja panjang, mau dibayar relatif murah, dan memiliki
posisi tawar yang rendah tentu menguntungkan majikan.
Oleh karena itu, fenomena hubungan majikan TKI dapat
dipahami sebagai hubungan “pengisapan”, yang sarat kesewenangan,
baik yang terjadi dalam hubungan sosial kemanusiaan
maupun hubungan bisnis yang berkaitan dengan keuangan.
Menyadari lemahnya posisi tawar TKI ilegal, sejumlah majikan
“nakal” lalu mengambil aksi menunda pembayaran gaji sama sekali.
Langkah para TKI ilegal yang bekerja sebagai buruh bangunan di
kawasan Flora Damansara, Selangor, yang tidak mau meninggalkan
Malaysia sebelum majikan membayar gaji mereka yang tidak
diberikan sejak Desember 2004 merupakan salah satu indikasi.
Ketidakberdayaan juga terjadi dalam hubungan TKI dengan majikan.
Derita dalam perburuan
Kini saat Operasi Tegas diberlakukan, nasib TKI tak ubahnya
seperti hewan. Mereka bersembunyi di hutan kucing-kucingan,
selalu berdebar dan didera ketakutan; dan mempertaruhkan dirinya
untuk setiap saat tertangkap petugas keamanan lalu berhadapan
dengan hukum dan hukuman yang mengerikan.
Problem yang kini melilit TKI ilegal di Malaysia adalah ancaman
hukuman yang setiap saat mengintai dan memaksa mereka
bertaruh nasib di antara “hidup dan mati”. Dalam konteks ini,
sejumlah kalangan memprediksi bakal terjadi pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang luar biasa yang berpeluang terjadi pada kasus
penangkapan TKI ilegal sepanjang Operasi Tegas berlangsung
Di titik inilah kinerja pemerintah Indonesia dalam melindungi
warga negaranya dan efektivitas negosiasi Presiden Susilo
Bambang Yudoyono terhadap Perdana Menteri Abdullah Ahmad
Badawi pada 14 Februari 2005 lalu sedang diuji. Tentu saja apapun
A. Setelah Anda membaca wacana
di atas, kerjakan soal
berikut ini!
1. Mengapa TKI ilegal tak berdaya
menghadapi majikannya?
2. Jelaskan makna pernyataan
berikut ini:
a. Balada penyandang derita
b. Pahlawan devisa yang sengsara
oleh kejamnya dunia
c. Mereka ingin melukis masa
depan baru
d. Memerankan diri sebagai
dewa penolong
e. Unit bisnis di jalur basah
f. Lilitan hidup yang serba papa
g. Pendatang haram
3. Apa maksud kalimat berikut ini:
“Tekad mereka untuk meninggalkan
kampung halaman menuju
negeri orang ditangkap
sebagai peluang strategis oleh
orang-orang oportunis”?
4. Apa kesimpulan dari hasil penelitian
Centre for Policy and Development
Studies?
5. Apa yang Anda pikirkan setelah
membaca judul wacana di atas?
Apakah ada hubungan dengan
isinya? Jelaskan!
B. Tuliskan pada Tabel A lima
ide pokok yang Anda temukan
dalam teks!
Buatlah ringkasan berdasarkan
ide pokok yang Anda temukan!
82
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Bentuklah kelompok diskusi,
setiap kelompok 4—6 orang, kemudian
ikuti tahapan berikut
ini:
1. Carilah dua artikel yang bertema
ketenagakerjaan!
2. Setiap anggota kelompok secara
berpasangan membaca
artikel tersebut dengan teknik
membaca cepat untuk mencari
ide pokok. Satu orang membaca
dan satu yang lain mengamati.
3. Setelah selesai membaca,
diskusikan ide pokok yang
ditemukan.
4. Tuliskan hasil diskusi dalam
bentuk tabel!
6.2 Imbuhan meng- n dan meng-
Imbuhan meng-kan dan meng-i merupakan bentuk imbuhan
yang produktif. Maksudnya imbuhan tersebut dapat menghasilkan
banyak kata baru.
6.2.1 Bentuk dan ungsi Imbuhan meng- n
dan meng-
Secara morfologis, imbuhan meng- mengalami proses
morfofonemik. Imbuhan meng- dapat menjadi me-, men-, mem-,
meny, dan menge-, (lihat materi di bab 5), sedangkan akhiran -kan
maupun -i sebagai variasi imbuhan tersebut tidak mengalami
perubahan bentuk.
Imbuhan meng-kan dan meng-i keduanya sama-sama berfungsi
sebagai pembentuk kata kerja transitif.
6.2.2 Makna Imbuhan meng- n
Makna Imbuhan meng-kan dibedakan menjadi makna benefaktif
dan makna kausatif.
a. Benefaktif (melakukan pekerjaan untuk orang lain)
Contoh:
adanya variabel ini akan menentukan format hubungan bilateral
kedua negara di kemudian hari.
Pulang tak berdaya
Harus pulang dengan tangan hampa dan tak berdaya
tampaknya akan menjadi fenomena ratusan ribu TKI ilegal dalam
waktu dekat. Kepergian yang diawali ketidakberdayaan ternyata
harus diakhiri dengan proses kepulangan yang juga penuh
ketidakberdayaan.
Jalan panjang terjal yang sulit, menyakitkan, dan melelahkan
masih harus mereka lewati dalam proses pulang menuju kampung
halaman. Sebab, di sepanjang jalan itu segala kemungkinan
terburuk yang menyempurnakan pederitaan TKI amat mungkin
terjadi.
Sumber: Kompas, 5 Maret 2005
Paragraf
I
II
III
dst
TABEL A
Ide pokok
Imbuhan. Imbuhan, menurut KBBI,
adalah bubuhan (yang berupa awalan,
sisipan, akhiran) pada kata dasr
untuk membentuk kata baru.
Imbuhan bisa juga disebut afiks.
83
Bab 6 Ketenagakerjaan
1. Tentukan makna imbuhan
meng-kan dan meng-i pada
tiap kalimat berikut !
a. Adik sedang membukai album.
b. Siapa yang merusakkan pagar
ini?
c. Kedua anak itu sedang menandatangani
surat pernyataan.
d. Kami sedang menomori
meja peserta ujian.
e. Panitia akan mendatangkan
penyanyi terkenal pada
acara ini.
2. Pakailah kata-kata berimbuhan
meng-kan atau
meng-i di bawah ini untuk
menyusun sebuah kalimat,
lalu tentukan makna imbuhan
tersebut!
a. mengatakan
b. mengatai
c. mengambilkan
d. mengambili
e. menyamakan
f. menyejahterakan
g. menandatangani
h. meniduri
i. memetikkan
Rupanya David membawakan saya bingkisan khusus.
b. Kausatif
1. Menyebabkan seseorang atau sesuatu tindakan seperti yang
disebutkan pada kata dasarnya. Contoh:
Pemerintah mendatangkan paha ayam dari Amerika.
2. Menyebabkan seseorang atau sesuatu menjadi seperti yang
disebutkan pada kata dasarnya. Contoh:
Sebaiknya kamu membetulkankonsep ini sebelum kamu
ajukan ke gurumu!
3. Menyebabkan jadi atau menganggap sebagai apa yang disebut
kata dasarnya. Contoh:
Sebaiknya kita jangan terlalu mendewakan uang.
4. Membawa ke tempat yang disebut pada kata dasarnya. Contoh:
Perusahan itu memejahijaukan salah satu karyawannya
karena memakai sandal bolong.
6.2.3 Makna Imbuhan meng-
Makna imbuhan meng-i dibedakan menjadi imbuhan bermakna
kuantitatif, berarti memberi, dan berhubungan dengan tempat.
a. Kuantitatif
Melakukan sesuatu atau tindakan yang berulang-ulang seperti
yang disebutkan oleh kata dasarnya. Contoh:
Mereka memukuli pencopet itu.
b. Memberi
Melakukan tindakan memberi kepada seseorang atau sesuatu
seperti yang disebutkan oleh kata dasarnya. Contoh:
Percuma saja, perbuatanmu itu bagaikan menggarami
laut.
c. Tempat
Melakukan tindakan terhadap orang atau sesuatu yang berhubungan
dengan tempat seperti yang disebutkan oleh kata
dasarnya. Contoh:
Teguh mendatangi rumah pacarnya.
d. Kausatif
Contoh:
Air matanya telah membasahi pipinya yang merah.
84
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Mitos Keka aan
Siapa di antara Anda yang tidak ingin menjadi kaya? Kaya di
sini tentu saja dalam artian memiliki aset yang lebih dari cukup,
baik itu aset likuid maupun nonlikuid. Tapi, sebagian dari Anda
boleh jadi akan menjawab bahwa kekayaan bukan hal penting.
Yang terpenting adalah bagaimana bisa hidup bahagia.
Untuk tidak terjebak pada makna kekayaan, baik dalam
pandangan yang menganggap kekayaan adalah segalanya dan
juga sebaliknya, tidak salah jika kita cermati beberapa mitos yang
mengemukakan dalam masyarakat berkaitan dengan uang atau
pun kekayaan.
Pertama, uang tidak pernah cukup, maka harus dikejar terus.
Mitos ini salah kaprah, karena pada galibnya uang selalu cukup
sepanjang kita tahu bagaimana memanfaatkan dan mengelolanya.
Untuk mengelola uang sehingga bisa bertumbuh dan menjadi
cukup, selayaknya setiap orang memililiki perencanaan bagaimana
mencari dan menggunakan uang.
Salah satu cara yang paling sederhana adalah menentukan
lebih dulu berapa uang yang Anda perlukan untuk memenuhi kebutuhan
primer, sekunder, dan tersier. Memang, tingkat kehidupan
yang Anda inginkan harus ditetapkan dahulu.
Setelah itu, Anda tentu akan mencari penghasilan. Di sini yang
perlu Anda pastikan bukan mencari penghasilan sebesar-besarnya,
melainkan bagaimana Anda memiliki kemampuan menghasilkan
uang secara langgeng dan mampu memenuhi kebutuhan hidup
Anda.
Jadi, bukan bagaimana mencari uang sebanyak-banyaknya,
melainkan mengkondisikan keadaan sehingga Anda memiliki
uang yang cukup secara langgeng. Konkretnya, buat apa Anda
memiliki uang dalam jumlah besar, kalau beberapa saat kemudian
uang tersebut habis. Jauh lebih baik jika Anda memiliki uang cukup,
namun terus berkelanjutan.
Kedua, jika memiliki uang, orang dapat memenuhi semua
keinginannya. Ini juga keliru. Tidak semua hal di dunia ini bisa
dibeli dengan uang. Hal-hal yang menyangkut “rasa” di hati, kerap
tidak terkait dengan uang. Kalau pun ada yang mencoba membeli,
sifatnya artifisial dan hanya sementara. Jadi, kalau pada
dasarnya memang tidak bahagia, maka kendati memiliki uang
berkarung-karung tetap saja tidak bahagia.
Oleh karena itu, jangan pernah berpikir uang merupakan satusatunya
cara mencapai tujuan hidup Anda. Atau di sisi lain, jika
Anda masih merasa belum mampu mendapatkan dalam jumlah
memadai, bukan berarti kiamat. Berapa pun uang Anda,
sebenarnya, tetap cukup, sepanjang Anda mau melakukan
penyesuaian.
Ketiga, uang perlu dicari agar bisa pensiun segera dan tidak
perlu bekerja lagi. Ini juga tidak terlalu tepat. Bekerja dan mencari
uang adalah dua hal berbeda. Artinya, jika mencintai pekerjaan
WACANA A
1. Bentuklah kelompok! Setiap
kelompok 3—4 siswa.
2. Datalah kata-kata yang berimbuhan
meng-kan dan meng-i
dari WACANA A dan tentukan
pula maknanya! Tuliskan dalam
bentuk tabel seperti TABEL B
sesudah wacana!
3. Buatlah paragraf yang mengandung
5 kata berim-buhan mengkan!
4. Buatlah paragraf yang mengandung
5 kata berimbuhan meng-i!
Gbr. 6.3
Banyaknya uang yang dimiliki,
dapat mengukur kekayaan
seseorang
GPM doc.
85
Bab 6 Ketenagakerjaan
dan mendapatkan makna hidup di situ, mengapa
mesti pensiun? Dengan kata lain, bekerja tidak
selalu identik demi uang. Akan tetapi, jika pekerjaan
Anda hanya memberi beban hidup, kendati
menghasilkan banyak uang, untuk apa Anda lanjutkan?
Pekerjaan dan uang itu mungkin sudah tidak
bisa dinikmati lagi.
Di sisi lain, jika Anda merasa klop dengan
pekerjaan, kendati uang yang dihasilkan tidak
terlalu banyak, namun bisa memberi kelanggengan,
sebaiknya Anda berpikir dua kali soal
uang. Hal yang penting, penghasilan Anda memadai,
dalam arti dapat memenuhi kebutuhan Anda
dalam jangka panjang, bahkan sampai pensiun.
Keempat, untuk menjadi kaya harus berpendidikan
tinggi. Mitos ini ada benarnya, tetapi tidak
seratus persen. Realitasnya, kita melihat banyak
orang tidak berpendidikan tinggi, tetapi memiliki
aset sangat besar. Sebaliknya, tidak sedikit kalangan
memiliki latar pendidikan tinggi, tetapi
hidup serba kekurangan. Yang benar adalah bagaimana
memanfaatkan pendidikan tinggi yang
dimiliki untuk bekerja atau memilih pekerjaan
sesuai dengan minat dan memberikan penghasilan
memadai.
Kelima, jika berhasil memiliki uang lebih
banyak, akan lebih besar kesempatan menabung.
Ini benar-benar pelecehan, sebab menabung bisa
dilakukan pada jumlah berapa pun. Menabung
tidak bergantung pada besarnya pendapatan,
tetapi lebih pada kemauan. Lebih dari itu, kebiasaan
banyak orang, semakin tinggi pendapatan
maka semakin besar pula pengeluaran.
Selain kelima hal tersebut, masih banyak mitos
lain berkaitan dengan uang dan kekayaan yang
berkembang di masyarakat. Namun, lepas apakah
ada yang percaya dan terpengaruh atau tidak,
intinya sebagian mitos tersebut tidak berdasar.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda mengubah paradigma
dan menjadikan mitos sebagai referensi
mencari kekayaan.
Hal yang utama, tentukan kembali tujuan
hidup Anda. Kalau Anda tidak punya tujuan hidup,
buat apa hidup? Tentu saja tujuan hidup setiap
orang berbeda dan setiap orang berhak menentukan
tujuan hidup masing-masing.
Untuk mencapai tujuan hidup tersebut, siapa
pun selayaknya memiliki perencanaan. Lazimnya,
salah satu bagian dari tujuan hidup adalah memiliki
tujuan keuangan, sekaligus membuat perencanaan.
Dalam kaitan perencanaan keuangan
inilah Anda mesti mampu menghindarkan diri dari
mitos-mitos keuangan. Elvyn G Masassya, “Praktisi
Keuangan”
Sumber: Kompas, 6 Februari 2005
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
No Kata berimbuhan
meng-kan dan meng-i
Kalimat Makna imbuhan
1.
2.
3.
4.
5.
TABEL B
6.3 Membaca Puisi
Kegiatan membaca puisi (poetry reading) mulai populer sejak
hadirnya kembali WS. Rendra dari kelananya di Amerika Serikat.
Agar Anda dapat membaca puisi dengan baik perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
86
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Interpretasi (penafsiran)
Untuk memahami sebuah puisi kita harus dapat menangkap
simbol-simbol atau lambang-lambang yang dipergunakan oleh
penyair. Bila kita salah dalam menafsirkan makna simbol/lambang,
kita dapat salah dalam memahami isinya.
Teknik vokal
Untuk pengucapan yang komunikatif diperlukan penguasaan
intonasi, diksi, jeda, enjambemen, dan lafal yang tepat.
Performance (penampilan)
Dalam hal ini pembaca puisi dituntut untuk dapat memahami
pentas dan publik.
Pembaca puisi juga dapat menunjukkan sikap dan penampilan
yang meyakinkan. Berani menatap penonton dan mengatur ekspresi
yang tidak berlebihan. Selain itu, pembaca puisi harus memperhatikan
pula irama serta mimik. Mimik merupakan petunjuk apakah seseorang
sudah benar-benar dapat menjiwai atau meresapkan isi puisi itu.
Harmonisasi antara mimik dengan isi (maksud) puisi merupakan puncak
keberhasilan dalam membaca puisi.
Ingatlah tidak setiap puisi dapat dibaca (dilisankan) tanpa
menempatkan tanda tafsir pengucapannya terlebih dahulu. Adakalanya
Anda menemui deretan baris atau bait yang satu dengan yang
lain mempunyai jalinan pengucapan atau ada pula yang secara tertulis
terpisah, sehingga perlu jeda. Bila Anda kurang tepat dalam memberi
jeda, akan dapat mengaburkan maknanya.
Seorang penyair mempunyai beberapa kiat agar puisinya dapat
dicerna atau dinikmati pembaca. Penyair kerap menampilkan gambar
angan atau citraan dalam puisinya. Melalui citraan penikmat sajak
memperoleh gambaran yang jelas, suasana khusus atau gambaran
yang menghidupkan alam pikiran dan perasaan penyairnya.
Perhatikan kutipan sajak Amir Hamzah berikut ini:
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara di balik tirai
Dalam puisi di atas citraan penglihatan yang terasa ada dalam
angan-angan pembaca. Pembaca seolah melihat sosok wanita rupawan
yang mengintai dari balik tirai.
Di samping citraan/imajinasi visual (yang menimbulkan pembaca
seolah-olah dapat melihat sesuatu setelah membaca kata-kata
tertentu), terdapat pula imajinasi lain, seperti imajinasi auditory
(pendengaran), imajinasi articulatory (seolah mendengar kata-kata
tertentu), imajinasi alfaktory (seolah membau/mencium sesuatu),
imajinasi organik (seolah Anda seperti merasa lesu, capek, ngantuk,
lapar, dan sebagainya).
Setelah Anda dapat menafsirkan lambang-lambang dalam puisi,
untuk mewujudkan keutuhan makna, Anda dapat lakukan langkah
parafrasa puisi, memberi tanda jeda, serta tekanan atau intonasinya.
Puisi. Puisi, menurut KBBI adalah 1
ragam sastra yang bahasanya terikat
oleh irama, matra, rima, serta
penyusun-an larik dan bait; 2
gubahan dalam bahasa yang
bentuknya dipilh dan ditata secara
cermat sehingga mem-pertajam
kesadaran orang akan pe-ngalaman
dan membangkitkan tang-gapan
khusus lewat penataan bunyi; 3
sajak.
87
Bab 6 Ketenagakerjaan
1. Bentuklah kelompok 4—5
orang, kemudian pilih dua
dari kelima puisi berikut:
a. Dengan Kasih Sayang, karya
WS. Rendra
b. Kepada Peminta-minta,
karya Chairil Anwar
c. Bulan Kota Jakarta, karya
WS. Rendra
d. Doa, karya Chairil Anwar
e. Lagu Seorang Gerilya, karya
WS. Rendra
2. Analisislah kedua puisi pilihan
kelompok Anda tersebut!
a. Daftarlah kata-kata yang
kurang biasa dipakai dalam
komunikasi sehari-hari lalu
coba terangkan maknanya!
b. Daftarlah kata-kata atau kelompok
kata yang dapat
menimbulkan imajinasi! Sebutkan
unsur imajinasi apa
saja yang ditampilkan!
c. Adakah kata-kata kasar atau
keras? Jelaskan mengapa kata
tersebut dipergunakan
oleh penyair!
d. Adakah hubungan antara
judul dengan tema puisi
tersebut, jelaskan!
e. Jelaskan apa kira-kira yang
menjadi tujuan penyair dalam
menuliskan puisinya itu!
f. Berilah tanda jeda dari kedua
puisi tersebut!
3. Ketika salah satu dari anggota
kelompok membacakan
puisi, kelompok yang
lain dapat memberi penilaian
dengan mengisi TABEL C.
Lakukan latihan terlebih
dahulu bila perlu!
Yang perlu diingat bahwa dalam mencoba memahami sebuah
puisi perlu memperhatikan judul, arti kata, imajinasi, simbol, pigura
bahasa, bunyi/rima, ritme/irama, serta tema puisi.
Dengan Kasih Sa ang
Dengan kasih sayang
kita simpan bedil dan kelewang.
Punahlah gairah pada darah.
Jangan!
Jangan dibunuh para lintah darat ciumlah mesra anak
jadah tak berayah dan sumbatkan jarimu pada mulut
peletupan karna darah para bajak dan perompak akan
mudah mendidih oleh pelor.
Mereka bukan tapir atau badak hatinya pun berurusan
cinta kasih seperti jendela terbuka bagi angin sejuk!
Kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka cuma
membenci yang nampak rompak.
Hati tak bisa berpelukan dengan hati mereka.
Terlampau terbatas pada lahiriah masing pihak.
Lahiriah yang terlalu banyak meminta!
Terhadap sajak yang paling utopis bacalah dengan
senyuman yang sabar.
Jangan dibenci kaum pembunuh.
Jangan dibiarkan anak bayi mati sendiri.
Kere-kere jangan mengemis lagi.
Dan terhadap penjahat yang paling laknat pandanglah
dari jendela hati yang bersih.
WS. Rendra
Dikutip dari Empat Kumpulan Sajak
Bulan Kota Jakarta
Bulan telah pingsan
di atas kota Jakarta tapi tak seorang menatapnya!
O, getirnya kulit limau!
O, betapa lunglainya!
Bulan telah pingsan.
Mama,bulan telah pingsan.
Menusuk tikaman beracun
dari lampu-lampu kota Jakarta
dan gedung-gedung tak berdarah
berpaling dari bundanya.
Bulannya! Bulannya!
Jamur bundar kedinginan
bocah pucat tanpa mainan, pesta tanpa bunga.
O, kurindu napas gaib!
O, kurindu sihir mata langit!
Bulan merambat-rambat.
Mama, betapa sepi dan sendirinya!
Begitu mati napas tabuh-tabuhan
maka penari pejamkan mata-matanya
88
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Bulan telah pingsan
di atas kota Jakarta
tapi tak seorang menatapnya.
Bulanku! Bulanku!
Tidurlah, sayang di hatiku!
WS. Rendra
Dikutip dari Empat Kumpulan Sajak
Kepada Peminta-minta
Baik, baik, aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku
Jangan lagi kau bercerita
Sudah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari muka
Sambil berjalan kau usap juga
Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah.
Mengganggu dalam mimpiku
Menghempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaduk-aduk telingaku
Baik,baik, aku akan menghadap Dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang lagi aku
Nanti darahku jadi beku.
Chairil Anwar
Dikutip dari Deru Campur Debu
DOA
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
CHAIRIL ANWAR
WS. RENDRA
Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26
juli 1922, meninggal di Jakarta, 28
April 1949. Ia adalah penyair terbesar
Angkatan 45. Majalah Tempo
tahun 2000 menyebut Chairil Anwar
sebagai salah seorang dari 10 orang
besar di Indonesia sepanjang abad
XX (1901-1999).
WS. Rendra adalah penyair terbesar
pada periode 1950-an. ada 3 jenis
puisi Rendra, yaitu puisi romantik
(ditulis tahun 1950 sampai 1960),
puisi protes sosial (Blues untuk
Bonnie, 1972; Potret Pembangunan
dalam Puisi, 1978; dan Orang-orang
Rangkasbitung, 1996), dan puisipuisi
renungan hidup (Disebabkan
Karena Angin, 1997).
89
Bab 6 Ketenagakerjaan
dipintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Chairil Anwar
Dikutip dari Deru Campur Debu
Lagu Seorang Geril a
Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu, menyandang senapan,
berbendera pusaka.
Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang
berdebu, engkau berkudung selendang katun di
kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan, sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.
Malam bermandi cahaya matahari, kehijauan
menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hutan tembakan mortir, kekasihku, engkau
menjadi pelangi yang agung dan syahdu
Peluruku habis dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu kamu menyanyikan lagu-lagu
perjuangan bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata.
2 September 1977, Jakarta
* Puisi ini aku tulis untuk
putraku, Isaias Sadewa
WS. Rendra
Dikutip dari Potret Pembangunan dalam Puisi
Skala penilaian:
sangat baik : 86 - 100
baik : 76 - 85
lebih dari cukup : 66 - 75
cukup : 56 - 65
kurang : 45 - 55
sangat kurang : 10 - 45
No Nama
Penilaian
1.
2.
dst.
TABEL B
Jumlah Rata-rata
C
Nani
Lafal Intonasi Jeda Penghayatan
75 70 75 80 300 75
6.4 Menulis Puisi
Menulis puisi itu gampang-gampang susah. Ada orang yang
mengatakan “Saya bisa menulis puisi jika sedang berada di kamar
yang sunyi.” Ada pula yang mengatakan “Saya bisa menulis puisi di
mana saja.” Pendapat lain mengatakan “Saya bisa menulis puisi saat
hati saya sedang sedih.”
Ungkapan-ungkapan di atas, hanya sebagian kecil saja pendapat
orang tentang menulis puisi. Ada berbagai cara yang bisa digunakan
untuk mengasah keterampilan menulis puisi.
90
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Hal-hal yang harus
diperhatikan ketika menulis
puisi
IRAMA
Irama atau ritme berhubungan
dengan pengulangan bunyi, kata,
frasa, dan kalimat. Dalam puisi, irama
berupa pengulangan yang teratur
suatu baris puisi menimbulkan gelombang
yang menciptakan keindahan.
Irama dapat juga berarti
pergantian keras-lembut, tinggirendah,
atau panjang-pendek kata
secara berulang-ulang dengan tujuan
menciptakan gelombang yang
memperindah puisi. Perhatikan puisi
DOA karya Chairil Anwar! Dalam puisi
tersebut terdapat pengulangan
kata Tuhanku.
RIMA
Rima (persamaan bunyi) adalah
pengulangan bunyi berselang, baik
dalam larik maupun pada akhir puisi
yang berdekatan. Bunyi yang berima
itu dapat ditampilkan oleh
tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan
suara. Perhatikan kutipan
puisi DOA berikut ini!
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
Liburan Men enangkan
ari ini aku tidak ke sekolah karena sedang liburan akhir
semester. ku dan keluarga berencana akan pergi ke rumah
paman yang terletak di daerah Pasawahan, Sukabumi. ku
malas pergi ke sana, tetapi ayah dan ibu memaksaku untuk
pergi ke sana. Kata mereka di sana pemandangannya indah
sekali. daranya juga sangat sejuk dan menyenangkan. ku
jadi ingin membuktikannya.
h, memang benar sekali di Pasawahan sangat menyenangkan.
daranya menyegarkan paru-paruku. awa
dinginnya menyejukkan hatiku. ingkungan di sana masih jauh
dari polusi kota yang sangat kotor. ku jadi sangat betah
seminggu tinggal di sana. Pamanku mengajakku berjalan-jalan
di kebun teh yang dia kelola. ow...seperti permadani hijau
yang menghampar luas. ku berlari ke sana ke sini kegirangan
menatap keindahan kebun teh. ampak olehku wanita-wanita
memakai tundung yang sangat besar di antara tanaman teh.
h... ernyata wanita-wanita itu adalah pemetik teh. Paman
juga mengajakku ke kebun sayur. ntuk kesekian kalinya aku
terpesona dengan keindahan alam Pasa-wahan. Di kebun
sayur itu terdapat berbagai macam sayuran. Saat pulang ke
akarta, ayah dan ibu membawa berbagai sayuran. iburan
di rumah paman ternyata sangat menyenangkan. iburan di
Pasawahan tak akan pernah kulupakan.
Puisi juga dapat ditulis berdasarkan hasil perenungan. Langkahlangkah
menulis puisi dari hasil perenungan adalah:
1. Duduklah di bawah pohon atau di tempat lain yang menyenangkan
bagi Anda!
2. Pejamkan mata Anda dan pikirkanlah tentang hal yang menyenangkan,
misalnya berlibur ke daerah pegunungan!
3. Hiruplah sejuknya udara dingin pegunungan!
4. Dengarkan suara burung yang berkicauan di dahan pohon!
5. Rasakan bahwa Anda sedang berada di tempat itu dan rasakan
kenyamanannya!
6. Renungkanlah apa yang Anda rasakan! Renungkanlah bahwa
semua keindahan itu merupakan karunia Tuhan!
7. Resapkanlah dalam hatimu yang telah Anda rasakan dan buka
mata Anda perlahan!
8. Ungkapkanlah apa yang telah Anda rasakan, Anda lihat, Anda
sanjung dalam renungan Anda dalam bentuk puisi!
Puisi dapat ditulis berdasarkan catatan harian. Ikutilah langkah
berikut ini jika Anda akan menulis puisi berdasar catatan harian:
1. Baca dan renungkan isi catatan harian yang Anda miliki!
2. Coretlah kata-kata yang tidak penting dan tambahkan katakata
yang menurut Anda menarik untuk disertakan!
3. Hapuslah baris-baris yang tidak penting!
4. Atur dan urutkan kembali baris-baris yang sudah Anda pilih!
5. Bacalah kembali hasil akhir baris-baris itu!
6. Suntinglah kembali baris-baris itu sehingga menjadi barisbaris
puisi yang menarik!
Berikut ini adalah contoh bagian dari catatan harian.
Catatan Harian Rino
1. Tulislah sebuah puisi berdasarkan
catatan harian Rino!
Anda juga bisa menggunakan
catatan harian milik sendiri.
2. Tulislah puisi dengan menggunakan
cara yang Anda inginkan!
Jelaskan proses penulisan puisi
tersebut!
3. Untuk pekerjaan rumah, tulislah
puisi berdasarkan hasil perenungan
dengan memperhatikan
bait, irama, dan rima!
91
Bab 6 Ketenagakerjaan
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Selain anak-anak yang menikmati liburannya
di berbagai tempat rekreasi dalam dan luar
negeri, sebagian anak-anak sekolah mengisi
masa libur panjang mereka pada 3-15 Juli ini
dengan bekerja keras. Mereka mencari uang untuk
makan dan sekolah dengan mencoba menjadi
kondektur bus, pengamen jalan, menjual koran,
atau bekerja serabutan lainnya.
Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan
kutipan paragraf di atas adalah ...
a. Sebagian anak-anak sekolah menikmati
liburannya di tempat rekreasi dalam dan luar
negeri dan sebagian lagi menghabiskan waktu
liburan dengan bekerja serabutan.
b. Sebagian anak-anak sekolah menikmati liburannya
dengan bekerja serabutan.
c. Anak-anak itu bekerja sebagai pengamen
atau penjual koran.
d. Anak-anak itu sering terkena razia petugas
kamtib.
e. Anak-anak itu bekerja keras untuk makan dan
biaya sekolah.
2. Cermatilah kutipan paragraf berikut ini!
Sikap pengusaha yang memandang tenaga
kerja sebagai alat produksi semata, dinilai pengamat
ekonomi Didik J. Rachbini, sebagai biang kerok
persoalan hubungan industri ini. Seharusnya ada
titik temu dalam dialog transparan antarburuh,
pengusaha, dan pemerintah, soal pencapaian
kesejahteraan.
1. Imbuhan meng-kan dan meng-i merupakan
bentuk imbuhan yang produktif. Artinya, imbuhan
tersebut dapat menghasilkan banyak kata
baru.
2. Secara morfologis, imbuhan meng- mengalami
proses morfofonemik. Imbuhan meng- dapat
menjadi me-, men-, mem-, meny-, dan mengeseperti
telah kita pelajari pada bab sebelumnya.
3. Akhiran –kan dan –i sebagai variasi imbuhan
tersebut tidak mengalami perubahan bentuk.
4. Imbuhan meng-kan dan meng-i sama-sama
berfungsi sebagai pembentuk kata kerja
transitif.
5. Makna imbuhan meng-kan mempunyi dua
makna, yaitu makna benefaktif (melakukan
pekerjaan untuk orang lain) dan makna kausatif.
6. Makna kausatif berarti:
(1) menyebabkan seseorang/sesuatu tindakan
seperti yang disebutkan pada kata dasarnya,
(2) benefaktif menyebabkan seseorang/sesuatu
menjadi seperti yang disebutkan pada kata
dasarnya,
(3) menyebabkan jadi atau menganggap sebagai
apa yang disebut kata dasarnya, dan
(4) membawa ke tempat yang disebut pada kata
dasarnya.
7. Makna imbuhan meng-i dibedakan menjadi:
a. imbuhan bermakna kuantitatif ,
b. berarti memberi,
c. berhubungan dengan tempat, dan
d. kausatif.
8. Cara untuk menulis puisi, antara lain:
(1) baca dan renungkan isi catatan harian kalian,
(2) coret kata-kata yang tidak penting dan
tambahkan kata-kata yang menarik,
(3) hapus baris-baris yang tidak penting,
(4) atur dan urutkan kembali baris-baris yang
sudah kalian pilih,
(5) baca kembali hasil akhir baris-baris itu, dan
(6) sunting kembali baris-baris itu sehingga
menjadi baris-baris puisi yang menarik.
92
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
“Jangan rendahkan posisi buruh. Hubungan
setara harus ditegakkan dengan mengubah perilaku
dan pandangan pemerintah terhadap buruh,”
kata Didik dari Indef.
Menurut dia, pengalaman di Korea Selatan
memberi pelajaran bahwa cara pandang terhadap
hubungan pengusaha dan buruh tidak lagi sematamata
transaksi jual beli tenaga antara satu orang
buruh dan pengusaha. “Akan tetapi, antara perusahaan
dengan buruh secara kolektif. Gerakan
buruh tidak bodoh. Kalau meminta upah di atas
produktivitas mereka, itu berarti bunuh diri. Mereka
sudah bisa menghitung. Ini harus diperhatikan
oleh pengusaha dan pemerintah,” kata Didik.
Ide pokok paragraf pertama kutipan tersebut
adalah ... .
a. pengusaha rendahkan posisi buruh
b. titik temu antara buruh, pengusaha, dan pemerintah
c. persoalan industri dipicu oleh sikap pengusaha
yang memandang tenaga kerja sebagai
alat produksi
d. hubungan pengusaha dan buruh tidak lagi
semata-mata transaksi jual beli tenaga antara
satu orang buruh dan pengusaha
e. hubungan setara harus ditegakkan dengan
mengubah perilaku dan pandangan pemerintah
terhadap buruh
3. Pernyataan yang tidak terdapat pada kutipan paragraf
soal 2 adalah ...
a. Pengalaman di Korea Selatan memberi
pelajaran tentang cara pandang.
b. Hubungan setara harus ditegakkan dengan
mengubah perilaku dan pandangan pemerintah
terhadap buruh.
c. Persoalan industri dipicu oleh sikap pengusaha
yang memandang tenaga kerja sebagai
alat produksi.
d. Hubungan pengusaha dan buruh hanya
semata-mata transaksi jual beli tenaga antara
satu orang buruh dan pengusaha.
e. Harus ada titik temu antara buruh, pengusaha,
dan pemerintah.
4. Cermatilah kutipan puisi Chairil Anwar berikut ini!
Mengganggu dalam mimpiku
Menghempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaduk-aduk telingaku
Rima kutipan puisi di atas adalah ... .
a. a-b-b-a d. a-d-c-d
b. a-b-a-b e. a-b-c-a
c. a-a-b-b
5. Sejumlah besar majikan menggunakan jasa
mereka sebab mereka yang beretos kerja tinggi,
mau bekerja dalam jam kerja panjang, mau
dibayar relatif murah, dan memiliki posisi tawar
yang rendah tentu menguntungkan majikan.
Makna imbuhan meng-kan pada kata
menguntungkan adalah ... .
a. melakukan pekerjaan untuk orang lain
b. menyebabkan seseorang atau sesuatu
menjadi untung
c. melakukan sesuatu secara berulang-ulang
d. menyebabkan sesuatu tindakan
e. membawa ke suatu tempat
II. Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat!
1. Carilah 2 buah artikel yang membahas tentang
ketenagakerjaan di Indonesia dan buat ringkasannya!
2. Buatlah kalimat menggunakan kata berimbuhan
berikut ini!
a. mencurahkan d. membenarkan
b. mengasihi e. menangisi
c. mencampakkan
3. Tentukan makna imbuhan dari kata berimbuhan
di atas!
4. Cermatilah kutipan berikut ini!
Di titik inilah kinerja pemerintah Indonesia dalam
melindungi warga negaranya dan efektivitas
negosiasi Presiden Susilo Bambang Yudoyono
terhadap Perdana Menteri Abdullah Ahmad
Badawi pada 14 Februari 2005 lalu sedang diuji.
Apakah makna Imbuhan meng-i pada kata
melindungi ?
5. Cermatilah kutipan puisi Dari Seorang Guru
Kepada Murid-muridnya, karya Hartoyo
Andangjaya berikut ini!
Adalah yang kupunya anak-anakku
selain buku-buku dan sedikit ilmu
sumber pengabdianku kepadaku
Kalau hari Minggu engkau datang ke
rumahku
aku takut anak-anakku
kursi-kursi tua yang di sana
dan meja tulis sederhana
....
Tuliskan amanat puisi tersebut!
93
Bab 7 Pertanian
Petani karet sedang
menyadap getah karet.
Tempo Perkebunan kelapa.
Indonesian Heritage Seri Tetumbuhan
Di bab yang mengangkat topik “Pertanian”, kalian
akan diajak untuk berlatih mencari informasi melalui
indeks, mengenal cara membuat indeks pada sebuah
buku atau karangan, menulis hasil wawancara, serta
menganalisis karya sastra Melayu Klasik.
Pertama, kalian diajak untuk bisa merangkum seluruh
isi teks buku ke dalam beberapa kalimat dengan
membaca memindai, membaca informasi yang terdapat
dari daftar indeks, mencatat dan merangkum isi
informasinya, menjelaskan isi rangkuman di depan kelas,
dan menjelaskan kegunaan indeks dalam sebuah buku.
Kedua, kalian akan mengidentifikasi karakteristik
dan struktur intrinsik sastra Melayu Klasik, menemukan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan
mengaitkannya dengan kehidupan masa kini.
Ketiga, kalian bisa menulis hasil wawancara ke
dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan
yang tepat, menentukan topik, memilih narasumber
yang hendak diwawancarai, menyusun daftar
pertanyaan, serta mencatat pokok-pokok informasi yang
diperoleh dari wawancara.
Keempat, kalian diajak untuk bisa memahami
penggunaan imbuhan memper kan dan memper i. Itu
berarti, kalian harus dapat menggunakan imbuhan
memper kan dan memper i dan menentukan makna
imbuhan memper kan dan memper i.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
7.1 Indeks
IND KS
A
................................................
B
................................................
dst.
K
Kacang 98-7
................................................
Kelapa 52, 66, 67, 83, 85, 88,
98, 99, 100-1, 116
................................................
94
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Langkah-langkah menyusun
indeks
Jika Anda membuka bagian akhir buku ensiklopedi Indonesian
Heritage Jilid: Tetumbuhan, Anda akan mendapati daftar indeks
seperti berikut ini:
Apabila Anda membuka halaman 52, 66, 67, 83, 85, 88, 98, 99,
100-1, 116, kita akan mendapati penjelasan tentang “kelapa”. Untuk
lebih jelasnya, Anda perhatikan penggalan-penggalan paragraf
tentang “kelapa” itu yang terdapat halaman-halaman buku tersebut:
.... . Dipterocarpaceae, pohon yang penting di
Malesia barat, dibedakan oleh ciri buahnya yang
terdiri atas dua sampai lima sayap. Bijinya mungkin
juga disebarkan oleh air. Sabut kelapa (Cocos
nucifera) menangkap udara dan mencegah penetrasi
air laut, sangat ringan, dan disebarkan oleh
gelombang laut ke seluruh dunia tropika.
... .
Halaman 52 (Maksudnya, penjelasan tersebut
terdapat pada halaman 52)
... .
Perbedaan penduduk Indonesia mirip dengan
corak tumbuh-tumbuhan untuk tujuan sosial dan
upacara. Corak khas ini, dan lebih berhubungan
dengan upacara, terpusat pada tumbuhan utama
yang dianggap sebagai “lambang” tumbuh-tumbuhan,
yang merupakan kultigen tertua di antara
penduduk Austronesia: padi dan juwawut, kelapa dan
pinang, gadung dan talas, gula dan pisang. Bambu
juga merupakan lambang penting dalam upacara.
... .
Halaman 66
... .
Seperti pinang, kelapa seringkali dianggap
menyejukkan, wanita, dan mutu kesuburan. Dalam
beberapa masyarakat, kelapa digunakan dalam
upacara perkawinan. Upacara perkawinan di Roti
dengan membelah kelapa (dan) diikuti ungkapan
berikut.
... .
Halaman 67
... .
Tumbuhan yang kini dibudidayakan di Indonesia
relatif sedikit yang benar-benar asli daerah bersangkutan,
meliputi gadung, mangga, manggis, rambutan,
cengkih, jeruk, kayu manis liar, pala, petai,
tebu, sagu, dan kelapa.
... .
Halaman 83
... .
Tumbuhan domestikasi lain yang penting secara
Indeks adalah daftar kata atau istilah
penting yang terdapat dalam buku
cetak. Biasanya indeks ditempatkan
pada bagian akhir buku. Indeks disusun
menurut abjad. Tujuannya
untuk memberikan informasi
mengenai halaman tempat kata atau
istilah itu ditulis.
Sediakan lembaran-lembaran
kertas.
Carilah sebuah karangan atau
buku tidak berindeks.
Bacalah karangan itu dengan
cermat.
Tulislah setiap istilah yang anda
temukan pada lembaran kertas
yang tersedia dan sertakan
halaman pada setiap istilah yang
ditemukan
Ada kemungkinan istilah yang
sama ditemukan beberapa kali
pada halaman berlainan. Oleh
karena itu harus dicatat pada
lembar tersendiri.
Setelah istilah terkumpul, susun
secara alfabetis.
Istilah yang sama pada halaman
berlainan cukup ditulis satu saja
dan disusun berurutan menurut
nomor halaman.
95
Bab 7 Pertanian
Dari contoh indeks di atas bisa diambil informasi bahwa kata
“kelapa” dalam buku Indonesian Heritage Jilid: Tetumbuhan ini
terdapat pada halaman 52, 66, 67, 83, 85, 88, 98, 99, 100, 101, 116.
Dari halaman-halaman itu pembaca akan mengetahui keteranganketerangan
mengenai kelapa.
ekonomi dan asli Indonesia meliputi juwawut (Setaria
italica) dan umbi-umbian seperti talas (Colocasia
esculenta) gadung (Dioscorea sp.). Pohon buah asli
seperti kelapa, mangga, durian, manggis, nangka,
dan cempedak, juga sayuran, telah dibudidayakan
ribuan tahun. Banyak tumbuhan lain dibudidayakan
tersebar luas, seperti jagung, ketela pohon, lada, dan
tomat merupakan tumbuhan asli Amerika yang
datang pada masa penjajahan.
... .
Halaman 85
Dan seterusnya
Carilah buku yang mencantumkan
halaman indeks!
1. Carilah kata dalam indeks yang
ditulis lebih dari 5 halaman! Cupliklah
paragraf-paragraf yang
terdapat kata itu!
2. Kemudian rangkumlah cuplikancuplikan
tersebut!
3. Jelaskanlah rangkuman tersebut
kepada teman-teman Anda
menggunakan bahasa yang baik
dan benar!
4. Teman-teman Anda akan memberikan
tanggapan atau pertanyaan!
5. Lakukan perbaikan setelah
mendapat tanggapan dan kritik
dari teman-teman Anda!
Tugas kelompok ini dapat
dikerjakan di rumah.
1. Carilah sebuah karangan atau
buku dengan kisaran halaman
30—50 halaman yang tidak
memiliki indeks!
2. Susunlah indeks berdasarkan
karangan atau buku tersebut
dengan mengikuti langkahlangkah
penyusunan indeks
yang pernah Anda pelajari!
3. Dalam laporan hasil kerja kelompok,
sertakan pula sumber buku
dan karangannya!
7.2 Membaca Sastra
Bacalah hikayat dari sastra Melayu Klasik berikut ini!
Alkissah T etera ang Kedua
Kata sahibu’l-hikayat: ada sebuah negeri di tanah Andelas
Perlembang namanya, Demang Lébar Daun nama rajanya, asalnya
daripada anak cucu raja Sulan; Muara Tatang nama sungainya.
Adapun negeri Perlembang itu, Palembang yang ada sekarang
inilah. Maka hulu Muara Tatang itu ada sebuah sungai, Melayu
namanya; di dalam sungai itu ada sebuah bukit Siguntang
Mahaméru namanya. Dan ada dua orang perempuan berladang,
Wan Empuk seorang namanya, dan Wan Malini seorang namanya;
dan keduanya itu berhuma di bukit Siguntang itu, terlalu luas
humanya itu, syah dan terlalu jadi padinya, tiada dapat terkatakan;
telah hampirlah masak padi itu. Maka pada suatu malam itu maka
dilihat oleh Wan Empuk dan Wan Malini dari rumahnya, di atas
bukit Siguntang itu bernyala-nyala seperti api. Maka kata Wan
Empuk dan Wan Malini, “Cahaya apa gerangan bernyala-nyala
itu? Takut pula beta melihat dia.” Maka kata Wan Malini, “Jangan
kita ingar-ingar, kalau gemala naga besar gerangan itu.” Maka
Wan Empuk dan Wan Malini pun diamlah dengan takutnya, lalu
keduanya tidur. Telah hari siang, maka Wan Empuk dan Wan Malini
pun bangun keduanya daripada tidur, lalu basuh muka. Maka kata
Wan Malini, “Marilah kita lihat yang bernyala-nyala semalam itu.”
Maka keduanya naik ke atas bukit Siguntang itu, maka dilihatnya
padinya berbuahkan emas dan berdaunkan perak dan batangnya
tembaga suasa. Maka Wan Empuk dan Wan Malini pun heran
melihat hal yang demikian itu, maka katanya, “Inilah yang kita
lihat semalam itu”. Maka ia berjalan pula ke bukit Siguntang itu,
maka dilihatnya tanah negara bukit itu menjadi seperti warna emas.
96
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Pada suatu ceritera, datang sekarang pun tanah negara bukit itu
seperti warna emas juga rupanya. Maka dilihat oleh Wan Empuk
dan Wan Malini di atas tanah yang menjadi emas itu tiga orang
manusia laki-laki muda, baik paras; yang seorang itu memakai
pakaian kerajaan, keinderaannya lembu putih seperti perak
rupanya dan yang dua orang itu berdiri di sisinya, seorang memegang
pedang kerajaan, seorang memegang lembing. Maka Wan
Empuk dan Wan Malinipun heran tercengang-cengang syahdan
dengan takjubnya ia melihat rupa orang muda itu; terlalu amat
baik parasnya dan sikapnya, dan pakaiannya pun terlalu indahindah,
maka ia fikir pada hatinja, “Sebab tiga orang muda inilah
gerangan, maka padiku berbuahkan emas dan berdaunkan perak,
dan tanah bukit ini pun menjadi seperti warna emas ini.” Maka
Wan Empuk dan Wan Malini pun bertanya kepada orang muda tiga
orang itu: “Siapakah tuan-hamba ini, dan dari mana datang
tuan hamba ini? Dan anak jin atau anak perikah tuan hamba ini?
Karena berapa lama sudah kami di sini tiada kami melihat seorang
pun manusia datang ke mari ini; baharulah pada hari ini kami
melihat tuan hamba kemari ini”.
Maka menyahut seorang di dalam tiga itu: “Adapun nama
kami dan bangsa kami bukannya daripada bangsa jin dan peri.
Bahwa kami ini, bangsa manusia; asal kami daripada anak cucu
raja Iskandar Dzu’l-Karnain, nisab kami daripada raja Nusirwan
raja masyrik dan maghrib, dan pancar kami daripada raja
Sulaiman’alaihi‘s-salam dan nama raja ini Bicitram Syah, dan nama
seorang ini Nila Pahlawan, dan yang seorang ini Karna Pandita;
dan pedang kami ini curik Semandang kini namanya, dan lembing
kami ini Lembuara namanya, yang satu ini cap kayu Kempa
namanya, dan apabila memberi surat pada raja-raja cap inilah
dicapkan”.
Maka kata Wan Empuk dan Wan Malini, “Jikalau tuan hamba
daripada anak cucu raja Iskandar, apa sebabnya maka tuan-hamba
kemari?” Maka oleh Nila Pahlawan segala hikayat raja Iskandar
beristrikan anak raja Kida Hindi, dan peri raja Suran masuk ke
dalam laut itu semuanya dihikayatkannya pada Wan Empuk dan
Wan Malini. Maka kata Wan Empuk dan Wan Malini, “Apa alamatnya
kata tuan hamba ini?” Maka sahut mereka, “Mahkota inilah
alamatnya, tanda hamba anak cucu raja Iskandar. Hai embok, jika
tuan hamba tiada percaya akan kata hamba ini, itulah tandanya
oleh hamba jatuh kemari, maka padi embok berbuahkan emas
berdaunkan perak berbatangkan tembaga suasa, dan tanah negara
bukit ini menjadi seperti warna emas.”
Maka Wan Empuk dan Wan Malini pun percayalah akan kata
orang muda itu, maka ia pun terlalu sukacita, maka anak raja itu
pun dibawanya kembali ke rumahnya. Maka baginda pun naiklah
ke atas keinderaan baginda lembu putih itu. Maka padinya pun
dituainya oleh Wan Empuk dan Wan Malini, maka kedua mereka
itu pun kayalah sebab mendapat anak raja itu dinamai oleh Wan
Empuk dan Wan Malini sang Suparba. Maka dengan takdir Allah
ta’ala lembu kenaikan baginda itu pun muntahkan buih, maka
keluarlah daripada buih itu seorang manusia laki-laki namai Bat
Hikayat adalah cerita panjang yang
bahannya diambil dari kehidupan
istana yang dihubungkan dengan
hal-hal yang tidak masuk akal. Isi
hikayat biasanya merupakan perpaduan
dari berbagai keanehan dan
keajaiban yang dihubungkan satu
dengan yang lain sehingga biasanya
merupakan cerita yang panjang.
Lingkungan raja-raja beserta hulubalang
yang gagah berani tiada lepas
dari pandangan mata seorang
pengarang hikayat. Di dalam hikayat
diceritakan semua yang indah-indah,
putri-putri yang cantik, kesaktian
para pahlawan, dan sebagainya.
Pendeknya, lingkungan kehidupan
istana beserta hulubalang menjadi
bahan pokok hikayat.
Unsur hikayat
????
97
Bab 7 Pertanian
Wan Empuk dan Wan
Malinipun heran
tercengang-cengang
syahdan dengan
takjubnya ia melihat
rupa orang muda itu.
Kerjakan soal-soal berikut
dengan tepat!
1. Setelah Anda membaca contoh
sastra Melayu Klasik di atas,
sebutkan unsur intrinsik karya
sastranya! Apakah unsur-unsur
yang terdapat dalam sastra
Melayu Klasik juga terdapat
dalam cerita-cerita saat ini?
Jelaskan !
2. Apa yang menjadi ciri karakteristik
karya sastra Melayu
Klasik? Adakah perbedaan dan
persamaan dengan sastra modern
yang pernah Anda baca?
Untuk membandingkannya,
gunakan TABEL A!
3. Apakah kisah yang dialami oleh
Wan Empuk dan Wan Malini
kerap dialami pula oleh masyarakat
sekarang? Jelaskan!
4. Pesan moral apa yang dapat
Anda petik dari Alkissah Tjetera
yang Kedua tersebut?
5. Tulislah kembali hikayat tersebut
ke dalam kalimat yang efektif!
dan destarnya terlalu besar. Maka Bat berdiri memuji sang Suparba,
maka bunyi pujinya itu serba jenis kata yang mulia-mulia Syahdan
maka raja itu digelarnya oleh Bat sang Suparba Taramberi
Teribuana. Ada pun Bat itulah daripada anak cucunya asal orang
yang membaca ciri dahulu kala. Maka Nila Pahlawan dan Karna
Panditapun dikawinkan Bat dengan Wan Empuk dan Wan Malini.
Maka daripada anak cucu merekalah digelar oleh sang Suparba,
yang laki-laki dinamai baginda Awang, dan yang perempuan dipanggil
baginda Dara, itulah asalnya perawangan dan perdaraan.
TABEL A
No Segi Perbandingan Sastra Melayu Melayu Klasik Sastra Modern
1. Tema yang dibahas
2. Tokoh
3. Setting:
a. tempat
b. suasana
c. waktu
4. Penggunaan ejaan
5. Penggunaan bahasa
6. dll.
1. .......................................
2. ......................................
3. ......................................
.......................................
......................................
.......................................
4. ......................................
5. ......................................
6. ......................................
1. .......................................
2. ......................................
3. ......................................
.......................................
......................................
.......................................
4. ......................................
5. ......................................
6. ......................................
98
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
7.3 awancara
7.3.1 Membaca Laporan Hasil awancara
Bacalah dua teks hasil wawancara berikut ini!
TEKS A Shand Aulia
UMAH S BA PUTIH
Rencananya, dalam waktu dekat Shandy Aulia ingin membuat
rumah impiannya. “Pengin sekali rumah itu segera terwujud,”
harapnya. Rumah impian itu digambarkan sebagai rumah serba
putih yang dilengkapi dengan home theater. “Rumahnya berada di
tepi pantai, tapi tidak di Jakarta. Semoga dapat terwujud,” harap
Shandy yang suka survei rumah di sela-sela syuting. Rumah bagi
Shandy merupakan investasi untuk masa depannya. Termasuk
bersama sang kekasih, Roger Danutirta? “Lihat nanti saja,” jawab
artis kelahiran Jakarta, 23 Juni 1987 ini.
Mengenai hubungan cintanya dengan Roger, kadang dibingkai
dengan rasa cemburu. Tapi, kasih asmaranya dengan Roger makin
asyik saja. “Antarpasangan pasti ada rasa cemburu. Bila sebatas
wajar dan positif enggak masalah. Itu adalah wujud rasa sayang,”
ujarnya. Lagi pula lanjut Shandy, “Kami saling terbuka dalam
berkomunikasi. Tidak ada yang dipendam biar ngobrolnya enak.
Terhadap tingkah penggemar, mereka juga tidak cemburu,
“Justru kami merasa sayang dengan penggemar. Saya pribadi
malah bangga Roger punya banyak penggemar terutama cewek.
Jika ada fans Roger mendekat kemudian mencoba memegang
atau bahkan sampai berani mencium, saya justru tertawa,” ucap
Sandy.
Sumber: NOVA, No. 883/XVII, 30 Januari 2005, hal 10
Iskadar Ali Sp.B
Bikin Pede Penderita Kanker Pa udara
Salah satu kekhawatiran penderita kanker payudara setelah
dioperasi adalah kehilangan payudara. Tapi kini kita tak perlu
khawatir lagi. Dokter bedah kelahiran Kediri ini selain piawai
mengangkat kanker juga mengembalikan bahkan membuat payudara.
Berikut perbincangan dengan dokter berusia 40 tahun ini.
Apa sih, sebenarnya yang disebut dengan Oncoplastic
Breast Surgery (OBS) itu?
OBS yaitu tindakan medis berupa pengangkatan kanker
payudara kemudian melakukan rekonstruksi untuk mengembalikan
seperti bentuk semula.
..............................................................
Untuk memperdalam teknik OBS itu Anda belajar di
mana, sih?
Saya belajar singkat di beberapa negara di Eropa, Belanda,
Jerman, dan Italia.
Gbr. 7.1
Shandy Aulia
www.google.com
TEKS B
99
Bab 7 Pertanian
Memang di Indonesia belum ada ahlinya?
Teknik ini memang masih langka di Indonesia. Di Jakarta baru
ada beberapa, tapi kalau di Surabaya malah belum ada. Kalau di
Eropa pakarnya banyak, karena wanita Eropa jauh lebih tinggi
risiko terkena kanker payudara. Saat di Belanda saya belajar pada
Peter Hud, pakar tentang OBS ini yang ada di Breast Clinic, Martinus
Hospital, Groningen.
..............................................................
Secara teknis, teknik OBS itu bagaimana, sih?
Teknisnya begini. Misalnya ada seorang pasien setelah
didiagnosis ternyata di dalam payudaranya terdapat kanker sebesar
1 cm, maka 2 cm di sekelilingnya harus dibersihkan. Tujuannya agar
sel kanker tidak tumbuh lagi. Lalu untuk mengisi rongga di dalam
payudara tadi diisi dengan otot lain. Yakni otot punggung atau perut.
Lalu?
Setelah kanker diambil dan dibersihkan, otot punggung atau
perut tersebut dipakai untuk mengisi rongga tadi. Tentu sebelumnya
dihitung dulu volumenya, sehingga selain ukurannya bisa sama
dengan payudara sebelahnya kelenturannya juga sebisa mungkin
sama. Jadi untuk kulit dan puting tetap menggunakan kulit payudara
sebelumnya kecuali pada kulit tambalan.
Bekas “tambalan” tadi apa tak membekas?
Kalau cuma bekas jahitan saja tiga bulan kemudian sudah
hilang dengan sendirinya, dan nyaris sempurna.
..............................................................
Sebelum memutuskan untuk melakukan pengangkatan
atau menerapkan OBS apa yang sebelumnya Anda lakukan
terhadap si pasien?
Pada saat saya memberi nasihat tersebut saya pasti meminta
suami untuk mendampingi. Kalau memang belum bersuami saya
meminta pasien mengajak keluarga terdekatnya. Terutama bagi
yang bersuami biar sang suami mengetahui secara persis dan
gamblang. Dengan begitu suami bisa memberi semangat istrinya
untuk dilakukan pengangkatan saja atau nanti dilanjutkan dengan
OBS tadi.
Tapi kepada setiap pasien apakah Anda selalu
menawarkan pilihan OBS tadi?
Tidak. Yang pertama saya sarankan adalah melakukan
pengangkatan kanker itu saja. Agar tidak membahayakan jiwanya.
Baru setelah itu saya menawarkan pilihan kedua yakni setelah
dilakukan pengangkatan kemudian dilanjutkan dengan OBS ini.
Semua keputusan tetap ada di tangan pasien. Karena pilihan kedua
ini, kan, bukan merupakan keharusan.
Biasanya sampai berapa lama operasi berjalan?
Kalau diambilkan dari otot punggung sekitar 4 jam, tapi kalau
diambilkan dari perut sekitar 2 jam. Tindakan OBS ini langsung
dilakukan setelah pengangkatan payudaranya.
Gbr. 7.2
Pemeriksaan dini penyakit kanker
pada payudara perlu dilakukan.
Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar
100
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Sejak Anda selesai belajar hingga saat ini, sudah berapa
pasien yang Anda tangani?
Sejak tahun 1999 hingga akhir 2004 lalu, saya sudah
melakukan OBS sebanyak 140 pasien. Dan alhamdulillah sebagian
besar berhasil. Memang ada 5-7 persen yang kurang sempurna
karena infeksi atau sebab lain.
..............................................................
Saat apa yang paling membahagiakan Anda dalam
menapaki profesi ini?
Saya sangat bahagia apabila menerima pasien yang datang
dalam keadaan belum terlambat. Jika terlambat, selain biaya yang
dibebankan akan jauh lebih besar, juga tindakan medis yang kita
lakukan juga tak bisa maksimal. Kalau saya menerima pasien yang
sudah dalam keadaan kanker di tubuhnya sudah parah, bukan
hanya pasiennya saja yang sedih, saya sendiri juga ikut lemes.
Apakah cita-cita menjadi dokter memang sudah ada
sejak kecil?
Tidak juga. Bahkan saya sudah diharapkan bapak saya,
Sudjamiko, yang saat ini pensiunan Departemen Agama Kabupaten
Kediri, sebagai guru. Makanya ketika lulus SMA saya juga sempat
mendaftar IKIP Malang dan Unair. Tapi entah kenapa saat keduaduanya
diterima, tiba-tiba di menit-menit terakhir saya justru
memilih kedokteran. Ya mungkin ini sudah menjadi garis hidup
saya. Saya harus mensyukuri.
Apa Anda kelak juga mengharapkan anak-anak Anda
berprofesi seperti Anda?
Ah tidak. Saya membiarkan ketiga anak saya, Ilham (15),
Ishami (7), dan Indira (5) untuk menentukan pilihan hidupnya
sendiri. Bagi saya dan istri, Indrayati (39), yang penting pilihan itu
kelak bermanfaat bagi orang banyak.
..............................................................
Sumber: NOVA, 30 Januari 2005
Kedua teks tersebut ditulis berdasarkan wawancara terhadap
seorang narasumber. Teks pertama disajikan secara naratif dan teks
kedua disajikan dalam bentuk dialog.
Dari wawancara atau interview tersebut tampak bahwa
pewawancara begitu leluasa mengutarakan pertanyaan-pertanyaan
dan jawaban pun mengena sehingga Anda mengetahui bagaimana
sebenarnya kebenaran isu menurut narasumber yang Anda jadikan
objek wawancara.
7.3.2 Hal-hal ang Harus Diperhatikan dalam
awancara
Kegiatan wawancara sebenarnya menjadi efektif dan efisien
apabila Anda mengetahui teknik dan rencana wawancara dengan
benar. Teknik wawancara bermacam-macam. Jika Anda melakukan
Wawancara. Wawancara, menurut
KBBI, adalah 1 tanya jawab dengan
seseorang (pejabat, dsb) yang
diperlukan untuk dimintai
keterangan atau pendapatnya
mengenai suatu hal, untuk dimuat
di surat kabar, disiarkan melalui radio,
atau ditayangkan pada layar
televisi; 2 tanya jawab disereksi
(kepala personalia, kepala humas)
perusahaan dengan pelamar pekerjaan;
3 tanya jawab peneliti
dengan narasumber.
101
Bab 7 Pertanian
wawancara terhadap seseorang, Anda dapat memakai teknik individual
atau perorangan. Kegiatan wawancara ini bisa sedikit berbeda
tergantung pada orang, tempat, waktu, dan hal yang dibicarakan.
Sebelum melakukan wawancara perhatikan hal berikut.
1. Menghubungi orang yang akan diwawancara, baik langsung
maupun tidak langsung dan pastikan kesediaannya untuk
diwawancarai.
2. Persiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok-pokok
masalah yang akan ditanyakan dalam wawancara. Persiapkan
daftar pertanyaan secara baik dengan memperhatikan 6 unsur
berita, yaitu 5W + 1H. Pada saat kegiatan wawancara berlangsung
usahakan tidak terlalu bergantung pada pertanyaan
yang telah disusun.
3. Berikan kesan yang baik, misalnya datang tepat waktu sesuai
perjanjian.
4. Perhatikan cara berpakaian, gaya bicara, dan sikap agar
menimbulkan kesan yang simpatik.
Pada saat wawancara Anda perlu memperhatikan pegangan
umum pelaksanaan wawancara berikut ini.
1. Jelaskan dulu identitas Anda sebelum wawancara dimulai dan
kemukakan tujuan wawancara.
2. Mulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan dan bersifat
umum. Lakukanlah pendekatan tidak langsung pada persoalan,
misalnya lebih baik tanyakan dulu soal kesenangan atau hobi
tokoh. Jika dia sudah asyik berbicara, baru hubungkan dengan
persoalan yang menjadi topik Anda.
3. Sebutkan nama narasumber secara lengkap dan bawalah buku
catatan, alat tulis, atau tape recorder saat melakukan wawancara.
4. Dengarkan pendapat dan informasi secara saksama, usahakan
tidak menyela agar keterangan tidak terputus. Jangan meminta
pengulangan jawaban dari narasumber.
5. Hindari pertanyaan yang berbelit-belit.
6. Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif. Hormati
petunjuk narasumber seperti “off the record”, “no comment”,
dan lain-lain. Hindari pertanyaan yang menyinggung dan
menyudutkan narasumber.
7. Harus pandai mengambil kesimpulan, artinya tidak semua
jawaban dicatat.
8. Beri kesan yang baik setelah wawancara. Jangan lupa mohon
diri dan ucapkan terima kasih dan mohon maaf!
9. Selain itu, kita harus mengetahui betul apa tujuan wawancara.
7.3.3 Membuat Laporan Hasil awancara
Anda telah membaca dua contoh laporan hasil wawancara.
Contoh pertama merupakan laporan hasil wawancara dengan
penyajian narasi. Contoh kedua merupakan laporan hasil wawancara
1. Tentukanlah topik yang akan
dibahas dalam wawancara!
2. Tentukanlah narasumber yang
akan Anda wawancarai sesuai
dengan topik yang Anda pilih!
3. Susunlah daftar pertanyaan
yang anda ajukan. Untuk memperlancar
wawancara Anda
pergunakanlah pola 5 W + 1 H
dan mulailah pertanyaan yang
bersifat umum ke khusus!
5. Catatlah pokok-pokok informasi
yang Anda peroleh dari wawancara!
8. Susunlah hasil wawancara Anda
menjadi sebuah laporan! Bila
perlu lengkapi dengan foto-foto
narasumber atau suatu pendukung
laporan Anda!
Pilihlah model penyajian laporan dari
hasil wawancara Anda! Buatlah
sosiodrama untuk ditampilkan dalam
bentuk talkshow dengan memerankan
salah satu tokoh di masyarakat!
Tiru gaya dan ekspresi
mereka! (satu kelompok terdiri dari
dua orang sebagai narasumber,
seorang sebagai pewawancara.
Anggaplah Anda sedang tampil di
layar televisi)!
102
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
2
Sosiodrama adalah 1) drama yang
bertujuan memberikan informasi
kepada masyarakat tentang masalah
sosial politik; 2) (dalam istilah
pendidikan) metode belajar yang
memakai drama kemasyarakatan
sebagai media.
(KBBI, 2001)
Tujuan seseorang mengadakan
wawancara ialah untuk memperoleh:
a. bahan informasi, misalnya
mengenai persoalan politik,
ekonomi, dan pendidikan;
b. bahan opini, misalnya mengenai
pendapat orang yang diwawancarai
tentang kejadian yang
baru terjadi;
c. bahan cerita, misalnya mengenai
human interest; sangat
menarik untuk mengetahui sesuatu
dari seseorang yang
terhormat, misalnya apa yang dimakan
sebagai sarapan oleh
seorang presiden dan istrinya;
d. bahan biografi; dan
e. bahan laporan.
dengan penyajian dialog.
Dari sudut jurnalistik, wawancara merupakan salah satu cara
mencari bahan laporan paling menarik dan mengasyikkan. Pembaca
mungkin berpikir bahwa wawancara menuntut kecakapan dan
keterampilan yang tinggi serta kualitas tertentu dari pewawancara.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar tulisan hasil wawancara
menarik bagi para pembaca.
1. Kata-kata yang diucapkan narasumber hendaknya ditulis apa
adanya. Hal ini akan membuat cerita tersebut hidup. Seolaholah
narasumber langsung bercerita pada setiap pembaca.
Keterangan mengenai keadaan sekitar narasumber membantu
pembaca untuk melihat narasumber ketika diwawancarai.
2. Kejadian-kejadian, keterangan-keterangan, dan pendapatpendapat
yang diberikan narasumber mempunyai bobot terhadap
tulisan, namun usahakanlah agar lebih jeli dalam penyampaiannya.
3. Wawancara menjadi efektif jika tujuan pewawancara jelas, yaitu
untuk memberi informasi, hiburan, bimbingan praktis, atau
laporan.
4. Penyajian hasil wawancara sebenarnya tergantung pada pewancara,
bisa berupa narasi, dialog, esai, deskripsi, dan
sebagainya.
7.4 Imbuhan mem e - n dan
mem e -
Imbuhan memper-kan dan memper-i merupakan dua contoh
gabungan afiks. Gabungan afiks adalah penggunaan beberapa
imbuhan sekaligus pada kata dasar, dengan tetap mempertahankan
indentitasnya masing-masing, baik fungsi maupun maknanya masingmasing.
7.4.1 Imbuhan mem e - n
Fungsi afiks memper-kan adalah membentuk kata kerja. Fungsi
ini didukung oleh tiap unsur pembentuknya. Prefiks mengmenyatakan
keaktifan, sedangkan sufiks -kan menyatakan kausatif.
Makna imbuhan memper-kan ada tiga, yaitu:
1. Sesuai dengan makna yang didukung oleh per- dan -kan maka
makna gabungan afiks itu adalah menyatakan kausatif, yaitu
menyebabkan terjadinya proses itu, seperti meninggikan,
mempertanyakan, memperbantukan.
2. Makna yang lain adalah menyatakan menjadikan sebagai atau
menganggap sebagai, seperti memperhambakan.
3. Menyatakan intensitas, yaitu mengeraskan arti yang disebut
dalam kata dasar, dan dapat pula berarti menyuruh, seperti
memperdengarkan, memperundingkan, mempertahankan.
103
Bab 7 Pertanian
7.4.2 Imbuhan mem e -
Fungsi afiks memper-i sama dengan fungsi dari unsur-unsur
pembentuk gabungan itu. Prefiks meng- menyatakan keaktifan.
Makna imbuhan memper-i ada dua, yaitu:
1. Karena adanya prefiks per- maka dapat menyatakan kausatif,
seperti memperbaiki, memperbaharui.
2. Menyatakan intensitas, termasuk pengertian perbuatan
terjadi berulang-ulang, seperti mempelajari, memperdayai.
1. Pasangkan kalimat pada KOLOM
A dengan maknanya pada
KOLOM B!
2. Susunlah kalimat menggunakan
kata dibawah ini, kemudian
tentukan makna imbuhannya!
a. mempersamakan
b. mempertunjukkan
c. mempersoalkan
d. memperebutkan
e. memperhatikan
f. mempersakiti
g. mempereteli
h. memperlucuti
1. Mereka masih saja memperdebatkan
persoalan itu.
2. Kamu harus mempersiapkan diri sebaikbaiknya!
3. TVRI akan mempersembahkan tarian
daerah Papua.
4. Saya akan memperlihatkan naskah aslinya
kepada Anda.
5. Ibu akan mempertemukan Maria dan Murti.
6. Paman sedang memperbaiki sepeda.
7. Aku akan mempelajari kasus itu dulu.
8. Negara mempersenjatai rakyatnya untuk
membela diri.
9. Bangsa Indonesia setiap tahun memperingati
hari kemerdekaan.
10. Janganlah kamu mempercayai orang itu!
Kalimat
a. menjadikan berb.
melakukan per-an
c. menjadikan supaya
d. menjadikan bahan
e. menjadikan dapat di
Makna
KOLOM A
KOLOM B
104
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal 1
sampai dengan 4
Padi Transgenik Diu i di Daerah
Tropis
Padi transgenik yang diberi nama golden rice
mulai diuji coba di daerah tropis. Beras ini telah
diterima oleh Internasional Rice Research Institute
(IRRI) pertengahan Januari 2001. Golden rice
akan disilangkan dengan varietas lokal hingga nanti
ditemukan galur yang bisa dibudidayakan di
daerah tropis. Untuk menjadi varietas yang bisa
dipasarkan, dibutuhkan waktu sekitar tiga hingga
empat tahun.
“Kita masih menunggu informasi dari IRRI
untuk tindak lanjut terhadap golden rice,” kata
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Departemen Pertanian (Deptan) Djoko
Budianto kepada Kompas di Jakarta, Senin (12/
2). Djoko menyebutkan, uji coba produk rekayasa
1. Indeks adalah daftar kata atau istilah penting
yang terdapat dalam buku cetak dan terdapat
pada bagian akhir buku. Tujuannya untuk memberikan
informasi mengenai halaman tempat
kata atau istilah itu ditulis.
2. Langkah-langkah menyusun indeks adalah (1)
menulis setiap istilah yang terdapat dalam
lembaran kertas dan sertakan halaman pada
setiap istilah tersebut, (2) menyusun secara
alfabetis istilah-istilah yang telah terkumpul, dan
(3) istilah yang sama pada halaman berlainan
cukup ditulis satu dan disusun berurutan menurut
nomor halaman.
3. Hikayat adalah cerita panjang yang bahannya
diambil dari kehidupan istana yang dihubungkan
dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Isinya
merupakan perpaduan dari berbagai keanehan
dan keajaiban yang dihubungkan satu dengan
yang lain sehingga menjadi cerita yang panjang.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara:
(1) menghubungi orang yang akan
diwawancarai, (2) menyiapkan daftar pertanyaan
yang sesuai dengan pokok masalah
yang akan ditanyakan dalam wawancara, (3)
pada saat wawancara jangan terlalu tergantung
pada pertanyaan yang telah disusun, (4) datang
tepat waktu untuk memberi kesan yang baik.
(5) beri kesan yang simpatik
5. Imbuhan memper-kan dan memper-i merupakan
contoh gabungan afiks. Gabungan afiks
adalah penggunaan beberapa imbuhan sekaligus
pada kata dasar, dengan tetap mempertahankan
indentitasnya masing-masing, baik
fungsi maupun maknanya masing-masing.
6. Fungsi afiks memper-kan adalah membentuk
kata kerja. Fungsi ini didukung oleh tiap unsur
pembentuknya.
7. Prefiks meng- menyatakan keaktifan, sedangkan
sufiks –kan menyatakan kausatif.
8. Makna imbuhan memper-kan ada tiga, yaitu (a)
menyatakan kausatif atau menyebabkan
terjadinya proses itu, (b) menjadikan sebagai
atau menganggap sebagai, (c) menyatakan
intensitas atau mengeraskan arti yang disebut
dalam kata dasar, dan (d) dapat pula berarti
menyuruh.
9. Fungsi afiks memper-i sama dengan fungsi dari
unsur-unsur pembentuk gabungan itu.
10. Prefiks meng- menyatakan keaktifan.
11. Makna imbuhan memper-i ada dua, yaitu (a)
menyatakan kausatif, dan (b) menyatakan
intensitas.
105
Bab 7 Pertanian
genetika itu harus memenuhi persyaratan dalam
surat keputusan bersama (SKB) empat menteri
tentang keamanan hayati dan keamanan pangan
produk rekayasa genetika.
Untuk itu, padi transgenik harus melalui
fasilitas uji terbatas milik Balitbang Deptan. Setelah
dinyatakan aman dalam uji terkait, baru dilakukan
uji lapangan. “Jadi, ada tahapan sebelum produk
rekayasa genetika itu dilepas ke pasar,” katanya.
Ia memperkirakan, baru sekitar tiga sampai empat
tahun varietas tersebut bisa dilepas ke pasar.
Saat ini, kata Djoko lagi, golden rice yang diuji
di Eropa dan Amerika Serikat akan disilangkan
dengan varietas lokal di IRRI agar bisa ditanam di
daerah tropis.
Golden rice merupakan padi transgenik yang
mengandung beta karoten dan sejumlah senyawa
karotenoid lainnya. Karoten digunakan untuk
pembentukan vitamin A yang diperlukan tubuh,
terutama untuk kesehatan mata. Seperti bahan
makanan lainnya yang mengandung vitamin A,
beras ini tidak berwarna putih, tetapi berwarna
jingga.
Sumber: Kompas, 14 Februari 2001
1. Padi golden rice merupakan padi hasil ... .
a. rekayasa genetika
b. persemaian
c. persilangan varietas nonlokal dengan lokal
d. uji coba di daerah tropis
e. uji coba bibit unggul
2. Keunggulan padi golden rice adalah ... .
a. masa tumbuh singkat
b. daya tumbuh tinggi
c. mengandung beta karoten dan senyawa
karotenoid lain
d. menghasilkan produk yang melimpah dan
tahan terhadap hama
e. menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi
3. Kalimat pertanyaan yang jawabannya tidak ada
dalam teks adalah ...
a. Disebut apakah padi transgenik itu?
b. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan varietas yang bisa dipasarkan?
c. Mengapa padi transgenik harus melalui
fasilitas uji terbatas milik Balitbang Deptan?
d. Berapakah rencana harga untuk pemasaran
padi hasil rekayasa genetik itu?
e. Kandungan apa saja yang terdapat dalam
padi transgenik yang baik untuk tubuh
manusia?
4. Berikut ini yang bukan istilah pertanian adalah
... .
a. persemaian
b. bibit
c. tumpangsari
d. genetika
e. palawija
5. Istilah-istilah berikut ini yang bukan istilah bidang
pertanian adalah ... .
a. jarak tanam - bedengan - perkebunan
b. bibit - pekebun - umbi basah
c. peremajaan bibit - bawang putih - varietas
d. budi daya - jarak tanam - pekebun
e. famili liliaceae - barang perniagaan - per
hektar
6. Daftar kata atau istilah penting yang terdapat
dalam buku disebut ... .
a. bibliografi
b. daftar pustaka
c. daftar istilah
d. indeks
e. penutup
7. Pernyataan yang tidak tepat untuk istilah “indeks”
adalah ... .
a. tidak menginformasikan nomor halaman
suatu kata dalam uraian
b. indeks ditempatkan di akhir buku
c. indeks disusun berdasarkan abjad
d. indeks berguna untuk memberikan informasi
tentang nomor halaman tempat kata/istilah
ditulis
e. indeks dapat mempercepat pembaca
mencari nomor halaman dalam buku tentang
uraian suatu kata/istilah
8. Berikut ini yang bukan tergolong ciri-ciri hikayat
adalah ... .
a. bersifat istana sentris
b. menyertakan tokoh dewa-dewi
c. latarnya kehidupan istana
d. bersifat nasonalisme
e. cerita mengandung keanehan dan keajaiban
9. Dalam sastra Melayu Klasik, huruf c dan y ditulis
... .
a. c dan j
b. tj dan y
106
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
c. tc dan y
d. tj dan j
e. c dan j
10. Tak baik mempermainkan orang tua seperti
itu.
Makna imbuhan memper-kan pada kata
mempermainkan adalah ... .
a. menjadikan bahan
b. menjadikan dapat di
c. menjadikan supaya
d. menjadikan bere.
melakukan per-an
11. Berikut ini hal-hal yang tidak harus diperhatikan
dalam persiapan melakukan wawancara adalah
... .
a. berpakaian seadanya
b. mendaftar pertanyaan
c. menghubungi orang yang akan diwawancarai
d. berikan kesan baik, dengan datang tepat
waktu
e. cara berpakaian disesuaikan
12. Tujuan melakukan wawancara adalah untuk
memperoleh hal-hal berikut, kecuali ... .
a. bahan opini
b. bahan cerita
c. bahan informasi
d. bahan biografi
e. bahan pengetahuan
II. Kerjakanlah soal-soal berikut dengan
tepat!
1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang indeks!
2. Bacalah hikayat berikut ini kemudian kerjakan
soal di bawahnya!
Awang Sulung Merah Muda
Awang Sulung Merah Muda adalah anak raja
Bandar Mengkalih. Semasa ia dilahirkan, orang
tuanya sudah mangkat. Ia dibesarkan oleh Datuk
Batin alim bersama dengan anak perempuannya
sendiri yang bernama puteri Dayang Nuramah.
Sesudah besar, Awang Sulung Merah Muda diserahkan
kepada guru untuk mengaji, belajar kitab
nahu dan mantik. Kemudian belajar pencak silat
pula. Semuanya ini dipelajari dengan cepat sekali.
Pada suatu hari gigi Awang Sulung Merah Muda
diasah. Selang beberapa lama, Datuk Batin Alim
meminta Awang Sulung Merah Muda membayar
belanja mengasah gigi.
Karena tiada mempunyai uang, Awang
Sulung Merah Muda lalu disuruh mengerjakan
pekerjaan yang berat. Biarpun Datuk Batin Alim
masih tidak puas hati dan mau membunuh Awang
Sulung Merah Muda. Awang Sulung Merah Muda
melarikan diri. Dengan bantuan Puteri Dayang Seri
Jawa, ia pun melunaskan hutangnya. Selanjutnya
Awang Sulung Merah Muda pun menjadi orang
suruhan Puteri Dayang Seri Jawa. Puteri Dayang
Nuramah yang menaruh kasih pada Awang
Sulung Merah Muda tidak rela Awang Sulung
Merah Muda diambil orang begitu saja. Maka
berperanglah kedua puteri itu di tengah laut
selama tujuh hari tujuh malam lamanya. Awang
Sulung Merah Muda takut kalau-kalau salah seorang
puteri itu luka atau mati, lalu ia memisahkan
mereka. Tidak lama sesudahnya, Puteri Dayang
Seri Jawa pun dikawinkan dengan Awang Sulung
Merah Muda. Selanjutnya Awang Sulung Merah
Muda Masih berkawin dengan Puteri Dayang
Nuramah dan dua orang puteri lain, yaitu Puteri
Pinang Masak dari Pati Talak Trengganu dan Puteri
Mayang Mengurai dari Pasir Panjang. Maka sangatlah
kasih baginda akan keempat isterinya itu,
tiada pernah bercerai.
Sumber: Sejarah Kesusastraan Klasik
Jilid 1, Dr. Liaw Yock Fang
a. Tuliskan tokoh dan penokohan hikayat di atas!
b. Tuliskan latar hikayat di atas!
c. Tuliskan hal-hal yang aneh dan tidak masuk
akal yang terdapat hikayat di atas!
d. Tuliskan kembali hikayat di atas dengan
kalimat Anda sendiri menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar!
3. Jelaskan pendapat Anda tentang bagaimana
teknik menulis hasil wawancara yang baik!
4. Hambatan apa yang Anda hadapi ketika melakukan
proses wawancara?
5. Buatlah 5 kalimat dengan menggunakan kata
berimbuhan memper-i!
107
Bab 8 Kependudukan
Dua gambar ini adalah potret kemiskinan penduduk
Indonesia di kota besar.
Tempo, 30 Agt 04
Tempo, 4 Okt 04
Di bab yang mengambil topik “Kependudukan”,
kalian diajak untuk mempelajari perbedaan informasi
di media cetak dan elektronik dan berlatih untuk memberikan
kritik dari isi sebuah artikel.
Pertama, kalian diajak untuk memberikan kritik
terhadap informasi dari media cetak atau elektronik
dengan mendaftar fakta dan pendapat, dan
mengajukan pertanyaan atau tanggapan secara lisan.
Kedua, kalian akan memberikan kritik terhadap
informasi dari media cetak atau elektronik dengan
mencatat pokok-pokok informasi, baik yang berbeda
maupun yang sama dari berbagai media.
Ketiga, kalian diajak untuk bisa memberikan
persetujuan dukungan terhadap artikel yang terdapat
dalam media cetak atau elektronik dengan mendata
judul artikel yang memuat soal yang diperdebatkan,
merumuskan bahan yang diperdebatkan, dan
memberikan kritik dengan disertai alasan.
Keempat, kalian diajak untuk bisa membahas isi
puisi berkenaan dengan gambaran penginderaan,
perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi dan
menghubungkannya dengan realitas alam, sosial,
budaya, dan masyarakat melalui diskusi dengan
memahami isi puisi dengan cara memparafrasakan
puisi.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
.1 akta dan Opini
Bacalah terlebih dahulu wacana berikut!
N . Imin Jual Sarung Buat Beli
Beras...
Ny Imin (35) tampak tergesa-gesa
membuka pintu rumahnya di Lingkungan
Kramatnunggal, Kelurahan Sayang-sayang, Kota
Mataram, Nusa Tenggara Barat. Selasa (7/3)
pukul 13.00, ketika ibu rumah tangga lainnya
sibuk memasak di dapur, Imin baru kembali dari
rumah salah seorang saudaranya untuk
meminta daun kelor buat bahan sayur.
Akan tetapi, itu belum menjamin Ny Imin
bersama tujuh anak dan suaminya, Murdan
(40), bisa makan hari itu karena keluarga itu
tidak punya uang buat membeli beras.
Tetangganya pun, seperti biasa, belum ada yang
menawari makanan.
108
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
“Empat hari lalu saya jual selembar kain seharga Rp 8.000
untuk beli beras,” kisah Ny Imin. Di Masyarakat Sasak Lombok
waktu lalu pantang menjual harta bendanya, karena dianggap aib.
Tetapi, Ny Imin tak mengenal aib seperti itu karena hanya
sarung lusuh itu sebagai jawaban menyambung hidupnya.
Suaminya hanya buruh di penggilingan padi, sedangkan upahnya
tergantung pada jumlah konsumen yang menggilingkan gabah.
Sekali tempo Murdan bisa mengantongi Rp 10.000, tetapi acap
kali seharian keluar rumah ia pulang cuma membawa Rp 2.000-
Rp 3.000.
Gambaran kemiskinan keluarga ini kian lengkap dilihat dari
kondisi rumahnya yang berukuran 8 x 4 meter. “Kalau hujan, kami
tidur sambil duduk, tidak bisa menggelar tikar karena atap rumah
bocor,” ungkap Ny Imin.
Ny Imin adalah bagian dari warga miskin yang berjumlah
1.031.600 jiwa dari 4 juta penududuk NTB. Mereka umumnya
mengais rezeki sebagai pekerja kasar. Seperti buruh bangunan,
buruh pikul, dan buruh tani.
Banyak kalangan ibu rumah tangga melakukan mepes (mulung
sisa bulir padi yang luput dirontokkan) di sawah yang baru saja
dipanen.
Realitas terbalik
Realitas itu agaknya berbanding terbalik dengan sambutan
Wakil Gubernur NTB, Bonyo Tamrin Rayes, pada Rapat Koordinasi
Penyusunan Program Pembinaan dan Pembimbingan Industri Kecil
dan Menengah Wilayah Regional II, 5 Maret, di Mataram. Ia
menyebutkan, kondisi perekonominan NTB tumbuh positif pada
semua sektor. Indikasinya ditandai laju pertumbuhan industri dan
perdagangan yang cenderung naik. Untuk sektor industri, dari 5,88
persen tahun 2004 menjadi 7,33 persen tahun 2005, kemudian
sektor perdagangan dari 5,68 persen menjadi 6,19 persen dalam
periode tahun yang sama.
Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung dengan kenyataan
hidup Ny Musinah, warga Dusun Datar, Lombok Barat, maupun Ny
Raidah, warga Dusun Karang Bucu, Desa Bagek Polak, Lombok
Barat. Saat ini panen padi berlangsung di beberapa tempat di
Lombok. Harga beras pun mulai turun sejak akhir Januari lalu.
Harga beras yang semula Rp 5.000 turun jadi Rp 3.600 - Rp
3.800 per kg. Ini diharapkan bisa meringankan beban hidup warga
di tengah kenaikan harga beberapa komoditas lain, tetapi daya
beli mereka rendah.
Itulah yang memotivasi Ny Musinah dan Ny Raidah. Karena
itu, nyaris mereka tak ada waktu di rumah. Pagi hingga siang hari,
setelah memasak untuk keluarga, mereka pergi mepes. Mendekati
tengah hari, mereka pulang untuk istirahat dan seusai magrib
berangkat untuk mepes lagi, terkadang hingga dini hari.
Nasib yang harus dihadapi Ny Imin, Ny Musinah, Ny Raidah,
dan lainnya hendaknya mampu menggugah pemerintah dan semua
kalangan untuk mengatasi kemiskinan struktural warga pendesaan
Gbr. 8.1
Ny Imin dan salah satu anaknya
Gbr. 8.2
Potret kemiskinan penduduk
Indonesia di kota besar.
Tempo, 4 Okt 04 Kompas, 14 Mar 06
109
Bab 8 Kependudukan
di NTB. Tak cukup hanya membuat argumentasi lewat angkaangka,
yang tak menyelesaikan persoalan. (Khaerul Anwar)
Sumber: Kompas, 14 Maret 2006
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai fakta dan
opini. Dalam dunia informasi sekarang, sering kita dibingungkan
apakah suatu berita itu suatu fakta atau hanya sekedar opini. Sering
kali suatu opini diyakini sebagai fakta. Untuk mengetahui perbedaan
antara fakta dan opini, perhatikan beberapa kalimat yang terdapat
pada wacana di atas!
1. Ny. Imin adalah bagian dari warga miskin yang
berjumlah 1.031.600 jiwa dari 4 juta penduduk NTB
2. Gambaran kemiskinan ini kian lengkap dilihat dari
rumahnya yang berukuran 8X4 meter.
3. “Kalau hujan kami tidur sambil duduk, tidak bisa
menggelar tikar karena atap rumah bocor,” ungkap Ny.
Imin.
4. Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung dengan
kenyataan hidup Ny. Musniah warga Dusun Datar,
Lombok Barat maupun Ny. Raidah warga Dusun Karang
Bucu, Desa Bagek Polak, Lombok Barat.
5. Nasib yang harus dihadapi Ny. Imin, Ny. Musniah, Ny.
Raidah, dan lainnya,hendaknya mampu menggunggah
pemerintah dan semua kalangan untuk mengatasi
kemiskinan struktural warga pedesaan di NTB.
6. Tak cukup hanya membuat argumentasi lewat angkaangka,
yang tak mampu menyelesaikan persolan.
Kalimat 1,2, dan 3 termasuk kalimat fakta, sedangkan kalimat
4, 5, dan 6 termasuk kalimat opini atau pendapat. Kata-kata yang
bercetak tebal merupakan ciri dari jenis kalimat tersebut.
Kalimat opini dibedakan menjadi kalimat opini perorangan dan
opini umum. Untuk dapat membedakannya, perhatikan kalimat
berikut:
1. Menurut para ahli, penduduk Indonesia pada tahun 2010
akan mencapai 300 juta. (Opini perorangan)
2. Menghisap rokok secara berlebihan akan merugikan diri
sendiri dan orang lain yang berada di dekatnya. (Opini
umum)
Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan tentang fakta dan opini
adalah:
Kesimpulan:
Fakta adalah ..............................................................
Kata penanda fakta yaitu ..............................................
Opini adalah ...............................................................
Kata penanda opini yaitu ..............................................
1. Carilah kalimat fakta dan opini
yang lainnya dari wacana Ny.
Imin Jual Sarung buat Beli
Beras... dan tentukan juga kata
penandanya! kerjakan dalam
bentuk tabel, seperti TABEL A
pada hal. 110!
2. Susunlah lima kalimat yang berisi
fakta dan lima kalimat yang
berisi opini!
3. Carilah kolom Pojok Kompas
karya Mang Usil, kemudian
Anda tentukan mana kalimat
fakta dan mana kalimat opini!
4. Bagaimana komentar Anda
tentang isinya?
5. Buatlah opini Anda seperti yang
dicontohkan Mang Usil berdasarkan
wacana Ny. Imin Jual
Sarung buat Beli Beras!
6. Bacalah hasil karya Anda di depan
kelas, siswa lain memberi
komentar!
1. Bacalah surat pembaca Kompas,
Mei 2006 pada halaman
110!
Apa komentar Anda tentang
surat pembaca tersebut? Adakah
unsur fakta dan opininya?
Tuliskan fakta atau opini yang
ada!
2. Buatlah dua surat pembaca
berdasarkan fakta yang Anda
baca atau Anda lihat dalam keseharian
Anda! Gunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar!
110
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Kalimat Opini Kata Penanda Opini
a. Data kuantitatif itu agaknya tidak nyambung
dengan kenyataan hidup Ny. Musniah warga
Dusun Datar, Lombok Barat maupun Ny. Raidah
warga Dusun Karang Bucu Desa Bagek Polak,
Lombok Barat.
a. agaknya tidak nyambung
b. .........................................
Kalimat Fakta Kata Penanda Fakta
a. Gambaran kemiskinan ini kian lengkap dilihat dari
rumahnya yang berukuran 8X4 meter.
b. .......................................
c. dst.
a. rumahnya yang berukuran 8X4 meter
b. .........................................
Ledakan Misterius di Polda Metro
Pada Senin, 1 Mei 2006, ketika ada urusan di kantor Polda Metro Jaya di Jalan Jenderal
Sudirman, Jakarta Selatan, saya terkejut dan panik dengan adanya ledakan yang cukup
keras. Para petugas, baik petugas Polri maupun sipil Polda Metro Jaya, juga terlihat panik.
Setelah bertanya ke sana ke mari, akhirnya dapat diketahui sumber ledakan terjadi di kantor
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang menghadap ke Jalan Jenderal Gatot Subroto,
Jakarta Selatan.
Tidak jelas ledakan apa yang terjadi bertepatan dengan Hari Buruh tersebut. Sampai
hari berikutnya (2 Mei), ledakan yang terjadi dua kali dan cukup keras serta membuat panik
para petugas maupun masyarakat yang sedang berada di Polda Metro Jaya itu tetap “gelap”.
Penasaran dengan ledakan yang terjadi lepas tengah hari itu, saya pada hari berikutnya
membeli beberapa koran terbitan Ibu Kota, namun tidak satu pun yang memberitakan tentang
ledakan tersebut.
Seharusnya pihak berwenang, dalam hal ini Polda Metro Jaya, membuat penjelasan
resmi kepada media massa agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas.
Soepardjo, Tebet Barat, Jakarta Selatan
Surat pembaca Kompas, Mei 2006
TABEL A
.2 Mencari Sumber Kutipan
Untuk memperkuat pendapat Anda, sering Anda mengutip
pendapat para ahli yang sudah tidak diragukan lagi kebenarannya.
Namun, perlu diingat bahwa jangan sampai terjadi karangan Anda
terdiri dari kutipan-kutipan. Garis besar kerangka karangan dan
kesimpulan hendaknya merupakan pendapat penulis, dan kutipan
hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat.
Untuk itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis yang telah
menggunakan kutipan itu sebagai penunjang adalah dengan mencantumkan
sumber kutipan. Ketentuan penulisan kutipan meliputi tiga
hal.
b. .......................................
c. dst. c. dst
c. dst
111
Bab 8 Kependudukan
1. Tentukanlah sebuah tema karangan
argumentasi (opini)
yang erat kaitannya dengan
masalah kependudukan.
2. Carilah data dan faktanya untuk
mendukung opini Anda!
3. Tulislah sumber kutipan Anda
pada kartu kutipan (Anda buat
pada karton putih berukuran
10x20 cm) yang memuat:
pengarang, judul buku/artikel,
tempat terbit, penerbit, tahun
terbit, halaman, dan isi kutipannya
sebagai bahan Anda
menulis!
4. Gunakan kutipan-kutipan dalam
karangan Anda dan cantumkan
sumber kutipannya mengikuti
aturan yang benar!
A. Kutipan langsung tidak lebih dari empat baris
Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah
spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang,
tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Supaya tulisan kita mudah dipahami orang lain, maka kita
hendaknya membuat kalimat yang efektif. Yang dimaksud dengan
kalimat efektif itu yang bagaimana? “Kalimat efektif adalah kalimat
yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk mencapai daya
informasi yang tepat dan baik” (Parera,1988:42). Dengan demikian…..
B. Kutipan langsung lebih dari empat baris
Kutipan yang lebih dari empat baris ketentuan penulisannya
sebagai berikut:
(1) kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
(3) kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah
spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang,
tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan
itu;
(5) seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan.
Contoh:
.......................................................................
“Anda tidak bisa menang dalam sebuah debat. Anda tidak
bisa, karena kalau Anda kalah, Anda akan kalah; dan kalau Anda
menang, Anda kalah juga. Mengapa? Nah, misalkan Anda menang
atas pihak lawan dan mampu menembak argumennya sehingga
penuh lubang, lalu membuktikan bahwa dia noncomposmentis.
Lalu bagaimana? Ya, Anda akan merasa senang. Tapi bagaimana
dengan dia? Anda telah membuatnya merasa rendah diri”
(Carnegie; 1996:181).
..........................................................................
C. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dikemukakan.
Oleh sebab itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip. Syarat
penulisan kutipan tidak langsung adalah:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antarbaris dua spasi;
(3) kutipan tidak diapit tanda kutip;
112
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah
spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang,
tahun terbit, nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Menurut Gorys Keraf, kalimat yang baik adalah yang
menunjukkan kesatuan gagasan, atau hanya mengandung satu
ide pokok. Bila ada dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
digabungkan, maka akan merusak kesatuan pikiran (1994 :36).
.3 Memberikan Kritik
Pada pelajaran ini Anda akan berhadapan dengan sebuah wacana
yang membahas tentang membuminya chicklit dan teenlit di kalangan
remaja. Dari wacana ini Anda akan tahu banyak bagaimana seorang
remaja menulis sebuah chicklit yang bisa menjadi best seller penerbit.
Berdasar wacana tersebut, Anda dapat dengan bebas memberikan
tanggapan, kritik, atau dukungan. Pada pelajaran ini, Anda
akan kembali dituntut untuk berani mengeluarkan pendapat dengan
alasan-alasan yang bisa dipahami.
Bacalah wacana yang dikutip dari internet berikut dengan
saksama!
Penulis Belia Mengubah “Diar ” Men adi Novel
“So?”
“So, I’m a lucky girl. Jarang lho, Dio minta maaf sama cewek.
Dia kan paling dingin kalo sama cewek. Lo tau kan, banyak banget
cewek yang cari muka di depan dia, banyak cewek yang berebut
jadi pacar dia, tapi dia nggak nanggepin, kan?”
Kutipan di atas adalah sekelumit penggalan percakapan antara
Finta dan Karra dua tokoh cerita yang terdapat dalam novel remaja
teenlit berjudul Dealova karya Dyan Nuranindya. Novel serial teenlit
dengan gaya bahasa dan isinya mengenai berbagai persoalan khas
remaja kota besar seperti Dealova ini dalam dua tahun belakangan
sangat digandrungi oleh remaja-remaja di kota-kota besar. Tak
pelak novel-novel teenlit ini pun penjualannya menduduki peringkat
atas atau masuk dalam kategori best seller di toko buku-toko buku
di berbagai kota untuk buku-buku jenis fiksi akhir-akhir ini.
Novel Dealova yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
(GPU), penerbit yang memopulerkan novel chicklit dan teenlit di
Indonesia ini misalnya, sekarang sudah terjual tak kurang dari
35.000 eksemplar. Tiras buku sebesar ini cukup fantastis untuk
jenis buku di luar buku pelajaran di Indonesia. Oleh karena itu,
tidak mengherankan apabila novel teenlit ini masuk dalam kategori
buku best seller. Karena, umumnya untuk satu jenis buku penerbit
hanya mencetak dari 2.000 hingga 5.000 eksemplar saja.
Satu hal yang mengejutkan dari fenomena maraknya novelnovel
remaja teenlit ini adalah dari sisi penulisnya. Berbeda dengan
novel dewasa chicklit yang didominasi novel-novel
terjemahan atau penulisnya orang luar, novel teenlit ditulis oleh
5. Tukarkan pekerjaan Anda
dengan pekerjaan teman Anda
untuk saling mengoreksi kesalahan!
6. Perbaiki kesalahan yang terdapat
dalam kutipan yang telah dikoreksi
teman Anda!
7. Bacalah hasil pekerjaan Anda di
depan guru dan teman! Mintalah
evaluasi dari mereka dan
perbaiki kekurangannya agar
tulisan Anda sempurna!
8. Muatlah di majalah dinding
sekolah! Bila perlu kirim ke salah
satu surat kabar atau majalah.
113
Bab 8 Kependudukan
penulis-penulis lokal. Lebih mengejutkan lagi, penulis-penulis itu
beberapa di antaranya berusia masih sangat muda, bahkan belia.
Penulis-penulis belia itu ada yang masih duduk di bangku sekolah
menengah pertama (SMP), bahkan ada pula yang masih sekolah
dasar (SD), waktu mereka mulai menulis novel. Fenomena ini
tentunya cukup mengejutkan, karena umumnya penulis-penulis
remaja tersebut langsung merengkuh sukses dalam menerbitkan
sebuah novel. Siapa mereka? Apa yang mendorong dan mengajari
mereka menjadi penulis novel di usia yang sangat muda?
Sudah punya kebiasaan menulis sejak kecil. Ya, kebiasaan
menulis apa pun sejak kecil ini umumnya dimiliki oleh penulispenulis
belia. Gisantia Bestari penulis novel Cinta Adisty, misalnya,
kebiasaan menulis atau membuat ilustrasi sudah dilakukannya
sejak kelas II SD. Waktu itu Gisa, begitu Gisantia Bestari biasa
dipanggil, sudah mulai menulis dan melukis apa saja yang dia
amati, didengar, dikerjakan hingga ia khayalkan ke dalam
lembaran-lembaran kertas terpisah. Kebiasaan ini dilakukan Gisa
terus-menerus sampai akhirnya, saat ia duduk di kelas III SD Al-
Azhar Kemang, salah satu puisinya dimuat di majalah anak-anak
Bobo. Gisa sangat senang dan surprise waktu itu karena ia tidak
mengira puisi itu akan dimuat. “Ayah yang inisiatif ngirim ke Bobo,
aku iyain aja, ternyata malah dimuat,” cerita Gisa.
Saat ini Gisa sudah duduk di kelas II SMP. Awal bulan November
tahun 2004 lalu novelnya berjudul Cinta Adisty diterbitkan
pertama kali oleh penerbit GPU. “Aku menulisnya waktu itu delapan
bulan. Awalnya pakai tulisan tangan. Pas, udah selesai kepikiran
buat nerbitin. Cuma kata ayah kalo pengen nerbitin mesti diketik.
Kan, males sebenarnya. Akhirnya ngetik lagi dari awal, enggak
benar-benar nyalin, sih. Karena banyak yang berkembang dan
berubah. Setelah selesai, ya udah dikasih ke penerbit,” kata Gisa
menjelaskan. Novel Cinta Adisty yang setelah terbit tebalnya 288
halaman ini sebenarnya bukan novel pertama Gisa. Novel
pertamanya diselesaikannya saat kelas V SD, judulnya Caty dan
Cermin Ajaib. Namun, saat ini masih berupa tulisan tangan yang
belum diketik.
Seperti halnya Gisa, penulis-penulis lain, seperti Maria Adelia
penulis novel Aku vs Sepatu Hak Tinggi, Sasya Fitriana penulis
novel Beautiful Stranger, dan Herlinatiens penulis novel Jilbab
Spears, juga punya kebiasaan menulis sejak masih duduk di bangku
sekolah dasar. “Dari kecil sudah suka nulis. Pertama-tama sih
waktu SD nulis cerpen-cerpen dan cerita bersambung. Ketika SMP
baru nulis novel, cuman novel itu kebanyakan enggak sampai selesai
atau setengah-setengah aja. Kalaupun selesai cuma disimpan aja,
enggak diapa-apain lagi. Lalu, ketika SMA ngerjain ini, tiba-tiba
ingin nyelesaikan, aja. Lagi semangat, gitu. Teman-teman juga
rata-rata ngasih dukungan. Setelah selesai nulis dijilid, tapi masih
pakai fotokopian, lalu disebarin ke teman-teman. Ternyata, banyak
yang suka, sejak itu jadi tambah semangat,” kata Maria Adelia.
Novel Maria Adelia berjudul Aku vs Sepatu Hak Tinggi ini juga
diterbitkan oleh penerbit GPU tahun 2004 lalu saat Adelia berusia
16 tahun. Seperti novel teenlit lain, novel ini pun sukses di pasar.
Gbr. 8.3
Beberapa chicklit yang
menjadi best seller. www.google.com
114
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Bahkan, sudah digarap versi film layar lebarnya. Hebatnya lagi,
skenario film ini juga dikerjakan oleh Adelia sendiri. Jadi, selain
sebagai penulis novel, Adelia saat ini sudah punya pengalaman
menjadi penulis skenario film layar lebar kendati skenario untuk
novelnya sendiri.
“Pertamanya sih memang agak susah, masih nyontek-nyontek.
Misalnya, kalau suara hati itu istilah atau penjelasannya di skenario
itu seperti apa, karena di skenario itu dialognya cuma kalimat
langsung. Jadi, penjelasannya tuh dikit-dikit aja. Selain itu, susahnya
nulis skenario itu ada maksimalnya. Kan film itu maksimal
pan-jangnya paling dua jam. Skenarionya satu lembar dihitung
satu menit. Jadi, maksimal 120 lembar, tapi waktu itu sampe 139
lembar. Sampai bingung yang dipotong itu bagian yang mana?
Tapi, akhirnya lama-lama lancar-lancar aja,” kata Adelia yang saat
ini tercatat sebagai siswi SMA Theresia Jakarta.
Adelia saat ini lagi menyelesaikan novel keduanya. Temanya
masih tetap sama, yaitu tentang dunia remaja. “Novel kedua ini
memang temanya remaja, tapi tema yang beda. Cara penulisannya
juga beda. Novel pertama kan banyak yang kurang. Nah, yang
kedua ini ingin lebih nyempurnain. Aku nulis sejak tahun baru,
sudah hampir sebulan. Sekarang sudah tiga perempatnya, cuma
belum ending-nya saja,” kata Adelia. Sementara itu, novel pertamanya
ia selesaikan dalam waktu lebih kurang dua bulan. Menariknya,
selain membuat cerpen dan novel, Adelia juga hobi menulis
puisi. Oleh karena itu, di dalam novelnya pun ada puisi-puisi
ciptaannya. “Aku suka banget nulis puisi. Nah, kalau di kelas lagi
bete dengerin gurunya, kadang-kadang aku nulis puisi,” jelas Adelia
tentang hobinya yang lain.
Tak berbeda dengan Adelia, Sasya Fitriana yang novel
karyanya berjudul Beautiful Stranger diterbitkan penerbit DAR!-
Mizan juga memulai hobi menulisnya dengan menulis cerita pendek
alias cerpen. “Awalnya ada temen yang minta dibikinin cerpen
atau tugas karangan buat sekolah (SD). Sudah gitu kok lamakelamaan
kok seneng gitu, ya. Jadi, mulai dari situ, mulai bikin
cerpen. Sampai kelas VI masih cerpen, I SMP baru mulai bikin
novel.”
Sasya Fitriana saat ini sudah duduk di kelas I SMA Taruna
Bakti Bandung. Kendati novel pertamanya baru diluncurkan Desember
tahun lalu, ia sudah memulai menulis novel itu sejak kelas III
SMP. “Aku baru dapat kabar dari Mizan setelah tujuh bulan novel
itu aku masukin ke sana. Setelah itu baru dicetak,” kata Sasya.
Saat ini ia tengah menyelesaikan dua novel sekaligus. Salah satunya
ia beri judul Suddenly Something sama seperti novel pertamanya
yang judulnya juga memakai bahasa Inggris. “Enggak tahu juga
sih kenapa judulnya pakai bahasa Inggris. Kelihatannya bagus aja
pakai bahasa Inggris,” ujar Sasya.
Selain kebiasaan menulis puisi dan cerpen sejak kecil, kebiasaan
menulis diary atau buku harian, ternyata juga memberi
dorongan orang menjadi penulis. Hal ini yang dialami oleh Dyan
Nuranindya. “Awalnya sih gara-gara aku seneng nulis diary. Terus
suatu hari kemudian aku baca lagi. Tapi, kayaknya kok isinya sial
Gbr. 8.4
Beberapa chicklit yang
menjadi best seller
www.google.com
115
Bab 8 Kependudukan
melulu, kok enggak ada indah-indahnya. Terus aku iseng nulis di
diary cerita yang bagus-bagus, indah-indah, kan asyik, tuh! Itu
mulai kelas VI-an SD, tapi biasanya jadinya cuma cerpen-cerpen
pendek aja. Abis kalo nulis novel enggak pernah selesai, idenya
udah keburu ilang dulu. Dealova aku tulis sejak kelas II SMP, tapi
baru bisa diterbitin pas SMU,” kata Dyan menjelaskan.
Seperti juga penulis-penulis novel remaja lainnya, Dyan dari
awal juga tidak berencana menjadi penulis novel. “Jadi, istilahnya
seperti kepeleset! Sebenarnya enggak kepikiran sama sekali untuk
nulis, cuma iseng aja. Nah, baru ada yang dorong nulis itu pas
SMU, temen-temen SMU. Mereka tuh yang dorong-dorong untuk
nerbitin. Tadinya aku enggak mau, malu!” ujar Dyan. Dari tiga
novel yang sudah ia selesaikan baru satu novel yang sudah
diterbitkan, yakni Dealova. Kendati awalnya hanya iseng, Dyan saat
ini sudah bertekad untuk terus menulis. Saat ini pun ia juga sedang
menulis sebuah novel.
Apabila ditengok lebih jauh, ada hal menarik dari isi novelnovel
tulisan penulis-penulis remaja tersebut. Hal yang menarik
itu selain pada kesamaan setting tema, yakni pergaulan dunia
remaja saat ini, juga ada kesamaan pesan yang ingin disampaikan
penulis tersebut kepada pembacanya. Pesan-pesan penulis
yang notabene semuanya adalah remaja putri kepada pembaca
yang sebagian besar juga perempuan ini adalah mereka ingin cewek
atau perempuan adalah sosok yang harus kuat, tidak cengeng,
dan mandiri sehingga tidak mudah untuk diombang-ambingkan,
dilecehkan dalam berbagai persoalan di pergaulan baik itu
percintaan maupun persaingan mengejar prestasi dengan kaum
lawannya, yakni kaum laki-laki.
“Waktu aku nulis itu aku mikir perempuan itu harus kuat,
jangan mau kalah dengan cowok. Makanya, di situ Dealova aku
tulis sebagai cewek yang tomboi karena aku memang suka sama
cewek-cewek tomboi. Kalo menurut aku cewek tomboi itu perlu.
Biar cowok enggak maen-maenin, enggak dianggap lemah, biar
cewek itu bisa jaga diri,” kata Dyan menjelaskan. Hal yang hampir
sama juga yang ingin disampaikan Gisantia Bestari dalam Cinta
Adisti. “Aku cerita cewek yang enggak suka pacaran, atau
percintaan yang biasanya berakhir menyedihkan. Kan, itu enak,
enggak perlu sedih karena patah hati ditinggal cowok atau putus,”
kata Gisa. Sementara itu dalam novelnya, Maria Adelia ingin
membuat orang untuk mencintai dan menghargai dirinya sendiri
dan tidak menilai orang dari luarnya saja. “Remaja-remaja sekarang
itu kebanyakan kalo suka sama orang jadi jaim-jaim, gitu.
Harusnya kalau sayang yang benar, kan harus apa adanya. Dan
belajar untuk tidak menilai orang dari luarnya aja. Misalnya, orang
yang berantakan luarnya bisa aja hatinya baik. Belum tentu luarnya
baik, hatinya juga baik,” kata Adelia.
Hal lain yang menarik dari penulis-penulis remaja sekarang
ini adalah kendati diawali dengan coba-coba atau tidak disengaja
menulis novel, umumnya mereka langsung mendulang sukses di
karyanya yang pertama. Hal ini tentunya cukup mengejutkan karena
biasanya seorang penulis butuh waktu yang cukup lama untuk bisa
1. Bentuklah kelompok, masingmasing
kelompok 3—4 siswa!
2. Diskusikan wacana di atas dalam
kelompok yang sudah Anda
bentuk!
a. Contoh topik yang bisa dibahas:
- kiat-kiat menjadi penulis
chicklit.
- tema yang diangkat dalam
chicklit.
- hal apa yang bisa didapat
dari membaca chicklit.
b. Anda juga dapat mengambil
masalah lain yang sedang diperdebatkan
di masyarakat
(apa yang sedang diperdebatkan
itu, muncul dari mana
masalah itu, kapan munculnya
masalah itu, dan apa
yang menjadi latar belakangnya).
c. Cantumkan sumber artikel
yang memuat soal yang
diperdebatkan!
d. Sertakan bukti pendukung
untuk alasan atau kritik
yang Anda berikan!
3. Setiap kelompok diskusi, diharuskan
mempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok yang
lain memberikan tanggapan,
dukungan atau kritik!
116
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
meraih sukses. Ternyata, hal itu seakan tidak berlaku bagi penulispenulis
novel remaja sekarang ini. Perkembangan ini ten-tunya
patut disambut karena bagaimana pun pasar buku remaja memang
sangat menjanjikan dan lebih menggembirakan lagi pasar itu diisi
oleh buku-buku karya penulis-penulis lokal berbakat yang masih
sangat belia.(WEN/NUR/UMI/STN)
Sumber: www.google.com
.4 Puisi
Ada berbagai cara yang dapat ditempuh untuk memahami isi
puisi. Salah satu caranya ialah dengan parafrasa puisi. Parafrasa
puisi biasanya lebih panjang daripada puisi aslinya. Kegiatan
memparafrasakan puisi adalah kegiatan yang berkaitan dengan analisis
struktur batin puisi. Oleh karena itu, kegiatan ini juga merupakan
kegiatan memahami isi, tema, dan amanat puisi.
Berikut ini langkah-langkah memparafrasakan puisi.
1. Pahami puisi yang akan diparafrasakan.
Baca dan pahami kalimat-kalimat puisi! Gunakanlah berbagai
sumber seperti kamus, ensiklopedi, buku teori sastra, sejarah
sastra, dan lain-lain! Carilah hubungan antarunsurnya!
2. Temukan adanya penyimpangan dan keunikan aspek kebahasaan
pada puisi yang diparafrasakan!
Dalam hal ini, kita harus menguasai berbagai konvensi bahasa,
seperti kosa kata, ejaan, dan tata bahasa.
3. Tulis kembali puisi yang akan diparafrasakan dalam bentuk baru.
Parafrasa puisi biasanya mengarah pada bentuk prosa dan
menjurus pada makna denotatif. Perhatikan contoh parafrasa puisi
berikut ini!
Negeriku
mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan
jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya di dunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
……………………………………
K.H.A. Mustofa Bisri, 1995
Parafrasa dapat diartikan sebagai
penguraian kembali suatu karangan
(puisi) dalam bentuk lain, dengan
maksud untuk menjelaskan makna
yang tersembunyi.
Tujuan pembuatan parafrasa adalah
untuk menyederhanakan pemakaian
bahasa seorang pengarang, sehingga
pembaca dapat lebih mudah
memahami makna yang terdapat
dalam satu teks (puisi). Pembuatan
parafrasa akan mempertajam, memperluas,
dan melengkapi pemahaman
makna yang diperoleh si
pembuat parafrasa sendiri.
Puisi. Menurut KBBI puisi adalah 1
ragam sastra yang bahasanya terikat
oleh irama, matra, rima, serta penyusunan
larik dan bait; 2 gubahan
dalam bahasa yang bentuknya dipilih
dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan
pengalaman dan membangkitkan
tanggapan khusus lewat penataan
bunyi, irama dan makna khusus; 3
sajak.
117
Bab 8 Kependudukan
Parafrasa puisi Negeriku adalah sebagai berikut.
Negeriku
(di)mana ada negeri/ (yang) sesubur negeriku?
Sawahnya (yang luas)/ tak hanya menumbuhkan
padi, tebu, dan jagung/
tapi (sekarang) juga (berdiri) pabrik/, tempat
rekreasi, dan gedung/ (yang merupakan)/
perabot-perabot (untuk) orang kaya di dunia/
dan burung-burung indah piaraan mereka/
(juga) berasal dari hutanku/
ikan-ikan pilihan yang (telah) mereka santap/
bermula dari lautku (yang luas)/
emas dan perhiasan (yang) mereka (pakai)/
(juga) digali dari tambang (di tanah)ku/
air bersih yang mereka minum (pun)/
(ternyata) bersumber dari keringatku/
.........................................
Kedua bait puisi di atas berisi pujian, tapi juga sekaligus merupakan
caci maki atas keadaan negeri si aku. Pada awalnya penyair
melukiskan sawah-sawah yang subur, tapi ternyata di sana sudah
berubah fungsi, bukan untuk menanam padi, tebu, jagung, namun
sudah dijadikan lahan untuk membangun gedung, pabrik, tempat
rekreasi untuk orang kaya. Burung, ikan, emas, dan perhiasan pun
diambil dari negeri si aku. Bahkan air bersih yang mereka minum
pun dari hasil keringat si aku.
Bacalah puisi berikut ini!
Sa ak Transmigran II
dia selalu singkong
dan terus-menerus singkong
hari ini singkong
Tadi malam singkong
besok mungkin singkong
besoknya lagi juga singkong
di rumah sepotong singkong
di ladang seikat singkong
di pasar segerobak singkong
di rumah tetangga sepiring singkong
enam bulan lagi tetap singkong
setahun lagi tetap singkong
sepuluh tahun masih singkong
dua puluh tahun masih singkong
dan lima puluh tahun kemudian
transmigran beruban
sakit-sakitan
mati
lalu dikubur di ladang singkong
F. Rahardi
1. Bacalah kembali dengan saksama
puisi Sajak Transmigran II!
2. Penyair selalu menyebut kata
singkong dalam setiap baris
puisinya. Singkong dalam puisi
tersebut melambangkan apa?
3. Apa makna kalimat sepuluh
tahun masih singkong dan dua
puluh tahun masih singkong?
4. Apa yang ingin disampaikan
penulis melalui puisi di atas?
5. Apa tema puisi di atas?
6. Parafrasakan puisi Sajak Transmigran
II tersebut?
7. Setelah melakukan parafrasa
puisi, tuliskan kembali isi puisi
tersebut dengan kalimat Anda
sendiri!
8. Kaitkanlah isi puisi itu dengan
realitas alam, sosial budaya, dan
masyarakat!
118
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Di Amerika, ilmuwannya bermimpi tentang
tomat yang tidak pernah busuk, semangka berbentuk
kubus, dan gandum yang mampu tumbuh
di padang pasir. Para industriawan dan pabrik
obat memimpikan produksi vanili, coklat, rempah-
rempah, obat-obatan dan kosmetika yang
tidak lagi membutuhkan lahan pertanian. Dengan
bioteknologi, semua mimpi itu bukan hal yang
mustahil lagi. Cukup dengan membuang gen
yang membawa sifat busuk, tomat matang akan
selalu segar.
Intisari paragraf di atas adalah ... .
a. mimpi para ilmuwan tentang semuanya
b. mimpi para ilmuwan Amerika
c. mimpi para ilmuwan tentang temuannya di
Amerika
d. mimpi para ilmuwan di Amerika tentang temuannya
masalah bioteknologi
e. mimpi para ilmuwan tentang bioteknologi
bukan hal yang mustahil
2. Isu utama yang ditonjolkan adalah kurangnya
komunikasi sehingga masyarakat calon peserta
transmigrasi swakarsa mandiri kurang tersentuh
informasi. Siapa pun mengetahui bahwa tujuan
mereka mulia. Mereka mencoba mengangkat
harkat dan martabat mereka sendiri, di samping
alasan lain. Isu yang sangat berkembang lagi
yang mengatakan bahwa mereka ikut program
ini sama saja memindahkan kemiskinan ke lokasi
baru. Isi isu sangat sensitif karena orang yang
termakan isu ini akan patah semangat untuk menuju
lokasi baru.
1. Kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk
menunjang pendapat dan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penulis yang telah menggunakan
kutipan.
2. Ada tiga ketentuan tentang penulisan kutipan,
yaitu:
- kutipan langsung tidak lebih dari empat baris,
- kutipan langsung lebih dari empat baris, dan
- kutipan tidak langsung.
3. Kegiatan memparafrasakan puisi adalah
kegiatan yang berkaitan dengan analisis struktur
batin puisi. Jadi, termasuk di dalamnya kegiatan
memahami isi, tema, dan amanat puisi.
4. Parafrasa adalah penguraian kembali suatu
karangan (puisi) dalam bentuk lain dengan maksud
untuk menjelaskan makna yang tersembunyi.
5. Tujuan memparafrasakan puisi adalah untuk
menyederhanakan pemakaian bahasa seorang
pengarang sehingga pembaca dapat lebih
mudah memahami makna yang terdapat dalam
satu teks (puisi).
6. Langkah-langkah memparafrasakan puisi
adalah:
(1)memahami puisi yang akan diparafrasakan
dengan membaca dan memahami kalimatkalimat
puisi,
(2)menemukan adanya penyimpangan dan keunikan
aspek kebahasaan pada puisi yang
diparafrasakan,
(3)menulis kembali puisi yang akan diparafrasakan
dalam bentuk baru.
7. Parafrasa puisi biasanya mengarah pada bentuk
prosa dan menjurus pada makna denotatif.
119
Bab 8 Kependudukan
Kalimat utama paragraf di atas adalah kalimat
... .
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
3. Pernyataan berikut ini yang tergolong opini
adalah ...
a. Novel Dealova yang diterbitkan oleh
Gramedia Pustaka Utama ditulis oleh Dyan
Nuranindya.
b. Novel Maria Adelia berjudul Aku vs Sepatu
Hak Tinggi ini juga diterbitkan oleh penerbit
Gramedia Pustaka Utama tahun 2004 lalu saat
Adelia berusia 16 tahun.
c. Hal lain yang menarik dari penulis-penulis
remaja sekarang ini adalah kendati diawali
dengan coba-coba atau tidak disengaja
menulis novel, umumnya mereka langsung
mendulang sukses di karyanya yang pertama.
d. Saat ini Gisa sudah duduk di kelas II SMP.
Awal bulan November tahun 2004 lalu
novelnya berjudul Cinta Adisty diterbitkan
pertama kali oleh penerbit GPU.
e. Selain sebagai penulis novel, Adelia saat ini
sudah punya pengalaman menjadi penulis
skenario film layar lebar kendati skenario
untuk novelnya sendiri.
4. Pernyataan berikut ini yang bukan ketentuan
penulisan kutipan langsung tidak lebih dari empat
baris adalah ... .
a. kutipan diintegrasikan dengan teks
b. jarak antarbaris dengan baris dua spasi
c. kutipan diapit dengan tanda kutip
d. kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5
spasi
e. sesudah kutipan selesai diberi nomor urut
penunjukkan setengah spasi ke atas
5. Yang bukan ketentuan dalam penulisan kutipan
adalah ... .
a. kutipan langsung yang pendek diapit tanda
kutip
b. kutipan langsung yang pendek diberi jarak
dua spasi
c. kutipan langsung yang panjang diberi jarak
satu spasi
d. kutipan langsung tidak boleh diberi nomor
e. kutipan langsung yang panjang dipisahkan
dari teks
6. Yang dikutip : Puisi memiliki ciri-ciri khas tertentu
pada setiap periode.
Halaman : 79
Judul buku : Apresiasi Puisi
Pengarang : Herman J. Waluyo
Tahun terbit : 2003
Cara penulisan kutipan tersebut sebagai berikut
kecuali ...
a. “Puisi memiliki ciri-ciri khas tertentu pada
setiap periode”. (Herman J. Waluyo; 2003:
79)
b. Herman J. Waluyo (2003:79) berpendapat
bahwa puisi memiliki ciri-ciri khas tertentu
pada setiap periode (2003: 79).
c. Menurut Herman J. Waluyo, puisi memiliki
ciri-ciri khas tertentu pada setiap periode
(2003 : 79).
d. Pendapat Herman J. Waluyo (2003 : 79) puisi
memiliki ciri-ciri khas tertentu pada setiap
periode.
e. “Puisi memiliki ciri-ciri khas tertentu pada
setiap periode” (Herman J. Waluyo, 2003:
79).
7. Cermati penggalan puisi berikut ini!
Indonesia Tumpah
Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir berderai
Tampak pulau di lautan hijau,
Gunung-gemunung bagus rupanya,
Dilimpahi air mulia tampaknya,
Tumpah darahku Indonesia namanya,
Lihatlah kelapa melambai-lambai,
Tumbuh di pantai bercerai-berai
Memagar daratan aman kelihatan,
Dengarlah ombak datang berlagu,
Mengejar bumi ayah dan ibu,
Indonesia namanya, tanah airku
Muhamad Yamin
Tema puisi di atas adalah ... .
a. rasa cinta pada pantai
b. rasa cinta pada alam
c. rasa cinta kelautan
d. rasa cinta tanah air
e. rasa cinta tumpah darah
120
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
8. Cermati penggalan puisi berikut!
......
Georgia, georgia yang jauh
Di sana gubuk-gubuk kaum Negro
Atap-atap yang besar
Cacing-cacing tanah dan pellagra
Georgia yang jauh, yang disebut
dalam nyanyian
Penggalan puisi tersebut menggambarkan ... .
a. kekecewaan
b. kesedihan
c. penyesalan
d. lingkungan
e. nyanyian
II. Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1 Tulislah tanggapan Anda, baik berupa kritikan
maupun dukungan atas kutipan berikut ini!
....
Dalam menyiasati pasar yang tidak bersahabat
ini pada umumnya penerbit membukukan
karya-karya dari penyair yang sudah punya nama.
Mereka berharap nama penulis kondang dapat
mendongkrak buku puisi yang diterbitkan. Untuk
karya penyair muda, kebanyakan penerbit harus
berpikir ulang.
Widya Kirana (editor buku nonfiksi GPU) menolak
kenyataan di atas, tetapi bukan berarti
Gramedia Pustaka Utama (GPU) tidak memberi
kesempatan kepada penyair muda. GPU hanya
menutup kemungkinan untuk penyair baru yang
puisi-puisinya gelap, monoton, tidak kuat, tidak
berkarakter, dan hanya menulis tentang perasaan
diri sendiri.
Bagi penyair muda yang memiliki puisi-puisi
bagus, GPU membuka peluang untuk menerbitkannya.
“Bagus dalam pengertian isinya berkarakter,
benar-benar kuat, unik, genuine, memiliki
idiom-idiomnya sendiri, dan terakhir bernilai jual.
Dan realistis saja, kebanyakan para penyair yang
sudah jadi memenuhi kualifikasi bagus tadi.
Sementara hanya sedikit penyair baru yang
memenuhinya,” kata Widya.
... .
Sumber: Matabaca, Januari 2006
2. Parafrasakan puisi berikut ini!
Selembar Sa ak
selembar sajak melayang jatuh
gugur dari pepohonan tanjung
rontok sebagai penanda musim
dan tahun demi tahun bergilir
tak pernah kembali, seperti arus
menghilir
pulang ke pusar lautan, berulir
seperti musim menggurat garis tahun
lingkar hati batang jati, mengeras
oleh tanah padas, menua, terkubur
di batu kapur
mengeras, seperti kisah-kisah purba
membeku dalam fosil-fosil jiwa
begitulah sajakku menjelma
arwah kelana mencari jasadnya
entah ke mana; mungkin ke embun
kata
menetes dari reranting tanjung
lalu jantung bersama daunan kering
di sana sajakku terbaring
yk, 2006
TS Pinang, sumber dari Kompas, Minggu,
21 Mei 2006
121
Bab 9 Sumber Daya Manusia
Pelajar Indonesia meraih mendali dalam Olimoiade Fisika Asia di Almaty,
Kazakhstan.
Kompas, 1 Mei 06
.1 Mendengarkan Informasi
Tutuplah buku Anda! Guru Anda akan
membacakan wacana di bawah ini atau
memperdengarkan rekaman untuk melatih kemampuan
Anda dalam menyimak teks. Berikut ini wacana
yang akan dibacakan.
Tips Nol Korupsi Pascal ouchepin
Oleh Pieter P ero
Pikiran langsung teringat pada Pascal
Couchepin, begitu muncul berbagai kasus dugaan
korupsi yang melibatkan pejabat tinggi di negeri
ini. Couchepin adalah Konsuler Federal sekaligus
Menteri Dalam Negeri Swiss. Sebagai perjabat
dari negeri yang dikenal zero corruption alias nol
korupsi, Couchepin banyak menyampaikan
pandangannya soal korupsi yang masih pantas
untuk disimak.
Pria tinggi besar dan suka humor ini suka
bicara blak-blakan. Kalangan Kedubes Swiss di
Di bab yang bertopik “Sumber Daya Manusia”,
kalian akan diajak untuk mendengarkan sebuah
informasi dan mencatat pokok-pokok informasi
yang kalian peroleh secara langsung. Selain itu,
kalian juga akan mempelajari paragraf persuasif.
Pertama, kalian akan mempelajari bagaimana
menyimpulkan isi informasi yang disampaikan
melalui tuturan langsung dengan mencatat pokokpokok
informasi yang disampaikan melalui tuturan,
mengajukan pertanyaaan tanggapan, menyampaikan
informasi dengan bahasa sendiri secara jelas
dan mudah dipahami, dan menentukan perbedaan
butir-butir yang merupakan fakta dan pendapat.
Kedua, kalian akan menulis gagasan untuk
meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasif
dengan menuliskan gagasan dalam bentuk
paragraf persuasif.
Ketiga, kalian akan menulis resensi buku
nonsastra disertai kelengkapan unsur-unsurnya
dengan mencatat judul buku, nama pengarang,
tahun terbit, nama penerbit, kota tempat penerbit
meringkas isi buku mencatat keunggulan dan
kekurangan dari isi buku dan memberi saran yang
dapat ditambahkan pada isi buku.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
122
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Jakarta sempat wanti-wanti untuk tidak mengutip begitu saja
semua pembicaraan dengan Couchepin.
Bertemu pada suatu petang di kantornya di Bern, Swiss,
beberapa waktu lalu, Couchepin memang bicara seperti tanpa
beban. Apalagi ketika kepada mantan Presiden Konfederasi Swiss
pada tahun 2003, dilontarkan pertanyaan mengapa Swiss bisa
dikenal sebagai negeri tanpa korupsi, sementara Indonesia termasuk
negeri “superkorup”.
“Ini memang perlu waktu. Tetapi suatu hal yang utama adalah
bahwa jangan pernah kompromi menghadapi korupsi,” ujarnya
tegas. “Berupayalah untuk tidak pernah menaruh respek kepada
mereka yang korupsi, langsung dimusuhi. Kalau dia pegawai negeri,
maka akan dibenci seluruh rakyat,” tambahnya.
Karena itu, aksi pemberantasan korupsi ini, ujar Couchepin,
harus melibatkan seluruh masyarakat. Di Swiss, Masyarakat di tingkat
canton (provinsi) bisa mengumpulkan tanda tangan untuk mengajukan
petisi untuk meminta dilakukan referendum berkaitan dengan
segala masalah yang timbul. Tentunya juga berkaitan dengan pemerintahan
lokal ataupun pusat yang tak becus dan korup.
Keterlibatan rakyat dan juga kebencian yang diperlihatkan warga
masyarakat pada yang korup membuat siapa saja takut dan
segan.
Harus lebih baik
Couchepin yang lahir di Martigny, Valais, pada 5 April 1942,
ini punya karier politik panjang. Begitu diwisuda sebagai sarjana
hukum dari Universitas Lausane, dia langsung terjun ke politik
sebagai anggota Dewan Komunal di Martigny pada tahun 1968.
Dia terpilih sebagai deputi wali kota Martigny pada tahun 1976
dan selanjutnya wali kota tahun 1984 hingga tahun 1998. “Saya
selalu berprinsip harus menjadi lebih baik dari sebelumnya,
terutama pada akhir setiap jabatan saya,” ujar Couchepin soal hidup
dan karier politiknya.
Prinsip ini yang membuatnya menanjak dan bergabung ke
arena politik federal (nasional) tahun 1979, saat terpilih sebagai
anggota Dewan Nasional mewakili Partai Demokratik Liberal (LDP).
Dia menjadi ketua Fraksi 1989 hingga 1996. Dia juga menjabat
ketua Komite Sains dan Riset pada dewan Nasional.
Perjalanan mulus membawanya mencapai Dewan Federal
(Pemerintah Pusat) di Bern pada 11 Maret 1998. Cochepin menjabat
menteri ekonomi sampai Desember 2002. Dari sana, Couchepin pun
menjabat menteri dalam negeri yang bertanggung jawab atas jaminan
sosial, kesehatan, pendidikan, perguruan tinggi, riset, dan budaya.
Sesuai dengan sistem konferensi Swiss, di mana jabatan
presiden bergilir di antara tujuh anggota Dewan Federal, maka
posisi Couchepin pun menjabat posisi tertinggi dalam pemerintahan
Swiss itu tahun 2003. Pengalaman panjang dan padat dalam politik
ini yang membuatnya paham benar jangan sekali-kali korup.
Misalnya, Couchepin berpesan agar pejabat atau tokoh selalu
mengawasi orang-orang di sekitarnya. “Karena ketika kita keras
Gbr. 9.1
Pascal Couchepin
Kompas, 29 Okt 05
123
Bab 9 Sumber Daya Manusia
dan menolak sogokan, maka pihak penyogok akan datang ke
orang-orang sekitar kita,” ujarnya.
Couchepin juga berbicara soal uang politik. Memberi uang pada
seseorang saat kampanye bukan suatu uang politik jika uang tadi hanya
cukup untuk makan dan minum dalam sehari. Lain halnya jika uang
yang diberikan itu ternyata bisa untuk hidup dalam jangka panjang.
Begitu juga setiap pejabat di Swiss diingatkan hanya bisa menerima
hadiah atau souvenir dengan nilai tak lebih dari 500 franc Swiss (sekitar
Rp 400.000). “Saya pernah mendapat suvenir terbuat dari emas sekitar
2 juta dollar AS. Segera saja suvenir tadi dikembalikan,” ujarnya saat
berkunjung ke sebuah negara di Timur Tengah.
Diakuinya, perlu waktu untuk mengatasi korupsi. Bisa dua
sampai tiga generasi. “Di Rusia tindakan korupsi kini banyak
berkurang karena para koruptor yang bersalah langsung dikirim
ke Siberia. Menurut saya, Indonesia sudah mulai melakukan
langkah pemberantasan korupsi yang cukup baik,” Ujarnya. Artinya
harus dikirim juga ke “Siberia”.
Ayah dari tiga anak ini pun terlihat begitu antusias ketika
kepadanya diberikan sepasang wayang golek yang bercerita soal
Rama dan Shinta. “Ini tidak apa-apa, karena harganya masih jauh
di bawah 500 franc,” ujarnya sambil tertawa lepas ketika diberi
tahu harga wayang golek tadi kurang dari 10 dollar AS.
Sumber: Kompas, 29 Oktober 2005
Wacana di atas hanya salah satu alternatif pilihan saja. Guru
bebas menentukan. Akan lebih baik bila wacana belum pernah dibaca
atau diperdengarkan pada siswa agar hasilnya memuaskan.
1. Catatlah pokok-pokok informasi
yang disampaikan melalui tuturan
langsung atau tak langsung
(rekaman atau teks yang
dibacakan) tersebut menggunakan
bahasa yang baik dan
benar!
2. Ajukan pertanyaan/tanggapan
berdasarkan informasi yang Anda
dengar berupa persetujuan,
penolakan, penambahan pendapat!
3. Sampaikanlah hasil kegiatan
menyimak Anda kepada temanteman
Anda dan teman Anda
akan memberikan penilaian!
.2 Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan
membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus
mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh bila Anda akan
menulis paragraf persuasif.
A. Menentukan Topik dan Tujuan
Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan
secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah
“Menghidari pengaruh buruk nakotika dan obat-obatan terlarang
lainnya”. Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan
pembaca bahwa narkotika dan obat-obat terlarang lain merupakan
pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa
pecandunya ke liang lahat.
B. Membuat kerangka Karangan
Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka
tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya.
124
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah
susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan
seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang
dibahas.
Contoh kerangka tulisan persuasif dengan topik “Menghilangkan
pengaruh buruk narkotika dan obat-obat terlarang lain” ialah sebagai
berikut.
Langkah-langkah menyusun
paragraf persuasif
Menentukan Topik dan Tujuan
Membuat Kerangka Karangan
Mengumpulkan Bahan
Menarik Kesimpulan
Penutup
Kerangka Tulisan Persuasif
1. Hakikat Narkotika dan Obat-obat Terlarang
1.1 Pengertian narkotika dan obat-obat terlarang
1.2 Jenis narkotika, bentuk, dan harga
1.3 Efek masing-masing jenis narkotika bagi tubuh
2. Latar Belakang Pecandu Narkotika
2.1 Frustasi
2.2 Broken home
2.3 Ingin disebut modern
2.4 Sebab-sebab lain
3. Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Narkotika
3.1 Pengaruh narkotika terhadap kondisi fisik dan kejiwaan
pecandu
3.2 Pengaruh narkotika terhadap masa depan pecandu
3.3 Pengaruh narkotika terhadap masyarakat
4. Cara Penanggulangan yang Mungkin Dilakukan
4.1 Menghilangkan hal-hal yang menjadi penyebab terjerumusnya
seseorang ke dalam dunia narkotika
4.2 Meningkatkan kerja sama antara orang tua-gurukepolisian
dalam memberantas narkotika
C. Mengumpulkan Bahan
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara,
dan penyebaran angket kepada responden.
Pada saat mengumpulkan bahan, kita dapat membuat catatan,
baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat
dijadikan sebagai barang bukti.
Contoh.
Peneliti mengungkapkan bahwa sebab-sebab seseorang dapat
terjerumus ke dalam dunia narkotika: 45% broken home, 20%
frustasi, 17% ingin disebut modern, dan sisanya karena sebab
lain (Sukartono, 1987:45)
Artinya:
Data tersebut diperoleh dari buku karangan Sukartono yang
diterbitkan pada tahun 1987, halaman 45.
D. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasi harus kita
125
Bab 9 Sumber Daya Manusia
1. Buatlah paragraf persuasi dengan
tema yang dapat Anda
pilih sendiri!
Misalnya tema:
- Membuang sampah pada
tempatnya.
- Bilang tidak, pada seks bebas.
- Jauhi narkotika dan obatobat
terlarang.
- Biasakan hidup sehat.
- dll.
2. Tukarkan hasil pekerjaan Anda
dengan hasil pekerjaan temanmu!
Kemudian suntinglah dari
segi penggunaan bahasa, ketepatan
tema, serta jenis paragrafnya!
3. Perbaiki kembali paragraf yang
Anda buat berdasar masukan
dari teman Anda!
2
1
lakukan dengan benar agar tujuan kita tercapai. Suatu kesimpulan
dapat dibuat apabila data yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan
kesimpulan dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi.
Contoh:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa
kota besar di Jawa Barat dapat dikemukakan ciri-ciri seorang pecandu
narkoba adalah ....
E. Penutup
Pada bagian ini penulis mengajak pembaca untuk waspada dan
hati-hati agar tidak terjerumus ke dalam dunia narkotika dan menjauhi
narkotika yang berbahaya bagi kesehatan fisik dan jiwa.
Contoh paragraf persuasif:
Kita semua mengetahui bahawa kondisi lingkungan Kota
Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang
kotor akibat pembuangan limbah yang tidak teratur serta
pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor yang semakin
banyak. Ini semua dapat menyebabkan gangguan bagi makhluk
hidup di Kota Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat
terganggu dan keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu,
alangkah baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha
untuk melestarikan lingkungan kota ini dengan berbagai macam
usaha. Di antaranya adalah dengan penghijauan, pembuatan taman
kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang tempat.
Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta
terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan
dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui
dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya,
mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan
demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana
kemanusian dan saling mencintai.
.3 Menulis esensi Nonsastra
Anda tentu sudah pernah membuat sebuah ringkasan, baik itu
ringkasan artikel atau ringkasan buku. Tahukah Anda bahwa dengan
membuat ringkasan, Anda sudah mengawali membuat sebuah resensi
Resensi dibuat oleh seorang resensator. Resensi dibuat untuk
memberi penilaian atas suatu buku, film, atau karya seni yang lain
untuk memberitahu orang lain apakah hal yang diresensi tersebut
layak atau tidak untuk dibaca, ditonton, atau didengar, dll.
Resensi bersifat informatif, tidak berisi suatu kritikan yang
mendalam atau penilaian tentang bermutu atau tidaknya suatu karya
cipta tertentu. Meskipun bersifat informatif resensi juga bukan iklan
tentang buku baru.
Resensi berasal dari kata resensie
(bahasa Belanda). Kata resensie
berasal dari kata recensere (bahasa
Latin), yang memiliki arti memberi
penilaian. Resensi dapat pula berasal
dari kata review (bahasa Inggris),
yang memiliki arti lebih luas, yaitu
mengupas isi buku, seni lukis, pertunjukan,
musik, film, drama, dan
sebagainya.
126
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Berikut ini disajikan sebuah resensi. Bacalah resensi tersebut
dengan saksama!
Bergeril a Melawan Lupa Bersama Munir
Judul Buku : Munir: Sebuah Kitab Melawan Lupa
Editor : Jaleswari Pramodhawardani dan Andi
Windjajanto
Penerbit : Mizan, Bandung, Cetakan Pertama,
Desember 2004
Tebal : iix + 545 halaman
Bangsa Indonesia sering dituduh sebagai bangsa pelupa. Lupa
atas dosa-dosa masa lalu, kekerasan-kekerasan masa lalu, dan
berbagai penyimpangan masa lalu. Melalui buku ini, pembaca diajak
berjuang melawan lupa, karena seperti yang dikatakan oleh Milan
Kundera, bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah
perjuangan melawan lupa.
Salah satu anak bangsa yang tidak pernah jenuh mengingatkan
kita semua agar tidak pelupa adalah (almarhum) Munir.
Dengan sikap dan perjuangannya, Munir mencoba mempertahankan
ingatan kita dan secara bersamaan juga melakukan perlawanan
terhadap lupa. Orang asal kota Malang yang termasyhur
itu bukanlah seorang pejabat tinggi atau ketua parpol dari negara
ini. Ia hanyalah seorang berperawakan kecil lulusan Fakultas
Hukum Universitas Brawijaya. Dengan latar belakang sarjana
hukum, ia bergabung dengan lembaga bantuan hukum (LBH).
Berawal dari LBH inilah, si kecil Munir yang diibaratkan oleh Haidar
Bagir sebagai “David” melawan “Goliath” Soeharto dengan kuasa
gelap militer yang menyesakkan serta menggetarkan sukma siapa
saja (hal. 79). Sejak saat itu, Munir terus melaksanakan rasa hormatnya
terhadap hak asasi manusia (HAM) dalam aksi yang jelas
dan tegas.
Terlepas dari segala sumbangsih Munir terhadap penegakan
HAM di Bumi Indonesia, faktanya Munir sekarang telah pergi
meninggalkan kita semua. Sebagian kawan mempersoalkan, Munir
yang usianya masih terlalu muda, belum genap sewindu, masih
banyak yang bisa dilakukan olehnya. Ada pihak lain yang menggugat
Munir yang “diambil” lebih dahulu. Singkatnya, jika hati diikuti,
rasanya sebagian dari kita tidak ikhlas atas kepergian Munir. Namun,
inilah rahasia Tuhan, Allah memang punya hak prerogatif
untuk menentukan usia seseorang (hal. 34).
Banyaknya orang kehilangan atas kepergian Munir, bukan
hanya sahabat dekatnya, tetapi seluruh warga Indonesia yang
mendamba keadilan. Tidak sekadar warga Indonesia, sekaligus
para intelektual dunia yang concern terhadap pembelaan HAM.
Rasa kehilangan serta kesedihan dari orang-orang yang pernah
mengenal Munir secara langsung itulah yang dirangkum dalam
buku ini. Seperti yang ditulis Yukio Mishima, “Apresiasi yang kita
Judul resensi, bisa
menggambarkan keseluruhan isi
buku.
Data buku atau identitas buku
terdiri atas: judul buku,
pengarang, penerbit, tahun
terbit, cetakan, dan jumlah
halaman.
Pendahuluan, dapat berisi
perbandingan dengan karya-karya
sebelumnya, perbandingan
dengan buku yang berisi masalah
sejenis, biografi pengarang, dan
hal yang berhubungan dengan
tema atau berhubungan dengan
isi.
Sinopsis atau ringkasan isi buku;
untuk mengetahui secara singkat
tentang isi buku yang diresensi.
Bisa juga dikutip bagian-bagian
penting yang dianggap menarik.
Ulasan singkat terhadap buku
yang diresensi, kekurangan dan
kelebihannya, dapat dilihat dari
segi: fisik buku, misal penggunaan
kertas, penjilidan, pengetikan;isi
buku; penggunaan bahasa; dll.
Manfaat dan sasaran pembaca
buku.
Unsur-unsur yang harus
dimuat dan harus Anda
perhatikan dalam resensi
127
Bab 9 Sumber Daya Manusia
berikan pada kehidupan seharusnya berlaku sama pada kematian,
karena kematian selalu membawa makna dan bukan hal yang siasia”.
Berbekal logika yang dimainkan oleh Yukio Mishima, Jaleswari
Pramodhawardani dan Andi Windjajanto, editor buku ini, mencoba
mengais tulisan yang mengungkap Munir dari berbagai
sumber, mulai dari majalah, koran, website, makalah seminar,
hingga meminta langsung kepada kawan-kawan Munir. Jerih payah
kedua editor ternyata tidak sia-sia. Tepat pada seratus hari memperingati
kematian Munir, sebuah buku yang mungkin bisa menjadi
saksi bagi sepak terjang dan perjuangan Cak Munir berhasil
diterbitkan.
Sebagaimana obituarium, menulis bukan tentang kematian
seseorang sering membuat kita enggan menuliskan keburukan
sebagai lawan kebaikan, walau dengan alasan keutuhan atau
objektivitas. Dengan kata lain, bisa dikatakan, para penulis dalam
menghadirkan sosok Munir melalui buku ini sering tergoda untuk
membalut, memoles, serta mengemas kenangan sehingga tampak
lebih memukau dengan berbagai cara dan teknik pencitraan.
Namun, karena ditulis oleh mereka dari berbagai macam
disiplin keilmuan, pembaca akan diajak bertamasya spiritual karena
memuat banyak pengalaman batin dan hidup manusia. Lebih
menarik lagi, tulisan dalam buku ini dike-lompokkan menjadi dua
bagian. Pertama, mengungkapkan perjum-paan dan pengalaman
kawan mau-pun lawan ideologi almarhum yang dituangkan dalam
tulisan bergaya feature. Bagian k-dua berisi sumbangan tulisan
yang bersifat filosofis maupun teoritis.
Munir bukanlah pribadi yang sempurna meski di mana-mana
di-sanjung sebagai pejuang kemanusiaan. Namun, ada juga
kalangan yang mengatakan, Munir tidak mempunyai cinta pada
negara, semangat nasionalismenya telah hilang. Menanggapi
hujatan tersebut, Munir balik mengatakan, yang tidak memiliki
semangat nasionalisme adalah para pejabat yang korup dan gemar
menindas rakyat, wartawan yang mau menerima suap untuk
menutupi kebusukan negara, serta
petinggi militer yang menyunat jatah
makan prajuritnya (hal. 3). Pendeknya,
Cak Munir menolak bila disebut
tak memiliki semangat nasionalisme.
Membaca nasionalisme versi
Cak Munir, kenangan kita terbawa
pada cerita Ramayana, khususnya
tentang Kumbokarno vs Wibisono
Syahdan, ksatria Kumbokarno
berperang melawan paduka Rama,
Kumbokarno tetap loyal pada negara
meski Prabu Dasamuka melakukan
Gbr. 9.2
Munir, aktivis HAM.
www.ggogle.com
1. Berilah komentar Anda terhadap
resensi tersebut dalam
bentuk TABEL A untuk mendata
kelengkapan unsur-unsur
dalam resensi! Cari pula 2 resensi
yang lain di majalah atau surat
kabar, kemudian datalah kelengkapan
unsur-unsurnya!
2. Berdasarkan hasil pengamatan
Anda, berilah penilaian tentang
kekurangan dan kelebihan resensi
tersebut! Tulis penilaian
Anda dalam sebuah paragraf
menggunakan kalimat yang baik
dan benar.
3. Carilah contoh sebuah resensi
film atau musik di majalah atau
surat kabar, kemudian bandingkan
dengan resensi buku!
Apakah unsur-unsurnya sama
dengan unsur-unsur dalam resensi
buku?
4. Bacalah sebuah buku kemudian
buatlah resensi dengan menggunakan
bahasa yang baik dan
benar!
5. Bacakanlah di depan kelas! Kemudian
diskusikan dengan teman-
teman Anda!
128
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
tindakan tercela (right or wrong is my country). Berbeda dengan
Wibisono yang berani mengatakan kebenaran kepada Prabu
Dasamuka dengan segala akibatnya. Bagi Wibisono, nasionalisme
haruslah diabadikan pada kemanusian bukan kepada negara
semata. Dari cerita ini, setidaknya bisa ditarik kesimpulan bahwa
Cak Munir berprinsip ala Wibisono.
Biarpun tak luput dari kekurangan, seperti sedikit kesalahan
cetak yang bisa mengganggu kenikmatan membaca, buku ini bisa
dijadikan cermin bagi kita semua. Itulah kaca yang menunjukkan
betapa bopeng wajah kita. Semoga pikiran, sikap, serta kesederhanaan
Munir yang dituangkan dalam buku ini mampu mengubah
kita menjadi lebih beradab. (Achyani Arifin)
Sumber: Kompas, 16 Januari 2006
TABEL A
Judul Buku
Judul Resensi
Identitas Buku
Pendahuluan
Keunggulan
Kelemahan
Ringkasan Isi buku
Sasaran Pembaca
Sumber Resensi
Keterangan
Buku I
Munir: Sebuah Kitab Melawan
Lupa
Kompas, 16 Januari 2006
Buku II
.................................
Buku III
.................................
1. Paragraf persuasif adalah bentuk karangan yang
bertujuan membujuk pembaca agar mau
berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya. Maka, penulis juga harus mampu
mengemukakan pembuktian dengan data dan
fakta.
2. Langkah menyusun paragraf persuasif:
(1)menentukan topik dan tujuan, yang dapat
dikemukakan secara langsung,
(2)membuat kerangka karangan, agar tulisan
menjadi sistematis dan logis,
(3)mengumpulkan bahan,
(4)menarik kesimpulan, dan
(5) penutup.
3. Resensi berarti mengupas isi buku, seni lukis,
pertunjukan, musik, film, drama, dan lain-lain.
4. Resensi dibuat oleh resensator untuk memberi
penilaian atas suatu buku, film, atau karya seni
lain untuk memberitahu orang lain apakah hal
yang diresensinya itu layak atau tidak untuk
dibaca, ditonton ataupun didengar.
5. Resensi bersifat informatif, tidak berisi kritikan
yang mendalam atau penilaian tentang bermutu
atau tidaknya suatu karya cipta tertentu. Walau
informatif, resensi bukanlah iklan tentang buku
baru.
6. Hal-hal yang harus ada dalam resensi adalah:
(1) judul resensi yang menggambarkan
keseluruhan isi buku,
129
Bab 9 Sumber Daya Manusia
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
Bacalah wacana berikut untuk menjawab soal
1—3!
Penerbit Jadi Tempat untuk Bermain
Maraknya penulis cilik mampu menumbuhkan
minat baca dan tulis. Eksploitasi anak sangat
mungkin terjadi.
Adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai,
ketika melihat anak usia dini menghasilkan sebuah
karya. Pembaca anak kini mendapat peran aktif.
Mereka tidak lagi menjadi objek yang dijejali oleh
cerita yang ditulis orang dewasa, tapi sekarang
anak yang menulis, penceritaan tentang dunia
keseharian mereka akan lebih lengkap dengan
emosi yang mereka alami sendiri.
Bentuknya sudah meninggalkan pakem “cerita
nenek”, yang menurut Anasrullah, dari Penerbit
Liliput Yogyakarta, sebuah “lompatan sejarah”
dalam revolusi pustaka anak yang kini mulai meretas.
“Cerita yang selalu mengambil setting cerita
anak-anak di sebuah kampung, saat berlibur di
rumah nenek. Gaya penuturan dan alur cerita nyaris
tak berubah telah membuat anak-anak bosan,”
kata Anas.
Bukan “Mesin Uang”
Kehadiran Abdurahman Faiz dan Sri Izzati
misalnya, di awal 2004 silam telah membuka lini
di Penerbit DAR! Mizan. Dengan label “Kecil-Kecil
Punya Karya”. Penerbit berbasis di kota Bandung
ini hingga kini telah menghasilkan 16 judul dari
11 penulis cilik. “Pertama kali kami meluncurkan
produk ini, langsung mendapat respons positif.
Kami sendiri sudah mempunyai feeling ke arah
itu. Perpaduan antara feeling dan ‘coba-coba’
tepatnya. Sampai sekarang sebagian besar sudah
cetak ulang. Sebagiannya lagi jadi best seller,”
terang Ali Muakhir mantap.
Kendati tidak mempunyai lini produk tersendiri,
Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU)
tercatat pernah menerbitkan buku dari Sri Izzati,
Let’s Go Fatimah! yang digemari pembaca. “Melihat
celah pasar yang masih sangat lowong itu, timbul
keinginan untuk mengisinya. Nama Izzati sendiri
sudah beberapa kali kami dengar, saat bapaknya
Izzati datang dan menawarkan sejumlah naskah
hasil anaknya, kami tertarik dan keinginan
menumbuhkan motivasi pada penulis berusia dini
seperti Izzati,” tutur Indah S. Pratidina dari
Penerbit GPU. Penerbit GPU tidak berpegang
sepenuhnya pada feeling laris atau tidaknya
produk itu. Yang penting, Indah menambahkan,
kebahagiaan pada penulis cilik yang telah mau
tekun dalam karya.
...............................................................
Sumber: Matabaca, Maret 2006, hal. 14
1. Pernyataan berikut ini tergolong pendapat,
kecuali ...
a. Menurut Anasrullah, dari Penerbit Liliput
Yogyakarta, sebuah “lompatan sejarah” dalam
revolusi pustaka anak yang kini mulai
meretas.
b. Dengan label “Kecil-Kecil Punya Karya”,
Penerbit DAR! Mizan hingga kini telah
menghasilkan 16 judul dari 11 penulis cilik.
c. Menurut Indah, kebahagiaan pada penulis
cilik yang telah mau tekun dalam karya.
d. Menurut Anasrullah, bentuknya sudah me-
(2) data atau identitas buku yang terdiri atas
judul buku, pengarang, penerbit, tahun
terbit, cetakan, dan jumlah halaman,
(3)pendahuluan yang berisi perbandingan
dengan karya-karya sebelumnya atau dengan
buku-buku sejenis, biografi pengarang, dan
hal yang berhubungan dengan isi,
(4) sinopsis atau ringkasan isi buku, bisa juga
dengan menyertakan bagian-bagian penting/
menarik,
(5)ulasan singkat terhadap buku entah
kekurangan ataupun kelebihannya, dan
(6)manfaat dan sasaran pembaca buku.
130
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
ninggalkan pakem “cerita nenek”.
e. “Kami sendiri sudah mempunyai feeling ke
arah itu. Perpaduan antara feeling dan ‘cobacoba’
tepatnya,” terang Ali Muakhir mantap.
2. Pernyataan berikut ini tergolong fakta, kecuali
...
a. Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU)
pernah menerbitkan buku dari Sri Izzati, Let’s
Go Fatimah!
b. Penerbit DAR! Mizan berbasis di kota
Bandung.
c. Penerbit DAR! Mizan telah menghasilkan 16
judul dari 11 penulis cilik.
d. Indah S. Pratidina bekerja di Penerbit
Gramedia Pustaka Utama.
e. Gaya penuturan dan alur cerita nyaris tak
berubah telah membuat anak-anak bosan,”
kata Anas.
3. Kalimat pertanyaan berikut yang jawabannya
tidak terdapat dalam wacana adalah ...
a. Siapa dan bekerja di manakah Anasrullah?
b. Berapa jumlah penulis cilik yang bukunya
telah di terbitkan Penerbit DAR! Mizan?
c. Bagaimanakah respon Penerbit Gramedia
Pustaka Utama terhadap hasil karya Izzati?
d. Bagaimanakah tanggapan orang tua terhadap
kegemaran menulis anak-anaknya?
e. Apa judul buku yang ditulis Sri Izzati dan
diterbitkan GPU?
4. Terumbu karang sangat bermanfaat bagi
keseimbangan habitat laut. Selain itu, taman
terumbu karang juga bisa menjadi objek wisata
karena keindahannya di pantai-pantai Indonesia.
Dilihat dari tujuannya, paragraf di atas termasuk
paragraf ... .
a. eksposisi
b. argumentatif
c. deskriptif
d. narasi
e. persuasif
5. Karangan yang bertujuan membujuk pembaca
agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
pengarang atau penulis disebut paragraf
... .
a. eksposisi
b. persuasif
c. deskriptif
d. narasi
e. argumentatif
6. Dalam buku ini, penulis menggambarkan secara
komprehensif dan gamblang mengenai tiga isu
sentral politik yang mengemuka dalam wacana
politik dewasa ini. Pertama, mengenai geopolitik,
yaitu terjadinya perubahan mendasar tentang
fungsi wilayah atau teritorial, khususnya bagaimana
politik dipandang dalam dunia yang
tanpa sekat yang diciptakan oleh abad informasi
dan globalisasi. ... .
Penggalan resensi di atas menonjolkan ... .
a. hasil karya sebelumnya
b. keunggulan buku
c. keunikan penulis
d. kelemahan buku
e. isi buku
7. Pernyataan berikut ini merupakan unsur-unsur
yang ditulis dalam resensi, kecuali … .
a. memberi informasi tentang keunggulan dari
kelemahan buku
b. menyajikan penilaian yang objektif
c. menginformasikan perlu tidaknya buku tersebut
dibaca
d. mengungkapkan identitas buku
e. menginformasikan harga buku
8. Masalah multikulturalisme di Amerika serikat
muncul melalui pandangan Lucy R. Lippord. Ia
mempersoalkan dominasi nilai-nilai masyarakat
homogen Ero-Amerika yang memarginalkan
nilai-nilai masyarakat kelompok Asia, Afrika,
pribumi Amerika, dan kelompok Amerika Latin.
Penggalan resensi di atas menginformasikan
hal-hal yang berhubungan dengan … .
a. gaya bahasa
b. jalan cerita
c. watak pelaku utama
d. tema buku
e. pesan bagi pembaca
II. Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1. Carilah sebuah artikel di surat kabar atau majalah,
kemudian tulislah 5 pernyataan yang tergolong
opini!
2. Carilah sebuah artikel di surat kabar atau majalah,
kemudian tulislah 5 pernyataan yang tergolong
fakta!
3. Carilah sebuah resensi buku nonsastra, kemudian
analisislah bagian pembukaan, isi, dan
penutupnya!
131
Bab 10 Kesehatan
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN
KANKER, SERANGAN JANTUNG,
IMPOTENSI DAN GANGGUAN
KEHAMILAN DAN JANIN.
1 .1Men ampaikan Informasi
dari Berbagai Sumber
Bacalah wacana berikut dengan saksama!
asil Poling itbang S DO“ emaja dan
okok”
Kecil-kecil Merokok
Rokok masih dipandang sebagai hal tabu
bagi kaum remaja. Meski pada kenyataannya,
banyak remaja yang sudah kecanduan rokok di
usia dini.
Tommy baru berusia 13 tahun. Tapi, urusan
“ngebul” alias merokok, dia jagonya. Dalam
sehari, siswa kelas 1 SMP itu bisa menghabiskan
sekitar lima linting rokok. Melihat konsumsi
rokoknya yang dahsyat, tak heran kalau di
kalangan teman-temannya, Tommy dijuluki “si
kereta api”. Tapi, kok, kecil-kecil sudah merokok
ya?
Di bab yang mengangkat topik “Kesehatan”,
kalian diajak untuk menyimpulkan isi informasi
yang didengar melalui tuturan tak langsung.
Pertama, kalian akan mempelajari untuk mencatat
pokok-pokok isi informasi menyampaikan
ringkasan isi teks yang dibaca, dan memberikan
tanggapan terhadap penyampaian ringkasan isi
teks.
Kedua, kalian diajak untuk bisa menemukan
hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat
dengan menentukan isi dan amanat, mengutarakan
nilai-nilai dalam cerita rakyat, membandingkan
nilai-nilai dalam cerita rakyat dengan nilainilai
masa kini, menuliskan cerita rakyat dalam
bentuk sinopsis, menggubahnya menjadi drama,
dan menanggapi hasil rekaman.
Ketiga, kalian akan menulis gagasan untuk
mendukung suatu pendapat dalam bentuk
paragraf argumentatif. Keempat, kalian diajak
untuk bisa memahami penggunaan sufiks an dan
kan, serta konfiks ke an dengan menggunakan
kata-kata tersebut secara tepat dalam kalimat,
dan menentukan maknanya
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
132
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Pada dasarnya memang tidak ada peraturan tertulis yang
mengharuskan anak di bawah umur tidak boleh merokok. Indonesia
adalah salah satu dari beberapa negara yang belum memiliki
peraturan mengenai batas minimum usia pembeli rokok.
Namun, norma-norma yang dianut masyarakat kita telah
menjadikan rokok sebagai sesuatu yang tabu untuk dikonsumsi
anak usia belia. Tapi, karena remaja punya rasa ingin tahu yang
tinggi, walhasil norma tersebut terpatahkan sudah.
Remaja merokok memang bukan hal baru. Kalau kamu sering
bepergian ke mal atau tempat-tempat nongkrong anak muda,
pemandangan ini pasti bisa dijumpai. Tak hanya didominasi anakanak
SMA, melainkan juga mereka yang duduk di bangku SMP
dan SD. Seperti apa yang terlihat dalam jajak pendapat SINDO.
Dari 200 reseponden berusia 11-15 tahun, 36% menyatakan
pernah mencicipi lintingan tembakau, sementara sisanya mengaku
belum pernah. Jika dibedakan berdasarkan jenis kelamin, responden
pria memang mendominasi.
Semenrata responden perempuan tampak menahan diri untuk
tidak ikut-ikutan merokok walaupun ada juga yang mengaku pernah.
Didorong Rasa Ingin Tahu
Apa sih yang membuat mereka tertarik merokok? Bagi 67%
responden, kenekatan mereka untuk menghisap rokok dipicu keingintahuan
yang tinggi terhadap rokok.
Mulai dari rasa sampai sensasi yang bisa diberikan kala
merokok. Ya, wajar saja memang kalau keingintahuan itu muncul.
Pasalnya, remaja identik sebagai masa pencarian identitas diri
yang salah satunya ditandai lewat kesukaan untuk mencoba sesuatu
yang baru.
Apalagi, rokok diterima masyarakat sebagai benda yang tabu
dikonsumsi anak berusia belia. Nah, dengan adanya larangan tersebut,
remaja pun makin terpancing untuk mencari tahu ada apa
di balik semua itu.
Pengaruh teman juga menjadi faktor yang memacu rokok.
Setidaknya, 32% menjawab demikian. Karena teman satu geng
merokok, sebagai rasa solidaritas, mereka pun “latah” mencicipi
rokok.
Biasanya, situasi ini berhubungan dengan kekhawatiran
seseorang terhadap penolakan dari gengnya jika tidak melakukan
hal yang sama. Misalnya, ada anggota geng yang langsung mengecap
rekan sejawatnya yang tidak merokok sebagai banci, tidak
gaul, atau anak mami.
Bagi remaja, hal tersebut pastilah menyakitkan hati. Apalagi,
jika kemudian dirinya disisihkan dari komunitas geng.
Berbagai fakta mengungkapkan remaja yang merokok kemungkinan
besar dikelilingi teman-teman perokok juga. Ada dua kemungkinan.
Pertama, remaja terpengaruh teman-temannya atau temanteman
remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja itu.
Di samping pengaruh teman, 1% responden mengaku menco-
Setelah Anda membaca wacana
di atas, kerjakanlah soal berikut!
1. Catatlah pokok-pokok informasi
yang terdapat dalam wacana
tersebut!
2. Susunlah ringkasan dari wacana
tersebut!
3. Bacakan ringkasan Anda di depan
kelas!
Kegiatan mendengarkan siaran
radio/televisi nonberita.
1. Pilihlah salah satu acara televisi/
radio yang bukan acara berita,
kemudian tuliskan isi dari acara
tersebut dalam buku tugasmu!
2. Sampaikan kembali secara lisan
acara yang Anda tulis tersebut
di hadapan teman-teman Anda
di kelas!
3. Buat Anda yang belum mendapat
giliran, mencatat informasi
yang disampai teman-teman
Anda!
Mulai dari rasa sampai sensasi
yang bisa diberikan kala
merokok.
133
Bab 10 Kesehatan
ba rokok lantaran tergoda dengan iming-iming bahwa rokok mampu
melepaskan kepenatan dari berbagai permasalahan yang
dihadapi. Merokok juga sekaligus dianggap sebagai ajang mencari
sensasi yang terkadang tidak terlepas dari pengaruh keluarga,
khususnya orang tua.
Orang tua merupakan figur contoh bagi anak. Dengan demikian,
besar kemungkinan jika orang tua yang merokok, ditiru juga
oleh anak. Pengawasan orang tua turut mempengaruhi hal tersebut.
Orang tua yang tidak memperhatikan anak-anaknya memacu
anak untuk melanggar hal-hal yang dianggap tabu.
Toh, orang tua juga tidak protes atas perilaku tersebut. Jadi,
apa salahnya dicoba! Remaja yang berasal dari keluarga yang
menekankan nilai-nilai sosial dan agama akan sulit terjebak dalam
kepulan asap rokok karena mereka terlanjur khawatir terhadap
konsekuensi yang muncul.
Sumber: SINDO, Senin, 27 Maret 2006
Bagilah kelas menjadi dua kelompok,
kelompok pro dan
kontra!
1. Buatlah forum debat untuk
membahas pro dan kontra tentang
merokok! Sampaikan-lah
tanggapan Anda dalam forum
tersebut dengan logis dan efektif!
- Sertakan bukti yang akurat
tentang pendapat atau
tanggapan Anda, baik sebagai
pihak yang pro maupun
kontra terhadap kebiasaan
merokok!
- Hargai adanya perbedaan
pendapat dalam proses
debat.
2. Buatlah kesimpulan pribadi tentang
pro dan kontra terhadap
“merokok” setelah diadakan
debat itu!
1 .2Membaca Sastra
Seorang siswa diminta untuk membacakan cerita rakyat di depan
kelas, sementara yagn lainnya mendengarkan dengan saksama.
Patung Jonggrang di andi Prambanan
Bandung Bandawasa hendak menuntut balas ketika mengetahui
bahwa ayahnya sebagai Raja Pengging ditaklukkan oleh Prabu
Baka. Maka, berangkatlah pemuda sakti ini menuju kerajaan Baka
di daerah Prambanan dekat Kalasan.
Dengan kesaktiannya ia mengacaukan pasukan Prabu Baka
dan menguasai kerajaan itu. Bahkan, ia berhasil membunuh Prabu
Baka dengan tangannya sendiri. Hal ini membuat sedih hati Roro
Jonggrang, putri Prabu Baka. Dalam hati ia bertekad untuk membalaskan
kematian ayahnya.
Saat melihat kecantikan Roro Jonggrang, tertariklah hati
Bandung Bandawasa. “Jonggrang, kau gadis cantik, aku takut
senjata akan melukai kulit dan wajahmu yang halus,” kata Bandung
Bandawasa. “Maka, janganlah kita berperang karena kau tak
mungkin bisa mengalahkanku.”
Dalam hati Roro Jonggrang mengakui bahwa ia tak mungkin
bisa mengalahkan pemuda sakti ini. “Lalu apa keinginanmu?”
“Saat melihatmu aku sangat tertarik oleh kecantikanmu. Maka
Istilah:
Debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai
suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan
pendapat masing-masing.
Debat kusir adalah debat yang tidak disertai alasan yang masuk
akal.
Dalam sekejap berubahlah Roro
Jonggrang yang cantik menjadi
patung batu.
134
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
1. Isilah kolom kosong TABEL A
(hal. 136) dengan paragraf dan
ide penulis yang sesuai!
2. Susunlah pertanyaan dengan
jawaban pada kolom ketiga pada
TABEL B (hal. 136)!
3. Buatlah pertanyaan panduan,
jawaban, dan kesimpulan seperti
contoh pada baris
pertama TABEL C (hal. 136),
berkaitan dengan cerita Patung
Jonggrang di Candi Prambanan!
4. Supaya Anda memahami ciri-ciri
cerita rakyat, perhatikan TABEL
D (hal. 137) dan isilah bagian
yang kosong!
5. Nilai-nilai kehidupan apa sajakah
yang terdapat dalam cerita
Patung Jonggrang di Candi
Prambanan?
4. Carilah hal-hal yang menurut
Anda tidak logis dalam cerita
Patung Jonggrang di Candi
Prambanan! Berikan alasan
tentang ketidaklogisannya!
5. Bandingkanlah, apakah nilai-nilai
dalam cerita rakyat Patung
Jonggrang di Candi Prambanan
masih aktual dengan nilai-nilai
kehidupan masa kini? Jelaskan
dengan contoh!
aku ingin membawamu ke Pengging untuk menjadi istriku,” jawab
Bandung. “Tidak. Tidak bisa!” jawab Roro Jonggrang tegas.
“Sebagai pihak yang kalah dalam peperangan, tidak ada pilihan
lain kecuali menuruti semua kehendak pihak yang memenangkan
pertempuran, yaitu aku.”
Roro Jonggrang bukannya tidak mengerti tentang hal itu.
Tetapi, bagaimanapun ia tidak mencintai pemuda ini karena
dendam yang ada dalam hatinya. Maka, ia berpikir sejenak sebab
tidak akan mungkin dirinya menghadapi Bandung Bandawasa
dengan kekuatan otot dan kesaktian.
“Baiklah Bandung, aku tidak ada pilihan lain. Namun...”
“Namun..., namun apa Jonggrang?”
“Sebagaimana seorang putri yang akan dijadikan istri, aku
akan meminta tanda pinangan,” jawab Roro Jonggrang.
“Oh Jonggrang, demi wanita secantik dirimu aku akan
memberikan apa saja yang kau minta. Ayo Jonggrang apa yang
kau minta?”
“Aku minta dibuatkan patung.”
“Ha... patung? Bukankah itu terlalu mudah untukku?”
“Jumlahnya seribu dan harus selesai dalam satu malam!” kata
Jonggrang menuntut.
Sebagai laki-laki yang sedang jatuh cinta Bandung merasa
tertantang sehingga ia pun menyanggupi. Senyum Jonggrang sang
pujaan semakin membakar api asmara dalam dirinya. Terdorong
oleh hal tersebut maka Bandung bersiap untuk mengerjakannya.
Sementara itu, Roro Jonggrang yakin bahwa mustahil seorang
mampu membuat seribu patung hanya dalam waktu semalam.
Dengan ini niat Bandung meminang dirinya pun pasti gagal. Ia
punya alasan untuk membuat Bandung pulang ke kerajaannya
tanpa membawa dirinya sebagai istri. Ia juga yakin bahwa seorang
satria apalagi anak seorang Raja tidak akan berbohong apalagi
ingkar janji.
Ketika itu Bandung Bandawasa sedang bersemedi. Dengan
kesaktiannya ia mampu menciptakan patung-patung yang diminta
oleh Roro Jonggrang. Begitu cepat proses itu membuat Roro
Jonggrang khawatir Bandung mampu membuat seribu patung
seperti yang ia minta. Lalu ia mencari akal untuk menggagalkannya.
Kemudian ia mengumpulkan abdi lelaki dan perempuan. Yang
perempuan disuruh menumbuk padi dengan lesung, sedangkan
yang laki-laki diminta pergi ke timur dan membakar jerami agar
muncul warna merah seperti warna fajar yang datang.
Mendengar suara orang menumbuk padi dengan lesung dan
warna semburat merah di timur, ayam-ayam jantan pun berkokok.
Mengetahui hal ini Bandung kaget karena menurut perhitungannya
malam belum usai. Ia mempercepat pengerjaan patung-patung
itu.
Kemudian Roro Jonggrang mendatangi Bandung Bandawasa
dan mengatakan bahwa hari telah pagi dengan demikian batas
135
Bab 10 Kesehatan
waktu telah selesai.
“Jonggrang, lihat patung-patung indah ini sebagai tanda cinta
dan kasihku padamu,” kata Bandung dengan bangga dan yakin.
Jonggrang mengakui memang patung-patung itu begitu indah,
namun ia yakin akalnya berhasil mengelabui Bandung. “Kalau begitu
mari kita hitung apakah sudah berjumlah seribu atau belum.”
Maka, mereka mulai menghitung jumlah patung-patung
tersebut. Bandung yakin bahwa ia telah mampu menyelesaikan
pengerjaan seribu patung tersebut. Ternyata setelah dihitung
patung tersebut hanya berjumlah sembilan ratus sembilan puluh
sembilan atau berjumlah kurang satu dari seribu.
“Jangankan hanya kurang satu, hampir seribu patung mampu
aku buat, mengapa kau mempersoalkan itu Jonggrang? Setelah
ini aku akan melengkapi kekurangan itu.”
“Saya tahu Bandung, tetapi bagaimanapun syarat itu tidak
dapat kau penuhi.”
“Dari seribu hanya kurang satu Jonggrang.”
“Seribu kurang satu berarti tidak seribu.”
“Jadi kau tetap menolakku, Jonggrang? Sejak awal aku sudah
curiga bahwa kau tentu akan berlaku tidak jujur. Mengapa malam
demikian pendek? Jawablah Jonggrang, ayo jawab! Mengapa
engkau diam? Kau cantik tapi hatimu keras dan kaku seperti batu.
Dan sekarang pun kau terdiam seperti patung-patung itu. Jika
demikian biarlah engkau menggenapi kekurangan itu.”
Dalam sekejap berubahlah Roro Jonggrang yang cantik
menjadi patung batu. Sebagian masyarakat setempat percaya
bahwa patung putri cantik yang berada di salah satu bagian Candi
Prambanan adalah penjelmaan dari gadis cantik, yaitu Roro
Jonggrang.
Diceritakan kembali oleh Y. S. Mayanto
1. Carilah sebuah cerita rakyat, kemudian
buat sinopsis atau
ringkasan ceritanya!
2. Pilihlah salah satu cerita yang paling
menarik di antara cerita
yang Anda cari!
3. Ubahlah cerita tersebut dalam
bentuk drama! Perankan drama
tersebut oleh anggota kelompok,
misalnya narator atau tokoh
lainnya dengan intonasi dan
lafal yang baik!
4. Rekamlah drama Anda ke dalam
kaset dengan memperhatikan
tugas masing-masing! Agar indah,
lengkapi dengan efek bunyi
dan efek musik yang sesuai
dengan isi dan situasi drama!
5. Nilai apa yang akan Anda
sampaikan melalui pementasan
drama Anda tersebut.
6. Perdengarkan hasil rekaman itu
di depan teman-teman! Mintalah
komentar dan tanggapan
dari guru dan teman-teman
Anda!
TABEL A
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6
I
II
III
............
............
Bandung pergi ke Kerajaan Baka untuk menuntut balas kematian ayahnya.
..................................................................................................
..................................................................................................
Roro Jonggrang mengira bahwa permintaannya mustahil dipenuhi oleh Bandung.
Suara kokok ayam dan tumbukan padi mengagetkan Bandung.
Kepercayaan masyarakat setempat meyakini bahwa patung itu penjelmaan putri
Paragraf Ide Pokok yang Dikatakan Penulis
............
136
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Kejadian apa yang hendak diceritakan
pengarang?
Berubahnya Roro Jonggrang menjadi
patung di Candi Sewu dekat
Prambanan.
Menceritakan terjadinya suatu
objek atau tempat tertentu.
Pertanyaan Panduan Jawaban Kesimpulan
Apakah cerita tersebut tertulis dalam
naskah atau teks?
Cerita tersebut tidak ditulis dalam
naskah atau teks.
................................................
................................................
TABEL B
TABEL C
1 .3Paragraf Argumentatif
Karangan argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca
agar pembaca mau mengubah pandangan dan keyakinannya
kemu-dian mengikuti pandangan dan keyakinan penulis.
Keberhasilan sebuah karangan argumentasi ditentukan oleh adanya
pernyataan/pendapat penulis, keseluruhan data, fakta, atau alasanalasan
yang secara langsung dapat mendukung pendapat penulis.
Keberadaan data, fakta, dan alasan sangat mutlak dalam karangan
argumentasi. Bukti-bukti ini dapat berupa benda-benda
konkret, angka statistik, dan rasionalisasi penalaran penulis.
TABEL D
No.
1.
Pertanyaan Jawaban
Bandung hendak menuntut balas atas
kematian ayahnya.
Bandung harus membuat seribu patung
dalam waktu satu malam.
Jonggrang menolak pinangan Bandung.
Peristiwa itu menyebabkan Bandung menghentikan
menyelesaikan pembuatan patung.
Cerita itu belum tentu kebenarannya namun
dipercayai sebagai cerita turun-temurun.
2.
3.
4.
5.
Pertanyaan Panduan
Bagaimanakah cerita tersebut
tetap hidup dalam masyarakat
yang belum mempunyai tradisi
tulis?
Jawaban Kesimpulan
............................................... Turun-temurun
.................................................
................................................
Apakah cerita tersebut betulbetul
terjadi?
Apakah fungsi cerita tersebut
(termasuk cerita rakyat yang lain)
kepada masyarakat?
................................................
................................................
- Memberi hiburan
- Memberi keteladanan tentang
nilai-nilai hidup
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
.................................................
137
Bab 10 Kesehatan
1. Carilah 3 buah artikel yang berisi
kritik. Tandailah kalimat-kalimat
yang menyatakan kritikannya!
2. Carilah bagian masukan atau
solusi penulisnya!
3. Carilah 3 judul artikel yang
sedang menjadi bahan perdebatan
saat ini! Cantumkan sumbernya!
4. Di masyarakat banyak persoalan
yang sedang diperdebatkan,
misalnya majalah Play Boy.
Menurut fakta di lapangan,
siapakah yang memunculkan
masalah tersebut, apa masalahnya
hingga menjadi bahan perdebatan,
siapa yang memunculkannya,
apa latar belakang
kemunculannya? Jelaskan!
5. Buatlah sebuah tulisan berupa
kritik disertai alasan dan bukti
pendukung disertai alasan yang
logis dan benar!
6. Buatlah forum diskusi atau debat
untuk mengupas masalahmasalah
yang menimbulkan pro
dan kontra!
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan
masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh
seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak
kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan
untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih
banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan
jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya
diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan
keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan
orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang
ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Contoh kalimat pertama (1) di atas adalah pernyataan/pendapat
dan kalimat kedua adalah pendukung. Di samping itu, penulis pun
menjelaskan hubungan antara pernyataan/pendapat dengan fakta/
data pendukung, agar pembaca mempunyai gambaran yang jelas
tentang hal yang disampaikan. Lebih-lebih bila tulisan itu disertai
data empiris yang dapat dipercaya kebenarannya.
Dalam berargumentasi, unsur-unsur yang ada harus diatur secara
logis dengan bentuk penalaran tertentu. Bentuk penalaran yang ada
adalah penalaran induksi dan penalaran deduksi. Penalaran induksi
adalah bentuk penalaran yang bertolak dari pernyataan khusus kemudian
menarik kesimpulan secara lebih umum. Penalaran induktif
tidak boleh membuat kesimpulan yang melebihi kelayakan fakta
sebagai pendukung. Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak
dari pernyataan umum yang dipakai untuk mengamati pernyataan
khusus sebagai dasar mengambil kesimpulan.
Berikut ini struktur penulisan argumentasi.
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan permasalahan.
2. Isi
Isi karangan adalah keseluruhan uraian yang berusaha menjawab
permasahan yang dikemukakan dalam pendahuluan. Uraian isi
karangan berupa pernyataan, data, fakta, contoh, atau ilustrasi
yang diambil dari pernyataan, pendapat umum, pendapat para
ahli, hasil penelitian, kesimpulan yang dapat mengukuhkan bahwa
pemecahan permasalahan itu harus demikian.
3. Penutup
Penutup berupa ikhtisar atau kesimpulan.
Adapun langkah-langkah dalam menulis argumentasi adalah
sebagai berikut:
1. memilih topik karangan,
2. mengumpulkan bahan,
3. menyusun kerangka karangan,
4. mengembangkan pendahuluan,
5. mengembangkan isi karangan,
6. membuat penutup karangan.
138
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
1 .4Sufiks - n dan - n Konfiks e- n
Dalam membicarakan dan membahas suatu afiks atau imbuhan
ada tiga hal yang selalu ditinjau, yaitu bentuk afiks atau imbuhan,
fungsi, dan maknanya.
1 .4.1 Sufiks - n
Sufiks ialah satu bentuk terikat atau satu morfem terikat (akhiran)
yang membentuk satu fungsi dan makna.
(KK intransitif) (KK transitif)
- kecil + kan = kecilkan
(KK intransitif) (KK transitif)
- dewa + kan = dewakan
(KK intransitif) (KK transitif)
Jadi, sufiks -kan berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif.
C. Makna
Makna sufiks -kan dapat dilihat pada TABEL E berikut.
A. Bentuk
Perhatikan contoh berikut:
- me + naik + kan = menaikkan
- me + letak + kan = meletakkan
Sufiks -kan tidak mengalami perubahan bentuk. Kata yang
berakhir pada konsonan/k/ tetap mempertahankan konsonan tersebut.
B. Fungsi
Perhatikan contoh berikut:
- duduk + kan = dudukkan
No Makna sufiks -kan Contoh kata
1. Menyatakan benefaktif atau
melakukan sesuatu untuk
orang lain
2. Menyatakan kausatif, yaitu
membuat atau
menyebabkan sesuatu
menjadi
3. Menyatakan sebagai alat
atau membuat dengan
membelikan, membuatkan,
menuliskan
Kalimat
menerbangkan,
melemparkan, meyakinkan
menikamkan, memukulkan,
bersenjatakan, berbekalkan
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
TABEL E
Lengkapi TABEL E dengan membuat
kalimat berdasarkan katakata
yang ada!
139
Bab 10 Kesehatan
1 .4.2 Sufiks - n
A. Bentuk
Perhatikan contoh berikut:
- makan + an = makanan
- sayur + an = sayuran
Sama seperti sufiks -kan, sufiks -an juga tidak mengalami
perubahan.
B. Fungsi
Perhatikan contoh berikut!
- minum + an = minuman
pakai + an = pakaian
- meter + an = meteran
bulan + an = bulanan
Pada contoh (1) sufiks -an membentuk kata benda dari kata
kerja. Contoh (2) sufiks -an membentuk kata benda dari kata benda.
Jadi Fungsi sufiks -an adalah membentuk kata benda, baik kata aslinya
kata kerja maupun kata benda.
C. Makna
Makna sufiks -an dapat dilihat pada TABEL F berikut.
No. Makna sufiks -an Contoh kata
1. Menyatakan alat atau hasil
2. Menyatakan sesuatu yang
dikenai perbuatan
3. Menyatakan keadaan yang
berhubungan dengan bentuk
dasarnya
4. Menyatakan tempat
5. Menyatakan akibat atau
hasil perbuatan
6. Menyatakan himpunan atau
seluruh.
7. Menyatakan tiap-tiap
8. Menyatakan menyerupai
atau tiruan dari, terutama
bila kata dasarnya berbentuk
reduplikasi
9. Menyatakan intensitas
kualitatif dan intensitas
kuantitatif
timbangan, tulisan
makanan, pantangan,
pakaian
harian, asinan, manisan,
lapangan
Kalimat
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
TABEL F
pangkalan, tumpuan,
kubangan, pegangan
buatan, balasan, hukuman,
karangan, tagihan
lautan, daratan, sayuran,
kotoran
mingguan, bulanan, tahunan,
harian, kiloan, kodian
anak-anakan, kudakudaan,
orang-orangan,
mobil-mobilan
besaran, tinggian, buahbuahan,
sayur-sayuran
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
Lengkapi TABEL F dengan membuat
kalimat berdasarkan katakata
yang ada!
140
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
No. Makna konfiks ke-an Contoh kata
1. Menyatakan tempat atau
daerah
2. Menyatakan abstraksi
3. Menyatakan kena atau menderita
sesuatu
4. Menyatakan perbuatan tidak
sengaja
5. Menyatakan terlalu
kecamatan, kedutaan, dan
kesultanan
keberhasilan, ketuhanan,
kewajiban, keindahan
Kalimat
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
.....................................
TABEL G
kehujanan, kepanasan,
kesiangan, kekurangan
kelupaan, ketiduran,
keguguran
kebesaran, ketinggian,
kepahitan
1 .4.3 Konfiks e- n
Konfiks ke-an merupakan satu kesatuan unsur awalan dan akhiran
yang melebur menyatu dalam bentuk, fungsi, dan makna. Konfiks kean
merupakan konfiks yang sangat produktif dalam membentuk kata
lain, terutama kata sifat dan kata kerja menjadi kata benda abstrak,
misalnya kejelekan, ketakutan, dan kepergian.
A. Bentuk
Perhatikan contoh berikut!
- ke + akrab + an = keakraban
- ke + dalam + an =kedalaman
Dari contoh (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa konfiks ke-an
tidak mengalami perubahan bentuk jika dilekatkan pada kata apapun.
B. Fungsi
Perhatikan contoh berikut:
- ke + raja + an = kerajaan
- ke + sakit + an = kesakitan
Contoh (1) kata yang dibentuk konfiks ke-an menjadi kata benda.
Contoh (2) kata yang dibentuk menjadi kata kerja pasif intransitif.
Jadi, fungsi konfiks ke-an ialah membentuk kata benda dan kata sifat
yang menyatakan keadaan atau membentuk kata kerja pasif intransitif.
Selain dilekatkan pada kata dasar, konfiks ke-an juga dilekatkan
pada kata majemuk dan kata berimbuhan seperti: keanekaragaman,
kebersamaan.
C. Makna
Makna konfiks ke-an dapat dilihat pada TABEL G berikut.
Lengkapi TABEL G dengan membuat
kalimat berdasarkan katakata
yang ada!
1. Buatlah 10 kalimat menggunakan
kata yang dibentuk dari
sufiks -kan! Tentukan pula
maknanya!
2. Buatlah 10 kalimat menggunakan
kata yang dibentuk dari
sufiks -an! Tentukan pula
maknanya!
3. Buatlah 10 kalimat menggunakan
kata yang dibentuk dari
konfiks ke-an! Tentukan pula
maknanya!
141
Bab 10 Kesehatan
6. Menyatakan agak atau menyerupai. Contoh:
kekanak-kanakan, kemerah-merahan
1. Debat adalah pembahasan dan pertukaran
pendapat mengenai suatu hal dengan saling
memberi alasan untuk mempertahankan
pendapat masing-masing, sedangkan debat
kusir adalah debat yang tidak disertai alasan
yang masuk akal.
2. Karangan argumentasi bertujuan untuk meyakinkan
pembaca agar mau mengubah pandangan
dan keyakinannya kemudian mengikuti
pandangan dan keyakinan penulis. Keberhasilan
karangan argumentasi ditentukan oleh adanya
pernyataan atau pendapat penulis, keseluruhan
data, fakta ataupun alasan-alasan yang
langsung dapat mendukung pendapat penulis.
Keberadaan data, fakta, dan alasan sangat
mutlak diperlukan dalam karangan argumentasi.
Bukti-bukti itu dapat berupa benda-benda
konkret, angka statistik, dan rasionalisasi
penalaran penulis.
3. Penalaran induksi adalah bentuk penalaran
yang bertolak dari pernyataan khusus kemudian
menarik kesimpulan secara lebih umum. Penalaran
induktif tidak boleh membuat kesimpulan
yang melebihi kelayakan fakta sebagai
pendukung.
4. Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak
dari pernyataan umum yang dipakai untuk
mengamati pernyataan khusus sebagai dasar
mengambil kesimpulan.
5. Langkah-langkah menulis argumentasi adalah
memilih topik, mengumpulkan bahan,
menyusun kerangka karangan, mengembangkan
pendahuluan, mengembangkan isi, dan
membuat penutup karangan.
6. Sufiks atau akhiran ialah satu bentuk terikat
atau satu morfem terikat yang membentuk satu
fungsi dan makna. Sufiks –kan tidak mengalami
perubahan bentuk. Sufiks –kan berfungsi
membentuk kata kerja aktif transitif.
7. Makna sufiks –kan adalah:
(1)menyatakan benefaktif atau melakukan
sesuatu untuk orang lain,
(2)menyatakan kausatif, yaitu membuat atau
menyebabkan sesuatu menjadi, dan
(3)menyatakan sebagai alat atau membuat
dengan.
8. Sufiks –an juga tidak mengalami perubahan
bentuk. Fungsinya:
(1)membentuk kata benda dari kata kerja, dan
(2)membentuk kata benda dari kata benda.
4. Makna sufiks -an adalah:
- menyatakan alat atau hasil,
- sesuatu yang dikenai perbuatan,
- keadaan yang berhubungan dengan bentuk
dasarnya,
- tempat,
- akibat/hasil perbuatan,
- himpunan atau seluruh,
- tiap-tiap,
- menyerupai, dan
- intensitas kualitatif ataupun kuantitatif.
5. Konfiks ke-an merupakan satu kesatuan unsur
awalan dan akhiran yang melebur menyatu
dalam bentuk, fungsi, dan makna. Konfiks kean
sangat produktif membentuk kata lain,
terutama kata sifat dan kata kerja menjadi kata
benda abstrak.
6. Konfiks ke-an tidak mengalami perubahan
bentuk jika dilekatkan pada kata apapun.
7. Fungsi konfiks ke-an adalah membentuk kata
benda dan kata sifat yang menyatakan keadaan
atau membentuk kata kerja pasif intransitif, dan
bisa dilekatkan pada kata majemuk dan kata
berimbuhan.
8. Makna konfiks ke-an adalah:
- menyatakan tempat/daerah,
- abstraksi,
- kena/menderita sesuatu, perbuatan tidak
sengaja, dan
- terlalu.
142
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
1. Gagasan pokok paragraf pertama wacana di
atas adalah ... .
a. rokok dapat menyebabkan kanker
b. rokok mengandung 4.000 zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan
c. di dunia ditemukan 70 juta kematian yang
diakibatkan kebiasaan merokok
d. sedikitnya ada 25 penyakit disebabkan oleh
rokok
e. merokok merupakan penyebab utama kematian
di Australia.
2. Gagasan pokok paragraf kelima adalah ...
a. Jumlah perokok makin hari kian bertambah
banyak.
b. Betapa besarnya uang yang dihamburkan
perokok untuk mengundang datangnya
penyakit ke tubuh mereka.
c. Perokok dari kelompok masyarakat berpendapatan
rendah menggunakan 9,1%
jumlah pendapatannya untuk merokok.
d. Perokok dari kelompok masyarakat berpendapatan
sedang dan tinggi menggunakan
7,4% jumlah pendapatannya untuk
merokok.
e. Perokok dari kelompok masyarakat berpendapatan
rendah lebih banyak daripada kelompok
masyarakat berpendapatan sedang
dan tinggi.
Rokok mengandung 4.000 zat
kimia yang berbahaya bagi
kesehatan.
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
Bacalah wacana berikut untuk menjawab soal
1—3!
okok Sumber Pen akit
Menurut penelitian Badan Kesehatan Dunia
(WHO), rokok mengandung 4.000 zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan. Dan, sedikitnya, ada
25 jenis penyakit yang dapat timbul sebagai akibat
merokok. Sementara di dunia ditemukan 70 juta
kematian dalam kurun waktu 50 tahun terakhir
karena penyakit yang disebabkan dari kebiasaan
merokok. Satu di antaranya adalah kanker.
Sebuah survei pernah menyebutkan, kanker
paru-paru menjadi penyebab kematian utama di
Australia pada tahun 1993. Di mana, 26,9%
kematian yang terjadi di Negeri Kanguru itu
disebabkan kanker paru-paru.
Meski banyak anggota masyarakat yang
tewas karena penyakit akibat merokok, hal itu
ternyata tak cukup kuat menjadi “shock teraphy”
para pecandu rokok. Sebaliknya, jumlah perokok
aktif kian bertambah, termasuk di Indonesia.
Dengan jumlah rokok yang diisap per tahun
rata-rata mencapai 215 miliar batang, Indonesia
memang menjadi salah satu negara dengan jumlah
perokok aktif tertinggi. Setidaknya, 62% kaum
pria Indonesia adalah perokok aktif. Dan, yang
lebih menyedihkan, menurut catatan WHO pula,
22% remaja di Indonesia sudah dapat dikategorikan
sebagai perokok.
Kondisi tersebut setidaknya menumbuhkan
keprihatinan. Karena, betapa besar uang yang
telah dihamburkan para perokok untuk mengundang
datangnya penyakit di dalam tubuh masingmasing.
Berdasarkan catatan Departemen Kesehatan
RI, dana yang dikeluarkan para perokok dari
kelompok masyarakat berpendapatan rendah
mencapai 9,1% dari jumlah pendapatannya.
Sementara bagi kelompok masyarakat berpendapatan
sedang dan tinggi 7,47%.
Sumber: SINDO, 27 Maret 2006
143
Bab 10 Kesehatan
3. Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan isi
wacana adalah ...
a. Penelitian WHO menyebutkan, sedikitnya ada
25 penyakit yang ditimbulkan akibat rokok.
b. Di Indonesia, jumlah perokok aktif kian
bertambah.
c. Menurut catatan WHO, 22% remaja di Indonesia
sudah dapat dikategorikan sebagai
perokok
d. Berdasarkan catatan Departemen Kesehatan
RI, dana yang dikeluarkan para perokok dari
kelompok masyarakat berpendapatan rendah
mencapai 9,1% dari jumlah pendapatannya.
e. Meskipun angka kematian akibat penyakit
yang ditimbulkan rokok kian bertambah,
pemerintah tidak segera mengambil tindakan
antisipatif.
4. Sufiks -kan bermakna menyatakan alat terdapat
pada kalimat ...
a. Ibu membuatkan adik baju tidur.
b. Petugas paskibra sudah menaikkan Sang
Saka Merah Putih pada upacara peringatan
Hardiknas.
c. Anak yang kalap itu menikamkan belati di
perut temannya hingga meninggal.
d. Kakak sedang menuangkan teh untuk ayah.
e. “Kecilkan suara televisi itu,” kata kakek pada
Anti.
5. Sufiks -kan bermakna menyatakan kausatif
(menyebabkan sesuatu menjadi) adalah ...
a. Perkataanmu yang kasar justru melemahkan
semangat teman-temanmu.
b. Santi membawakan tas belanja Ibu.
c. Kami membelikan obat untuk Bi Surti.
d. Dodi menendangkan kakinya ke pintu ketika
ia marah.
e. Pahlawan zaman dahulu hanya bersenjatakan
bambu runcing.
6. Sufiks -an bermakna menyatakan akibat adalah
...
a. Karena perbuatannya mencuri, ia dijatuhi
hukuman.
b. Bang Mali berjualan sayuran di pasar.
c. Buah salak itu dijual kiloan.
d. Adikku sangat suka mobil-mobilan.
e. Karena kurang hati-hati, anak itu masuk
kubangan.
7. Konfiks ke-an bermakna menyatakan perbuatan
tidak disengaja adalah ...
a. Kedua orang tua itu merasa bangga atas
keberhasilan anaknya.
b. Rudi kelupaan membawa pesanan adiknya.
c. Meski sudah dewasa, sifat kekanak-kanakannya
masih ada.
d. Keindahan danau itu membuat wisatawan
berdatangan.
e. Karena semalam tidur terlalu larut, dia bangun
kesiangan.
8. “Ha... patung? Bukankah itu terlalu mudah
untukku?”
“Jumlahnya seribu dan harus selesai dalam satu
malam!” kata Jonggrang menuntut.
Sebagai laki-laki yang sedang jatuh cinta Bandung
merasa tertantang sehingga ia pun
menyanggupi. ...
Berdasarkan kutipan di atas, perwatakan
Bandung adalah ... .
a. sakti
b. sabar
c. licik
d. penurut
e. mudah putus asa
9. Roro Jonggrang bukannya tidak mengetahui hal
itu. Tetapi bagaimanapun ia tidak mencintai
pemuda ini karena didorong oleh dendam yang
ada dalam hatinya. Maka, ia berpikir sejenak.
Dihadapi dengan kekuatan otot dan kesaktian
jelas tidak mungkin.
Karakter Jonggrang dari kutipan di atas adalah
... .
a. cerdik
b. penakut
c. pemberani
d. culas
e. lamban berpikir
10. Yang menunjukkan bahwa cerita Roro Jonggrang
hanyalah dongeng dan mitos adalah ... .
a. Bandung seorang pemuda sakti
b. dendam mendorong orang berlaku licik
c. jonggrang berubah menjadi batu
d. ayam jantan berkokok
e. perempuan menumbuk padi dengan alu
144
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
II. Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1. Buatlah ringkasan teks Rokok Sumber Penyakit!
2. Bacalah cerita rakyat berikut ini!
Gunung Tangkuban Perahu
Cerita ini dimulai dari Sangkuriang yang pergi
meninggalkan ibunya karena kepalanya dipukul
dengan centong (alat penyendok nasi). Ia pergi
ke arah timur dengan harapan tiada akan jumpa
lagi dengan ibunya.
Dalam mengembara itu, Sangkuriang berguru
kepada siapa saja yang dianggapnya sakti.
Akhirnya, Sangkuriang menjadi seorang pemuda
perkasa. Setelah lama berkelana tanpa disadarinya
Sangkuriang telah sampai di tempat semula.
Ia bertemu dengan seorang wanita muda
cantik. Sangkuriang jatuh cinta dan ternyata wanita
tersebut tidak bertepuk sebelah tangan.
Pada suatu hari, ketika mereka berdua sedang
santai dengan tidak disengaja wanita tersebut
(Dayang sumbi) melihat bekas luka di kepala. Ketika
ditanya Sangkuriang menjawab bahwa itu
bekas luka karena dipukul ibunya dengan centong.
Dayang Sumbi menjadi yakin bahwa pemuda itu
tiada lain adalah anak kandungnya sendiri. Dayang
Sumbi berniat menolak Sangkuriang, tetapi tidak
berani. Sebaliknya, menerima pun ia takut.
Untuk menolak secara halus Dayang Sumbi
minta dibuatkan sebuah telaga lengkap dengan
perahu dalam semalam. Sangkuriang mengerahkan
para siluman membantunya. Menjelang fajar
telaga dan perahunya hampir selesai. Dayang
Sumbi takut. Ia menumbuk padi dan menyalakan
banyak obor sehingga ayam jantan pada berkokok.
Sangkuriang mengira fajar menyingsing dan
Sangkuriang kesal. Perahu yang hampir jadi
ditendang jatuh tengkurap serta menimbulkan gelombang
besar. Telaga jebol. Perahu menjadi bukit
yang oleh orang-orang sekitarnya diberi nama
Gunung Tangkuban perahu.
a. Tuliskan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita
rakyat di atas!
b. Tuliskan amanat yang ada dalam cerita
rakyat tersebut!
c. Tuliskan nilai-nilai yang dapat Anda ambil dan
diterapkan dalam hidup sehari-hari!
d. Bandingkanlah isi cerita rakyat di atas dengan
keadaan masa kini, apakah cerita rakyat
di atas mungkin terjadi di masa kini?
Jelaskan pendapat Anda!
3. Buatlah 5 kalimat yang mengandung kata yang
bersufiks -an!
4. Buatlah 5 kalimat yang mangandung kata yang
bersufiks -kan!
5. Buatlah 5 kalimat yang mengadung kata yang
berkonfiks ke-an!
145
Bab 11 Kesenjangan Sosial
Tempo, 13 Mei 02
Seorang suku Dani terheran melihat
mobil mewah.
Seorang anak jalanan mengamen di
antara deretan mobil mewah.
Kompas, 21 Feb 05
11.1 erpen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
cerpen adalah akronim dari cerita pendek,
yaitu kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata)
yang memberikan kesan tunggal yang dominan
dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu
situasi. Anda tentu sudah sangat sering membaca
cerpen? Atau Anda pernah menulis cerpen? Kali
ini Anda akan berlatih kembali membuat cerpen.
Ide cerpen dapat ditulis berdasarkan ide apa saja,
baik pribadi maupun orang lain.
Sebelum menulis cerpen, ada baiknya Anda
membaca cerpen berikut ini!
Di bab sebelas melalui topik “Kesenjangan Sosial”
kalian diajak untuk mempelajari teknik menulis cerpen.
Itu berarti kalian harus dapat menulis karangan berdasarkan
kehidupan diri sendiri ataupun pengalaman
orang lain dalam cerpen.
ntuk itu, pertama tama, kalian akan mempelajari
bagaimana menentukan tema cerpen, rincian
tema, mengembangkan ide dalam bentuk cerpen
dengan memperhatikan pilihan kata, tanda baca, dan
ejaan, serta menulis resensi fiksi sederhana.
Kedua, kalian bisa menjelaskan hal-hal menarik
tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara
langsung dan atau melalui rekaman. Itu berarti kalian
harus dapat memahami unsur-unsur yang terdapat
dalam cerita rakyat dan menemukan hal-hal yang
menarik tentang latar cerita rakyat.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
146
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Di balik jerjak jendela rumahnya, Kinasih
menyaksikan jatuhnya titik-titik air hujan. Ia
merasakan betapa sakitnya air itu tatkala membentur
kerikil atau koral. Begitu banyak orang membiarkan
titik-titik air hujan itu jatuh ke tempat tak
layak. Bila bumi tertutup sampah atau beton, mereka
akan menggenang memenuhi seluruh
permukaan. Kalau sudah begini, air jugalah yang
dipersalahkan. Titik-titik air itu adalah aku, yang
kini jatuh lalu dicaci dan dicerca. Semua mempersalahkan
aku, gumamnya dalam hati.
Ingin sekali ia menggantikan batu-batu itu
dengan spons agar air itu jatuh ke tempat empuk.
Bahkan ia juga ingin menampung seluruh titik air
yang jatuh ke tempat tak layak itu untuk ia bagikan
saat musim kemarau panjang. Namun sungguh
ia tak kuasa.
Entah sudah berapa lama Kinasih berdiri di
sana. Entah sudah berapa banyak titik air itu membentur
batu. Namun kembali ia menyesal, ia tak
sanggup menolongnya. Bahkan ia sudah lama tak
berani membuka jendela itu lebar-lebar. Apalagi
pintu rumahnya. Ia hanya berani keluar rumah
untuk menjemur handuknya di taman belakang
yang diapit oleh tembok rumah tetangganya. Tak
seorang pun dapat melihatnya di sana. Palingpaling
hanya Si Mbok, pembantu yang setia mendampinginya
selama ini.
Seharian ia betah sekali mengurung diri di
kamarnya. Terlebih bila sudah membuka-buka
album foto kenangan bersama suami yang
dicintainya. Terkadang album itu nangkring di dadanya
berjam-jam lamanya. Album itu baru
berpindah tempat kalau Si Mbok yang memindahkannya.
Sementara pemiliknya, merajut mimpi
bersama suaminya yang menunggunya entah di
mana.
Kebiasaan seperti itu ia lakukan tak lama
setelah ia kalah di sidang pengadilan. Ia menggugat
seseorang yang telah menjatuhkan harga
dirinya. Lelaki itu telah mencabik-cabik mukanya
dan menyayat-nyayat hatinya dengan sembilu
kemudian mengucurinya dengan air jeruk nipis.
Begitulah kira-kira pedihnya Kinasih saat ini.
Sebagai orang timur, ia begitu menjunjung
tinggi kehormatannya. Ia tahu benar, mana yang
boleh dan yang tak boleh ia lakukan. Sebab Bapak
dan ibunya sangat menanamkan tata susila dan
budi pekerti.
“Nduk, ingat, jagalah kehormatan dan harga
dirimu baik-baik. Janganlah kamu corengkan
jelaga di muka orang tua dan suamimu hanya
gara-gara kelakuanmu. Ibu dan Bapak sudah
membekalimu dengan ilmu dan agama. Kehormatan
dan harga diri wanita ada pada ciri kewanitaanmu
itu sendiri. ” Begitulah orang tuanya
menasihati saat akan melepas anaknya pindah ke
kota Jakarta, mengikuti jejak suaminya yang pilot
itu.
Nasihat itu selalu terngiang-ngiang di telinganya.
Bahkan saat ini nasihat itulah yang sangat
menusuk-nusuk jantung dan hatinya. Ibu, Bapak,
aku telah mencoba menjaganya dengan sebaikbaik
aku menjaganya. Tapi mengapa berat benar
cobaan yang aku alami saat ini, gumamnya.
Kembali bayangan peristiwa setahun lalu
menyeruak di hadapannya, saat sebagian besar
orang bertepuk tangan mendukung keputusan
hakim. Saat itu ingin sekali Kinasih menampar dan
meludahi wajah Sang Aktor. Yang telah menodainya.
Namun ia tak kuasa karena seluruh sendinya
begitu lunglai.
Sang Aktor segera digandeng oleh seorang
perempuan muda yang cantik. Mungkin ia ingin
membangun opini publik bahwa tak mungkin ia
melakukan perbuatan bejat itu kepada Kinasih
yang janda itu. Masih banyak gadis cantik yang
mengejarnya sehingga anggapan masyarakat,
Kinasih hanya mencari sensasi saja. Di belakangnya
para pengacara dan dua orang bodyguard
menggiring Sang Aktor dengan senyum bangga.
Mereka melambai-lambaikan tangannya.
Nyamuk pers memburunya dengan berbagai
pertanyaan.
“Bagaimana perasaan Anda saat ini?”
“Biasa-biasa saja karena sudah sepantasnya
saya bebas dari tuduhan itu. Sudah saya katakan
dari awal, bahwa … siapa nama perempuan itu?”
11.1.1 Membaca erpen
Bacalah terlebih dahulu cerpen berikut dengan saksama!
H I P N O T I S
Oleh Euis Sulastri
147
Bab 11 Kesenjangan Sosial
Sang Aktor pura-pura lupa menyebut nama
Kinasih.
Para wartawan serempak menjawab. “Kinasih
….!”
“Ya, Kinasih, dia hanya mencari sensasi saja.”
Segera kedua bodyguard-nya mendorong
para wartawan itu untuk minggir karena sang
aktor akan segera memasuki Ford Eferestnya.
Selain Sang Aktor, Kinasih pun tak lepas dari
buruan nyamuk pers.
“Apa yang akan Anda lakukan setelah ini?”
“Memohon keadilan pada yang Maha Adil dan
yang Maha Menyaksikan. Keadilan di dunia hanya
milik segelintir orang. Dan itu bukan milik para
janda. Saya hanya ingin mengatakan bahwa tak
semua janda menghendaki status itu. Dan kalaupun
ada di antara kami yang rusak, bukan berarti
kami semua harus ikut rusak. Kami ini bukan virus
atau monster yang harus ditakuti. Kami juga
punya perasaan dan harga diri.”
Kinasih dikejutkan oleh Si Mbok yang membuyarkan
bayangan kegetirannya, “Nduk, makan
siang sudah siap dari tadi, sampai-sampai sudah
dingin. Bok sudah, jangan dipikir terus. Serahkan
saja pada Gusti Allah. Bukankah kita semua sudah
habis-habisan mengusahakan hingga rumah yang
bagus sudah terjual. Sekarang, janganlah kesehatan
Nduk pertaruhkan. Kalau saja Ndoro Putri
dan Ndoro kakung tahu bahwa putrinya melamun
terus pasti mereka lebih menderita lagi. Kata-kata
pembantunya yang begitu setia mendampinginya,
baru kali ini berhasil menghidupkan kembali semangatnya
yang telah mati.
Suatu hari Kinasih memberanikan diri juga
keluar rumah untuk mengambil uang di ATM yang
tak begitu jauh dari rumahnya. Selama ini Si Mbok
yang melakukannya, setelah Kinasih ajari secara
sabar.
Baru saja Kinasih akan meninggalkan anjungan
itu, tiba-tiba seorang lelaki bertanya tentang
sebuah alamat yang dicarinya. Karena ia
mengetahuinya, Kinasih menjawabnya dengan
ramah. Lelaki itu berterima kasih pada Kinasih
sambil menepuk lengannya. Setelah itu Kinasih
tak ingat apa-apa lagi. Entah bagaimana caranya
sampai kartu ATM itu berpindah tangan. Kinasih
merasa tak habis pikir, mengapa lelaki itu begitu
mudahnya menguras seluruh uang tabungannya.
Dan yang lebih aneh lagi, ia pun menyebutkan
dengan jujur nomor PIN-nya.
Kinasih akhirnya pulang dengan tangan
hampa. Kejadian itu tak ia ceritakan pada Si Mbok.
Lama juga ia tercenung di kamar sendirian.
Namun tiba-tiba bibirnya yang mungil, sedikit
mengembang dan matanya yang selama ini
sembab, terbelalak, kepalanya menganggukangguk.
Dari mulutnya tiba-tiba keluar kata-kata,
“Akan kucari kau penghipnotis, sampai ke
mana pun kau akan kucari!”
Hampir tiap hari Kinasih bertualang mencari
penghipnotis itu dari ATM ke ATM, sebab ia yakin
tempat beroperasinya di sekitar tempat-tempat
seperti itu.
Suatu hari, di hari ke-21 pencariannya,
tepatnya tanggal muda, ketika orang ramai mengambil
uangnya di ATM, Kinasih begitu kaget melihat
seseorang yang pernah dilihatnya. Kinasih
mencoba mengerahkan seluruhn ingatannya.
Akhirnya ia yakin, dialah lelaki yang selama ini dicarinya.
Ciri lelaki itu memang sempat sedikit
terekam dalam ingatannya, tubuhnya tinggi atletis,
dagunya panjang, dan wajahnya lumayan tampan.
Lelaki itu kini sedang mengikuti wanita muda yang
baru saja mengambil uang di ATM. Lelaki itu
menepuk bahu wanita muda di tempat yang agak
sepi. Kinasih menyaksikannya dari jarak yang tak
terlalu jauh. Saat itu hari sudah mulai senja. Tak
ada orang lain yang memperhatikannya, kecuali
dirinya. Tanpa banyak basa-basi wanita muda itu
menyerahkan seluruh uang yang baru saja
diambilnya dari ATM.
Sang Aktor segera digandeng oleh
seorang perempuan muda yang cantik.
Nyamuk pers memburunya dengan
berbagai pertanyaan.
148
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Setelah lelaki itu berhasil mendapatkan uang
dari sasarannya, segera ia pergi meninggalkan
wanita itu. Dan Kinasih memberanikan diri
menguntitnya dari belakang.
Lelaki itu menaiki mikrolet yang sedang ngetem.
Tanpa ragu-ragu Kinasih pun ikut naik mikrolet
yang sama. Kinasih melirik dengan ekor
matanya, namun ia tak menghiraukan Kinasih
sedikit pun.
Mikrolet terus melaju memasuki jalan-jalan
kecil yang hanya dapat dilalui oleh dua buah mobil
kecil. Sampai di sebuah tikungan, tiba-tiba lelaki
itu menyentilkan telunjuknya ke langit-langit mobil.
Sopir mikrolet menurunkannya tepat di mulut gang
kecil. Kinasih pun bergegas mengikutinya.
Sepanjang gang, anak-anak kecil ramai
bermain galasin. Lingkungannya begitu kumuh dan
padat. Tak seorang pun mau memperhatikan
Kinasih. Hal itu sangat dimaklumi, sebagian
penduduk Jakarta memang terkenal dengan filosofi
hidupnya, elu-elu, gue-gue. Hampir di ujung
gang, penghipnotis itu berbelok ke arah kiri, masuk
ke gang buntu yang sangat sempit. Di ujung gang
buntu itulah ia memasuki rumah yang pintunya
tak beda tingginya dengan tubuhnya yang jangkung
itu.
Kinasih berhenti sebentar untuk menarik
nafas panjang. Setelah itu ia segera memberanikan
diri untuk berdiri di depan pintu yang belum
sempat ditutup oleh penghuninya.
“Permisi, boleh saya masuk?”
“Anda siapa, bukankah Anda yang tadi satu
mikrolet dengan saya, mau bertemu siapa, dan
mau apa?’’
Pertanyaannya begitu memberondong.
Kinasih merasakan pertanyaan itu agak kurang
enak didengar. Namun ia harus membuang
perasaan tersinggungnya. Ia bertekad untuk
mengubah pribadinya. Kinasih yang dulu lembut,
pemalu, dan penakut kini harus sebaliknya sebab
dengan sikap asalnya itu malah merugikan dirinya.
“Saya Kinasih yang beberapa hari lalu Anda
hipnotis di sebuah ATM,’’ begitulah Kinasih membuka
pembicaraan. Kinasih menangkap perubahan
ekspresi lelaki itu begitu cepat. Wajahnya memerah,
dahinya berkerut.
“Maaf, saya datang ke mari bukan untuk meminta
kembali kartu ATM saya, melainkan saya
ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda
karena sudah berhasil menghipnotis saya. Begitu
salut saya pada Anda karena saya telah berkata
sejujur-jujurnya tentang nomor PIN saya. Atas dasar
inilah, saya ingin meminta pertolongan. Dan
saya mengerti, setiap jasa orang lain harus saya
hargai.”
Dahi penghipnotis semakin berkerut, namun
tak lama kemudian ia tertawa ngakak. Sampaisampai
air liurnya hampir menyemburat kalau saja
tak ditahan dengan tangannya. Pasalnya baru kali
ini ia mengalami peristiwa aneh tapi nyata itu.
“Maaf, apa saya tak salah dengar? Anda
berterima kasih begitu tulusnya atas ulah saya
yang telah menghipnotis Anda. Padahal, selama
lima belas tahun saya menyandang profesi sebagai
penghipnotis, saya hanya dicaci-maki, disumpahserapahi,
bahkan dijauhi dan ditakuti oleh banyak
orang.”
“Betul, saya sungguh-sungguh. Ini KTP saya.
Boleh Anda tahan kalau saya main-main,” tangan
Kinasih tampak agak gemetar. Ia sedikit memaksa
penghipnotis untuk mengambil KTP yang ia
sodorkan. Penghipnotis itu membaca lamat-lamat
nama dan alamatnya.
“Ya, tapi bagaimana saya bisa percaya pada
Anda begitu saja. Jangan-jangan Anda seorang
wartawati atau wanita reserse?”
“Wah, Anda salah besar. Kalau tidak percaya
juga, ini ID card saya.”
Sambil sedikit tersenyum, lelaki membaca
kartu keanggotaan Kinasih.
‘’Saya Kinasih yang beberapa hari
lalu Anda hipnotis di sebuah ATM,’’
begitulah Kinasih membuka
pembicaraan.
149
Bab 11 Kesenjangan Sosial
“Sepertinya, beberapa bulan yang lalu, nama
Anda ini sering saya dengan di berita infotainment.
Dan kalau tak salah dengar, bukankah Anda yang
berseteru dengan seorang aktor yang sedang naik
daun?”
“Ya, itulah saya.”
“O, jadi Anda orangnya? Ternyata wajah Anda
di televisi tak seindah warna aslinya,” begitulah ia
menyanjung kecantikan Kinasih dengan meniru
kalimat sebuah iklan.
“Itulah sebabnya saya datang ke mari
sehubungan dengan kasus saya selama ini. Telah
banyak jalan yang saya tempuh, tetapi kemenangan
tak pernah berpihak pada saya. Bahkan
saya menjadi anggota asosiasi tersebut pun agar
mendapat dukungan dari teman-teman yang
senasib dengan saya. Ketua asosiasi telah memperjuangkan
saya namun tidak berhasil juga.
Jadi maksud saya, tak lain dan tak bukan, ingin
membuktikan dengan cara saya sendiri. Saya yakin
lewat Anda usaha saya akan berhasil.”
Kinasih mengungkapkannya dengan mata
berkaca-kaca. Air matanya yang telah kering,
kini ada lagi. Namun kali ini air mata penuh harapaan.
Kinasih meremas-remaskan kedua
tangannya, menumpahkan dan melampiaskan
sakit hatinya.
“Jadi, sekali lagi tolonglah saya . Kalau sudah
berhasil saya pasti sangat berterima kasih kepada
Anda.”
Air mata kegetiran Kinasih rupanya berhasil
menumbuhkan kembali hati nurani penghipnotis
yang selama ini telah sirna. Ia bayangkan seandainya
yang mengalami masalah itu adiknya, yang
juga seorang janda. Pasti ia pun akan sangat
geram.
“Apa yang harus saya lakukan?”
Karena dia telah mempermalukan saya di
depan umum, saya ingin dia juga merasakannya.
Lalu Kinasih menjelaskan apa saja yang akan mereka
lakukan.
“Kalau begitu, kapan kita memulainya?”
“Secepatnya.”
Keesokan harinya mereka mulai bekerja.
Keduanya berlaku sebagai spionase, menyelidiki
keberadaan Sang Aktor. Mereka sudah mengontak
wartawan infotainment bekerja sama dalam
perburuan.
Kesempatan yang ditunggu-tunggu akhirnya
muncul juga. Sang aktor berjalan-jalan di sebuah
plaza yang terkenal di bilangan Senayan. Tanpa
membuang-buang waktu, penghipnotis itu melakukan
tugasnya. Saat itu ia menggunakan kostum
meniru gaya seorang penghipnotis yang belakangan
ini sering muncul di televisi dalam menghibur
penonton. Celana panjang dan kaus lengan
panjang hitam-hitam. Kepala ditutup dan diikat
dengan kain hitam. Kebetulan tubuhnya atletis,
mirip juga dengan penghipnotis yang terkenal itu.
Bila orang tidak mengamati penghipnotis gadungan
itu dengan teliti, pasti mereka terkecoh.
Saat sang aktor berjalan santai dengan
kekasihnya, panghipnotis mengikuti dari belakang.
Sementara itu Kinasih bersembunyi dengan jarak
tak terlalu jauh dari mereka. Penghipnotis
menyenggol bagian tubuh tertentu Sang Aktor.
Kerja yang cekatan ia lakukan. Crew infotainment
sudah siap di sana. Acara yang menarik itu
dibuatnya sebagai siaran langsung mirip salah satu
acara remaja yang menyelidiki kesetiaan kekasihnya.
Penghipnotis seketika itu juga mengusap
wajah Sang Aktor. Sementara kekasihnya hanya
senyum-senyum saja. Sungguh, ia juga terkecoh.
“Masuki alam kejujuranmu, katakan dengan
sejujur-jujurnya apa yang telah Anda lakukan
terhadap seorang janda bernama Kinasih di rumah
Anda!” Demikian kalimat bernada perintah namun
lembut ia katakan.
Sang Aktor mengikuti perintahnya. “Hari itu
tepatnya Selasa, 13 Desember tahun 2004. Jam
menunjukkan tepat pukul 10.00 pagi, sengaja saya
pilih waktu itu karena biasanya penghuni kompleks
sedang pergi bekerja. Yang menjadi tempat
peristiwa itu, di rumah saya sendiri, tepatnya di
sebuah ruang musik agar tak ada orang yang
mendengarnya. Di sanalah saya menggagahi
kehormatan seorang janda bernama Kinasih. Saya
ASOSIASI JANDA MUDA
Nama : Kinasih
Tempat/tgl. Lahir : Ambarawa, 17 Agustus
1977
Alamat : Jalan Bambu kuning 45
Rt 20 Rw 17 Jakarta
Utara
Masa berlaku : hingga berganti predikat
150
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
memintanya datang ke rumah dengan berpura-pura akan
membeli batik dagangannya. Wajahnya sangat ayu. Saya
memang mengaguminya sejak saya membeli batik yang
pertama kali. Tapi tak berniat serius karena saya seorang
perjaka sementara dia, janda. Darah kelelakianku saat itu tak
kuasa kubendung... .”
Ia mendeskripsikan peristiwa itu dengan jelas, gamblang,
dan lancar, tanpa keragu-raguan sedikit pun. Sang Aktor menjelaskan
peristiwa itu secara kronologis. Setelah semuanya
diungkapkan, dipanggilnya Kinasih yang tak jauh dari tempat
persembunyiannya. Dimintanya Kinasih berdiri di sebelah Sang
Aktor.
“Apakah wanita yang Anda maksud adalah ini? Penghipnotis
menunjuk pada wanita lain.
“Bukan.”
Pertanyaan yang sama juga dilontarkan dengan menunjuk
pada wanita yang lain lagi. Demikian penghipnotis melakukannya
hingga lima kali.
Sang Aktor tetap menjawab, “Bukan.”
“Apakah perbuatan itu Anda lakukan kepada wanita ini?
Kali ini penghipnotis menunjuk pada Kinasih.
“Benar.”
Pertanyaan yang sama dan arah yang sama diulang berkali-
kali. Jawaban Sang Aktor tetap sama, “benar.”
“Ya, dialah Kinasih, janda muda yang saat itu saya gagahi.”
“Sekarang minta maaflah kepada Kinasih. Bersimpuhlah
di kakinya ungkapkan dengan penyesalan.”
Sang aktor bersimpuh di kaki Kinasih. Sementara itu,
Kinasih tetap berdiri dengan senyum kemenangan.
Penghipnotis mengusap wajah sang aktor untuk kembali
menyadarkannya,
Sang Aktor mengucek-ucek matanya sambil nyengir kuda,
tersenyum bingung. Ia tak mengetahui apa yang terjadi pada
dirinya. Yang lebih membingungkan lagi, dirinya berada di depan
kamera, di tengah-tengah kerumunan orang yang sedang
menertawakannya dan berteriak-teriak, “Huuuu….” Ada juga
wanita yang melemparkan bekas botol minuman plastik ke
arahnya dengan geram. Sang Aktor begitu terperangah
apalagi ia melihat di sisinya berdiri Kinasih yang sedang tersenyum
puas. Dengan wajah yang memerah penuh malu, Sang
Aktor bergegas pergi. Kali ini tanpa lambaian tangan. Sementara
sang pacar sudah meninggalkannya lebih dahulu dengan
perasaan sangat kecewa.
Setelah Anda membaca cerpen
di atas, kerjakanlah soal-soal berikut
ini!
1. Apa tema cerpen di atas? Apakah
tema tersebut cukup aktual
untuk saat ini? Jelaskan!
2. Tentukan bagian-bagian peristiwa
berdasarkan urutan berikut!
a. tahap pengenalan atau awal
cerita.
b. konflik yang terdapat dalam
cerita tersebut.
c. konflik yang semakin
memuncak.
d. klimaks cerita.
e. tahap penyelesaian
3. Jelaskan penokohan yang terdapat
dalam cerita tersebut!
4 Amanat apakah yang dapat
Anda ambil dari cerita tersebut?
5. Seandainya Anda menjadi tokoh
Kinasih, apakah yang akan Anda
lakukan? Jelaskan jawaban
Anda!
6. Bagian cerita yang manakah
yang paling mengesankan bagi
Anda? Jelaskan!
7. Apa kira-kira yang melatarbelakangi
penulis cerpen tersebut
menulis karya seperti itu?
8. Berikan kritik terhadap cerpen
tersebut dengan mengemukakan
keunggulan dan kelemahannya
serta masukan yang baik
menggunakan bahasa yang baik
dan benar!
9. Apabila Anda menonton film
atau sinetron, sering kita jumpai
kalimat berikut, ”Cerita ini hanya
fiktif belaka. Apabila terdapat
nama tokoh yang sama, itu
hanya kebetulan saja.” Apa
maksud pernyataan tersebut?
Lalu apa bedanya dengan cerita
nonfiktif? Sebutkan contohnya!
151
Bab 11 Kesenjangan Sosial
11.1.2 Menulis erpen
Setelah Anda membaca cerpen dan mengerjakan tugas, Anda
sebetulnya sudah dapat menyimpulkan ciri dan kriteria sebuah cerpen.
Cerpen tersebut merupakan fiktif naratif, dengan kata lain cerpen
tersebut termasuk ragam cerita imajinatif.
Biasanya, cerpen itu jumlah halamannya berkisar 2-20 halaman
yang memiliki beberapa kategori, di antaranya:
- Kisahan memberi kesan tunggal dan dominan satu tokoh, latar
dan situasi dramatik, bentuknya sangat sederhana. Semuanya
bersifat imajinatif;
- Mengungkapkan satu ide sentral dan tidak membias pada ide
sampingan. Biasanya berisi hal-hal yang tidak rutin terjadi setiap
hari, misalnya tentang suatu perkenalan, jatuh cinta, atau suatu
hal yang sulit dilupakan;
- Dimensi ruang waktu lebih sempit dibandingkan novel. Akan
tetapi, walaupun singkat, cerpen selalu sampai dalam keadaan
selesai;
- Mengungkapkan suatu kejadian yang mampu menghadirkan
impresi tunggal.
Seperti prosa, cerpen juga terdiri atas unsur intrinsik dan
ekstrinsik karya sastra. Unsur intrinsiknya meliputi: tema, plot/alur,
tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, pesan, dan gaya. Unsur
ekstrinsik, misalnya: biografi pengarang, kondisi sosial, politik, agama,
atau filsafat. (Cobalah Anda cocokkan dengan cerita di atas, apakah
seluruh kriteria tersebut terdapat dalam cerpen Hipnotis!)
Sebagai pelatihan awal, cobalah Anda reka-reka kembali kelanjutan
cerita di atas dengan kemampuan imajinasi dan gaya Anda!
Yakinkan diri Anda bahwa menulis itu mudah dan mengasyikkan!
11.1.3 esensi iksi
Pada pelajaran yang lalu Anda telah mempelajari resensi buku
nonfiksi. Sekarang Anda akan mempelajari resensi buku fiksi (novel,
kumpulan puisi, kumpulan cerpen, dan sebagainya). Bacalah resensi
novel berikut ini!
“Dari Lembah Ke oolibah” Potret Perempuan Titis
Basino
Judul : Dari Lembah Ke Coolibah
Penulis : Titis Basino PI
Tebal : 150 halaman
Cover : Ipe Ma’ruf
Penerbit : Grasindo, Agustus 1997
Apakah artinya sebuah novel bagi seorang sastrawan? Tentu
banyak persepsi dan argumentasi rasional mengenai hal ini. Pun
sangat tergantung pula pada personal experience masing-masing
penulis ataupun si sastrawan itu sendiri. Jika seseorang –
katakanlah – Pramudya Ananta Toer menggelindingkan karya-karya
10. Jelaskan hubungan tema cerita
di atas dengan kehidupan
sehari-hari dalam masyarakat.
Buatlah sebuah cerpen dengan
mengikuti petunjuk-petunjuk
berikut!
a. Carilah tema cerita menarik
yang telah Anda alami sendiri
atau Anda dengar!
b. Pilihlah peristiwa sehari-hari yang
sering Anda alami atau sering
Anda lihat untuk mendukung
tema!
c. Tentukan tokoh dan penokohannya!
Gunakan metode
penokohan yang sesuai!
d. Buatlah alur/plotnya secara
garis besar!
e. Gunakanlah sudut pandang
yang sesuai!
Tukarkanlah pekerjaan Anda
dengan teman Anda agar dapat
saling mengoreksi!
Cobalah menilai kekurangan
yang ada pada pekerjaan teman
Anda dengan melihat unsur:
a. kesesuaian tema,
b. alur cerita,
c. penokohan, dll. jelas tentang
hal yang disampaikan. Lebihlebih
bila tulisan itu disertai data
empiris yang dapat dipercaya
kebenarannya.
152
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
roman Pulau Buru-nya dengan titik pijak ingin memaparkan
‘gambaran sejarah feodalisme’ bangsa ini (agar diketahui oleh
orang banyak), tentulah sangat berbeda dengan Budi Darma yang
bersikutat dengan persoalan psikis para tokoh novel-novelnya.
Memang, banyak segi arti muatan novel bagi para pengarangnya.
Tergantung hasrat dan pesan apa yang ingin mereka
sampaikan kepada khalayak pembaca. Demikian pula halnya Titis
Basino, salah seorang sastrawan wanita Indonesia yang pada
pertengahan Agustus 1997 lalu – menggulirkan sebuah novel
terbarunya, Dari Lembah ke Coolibah di pusat Dokumentasi Sastra
HB Jassin, Jakarta. Paling tidak, ada berbagai sudut pandangnya
sendiri mengenai pelbagai persoalan sosial, masalah hati dan
perasaan yang bernama cinta. Sebab, siapakah yang tak pernah
kesandung cinta? Seperti juga judulnya Dari Lembah ke Coolibah,
Titis Basino pun bercerita mengenai cinta. Tersebutlah seorang
wanita yang pergi menunaikan ibadah haji ke tanah suci, namun
‘akhirnya’ dia jatuh cinta kepada pembimbingnya sendiri. Dan peristiwa
cinta itu terus berlanjut dan berkembang hingga kepulangan
mereka ke tanah air. Sementara, sang pembimbing sudah beristri,
tapi lagi-lagi kekuatan cinta – demikian setidaknya anggapan penulis
– memang luar biasa. Tak pandang usia, waktu, dan tempat,
terkadang memang bukan sesuatu yang normatif. Dan Titis
memahami ihwal itu.
Lalu, di dalamnya tak cuma melulu kisah kasih, melainkan
juga ada aspek sosial: bahwa cinta sama dengan korupsi, ‘penyakit’
ini ada di mana-mana, termasuk juga pada penyelenggaraan
ibadah haji. Bahkan, sang pembimbing yang dikagumi sang tokoh
si aku dalam novel ini berujar: “Saat ini kita sedang dilanda korup,
ya korup yang sudah memborok di masyarakat kita sampai kita
tidak merasa bahwa orang yang korupsi itu satu kesalahan dan
malah satu dosa juga. Orang mulai lupa kalau dia manusia bebas,
mereka menyembah-nyembah atasan seperti zaman dulu orang
menyembah berhala ... .”
Memang, mencermati novel Dari Lembah ke Coolibah, secara
gamblang kita memang bagaikan menyaksikan potret dunia
perempuan yang ditulis oleh perempuan. Digarap secara sederhana
– namun intens – dengan penuturan bahasa yang segar, kadang
sedikit lugu, namun pada gilirannya kemudian menyuguhkan pada
kita ihwal ‘persoalan manusiawi’ yang bisa melekat pada siapa
saja, kapan saja, dan dalam peristiwa apa saja – termasuk juga
pada saat menunaikan ibadah haji. Inilah aspek ‘pendekatan
kontekstual’ dari novel terbaru Titis Basino ini. Untuk itulah, pada
gilirannya novel ini jadi cukup menarik untuk dibaca sebab di
dalamnya memang terdapat hal ihwal yang mudah dipahami oleh
seorang awam sekali pun. Maka, sisi lain yang tersirat adalah:
jika sebuah karya sastra tak ingin terasing di tengah masyarakat
banyak, tampaknya memang harus ada yang berjejak dan ‘bunyi’
prihal pelbagai persoalan yang mereka pahami. Dan seorang Titis
pun tampaknya berupaya untuk itu.
Sebagai penulis, Titis Basino memang bukan orang baru.
Namun, seperti yang dia bilang, setelah 10 tahun absen di dunia
Bentuklah kelompok, lalu diskusikan
pernyataan berikut ini!
1. Resensi buku adalah ringkasan
yang memuat kelebihan-kelebihan
sebuah buku.
2. Resensi buku adalah ulasan ringkas
yang memuat biaografi penulis
buku.
3. Jika Anda ingin meresensi buku,
resensilah buku yang memiliki
keunikan, baik dari sisi penulis,
isi buku, bentuk buku, atau
yang lainnya.
4. Resensi memuat hal-hal berikut
ini:
- keunikan buku
- ulasan profil penulis
- kelebihan buku
- kekurangan buku
- manfaat membaca buku
yang diresensi
5. Pembukaan resensi harus menarik
buat pembaca.
Bacakan hasil diskusi Anda di
depan kelas!
Unsur-unsur resensi
1. Judul resensi
2. Identitas buku
3. Tubuh resensi
- Sinopsis
- Pengalaman pengarang
- Kelebihan dan kekurangan
buku
153
Bab 11 Kesenjangan Sosial
kesusastraan, akhirnya dia muncul kembali dengan sebuah
sumbangan novelnya, Dari Lembah ke Coolibah, seperti yang
diakuinya merupakan hasil renungan yang panjang yang ingin dia
ungkapkan dengan cara yang wajar dan jujur.
Lahir di Magelang, 17 Januari 1939, Titis Basino yang mantan
pramugari, pada tahun 80-an dikenal sangat produktif menulis,
baik cerpen maupun novel. Sarjana muda sastra UI ini pernah
meraih hadiah hiburan majalah Sastra (1963), beberapa novelnya
yang pernah terbit adalah Pelabuhan Hati (1978), Di Bumi Aku
Bersuara di Langit Aku Bertemu (1983) dan Bukan Rumahku (1986).
Dan kini, sosok dia pun ‘terbit’ kembali ke kancah tulis menulis.
Walhasil di antara sedikit sastrawan wanita baik kualitas dan
kuantitas banyak yang diharapkan dari seorang Titis Basino.
(Lazuardi Adi Sage)
1. Buatlah perbandingan tentang
unsur-unsur resensi fiksi dan
nonfiksi berdasarkan resensi di
atas dan pada resensi sebelumnya
dalam bentuk TABEL A!
2. Berlatihlah menulis resensi novel,
kumpulan puisi, atau drama!
3. Bahaslah resensi buku fiksi yang
Anda buat di depan temanteman
Anda!
TABEL A
Resensi Fiksi
1. ...........................................................
2. ...........................................................
3. ...........................................................
4. ...........................................................
5. ...........................................................
Resensi Nonfiksi
1. ...........................................................
2. ...........................................................
3. ...........................................................
4. ...........................................................
5. ...........................................................
11.2Membaca Sastra
Di bab 10 Anda telah mempelajari tentang cerita rakyat. Pada
bab ini Anda akan kembali dihadapkan pada sebuah cerita rakyat
dan Anda diharapkan dapat menemukan hal menarik tentang latar
cerita. Cerita rakyat dapat berupa cerita asal-usul, cerita binatang,
cerita jenaka, dan cerita penglipur lara.
Cerita asal-usul (legenda) adalah sastra yang dipertautkan dengan
keajaiban alam. Selain menerangkan asal-usul binatang atau
tumbuhan, legenda juga menerangkan asal-usul sesuatu tempat.
Cerita rakyat yang berjudul Baturaden berikut ini merupakan salah
satu contoh cerita asal-usul. Dalam cerita asal-usul, unsur latar cerita
sangat ditonjolkan.
Salah satu teman Anda akan membacakan cerita rakyat
Baturaden ini. Dengarkan dengan saksama, catatlah hal-hal menarik
tentang latar ceritanya!
Baturaden
Cerita ini mengisahkan seorang pembantu (batur) di sebuah
kadipaten. Pembantu itu bernama Suta. Tugas utama Suta adalah
merawat kuda milik sang Adipati. Selesai mengerjakan tugasnya
biasanya Suta berjalan-jalan di sekitar kadipaten. Maksudnya untuk
lebih mengenal tempat kerja yang baru baginya.
1. Tuliskan tokoh-tokoh yang terdapat
dalam cerita Baturaden!
2. Tuliskan latar yang digunakan
dalam cerita tersebut!
3. Menurut Anda, adakah relevansi
cerita rakyat tersebut dengan
keadaan masa kini!
4. Pesan apa yang Anda tangkap
dari cerita rakyat tersebut?
154
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
1. Carilah sebuah cerita rakyat
yang menceritakan asal-usul
suatu tempat! Misalnya, Tangkubanperahu,
Danau Toba,
Kota Banyuwangi, dan lain-lain.
2. Rekamlah cerita rakyat tersebut
untuk diperdengarkan pada
teman-taman kelompok lain!
Anda dapat menambahkan
iringan musik yang sesuai dengan
cerita jika ada!
Suatu sore ketika ia sedang berjalan-jalan di sekitar tempat
pemandian, ia dikejutkan oleh jertian seorang wanita. Suta segera
mencari arah jeritan tadi. Akhirnya ia tiba di dekat sebuah pohon
besar. Dilihatnya putri adipati menjerit-jerit di bawah pohon itu. Di
dekatnya, seekor ular raksasa menggelantung, mulutnya menganga
siap menelan putri tersebut. Suta sendiri sebenarnya takut melihat
ular sebesar itu. Namun ia sangat kasihan melihat sang putri yang
pucat dan ketakutan. Timbul keberaniannya untuk membunuh ular
tersebut. Diambilnya bambu yang cukup besar, dipukulnya kepala
ular itu berkali-kali. Ular tadi menggeliat-geliat kesakitan, tak lama
kemudian ular itu diam tak bergerak. Mati.
“Terima kasih, Kang Suta. Kamu telah menyelamatkan jiwaku.”
“Itu sudah menjadi tugas saya. Apalagi hamba ini abdi Sang
Adipati, ayah Tuan Putri,” sahut Suta.
Kemudian Sang Putri dan Suta pergi meninggalkan tempat
itu menuju kadipaten. Sejak kejadian itu Sang Putri semakin akrab
dengan Suta. Bahkan keduanya punya rencana mengikat hubungan
itu dalam suatu pernikahan. Rencana itu diketahui sang Adipati,
maka marah sang Adipati.
“Dia hanya seorang batur! Kamu seorang raden, putri Adipati.
Kamu tidak boleh menikah dengan batur itu!”
Sang Putri sangat sedih mendengar kata-kata ayahnya. Apalagi
dia mendengar kabar bahwa Suta dimasukkan penjara bawah
tanah. Kesalahannya karena berani melamar putri sang Adipati.
Di dalam penjara ternyata Suta tidak diberi makan atau minum,
bahkan ruang penjara itu digenangi air setinggi pinggang suta.
Akibatnya Suta terserang penyakit demam. Mendengar kabar keadaan
Suta yang semacam itu, Sang Putri bertekad membebaskan
Suta.
“Emban, aku harus bisa membebaskan Kang Suta. Kasihan
dia, dahulu dia telah menolong aku. Aku berutang nyawa kepadanya.
Bantulah aku, Emban,” kata Putri pada pengasuhnya.
Emban itu mengetahui perasaan putri kepada Suta. Dia juga
iba mendengar Suta yang mulai sakit di penjara. Maka, emban itu
diam-diam menyelinap ke penjara bawah tanah. Dia membebaskan
Suta dan membawa ke suatu tempat. Di situ Sang Putri telah
menunggu dengan seekor kuda. Sang Putri pergi bersama Suta
dengan menunggang kuda tersebut. Dalam perjalanan, keduanya
menyamar sebagai orang desa, sehingga tidak dikenali orang lagi.
Setelah melakukan perjalan cukup jauh, sampailah keduanya
di tepi sebuah sungai. Mereka beristirahat sejenak. Putri merawat
Suta yang masih sakit. Berkat kesabaran dan perawatan Sang
Putri, Suta akhirnya sembuh. Mereka kemudian menikah dan hidup
menetap di tempat tersebut. Tempat itu kemudian disebut
Baturaden. Batur artinya pembantu, raden artinya keturunan
bangsawan. Baturaden sampai sekarang menjadi tempat wisata
yang menarik. Terletak di kaki Gunung Slamet di daerah
Purwokerto, Jawa Tengah.
Sumber: Ulasan Cerita Rakyat Jawa Tengah, Yayasan
Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
155
Bab 11 Kesenjangan Sosial
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
1. Waktu pintu ternganga lebar, dia tercenung di
depannya. Matanya bergerak ke sana ke mari
menatap apa saja yang bisa dilihatnya. Ruangan
itu bagus sekali. Hawa dingin menyentuh kulitnya.
Ada kesegaran di dalamnya. Di tengahtengah
barang-barang yang serba megah, duduk
laki-laki jangkung memakai kacamata hitam.
Unsur intrinsik yang terkandung pada kutipan
cerpen Jakarta di atas adalah ... .
a. penokohan d. amanat
b. latar e. tema
c. alur
2. “Night club, Pak, pusat kehidupan malam di kota
ini. Tempat orang-orang kaya membuang
duitnya. Lampunya lima watt, remang-remang,
perempuan cantik, minuman keras, tari telanjang,
dan musik gila-gilaan. Pendeknya yahud,”
ujar penjaga sambil mengacungkan jempolnya.
Unsur intrinsik yang terkandung pada kutipan
cerpen Jakarta di atas adalah ... .
a. penokohan d. amanat
b. latar e. tema
c. alur
3. Sebagai penulis, Titis Basino memang bukan
orang baru. Namun, seperti yang dia bilang,
setelah 10 tahun absen di dunia kesusastraan,
1. Cerpen adalah akronim dari cerita pendek, yaitu
kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata atau
sekitar 2-20 halaman) yang memberikan kesan
tunggal yang dominan dan memusatkan diri
pada satu tokoh dalam satu situasi. Ide cerpen
dapat ditulis berdasarkan apa saja, baik pribadi
maupun orang lain.
2. Biasanya cerpen memilik beberapa kategori,
seperti:
(a) kisahannya memberi kesan tunggal dan
dominan pada satu tokoh, latar, dan situasi
dramatik, bentuknya sangat sederhana, dan
bersifat imajinatif;
(b)mengungkapkan satu ide sentral dan tidak
membias pada ide sampingan, serta berisi
hal-hal yang tidak rutin terjadi setiap hari;
dan
(c) dimensi ruang waktunya lebih sempit dibandingkan
novel, namun selalu sampai pada
keadaan selesai dalam mengungkapkan
kejadian yang mampu menghadirkan impresi
tunggal.
3. Unsur intrinsiknya meliputi tema, plot/alur, tokoh
dan penokohan, latar, sudut pandang, pesan,
dan gaya. Unsur ekstrinsiknya meliputi biografi
pengarang, kondisi sosial, politik, agama,
ataupun filsafat.
4. Cerita rakyat dapat berupa cerita asal-usul,
cerita binatang, cerita jenaka, dan cerita
penglipur lara. Cerita asal-usul disebut juga
legenda dan merupakan karya sastra yang
dipertautkan dengan keajaiban alam. Selain
menerangkan asal-usul binatang atau
tumbuhan, cerita asal-usul juga menerangkan
asal-usul suatu tempat.
156
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
akhirnya dia muncul kembali dengan sebuah
sumbangan novelnya, Dari Lembah ke Coolibah,
seperti yang diakuinya merupakan hasil renungan
yang panjang yang ingin dia ungkapkan
dengan cara yang wajar dan jujur.
Penggalan resensi di atas berisi tentang uraian
... .
a. kelemahan novel
b. keunggulan novel
c. perlu tidaknya novel tersebut dibaca
d. tema dan amanat novel
e. kepengarangan
4. Lahir di Magelang, 17 Januari 1939, Titis Basino
yang mantan pramugari, pada tahun 80-an
dikenal sangat produktif menulis, baik cerpen
maupun novel. Sarjana muda sastra UI ini
pernah meraih hadiah hiburan majalah Sastra
(1963), beberapa novelnya yang pernah terbit
adalah Pelabuhan Hati (1978), Di Bumi Aku Bersuara
di Langit Aku Bertemu (1983) dan Bukan
Rumahku (1986).
Penggalan resensi di atas menonjolkkan ... .
a. hasil karya sebelumnya
b. keunggulan buku
c. keunikan penulis
d. kelemahan buku
e. isi buku
5. Novel Istri secara umum tidak dianggap sebagai
karyanya yang sukses, karena baik penggarapan
dan temanya, kalah dibanding karya-karya yang
ditulis kemudian, seperti Middleman and Other
Stories (1998) dan novel tersuksesnya Jasmine
(1990). Novel terbaik Bharati itu ditulis di Amerika
Serikat dengan perspektif dinamis dan optimis.
Unsur resensi yang paling dominan pada paragraf
di atas ialah … .
a. pernyataan
b. kelebihan
c. perbandingan
d. pertimbangan
e. kebaikan
II. Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1. Cermatilah paragraf berikut ini
Perempuan itu membaringkan tubuhnya pada
kursi panjang di pojok ruangan, di antara
peralatan, jam dinding, botol-botol minuman di
atas meja, gulungan-gulungan kertas karton yang
belum dibereskan. Telinganya mendengar suara
kicau burung di belakang rumah. Suaminya tengah
menik-mati satu permainan di layar komputernya.
Permainan baru yang sanggup memaksakannya
melotot sampai dini hari.
Kepala perempuan itu bertumpu pada tangan
kanannya. Tangan kirinya bertengger di atas perut.
Ia memejamkan matanya seolah-olah merasakan
dentang jam di sebelahnya, merasakan angin
yang diam saja karena malam itu tiba-tiba dia
merasa dirinya begitu peka. Pada saat itu ia mampu
menangkap denyut jantung ibunya yang berada
ratusan kilometer dari tempatnya berbaring. Dua
minggu yang lalu ibunya menelepon dia dan mengingatkan
bahwa sweater-nya ketinggalan. Ini telepon
yang pertama setelah sekian lama ia tidak
mendengar suara ibunya. Ibunya menanyakan
apakah ia perlu mengirimkan sweater tersebut.
“Buat Ibu saja,“ sahutnya. “Saya masih ada
dua lagi.”
“Sebetulnya ada juga berkas surat-surat yang
harus saya kirim buatmu. Yang dulu kamu urus
itu. Kalau kamu mau, bisa saya sertakan sekaligus,
satu paket,” tutur ibunya.
“Surat-suratnya saja dikirim, sweater-nya
nggak usah.”
“Ya sudah. Kamu sehat, kan, Yun? Cobalah
kurangi rokokmu. Terakhir kali di sini Ibu lihat kau
terlalu banyak merokok.”
..................................................................
..........................................................
a. Lanjutkan paragraf di atas menjadi sebuah
cerpen yang utuh! Anda bisa menciptakan
tokoh dan cerita berdasarkan imajinasi Anda!
b. Jelaskan alur yang Anda gunakan dalam
cerpen yang Anda buat!
c. Jelaskan latar yang Anda gunakan dalam
cerpen yang Anda buat!
157
Bab 12 Keremajaan
Olahraga
dapat
menjadi
kegiatan
positif
dan
menyenangkan
bagi
remaja.
GPM doc.
GPM doc.
12.1Membaca Tabel dan
Grafik
Bacalah wacana berikut dengan saksama!
Informasi Kesehatan eproduksi
Masih Terbatas
Berbagai hasil penelitian menunjukkan
bahwa tidak sedikit remaja yang mengalami
kasus kesehatan reproduksi atau kespro. Dari
yang ringan sampai yang berat. Penyebabnya,
informasi tentang kespro masih terbatas.
Kesehatan reproduksi remaja (KRR) mulai
menjadi isu penting di dunia sejak dibicarakan
dalam Konferensi Internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan/ICPD tahun
1994 di Cairo, Mesir. Masyarakat dunia sadar
betul bahwa remaja merupakan aset bangsa.
Mereka yang sekarang masih remajalah yang
Di bab terakhir ini bab dua belas kalian akan
mempelajari bagaimana merangkum data yang
terdapat dalam tabel atau grafik melalui topik
“Keremajaan”. Selain itu, kalian akan mempelajari
bagaimana cara menulis teks pidato dengan benar
dengan mempelajari kalimat efektif.
ntuk itu, pertama, kalian diajak untuk bisa
merangkum seluruh isi informasi dari suatu tabel dan
grafik ke dalam beberapa kalimat dengan membaca
memindai dengan mengungkapkan isi tabel grafik
yang terdapat dalam bacaan ke dalam beberapa kalimat
secara lisan atau tertulis, dan menyimpulkan isi
tabel grafik.
Kedua, kalian akan menyusun teks pidato dengan
menentukan langkah-langkah berpidato, menjelaskan
cara berpidato yang baik dan benar, dan menyunting
teks pidato tulisan teman kalian.
Ketiga, kalian diajak untuk bisa membedakan
kalimat yang efektif dan kalimat yang tidak efektif.
Itu berarti kalian harus dapat memahami kalimat efektif
itu seperti apa dan bagaimana membuat kalimat yang
efektif.
Selamat belajar dan sukseslah selalu.
158
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
akan menjadi pemimpin bangsanya dalam 20 atau 30 tahun
mendatang. Sayangnya enggak sedikit remaja mengalami kasuskasus
ke-sehatan reproduksi. Kasus yang mereka alami di
antaranya seks sebelum menikah, pernikahan dini, kehamilan tidak
diinginkan, aborsi tidak aman, infeksi menular seksual (IMS), dan
sebagainya. Kondisinya sudah sangat memprihatinkan bagi
perkembangan mereka sendiri.
Negara kita adalah salah satu peserta aktif dan ikut menandatangani
kesepakatan konferensi tersebut. Kini sepuluh tahun
setelah konferensi itu berlalu, kondisi kesehatan reproduksi remaja
di negeri kita belum mencapai seperti yang diharapkan. Lembaga
riset DKT Indonesia mengadakan penelitian tentang perilaku seksual
anak muda di empat kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya,
dan Medan) pada tahun 2004. Hasil penelitiannya mengungkapkan
16 responden mengaku sudah berpengalaman melakukan hubungan
seks di usia 13-15 tahun. Sebanyak 44 persen melakukannya
di usia 16-18 tahun. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda
dengan hasil assessment kebutuhan informasi dan pelayanan KRR
yang dilakukan oleh PKBI di Palembang, Singkawang, Cirebon,
dan Tasikmalaya (tahun 2001). Hasil assessment tersebut
menyebutkan, 16,46 persen dari 1.379 responden mengaku pernah
berhubungan seks. Nah, ini baru satu contoh kasus yang terungkap.
Anehnya, ada di antara kita atau bahkan orang dewasa masih
tidak percaya kalau kasus KRR juga sudah ada di lingkungan kita
dan mungkin sudah mengkhawatirkan bagi kita yang tidak remaja
ini. Bahkan, kalau ada publikasi tentang temuan kasus-kasus KRR
dari lapangan, biasanya menjadi heboh, tidak dipercaya. Lalu
lembaga atau individu yang melakukan penelitian tersebut mendapatkan
getah pahitnya. Hal ini sudah dialami oleh sebuah lembaga
swadaya masyarakat (LSM) di Yogyakarta, PKBI Daerah Bengkulu,
dan juga oleh PKBI Cabang Cirebon beberapa tahun lalu. Masyarakat
luas sepertinya masih belum siap menerima hasil-hasil penelitian
semacam itu. Padahal penelitian tersebut dapat menjadi masukan
untuk melakukan tindakan pencegahan maupun pemulihan
terhadap kasus-kasus yang ada.
Perilaku Seks Remaja
Usia 13-18 Tahun
Aktivitas Remajausia1318 100%
SMHS 227 16.46%
BMHS 1152 83.54%
Jumlah 1379 100.00%
Keterangan:
SMHS: Sudah Melakukan Hubungan Seks
BMHS: Belum Melakukan Hubungan Seks
Grafik adalah lukisan pasang surut
suatu keadaan dengan garis atau
gambar.
Langkah yang kita lakukan
untuk membaca grafik
membaca judul grafik
membaca lajur kanan, kiri, dan
bawah yang biasanya berkenaan
dengan jumlah, bulan, tahun, dan
sebagainya
melihat perbedaan yang mencolok
pada data tersebut, baik tertinggi,
terendah, atau rata-rata
(hitunglah bila diperlukan)
menarik kesimpulan dari data yang
disampaikan grafik.
Keterbatasan LSM
Penyebarluasan Informasi yang benar tentang kesehatan
reproduksi (kespro) termasuk KRR biasanya dilakukan oleh lembaga
nonpemerintah, seperti lembaga keagamaan, organisasi remaja
dan pemuda, maupun LSM lainnya. Kegiatan mereka itu ditujukan
bagi remaja di sekolah, remaja luar sekolah termasuk untuk anak
159
Bab 12 Keremajaan
jalanan, anggota organisasi remaja/pemuda, juga bagi kalangan
santri di pondok pesantren. Adapun media yang digunakan antara
lain ceramah, diskusi, talk show, program radio, leaflet, brosur,
majalah dinding, kolom khusus di media cetak, konsultasi lewat
surat, telepon maupun tatap muka, modul KRR, dan poster.
Lembaga atau organisasi semacam itu tidak bebas dari berbagai
keterbatasan. Relawan lapangan yang mereka punyai biasanya
sedikit. Jaringan organisasinya hanya berada di satu wilayah
tertentu (lokal). Dana mereka terbatas.
Akibatnya, terbatas pula jumlah remaja yang mendapatkan
informasi tentang kespro. Coba saja kita amati di sekolah atau
lingkungan kita. Sudah adakah kegiatan penyebarluasan informasi
KRR? Lalu bagaimana dengan sekolah atau lingkungan teman kita
lainnya?
Dari hasil penelitian, mengesankan bahwa sekarang ini
penyebaran informasi KRR memang masih belum merata dan
menyeluruh. Masih banyak remaja yang belum mendapatkan
informasi KRR secara benar. Masih banyak remaja yang mendapatkan
informasi dari teman, buku, atau sumber informasi yang
tidak benar.
Tidak berlebihan kalau kita berharap agar pemerintah pusat
atau daerah lebih berperan dalam menyebarluaskan informasi
tentang kespro. Semua pemda dengan otonomi daerahnya bersama
komponen masyarakat termasuk remaja, mengusahakan pusat
informasi dan pelayanan KRR di wilayahnya masing-masing. Departemen
Pendidikan Nasional mewajibkan agar sekolah memberikan
pelayanan informasi KRR kepada siswanya. Kalau ini bisa dilakukan,
teman-teman kita yang tersebar di berbagai wilayah nusantara ini
akan menikmati hak mereka yang selama ini belum terpenuhi,
yaitu hak mendapatkan informasi dan pelayanan KRR.
Sumber: Kompas, Jumat, 4 Maret 2005
Dari tabel pada bacaan di atas bisa dibuat grafik sebagai berikut:
Tabel adalah sajian data yang dibuat
dalam kolom-kolom.
Langkah yang kita lakukan
untuk membaca tabel
membaca judul tabel
membaca kolom-kolom yang ada
di tabel
melihat perbedaan yang mencolok
pada data tersebut, baik
yang tertinggi, terendah, atau
rata-rata (hitunglah bila
diperlukan)
menarik kesimpulan dari data yang
disampaikan dalam tabel.
Setelah membaca wacana di
atas, kerjakan soal berikut ini!
1. Uraikan secara verbal:
a. Grafik “Perilaku Seks Remaja
Usia 13-18 tahun dari 1379
Responden”;
b. Grafik “Perilaku Seks Remaja
Usia 13-18 tahun dari 1379
Responden dalam Persentase”.
2. Carilah sebuah grafik sederhana,
lalu uraikanlah secara verbal
grafik tersebut! Mintalah
teman Anda untuk memberikan
tanggapannya atas uraian yang
Anda sampaikan!
160
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Keterangan:
SMHS: Sudah Melakukan Hubungan Seks
BMHS: Belum Melakukan Hubungan Seks
12.2Pidato
12.2.1 Teks Pidato
Bacalah teks pidato berikut ini!
Teman-teman sekalian, selamat pagi!
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya, kita dapat berkumpul
di sini untuk memperingati hari yang bersejarah bagi bangsa
kita, yaitu Sumpah Pemuda.
Bagi kaum muda Indonesia, hari Sumpah Pemuda merupakan
momen yang memiliki arti penting untuk membina semangat
kebersamaan sebagai bangsa yang merdeka. Sumpah Pemuda
merupakan sejarah yang patut diteladani oleh setiap insan negeri
ini. Kita sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya
sadar akan tugas dan tanggung jawab kita. Tidak cukup dengan
merenung dan mengagumi semangat juang pahlawan kita. Tetapi
lebih dari itu, kita harus mampu menyingkirkan perasaan primordial
dan semangat kedaerahan yang kini tumbuh subur di negeri
kita.
Teman-teman sekalian, bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghormati para pahlawannya. Menghormati pahlawan
tidak hanya dengan ucapan, tetapi dengan tindakan nyata. Sebagai
refleksi, pertanyaan mantan presiden Amerika, John Francis
Kennedy, layak saya kutip, “Jangan Anda bertanya apa dapat
negara berikan untuk Anda, tetapi bertanyalah, apa yang dapat
Anda berikan untuk negara.”
Sumpah Pemuda bukanlah satu istilah tetapi semangat dan
cermin masa depan bangsa kita. Janganlah kita menunggu dan
menunggu apa yang diberikan negara kita, tetapi dengan semangat
dan kesadaran, marilah kita buka mata kita. Lihatlah ke depan!
Masih banyak sesama kita yang membutuhkan pertolongan kita.
Sudah seharusnya kita sebagai generasi muda memikirkan masa
depan bangsa ini. Kita dapat mulai dari sekarang dengan cara
yang paling sederhana, yaitu dengan menggunakan kesempatan
Perilaku Seks Remaja Usia 13-18 tahun
dari 1379 Responden dalam Persentase
Pidato adalah 1) pengungkapan
pikiran dalam bentuk kata-kata yang
ditujukan kepada orang banyak; 2)
wacana yang yang disiapkan untuk
diucapkan di depan khalayak.
(KBBI, 2001)
Tiga unsur yang berhubungan erat
dalam pidato adalah
1. pembicara (orator)
2. pendengar (audiens)
3. situasi
161
Bab 12 Keremajaan
belajar secara sungguh-sungguh agar kelak dapat menyumbangkan
tenaga dan pikiran kita bagi bangsa dan negara kita.
Belajar tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi dapat pula dilakukan
di rumah dan di mana pun. Tidak hanya dengan membaca buku,
tetapi dapat pula dengan belajar menerapkan pola hidup yang
wajar dan bertanggung jawab.
Akhirnya, saya ingin menegaskan bahwa sebagai generasi
penerus bangsa, kita harus benar-benar dapat mengisi Sumpah
Pemuda dengan sebaik-baiknya.
Terima kasih atas perhatian teman-teman semuanya.
12.2.2 Peranan Pidato
Peranan pidato dalam menyampaikan ide/informasi secara lisan
kepada kelompok massa merupakan aktivitas yang sangat penting,
baik pada masa lalu maupun pada masa mendatang. Seseorang yang
sudah mahir berbicara di depan umum akan dengan mudah
menguasai massa dan menawarkan ide-idenya agar dapat diterima
orang lain.
Presiden pertama RI, Soekarno, dengan kemahirannya berpidato
mampu menarik minat pendengar dalam jumlah yang luar biasa
besarnya. Dengan kepintarannya, beliau sanggup mempersatukan
orang Indonesia yang beraneka ragam budaya, suku, dan agama.
Lebih dari itu, beliau sanggup menghimpun kekuatan yang
mahadasyat untuk mengusir penjajah dari bumi Nusantara.
Kenyataan menunjukkan seorang siswa yang mahir berbicara
di depan umum cenderung memiliki relasi yang luas dengan temantemannya
di kelas, sekolah atau masyarakat. Sebaliknya, seorang
siswa yang “pendiam” cenderung terbatas pergaulannya.
12.2.3 Langkah-langkah Pidato
Kemahiran berpidato diperoleh tidak dengan serta-merta, tetapi
harus melalui latihan yang teratur dan berkelanjutan. Agar Anda dapat
berpidato dengan baik, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan.
1. Menyelidiki pendengar dengan mengajukan pertanyaan,
misalnya: siapa pendengarnya, jenis kelamin, pendidikan dan
lain-lain.
2. Memilih topik atau tema hendaknya disesuaikan dengan
kemampuan diri, mempunyai arti atau kegunaan bagi pendengar
dan lain-lain.
3. Mengumpulkan bahan berdasarkan pengalaman, hasil penelitian,
imajinasi, buku bacaan, media massa maupun media elektronik.
4. Membuat kerangka pidato, caranya sama dengan membuat
kerangka karangan lainnya, yakni: pembuka, isi, dan penutup.
5. Mengembangkan pidato menjadi kerangka pidato.
6. Latihan oral dengan vokal yang tepat, dengan suara yang nyaring.
Apabila hal-hal tersebut di atas benar-benar dipersiapkan, pasti
Gbr. 12.1
Presiden pertama RI, Soekarno,
dengan kemahirannya berpidato
mampu menarik minat
pendengar dalam jumlah yang
luar biasa besarnya. 30 Tahun Indonesia Merdeka
162
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
tampil lebih percaya diri dan mantap dalam berpidato, khususnya
bila kita berpidato secara resmi di depan publik.
12.2.4 Metode Pidato
Ada empat metode pidato.
1. Metode impromptu (serta-merta): berpidato tanpa persiapan
2 Metode naskah: dalam berpidato pembicara membaca teks/
naskah yang telah dipersiapkan.
3. Metode hafalan: dalam berpidato, pembicara menyampaikan
isi naskah pidato yang telah dihafalkan.
4. Metode ekstemporan (tanpa persiapan naskah): pidato dengan
metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatancatatan
penting yang sekaligus menjadi urutan dalam uraian
itu.
Anda dapat menggunakan salah satu metode, dengan catatan,
metode yang dipilih perlu dipertimbangkan atau disesuaikan dengan
situasi serta pendengarnya. Analisis terhadap pendengar perlu
mendapat porsi yang sama dengan persiapan diri seorang orator.
12.2.5 Tu uan Pidato
Tujuan pidato antara lain:
1. menyampaikan informasi (informatif),
2. menghibur/menyenangkan hati pendengar (rekreatif),
3. meyakinkan pendengar (argumentatif),
4. membujuk/mempengaruhi pendengar (persuasif).
Agar pidato Anda dapat menarik minat dan perhatian pendengar
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. kemukakan fakta dengan jelas,
2. gunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga mampu membangkitkan
minat pendengar terhadap masalah yang kita sampaikan,
3. berbicara secara wajar dan terbuka,
4. sajikan materi dengan lafal dan intonasi yang tepat,
5. gunakan mimik dan gerak-gerik secara wajar.
Kerjakan soal-soal berikut
dengan tepat!
1. Sebut dan jelaskan unsur-unsur
yang mendukung keberhasilan
pidato!
2. Sebutkan langkah-langkah persiapan
dalam pidato!
3. Jelaskan, mengapa Anda perlu
menyelidiki situasi sebelum
pidato?
4. Berdasarkan contoh naskah
pidato tersebut di atas, siapakah
yang pantas menjadi pendengarnya,
kapan, dan di mana
dibacakan, apa tujuannya,
mengapa kita perlu berbicara
masalah tersebut dan bagaimana
cara mengemukakannya?
5. Susunlah sebuah naskah pidato
dalam acara Hari Pendidikan
Nasional, umpamakan Anda
sebagai Kepala Sekolah!
6. Silakan berpidato di depan kelas
dengan berpedoman pada isi
teks pidato yang telah Anda susun!
7. Cobalah Anda nilai temanmu
yang berpidato di depan kelas
dengan mengisi kolom penilaian
pidato di bawah ini!
No. Nama
Nilai
Penjiwaan Ekspresi Intonasi Gerak Sistematika penyajian
Jumlah
nilai
Kolom Penilaian
163
Bab 12 Keremajaan
12.3Kalimat fektif
Perhatikan contoh berikut!
(1) Kepada siswa-siswi yang belum membayar uang sekolah
diharap mendaftarkan diri pada tata usaha.
(2) Kepada para peserta tes diharap tenang.
(3) Untuk kegiatan ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.
(4) Kegiatan itu diikuti para peserta yang terdiri dari siswasiswi
SMA.
Kalimat (1), (2), (3), (4) tidak efektif karena tidak menyampaikan
pesan yang jelas, subjek kalimat tidak ada, atau keterangan tambahan
yang kurang tepat. Kalimat di atas seharusnya:
- Diharap siswa-siswi yang belum membayar uang sekolah
segera membayar pada tata usaha.
- Para peserta tes harap tenang.
- Kegiatan ini membutuhkan dana yang tidak sedikit.
- Para peserta yang semuanya siswa-siswi SMA mengikuti
kegiatan itu.
Keefektifan kalimat didukung oleh:
1. kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis;
2. keparalelan (paralelisme) bentuk bahasa yang dipakai untuk
tujuan efektivitas tertentu;
3. ketegasan dalam merumuskan pikiran utama;
4. kehematan dalam pilihan kata; dan
5. kevariasian dalam penggunaan kalimat.
Definisi:
Kalimat efektif adalah
kalimat yang dengan sadar/
sengaja disusun untuk
mencapai daya informasi
yang tepat dan baik.
(Parera, 1988: 42).
Salinlah TABEL A dalam buku
tugas Anda, kemudian tentukan
apakah kalimat-kalimat itu
efektif atau tidak! Jika tidak
efektif, tuliskan kalimat efektifnya!
TABEL A
Kalimat Efektif/tidak Kalimat
1. Pada tahun ini merupakan tahun terakhir
masa dinasnya sebagai pilot.
2. Pada artikel “Solidaritas Global atas Korban
Tsunami Asia” yang diambil dari harian
Kompas, ada dua hal yang dibahas di dalam
artikel ini.
3. Si penulis berusaha untuk menyadarkan
pembaca akan bahaya DBD yang semakin
hari semakin meningkat bahayanya.
4. Sedangkan bantuan jangka panjang lebih
diarahkan pada para petani miskin.
5. Salah satu cara memberantas kemiskinan
adalah dengan memberantas korupsi dan
memperberat hukuman untuk para
koruptor.
6. Di Indonesia sendiri, masih banyak rakyatrakyat
miskin yang belum bisa mendapatkan
bantuan sama sekali, apalagi ditambah
dengan bencana Tsunami.
Tidak efektif 1. Tahun ini merupakan tahun terakhir
masa dinasnya sebagai pilot.
........................ 2. ..................................
3. ..................................
4. ..................................
5. ..................................
........................
........................
........................
........................ 6. ..................................
164
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
7. Padahal pemerintah mempunyai anggaran
yang dapat digunakan pemerintah untuk
membantu rakyatnya.
8. Meskipun bantuan solidaritas global kepada
bencana Tsunami memang luar biasa,
akan tetapi menurut saya hendaknya
semua dana yang telah terkumpul dapat
dialokasikan dengan sebaik-baiknya.
9. Anak-anak yang menjadi korban bencana
tersebut dihadapi oleh masalah akibat dari
bencana Tsunami.
10. Fakta memperlihatkan bahwa korbankorban
bencana Tsunami sangat banyak
dan anak-anak yang terdapat di penampungan
korban bencana alam sangat
banyak jumlahnya.
........................
........................
7. ..................................
8. ..................................
........................ 9. ..................................
........................ 10. ..................................
1. Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan
dengan garis atau gambar.
2. Langkah untuk membaca grafik adalah:
(1)membaca judulnya,
(2)membaca lajur kanan, kiri, dan bawah yang
biasanya berkenaan dengan jumlah, bulan,
tahun, dan sebagainya,
(3)melihat perbedaan yang mencolok pada
data tersebut, baik tertinggi, terendah,
ataupun rata-rata, dan
(4)menarik kesimpulan dari data yang disampaikan
grafik.
3. Tabel adalah sajian data yang dibuat dalam
kolom-kolom.
4. Langkah yang untuk membaca tabel adalah:
(1)membaca judul tabel,
(2)membaca kolom-kolom yang ada di tabel,
(3)melihat perbedaan yang mencolok pada
data tersebut, baik yang tertinggi, terendah,
ataupun rata-rata, dan
(4)menarik kesimpulan dari data yang disampaikan
dalam tabel.
5. Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk
kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak;
atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan
di depan khalayak.
6. Ada tiga unsur dalam berpidato, yaitu pembicara,
pendengar, dan situasi.
7. Langkah-langkah berpidato adalah:
(1)menyelidiki pendengar dengan mengajukan
pertanyaan,
(2)memilih topik atau tema yang sesuai dengan
kemampuan diri, mempunyai arti/kegunaan
bagi pendengar,
(3)mengumpulkan bahan berdasarkan pengalaman,
hasil penelitian, imajinasi, buku bacaan,
media massa cetak maupun elektronik,
(4)membuat kerangka pidato,
(5)mengembangkan pidato menjadi kerangka
pidato, dan
(6) latihan oral dengan vokal yang tepat dan
suara yang nyaring.
8. Ada empat metode pidato, yaitu:
- impromptu/spontan/tanpa persiapan,
- naskah (membaca teks naskah yang sudah
dipersiapkan),
- hafalan (menyampaikan isi pidato yang
sudah dihafalkan), dan
- ekstemporan (tanpa persiapan naskah, paling
cuma catatan kecil yang penting dan
urutan uraiannya).
165
Bab 12 Keremajaan
I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling
tepat!
Cermatilah grafik berikut ini untuk menjawab
soal 1—4!
2. Penjualan kendaraan bermotor roda empat
mengalami peningkatan sejumlah 207.122
kendaraaan antara tahun ... .
a. 1997-1998 d. 2000-2001
b. 1998-1999 e. 2001-2002
c. 1999-2000
3. Setelah tahun 1998 terjadi penurunan penjualan
kendaraan bermotor roda empat, pada tahun
2001 kembali terjadi penurunan sebanyak ... .
a. 262.484 kendaraan d. 1 8 . 2 0 3
kendaraan
b. 35.530 kendaraan e. 1 . 3 0 4
kendaraan
c. 1.403 kendaraan
4. Penjualan kendaraan bermotor roda empat
mengalami peningkatan sebesar 35.530 kendaraan
antara tahun ... .
a. 1997-1998 d. 2000-2001
b. 1998-1999 e. 2001-2002
c. 1999-2000
5. Jika pada suatu acara, secara tiba-tiba Anda diminta
untuk menyampaikan pidato. Maka teknik
pidato yang Anda gunakan adalah ... .
a. teknik serta merta
b. teknik naskah
c. teknik hafalan
d. teknik ekstemporan
e. teknik umum
6. Berikut ini langkah-langkah persiapan pidato:
420.000
320.791
354.579
317.763
300.963
299.560
93.841
58.311
1 9 9 9
1 9 9 7
1 9 9 8
2 0 0 0
2 0 0 1
2 0 0 2
2 0 0 3
2 0 0 4
VOLUM PASA K NDA AAN
B MOTO ODA MPAT 1 7
2 4 P UNIT
Sumber: Kompas, 24 Desember
2004 dengan perubahan seperlunya
1. Penjualan kendaraan bermotor roda empat
mengalami penurunan tajam pada tahun ... .
a. 1997 d. 2000
b. 1998 e. 2001
c. 1999
8. Tujuan pidato adalah:
- menyampaikan informasi (informatif),
- menghibur (rekreatif),
- meyakinkan (argumentatif), dan
- membujuk (persuasif).
9. Kalimat efektif adalah kalimat yang dengan
sadar disusun untuk mencapai daya informasi
yang tepat dan baik.
10. Kalimat yang tidak efektif adalah kalimat yang
tidak dengan jelas menyampaikan pesannya,
misalnya subjek kalimat tidak ada atau
keterangan tambahannya tidak tepat.
11. Keefektifan kalimat tergantung pada:
(1) kesepadanan antara struktur bahasa dan
jalan pikiran yang logis,
(2) keparalelan bentuk bahasa yang dipakai untuk
efektivitas tertentu,
(3) ketegasan dalam merumuskan pikiran
utama,
(4) kehematan dalam pilihan kata, dan
(5) variasai penggunaan kalimat.
166
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
1. latihan
2. memilih topik atau tema
3. menyelidiki pendengar
4. mengembangkan kerangka pidato.
5. membuat kerangka pidato
6. mengumpulkan bahan
Urutan langkah-langkah pidato yang tepat
adalah ... .
a. 1, 2, 3, 4, 5, 6
b. 3, 2, 6, 5, 4, 1
c. 1, 3, 5, 6, 2, 4
d. 6, 5, 4, 3, 2, 1
e. 4, 5, 6, 1, 2, 3
7. Pagi ini kami senang sekali. Hati kami rasanya
berbunga-bunga. Kedatangan teman-teman dari
SMA 3 sangat membahagiakan kami di sini.
Apalagi, teman-teman datang dalam jumlah
yang cukup banyak, lima bus. Padahal kami hanya
memperkirakan tiga bus. ...
Penggalan pidato di atas merupakan bagian ... .
a. pendahuluan
b. isi
c. penutup
d. salam
e. kesimpulan
8. Berikut ini yang merupakan contoh kalimat efektif
adalah ...
a. Di dalam keputusan ini menunjukkan kebijaksanaan
yang dapat menguntungkan kita.
b. Dirjen selaku wakil menteri menegaskan bahwa
pembangunan sangat penting
c. Juara pertama adalah Afan yang mengendarai
mobil Honda.
d. Buku terjemahan Ibu Tuti pasti bermanfaat
untuk dibaca.
e. Kepada para penumpang harap bayar dengan
uang pas.
9. Istri Direktur muda itu baru saja kembali dari
Singapura.
Perbaikan kalimat di atas supaya tidak ambigu
adalah ...
a. Istri muda Direktur itu baru kembali dari
Singapura.
b. Istri muda Direktur muda kembali dari
Singapura.
c. Istri Direktur muda dari Singapura baru
kembali.
d. Baru saja kembali istri Direktur muda dari
Singapura.
e. Dari Singapura baru saja kembali istri
Direktur muda itu.
10. Kepala asrama bikin tata tertib yang harus gua
jalani. Habis sekolah kagak boleh ke mana-mana.
Apalagi nonton film.
Perbaikan kalimat di atas adalah ...
a. Kepala asrama selalu buat tata tertib harus
dijalani. Habis sekolah nggak boleh ke manamana
apalagi nonton film.
b. Kepala asrama kalau buat tata tertib harus
dijalani. Setelah sekolah nggak boleh ke mana-
mana apalagi nonton film.
c. Kepala asrama membuat tata tertib harus
saya jalani. Sepulang sekolah tidak boleh ke
mana-mana, apalagi nonton film.
d. Kepala asrama membuat tata tertib harus
saya jalani. Setelah sekolah tidak boleh ke
mana-mana apalagi menonton film.
e. Kepala asrama membuat tata tertib yang harus
aku yang jalani. Sepulang sekolah nggak
boleh deh ke mana-mana apalagi nonton
film.
II. Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1. Carilah dua buah grafik di surat kabar atau majalah!
a. Tempelkan grafik itu dalam buku tugas Anda!
b. Tuliskan uraian tabel tersebut dalam bentuk
paragraf!
2. Perbaiki kalimat-kalimat berikut ini menjadi
kalimat efektif!
a. Kado ini siap dihadiahkan kepada Anda.
b. Atas perhatiannya, Saya ucapkan terima
kasih.
c. Diharapkan dengan uang tersebut dapat
meringankan beban hidup para korban banjir.
d. Adalah merupakan hal yang biasa melihat
orang-orang pedalaman Papua tidak memakai
baju.
e. Sejak dari kelas I SMA dia meraih peringkat
satu.
f. Pada upacara itu dihadiri oleh para artis ibu
kota.
g. Manusia membutuhkan makanan yang mana
makanan tersebut harus cukup mengandung
zat-zat yang diperlukan oleh tubuh agar mereka
tetap sehat.
h. Departemen sosial membantu susu untuk
balita.
167
Glosarium
A
afiks : bentuk terikat yang apabila ditambahkan
pada kata dasar atau bentuk dasar akan
mengubah makna gramatikal.
alur : 1 rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin
dengan saksama dan menggerakkan jalan
cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan
penyelesaian; 2 jalinan peristiwa dalam
karya sastra untuk mencapai efek tertentu
(pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan
temporal atau waktu dan oleh hubungan
kausal atau sebab-akibat).
amanat : 1 keseluruhan makna atau isi
pembicaraan untuk dimengerti dan diterima
pendengar atau pembaca; 2 gagasan yang
mendasari karya sastra; pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca
atau pendengar.
antologi : kumpulan karya tulis pilihan dari
seseorang atau beberapa pengarang.
B
bait : satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas
beberapa baris, seperti pantun yang terdiri
atas empat baris.
baris : 1 deret; leret; banjar; jajar; 2 berbaris; 3
garis lurus; coret; setrip; 4 barisan;
pasukan; 5 deretan huruf pada tulisan atau
cetakan; 6 tanda bunyi dalam tulisan Arab.
benefaktif : bersangkutan dengan perbuatan
(verba) yang dilakukan untuk orang lain.
berita : 1 cerita atau keterangan mengenai
kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar;
2 laporan; 3 pemberitahuan; pengumuman.
bibliografi : daftar buku atau karangan yang
merupakan sumber rujukan dari sebuah
tulisan atau karangan atau daftar tentang
suatu subjek ilmu; daftar pustaka.
biografi : riwayat hidup (seseorang) yang ditulis
oleh orang lain.
bunyi : 1 sesuatu yang terdengar (didengar) atau
ditangkap oleh telinga; 2 nada; laras (pada
alat musik atau nyanyian); 3 kesan pada
pusat syaraf sebagai akibat getaran gendang
telinga yang bereaksi karena perubahanperubahan
dalam tekanan udara; 4 ucapan
apa yang tertulis (surat, huruf).
C
catatan kaki : keterangan yang dicantumkan pada
margin bawah pada halaman buku (biasanya
dicetak dengan huruf yang lebih kecil
daripada huruf di dalam teks guna
menambahkan rujukan uraian di dalam
naskah pokok).
citraan : cara membentuk citra mental pribadi atau
gambaran sesuatu; kesan atau gambar
visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata,
frasa, atau kalimat, dan merupkan unsur
dasar yang khas dalam karya prosa dan
puisi.
D
daftar pustaka : daftar yang mencantumkan judul
buku, nama pengarang, penerbit, dsb yang
ditempatkan pada bagian akhir suatu
karangan atau buku, dan disusun menurut
abjad.
data : 1 keterangan yang benar dan nyata; 2
keterangan atau bahan nyata yang dapat
dijadikan dasar kajian (analisis atau
kesimpulan).
debat : pembahasan dan pertukaran pendapat
mengenai suatu hal dengan saling memberi
alasan untuk mempertahankan pendapat
masing-masing.
deduksi : penarikan kesimpulan dari keadaan yang
umum; penyimpulan dari yang umum ke
yang khusus.
deskripsi : pemaparan atau penggambaran dengan
kata-kata secara jelas dan terperinci; uraian.
deskriptif : bersifat deskripsi; bersifat
menggambarkan apa adanya.
diksi : pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan).
diskusi : pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran
mengenai suatu masalah.
E
eksposisi : 1 uraian (paparan) yang bertujuan
menjelaskan maksud dan tujuan; 2
pameran; 3 bagian awal karya sastra yang
berisi keterangan tentang tokoh dan latar.
ekstrinsik : berasal dari luar (tentang nilai mata
uang, sifat manusia, atau nilai suatu
peristiwa); bukan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sesuatu; tidak
termasuk intinya.
elipsis : tanda berupa tiga titik yang diapit spasi
(...), menggambarkan kelmat yang terputusputus
atau menunjukkan bahwa dalam suatu
petikan ada bagian yang dihilangkan.
eufemisme : ungkapan yang lebih halus sebagai
pengganti ungkapan yang dirasakan kasar,
168
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
yang dianggap merugikan atau tidak
menyenangkan.
F
fakta : hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada
atau terjadi.
faktual : berdasarkan kenyataan; mengandung
kebenaran.
fiksi : 1 cerita rekaan (roman, novel); 2 rekaan;
khayalan; tidak berdasarkan kenyataan; 3
pernyataan yang hanya berdasarkan
khayalan atau pikiran.
fonem : satuan bunyi terkecil yang mampu
menunjukkan kontras makna.
G
grafik : lukisan pasang surut suatu keadaan dengan
garis atau gambar.
H
hikayat : karya sastra lama Melayu berbentuk prosa
yang berisi cerita, undang-undang, dan
silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis,
biografis, atau gabungan sifat-sifat itu,
dibaca untuk pelipur lara, pembangkit
semangat juang, atau sekadar untuk
meramaikan pesta.
hiperbol : ucapan (ungkapan, pernyataan) kiasan
yang dibesar-besarkan (berlebih-lebihan),
dimaksudkan untuk memperoleh efek
tertentu.
I
ilmiah : bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan;
memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan.
imajinasi : daya pikir untuk membayangkan (dalam
angan-angan) untuk menciptakan gambar
(lukisan, karangan) kejadian berdasarkan
kenyataan atau pengalaman seseorang.
indeks : daftar kata atau istilah penting yang
terdapat dalam buku cetakan (biasanya pada
bagian akhir buku) tersusun menurut abjad
yang memberikan informasi mengenai
halaman tempat kata atau istilah itu
ditemukan.
induksi : metode pemikiran yang bertolak dari
kaidah (hal-hal atau peristiwa) khusus untuk
menentukan hukum (kaidah) yang umum;
penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan
yang khusus untuk diperlakukan secara
umum; penentuan kaidah umum
berdasarkan kaidah khusus.
imbuhan : bubuhan (yang berupa awalan, sisipan,
akhiran) pada kata dasar untuk membentuk
kata baru; afiks.
intonasi : 1 lagu kalimat; 2 ketepatan penyajian
tinggi rendah nada (dari seorang penyanyi).
intrinsik : terkadung di dalamnya (tentang kadar
logam mulia dalam mata uang, harkat
seseorang, atau suatu peristiwa.
irama : 1 gerakan berturut-turut secara teratur;
ritme; 2 alunan yang tercipta oleh kalimat
yang berimbang, selingan bangun kalimat,
dan panjang pendek serta kemerduan bunyi
(dalam prosa); 3 alunan yang terjadi karena
perulangan dan pergantian kesatuan bunyi
dalam arus panjang pendek bunyi, keras
lembut tekanan, dan tinggi rendah nada
(dalam puisi).
ironi : 1 kejadian atau situasi yang bertentang
dengan yang diharapakan atau dengan yang
seharusnya terjadi, tetapi sudah menjadi
suratan takdir; 2 majas yang menyatakan
makna yang bertentangan dengan makna
sesungguhnya.
J
jeda : 1 waktu berhenti (mengaso) sebentar;
waktu beristirahat di antara dua kegiatan
atau dua babak (seperti dalam olahraga); 2
hentian sebentar dalam ujaran (sering
terjadi di depan unsur kalimat yang
mempunyai isi informasi yang tinggi atau
kemungkinan yang rendah).
K
kalimat tunggal : kalimat yang hanya terdiri atas
satu klausa.
kausatif : bentuk verba yang menyatakan sebab
atau menjadikan.
kutipan : 1 pungutan; petikan; nukilan; sifat; 2
pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari
karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau
memperkokoh argumen dalam tulisan
sendiri.
konfiks : afiks tunggal yang terdiri dari dua unsur
yang terpisah.
kronologis : berkenaan dengan kronologi; menurut
urutan waktu (dalam penyusunan sejumlah
kejadian atau peristiwa).
L
lafal : cara seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa.
latar : 1 permukaan; 2 halaman; 3 rata; datar; 4
dasar warna (pada pakaian, dsb); 5
keterangan mengenai waktu, ruang, dan
suasana terjadinya lakuan dalam karya
sastra; 6 keadaan atau situasi (yang
menyertai ujaran atau percakapan); 7 dekor
pemandangan yang dipakai dalam
pementasan drama, seperti pengaturan
tempat kejadian, perlengkapan, dan
pencahayaan.
litotes : pernyataan yang memperkecil sesuatu atau
melemahkan, dan menyatakan kebalikannya.
169
Glosarium
logis : sesuai dengan logika; benar menurut
penalaran; masuk akal.
M
mada : (madar) tidak berperasaan; tebal telinga.
majas : cara melukiskan sesuatu dengan jalan
menyamakannya dengan sesuatu yang lain;
kiasan.
makna denotatif : makna yang bersifat denotatif.
metafora : pemakaian kata atau kelompok kata
bukan dengan arti yang sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan
persamaan atau perbandingan.
metonimia : majas yang berupa pemakaian nama
ciri atau nama hal yang ditautkan dengan
orang, barang, atau hal sebagai
penggantinya.
mimik : peniruan dengan gerak-gerik anggota
badan dan raut muka.
morfem : satuan bentuk bahasa terkecil yang
mempunyai makna secara relatif stabil dan
tidak dapat dibagi atas bagian bermakna
yang lebih kecil.
morfofonemik : telaah tentang perubahanperubahan
fonem yang terjadi sebagai
akibat pertemuan (hubungan) morfem
dengan morfem lain.
morfologi : cabang linguistik tentang morfem dan
kombinasinya.
N
narasumber : orang yang memberi (mengetahui
secara jelas atau menjadi sumber)
informasi; informan.
nasalisasi : pelepasan udara melalui hidung pada
waktu menghasilkan bunyi bahasa;
penasalan.
nonfiksi : yang tidak bersifat fiksi, tetapi
berdasarkan fakta dan kenyataan.
O
opini : pendapat; pikiran; pendirian.
P
paradoks : pernyataan yang seolah-olah
bertentangan (berlawanan) dengan
pendapat umum atau kebenaran, tetapi
kenyataannya mengandung kebenaran;
bersifat paradoks.
parafrasa : 1 pengungkapan kembali suatu tuturan
dari sebuah tingkatan atau macam bahasa
menjadi yang lain tanpa mengubah
pengertian; 2 penguraian kembali suatu teks
(karangan) dalam bentuk (susunan katakata)
yang lain dengan maksud untuk dapat
menjelaskan makna yang tersembunyi.
paragraf : bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru);
alinea.
penalaran : 1 cara (perihal) menggunakan nalar;
pemikiran atau cara berpikir logis;
jangkauan pemikiran; 2 hal mengembangkan
atau mengendalikan sesuatu dengan nalar
dan bukan dengan perasaan atau
pengalaman; 3 proses mental dalam
mengembangkan pikiran dari beberapa fakta
atau prinsip.
personifikasi : pengumpaan (perlambangan) benda
mati sebagai orang atau manusia.
pidato : 1 pengungkapan pikiran dalam bentuk
kata-kata yang ditujukan kepada orang
banyak; 2 wacana yang disiapkan untuk
diucapkan di depan khayalak.
pleonasme : pemakaian kata-kata yang lebih
daripada apa yang diperlukan.
puisi : 1 ragam sastra yang bahasanya terikat oleh
irama, matra, rima, serta penyusunan larik
dan bait; 2 gubahan dalam bahasa yang
bentuknya dipilih dan ditata secara cermat
sehingga mempertajam kesadaran orang
akan pengalaman dan membangkitkan
tanggapan khusus lewat penataan bunyi,
irama, dan makna khusus; 3 sajak.
prefiks : imbuhan yang ditambahkan pada bagian
awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar;
awalan.
proses : 1 runtutan perubahan (peristiwa) dalam
perkembangan sesuatu; 2 rangkaian
tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang
menghasilkan produk; 3 perkara dalam
pengadilan.
R
rasionalisasi : 1 proses, cara, perbuatan
menjadikan bersifat rasional; proses, cara,
perbuatan merasionalkan (sesuatu yang
mungkin semula tidak rasional); 2 proses,
cara, perbuatan yang rasional (menurut
rasio) atau menjadikan nisbahnya patut
(baik).
S
resensi : pertimbangan atau pembicaraan tentang
buku; ulasan buku.
responden : penjawab (atas pertanyaan yang
diajukan untuk kepentingan penelitian).
retoris : (retorik) bersifat retorika.
rima : pengulangan bunyi yang berselang, baik di
dalam larik sajak maupun pada akhir larik
sajak yang berdekatan.
sarkasme : (penggunaan) kata-kata pedas untuk
meyakiti hati orang lain; cemoohan atau
ejekan kasar.
serapan : 1 hasil menyerap (menghisap melalui
liang-liang renik); yang diserap; 2 alat untuk
menyerap; 3 lubang berisi ijuk dsb untuk
170
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
tempat air kotoran.
simile : majas pertautan yang membandingkan dua
hal yang secara hakiki berbeda, tetapi
dianggap mengandung segi yang serupa,
dinyatakan secara eksplisit.
sinekdoke : 1 majas pertautan yang menyebutkan
nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya: pars pro toto; 2 majas
pertautan yang menyebutkan nama
keseluruhan sebagai pengganti nama
bagiannya: totem pro parte; 3 majas
pertautan yang menyebutkan nama bahan
sebagai pengganti nama barang yang
terbuat dari bahan itu.
sinisme : 1 pandangan atau pernyataan sikap
mengejek atau memandang rendah; 2
pandangan atau gagasan yang tidak melihat
suatu kebaikan apa pun dan meragukan sifat
baik yang ada pada manusia.
sinopsis : ikhtisar karangan yang biasanya
diterbitkan bersama-sama dengan karangan
asli yang menjadi dasar sinopsis itu;
ringkasan; abstraksi.
sistematis : teratur menurut sistem; memakai
sistem; dengan cara yang diatur baik-baik
situs : 1 daerah temuan benda-benda purbakala; 2
tempat yang tersedia untuk lambang suatu
inskripsi; tempat pada suatu papan yang
dapat dan tidak dapat dilubangi.
suasana : 1 hawa; udara; 2 keadaan sekitar
sesuatu atau dalam lingkungan sesuatu; 3
keadaan suatu peristiwa.
sufiks : afiks yang ditambahkan pada bagian
belakang kata dasar.
T
tabel : daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data
informasi, biasanya berupa kata-kata dan
bilangan yang tersusun secara bersistem,
urut ke bawah dalam lajur dan deret
tertentu dengan garis pembatas sehingga
dapat dengan mudah disimak.
teks : 1 naskah yang berupa kata-kata asli dari
pengarang; kutipan dari kitab suci untuk
pangkal ajaran atau alasan; bahan tertulis
untuk dasar memberikan pelajaran,
berpidato, dsb; 2 wacana tertulis.
tema : pokok pikiran; dasar cerita (yang
dipercakapkan, dipakai sebagai dasar
mengarang, menggubah sajak, dsb).
tempo : 1 waktu; masa; 2 ketika; saat; 3
kesempatan; 4 kelonggaran (untuk berpikir
dsb); 5 batas waktu; janji (waktu yang
dijanjikan).
tipografi : ilmu cetak; seni percetakan.
tokoh : 1 rupa (wujud dan keadaan); macam atau
jenis; 2 bentuk badan; perawakan; 3 orang
yang terkemuka dan kenamaan (dalam
bidang politik, kebudayaan, dsb); 4
pemegang peran (peran utama) dalam
roman atau drama.
topik : 1 pokok pembicaraan dalam diskusi,
ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi; 2
hal yang menarik perhatian umum pada
waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.
transitif : bersangkutan dengan kata kerja yang
memerlukan objek.
U
unsur berita : 1 bagian terkecil dari suatu benda;
bagian benda yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi dengan proses kimia; bahan asal; zat
asal; elemen (dalam hal ini adalah berita); 2
kelompok kecil (dari kelompok yang lebih
besar) dalam hal ini adalah berita.
unsur sastra : 1 bagian terkecil dari suatu benda;
bagian benda yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi dengan proses kimia; bahan asal; zat
asal; elemen (dalam hal ini adalah sastra); 2
kelompok kecil (dari kelompok yang lebih
besar) dalam hal ini adalah sastra.
V
visual : dapat dilihat dengan indra penglihat
(mata); berdasarkan penglihatan.
W
wartawan : orang yang pekerjaannya mencari dan
menyusun berita untuk dimuat dalam surat
kabar, majalah, radio, dan televisi; juru
warta; jurnalis.
wawancara : 1 tanya jawab dengan seseorang
(pejabat, dsb) yang diperlukan untuk
dimintai keterangan atau pendapatnya
mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat
kabar, disiarkan melalui radio, atau
ditayangkan pada layar televisi; 2 tanya
jawab direksi (kepala personalia, kepala
humas) perusahaan dengan pelamar
pekerjaan; 3 tanya jawab peneliti dengan
narasumber.
171
Daftar Pustaka
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1996. Puisi Baru. Jakarta: PT Dian Rakyat.
Ambary, Abdullah. 1976. Intisari tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djamtika.
Anwar, Chairil. 1986. Aku Ini Binatang Jalang. Jakarta: PT Gramedia.
Arifin, Achyani. 2006. “Bergerilya Melawan Lupa Bersama Munir.” Dalam Kompas, 16
Januari 2006. Jakarta.
Arifin, Bustanul. 1986. Pedoman Menulis Karangan Ilmiah. Bandung: CV Lubuk Agung.
Badudu, J.S. 1982. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
______ . 1993. Inilah Bahasa Indonesia yang benar. III . Jakarta: Gramedia.
Bonar, S.K. 1987. Teknik Wawancara. Jakarta: Bina Aksara.
Chaer, Abdul. 1988. Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah
______ . 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Dawud,dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
_______ . 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dewan Kesenian Jakarta. 1976. Penyair Muda di Depan Forum. Jakarta: Dewan Kesenian
Jakarta
Dirjen Pend Dasar Menengah/Dep Pend dan K. 1997. Jendela Iptek Teknologi. Jakarta:
Balai Pustaka.
Finoza, Lamuddin. 1997. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia. Jakarta:
Penerbit Mawar Gempita.
Gero, Pieter P. 2005. “Tips Nol Korupsi Pascal Couchepin.” Dalam Kompas, 29 Oktober
2005. Jakarta.
Haryati, Eny. 2005. “Anatomi Ketidakberdayaan TKI.” Dalam Kompas, 5 Maret 2005.
Jakarta.
Hasan, Alwi dkk. 1999. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hendy, Zaidan. 1993. Kesusastraan Indonesia 2. Bandung: Angkasa
Humor. 14-27 April 1993.
172
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
Intisari. November 2001.
Ismail, Taufik, dkk (penyunting). 2001. Horison Sastra Indonesia. Jakarta: The Ford
Foundation.
Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
______ . 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende-Flores: Nusa Indah.
______ . 1987. Tata Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Tingkat Atas. Ende-Flores:
Nusa Indah.
______ . 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Mawar Gempita.
Kompas: 14 Februari 2001, 15 November 2001, 27 November 2001, 24 Desember 2004,
4 Maret 2005, 4 April 2005, 6 Maret 2005, 27 Maret 2005, 14 Maret 2006, 29
Maret 2006, 1 April 2006, 14 Mei 2006, dan 16 Mei 2006. Jakarta.
Lebang. SM. 2006. “Komunitas Utan Kayu “Seni Itu Keren .. “.” Dalam Matabaca, Januari
2006. Jakarta.
Liaw Yock Fang. Sejarah Melayu Klasik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Masassya, Elvyn G. 2005. “Mitos Keuangan.” Dalam Kompas, 6 Februari 2005. Jakarta.
Matabaca. Januari dan Maret 2006, Jakarta.
Muljana, Abdul. 1987. Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara. Jakarta: Balai Pustaka.
NOVA. 30 Januari 2005
Nurudin. 2003. Sukses Meresensi Buku di Media Massa. Malang: Penerbit Cespur.
Pakuan. Januari 2004. Jakarta.
Pradopo, Rahmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Seputar Indonesia. 19 Maret dan 27 Maret 2006. Jakarta.
Suara Pembaruan. 30-31 Maret 2005. Jakarta.
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.
Bandung: Angkasa.
Waluyo, Herman J. 2005. Apresiasi Puisi Panduan untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
173
Indeks
A
afiks 102, 103, 104
alfaktory 86
alur 5, 7, 14, 55, 58, 60
amanat 5, 7, 13, 14, 16, 55, 58, 60
antologi 49
articulatory 86
B
bait 11, 12, 13
baris 12, 13
benefaktif 82, 91
berita 1, 2, 3, 4, 5, 6, 14, 15, 16
biografi 102, 106
bunyi 87
C
catatan kaki 45, 46, 58, 61, 65, 66, 75, 77
D
daftar pustaka 45, 46, 47, 48, 49, 58, 59, 60
data 123, 124, 125, 126, 128, 129, 136, 137, 141
debat 133, 141
deduksi 125
deskripsi 1, 9, 10, 14, 16, 45, 58
diksi 12, 13, 86
diskusi 17, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28
E
efisien 61
eksposisi 61, 67, 68, 75, 77, 78
ekstemporan 162, 164, 165
ekstensif 61, 62, 75
ekstrinsik 1, 4, 5, 7, 13, 14
elipsis 19, 21, 26, 28
enjambemen 86
eufemisme 26
euphony 12
F
fakta 121, 123, 128, 130, 132, 136, 137, 141
faktual 67
fonem 73, 74, 75
footnote 61
G
grafik 157, 158, 159, 164, 165, 166
H
harvard 66
hikayat 95, 96, 97, 104, 105, 106
hiperbol 21, 26
I
ibid 66
ide pokok 79, 80, 81, 82, 92
ilmiah 66, 67, 75
imajinasi 67, 75
auditory 86
imbuhan asing 45, 50, 51, 58, 60
impromptu 162, 164
indeks 80, 93, 94, 95, 104, 105, 106
internet 66
intonasi 5, 6, 8, 14, 17, 18, 79, 86, 89, 162, 163
intrinsik 1, 4, 5, 7, 14
irama 79, 86, 87, 90
ironi 20, 26
J
jeda 2, 5, 8, 14, 17, 18, 86, 87, 89
jetlag 1, 2, 3
K
kalimat
fakta 109, 110
opini 109, 110
tunggal 25, 26, 27, 28
luas 25, 26, 27
sederhana 25, 26, 27
karangan
argumentasi 136, 141
kausatif 82, 83, 91
konfiks 131, 138, 140, 141, 143
konvensi bahasa 116
konvensional 65
kronologis 67
kutipan 45, 46, 50, 56, 57, 58, 60
174
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X SMA/MA
L
lafal 5, 6, 8, 14, 79, 86, 89
lapis
makna 11, 13
struktur 11
latar 5, 7, 13, 14, 55, 56, 58
litotes 19, 21, 26, 28
loc. cit 66
logis 123, 124, 128
M
majas 17, 19, 20, 21, 26, 28
makna denotatif 116, 118
metafora 20, 21, 26
metonimia 19, 21, 26
mimik 86, 162
morfem 73, 75
morfofonemik 73, 74, 75, 77, 78, 82, 91
morfologis 82, 91
N
narasumber 93, 100, 101, 102
nasalisasi 73, 75
no comment 101
nonberita 1, 16
nonfiksi 67, 75
O
off the record 101
online 66
op. cit 66
opini 102, 106
P
paradoks 19, 26
parafrasa 86, 116, 117, 118
paragraf 1, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 45, 46, 50, 56,
58, 59, 60
persuasif 121, 123, 124, 125, 128
proses 68
penalaran
deduksi 137, 141
induksi 137, 141
personifikasi 20, 21, 26, 28
pidato 157, 160, 161, 162, 164, 165, 166
pleonasme 19, 21, 26
pola
bergerak 56, 57, 58
tidak bergerak 56
prefiks 102, 103, 104
proses 64, 67, 68, 69, 73, 74, 77
puisi 17, 18, 21, 28
R
rasionalisasi 136, 141
resensi 121, 125, 126, 127, 128, 130
responden 124
retoris 21, 26
rima 79, 86, 87, 90, 92
S
sarkasme 20, 21, 26, 28
serapan 1, 10, 11, 14, 16
simile 19, 21, 26
sinekdoke 20, 26
sinisme 20, 21, 26
sinopsis 126, 129
SQ3R 61
struktur batin puisi 116, 118
suasana 10, 12, 13, 15
sufiks 102, 104, 131, 138, 139, 140, 141, 143
T
tabel 157, 159, 162, 163, 164, 166
taktransitif 73, 75
teks 1, 2, 3, 4, 5, 7, 14, 15, 16
tema 1, 4, 8, 13, 16, 55, 56, 58, 60
tempo 18
tipografi 12, 13
tokoh 5, 7, 14, 55, 58, 60
topik 1, 9, 10, 61, 67, 69, 123, 124, 128
transitif 73, 75
U
unsur
berita 3, 4, 14, 15
sastra 4
W
wartawan 5
wawancara 93, 98, 100, 101, 102, 104, 106
Tidak ada komentar:
Posting Komentar